FACTSHEET
Utamakan :
KONDOM
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI
FACTSHEET
NON HORMONAL
Metode Amenore Laktasi (MAL) Kondom Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Abstinensia (Kalender) Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan Vasektomi)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, Contraceptive Prevalence Rate (CPR) metode kontrasepsi cara modern telah mencapai 55,8%. Namun demikian, metode kontrasepsi masih didominasi oleh metode jangka pendek, yaitu suntik (32,3%) dan pil (12,8%). Sementara penggunaan kontrasepsi jangka panjang menggunakan AKDR masih sangat sedikit, yaitu hanya 5,1%. Untuk itu pada tahun 2012, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan tenaga pelatih KB Pasca Persalinan di 30 provinsi dan telah menyusun Pedoman Pelayanan KB Pasca Persalinan yang dilengkapi dengan Panduan Praktis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pascaplacenta kerjasama dengan BkkbN. Alat/Cara KB yang digunakan Sterilisasi Perempuan Sterilisasi Pria Pil IUD/AKDR/Spiral Susuk Suntikan Kondom Diagfragma Pantang berkala Sanggama Terputus Amenorrhea Laktasi Lainnya Tidak menggunakan Riskesdas 2010 2.1 0.1 12.8 5.1 1.4 32.3 1.1 0.1 0.4 0.3 0.1 1.5 44.2
HORMONAL
Progestin: pil, injeksi ,dan implan Kombinasi: pil dan injeksi Dari seluruh alat dan obat kontrasepsi yang dapat digunakan pada pasca persalinan, yang paling berpotensi untuk mencegah missed opportunity ber-KB adalah AKDR PASCAPLASENTA, yakni: pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dalam 10 menit setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan uterus pada operasi caesar).
Dengan tersedianya tenaga pelatih, pedoman, dan panduan praktis di setiap provinsi, diharapkan dapat menghasilkan tenaga kesehatan yang handal dalam memberikan pelayanan KB pasca persalinan.
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia