Anda di halaman 1dari 26

BAB I PENDAHULUAN Pada beberapa tempat didunia seperti Australia, Inggris dan Amerika Serikat, insidens kanker kulit

akan meningkat. Umumnya yang terkena adalah orang kulit putih yang banyak terpajan sinar matahari. Di Indonesia, insidens kanker kulit sebanyak di negera-negara tersebut. Walaupun demikian, kanker kulit perlu dikenali karena dapat menyebabkan kecacatan sehingga merusak penampilan dan pada stadium lanjut dapat berakibat fatal. Kanker kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali dan dapat merusak jaringan disekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel yang terkena akan tetapi yang paling sering muncul adalah Karsinoma Sel Basal (KSB), Karsinoma Sel Skuamosa KSS) dan Melanoma Maligna (MM). KSB dan KSS seringkali digolongkan ke dalam kanker kulitnon melanoma (KKNM). Perubahan apapun yang terjadi pada kulit baik bentuk warna atau ukuran seperti perubahan pada kanker kulit misalnya seperti tahi lalat.

1|KANKER KULIT FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

BAB II LAPORAN PENDAHULUAN KANKER KULIT A. Definisi Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit, sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu, sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan, 2005). Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkontrol sehingga bisa mengganggu dan merusak sel-sel jaringan lain. Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma (KKNM). Kanker kulit adalah pertumbuhan sel-sel pada kulit pada taraf abnormal. Penyebab kanker kulit berbeda-beda dan tingkat keganasan kanker pun berbeda-beda. Kanker kulit paling umum terjadi pada lapisan sel skuamosa, basal dan melanosit. Kanker kulit biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit), sehingga tumor (benjolan) dapat terlihat dari luar, sehingga kanker kulit merupakan jenis kanker yang paling mudah ditemukan gejalanya pada stadium awal. Kanker kulit juga merupakan kanker yang paling sedikit resiko kematiannya pada penderita, ini disebabkan karena kulit jarang dapat mencapai organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, ginjal dan batang otak pada manusia.

B. Anatomi Fisiologi a. Lapisan Epidermis Lapisan terluar kulit yang menyelimuti permukaan tubuh kita, terus menerus mengalami pergantian sel, diperkirakan setiap hari kita mengalami kehilangan sel kulit sebanyak 250 gr tapi selalu diimbangi dengan terjadi pembentukan sel kulit baru dengan proses mulai dari pembelahan sel sampai dengan pelepasan sel diperlukan
2|KANKER KULIT FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

waktu 14-28 hari, dengan rincian 14 hari untuk proses pembelahan sel serta diferensiasi (pematangan) dan 14 hari lagi untuk proses pelepasan sel. Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah, sehingga kiriman nutrisi untuk sel di lapisan ini sangat tergantung dari kiriman darah di lapisan dermis (lapisan di bawahnya), di lapisan epidermis juga tidak terdapat serabut-serabut syaraf, namun banyak terdapat sel-sel langerhans yang berfungsi sebagai perlawanan kulit terhadap berbagai

mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi, Lapisan epidermis itu sendiri terbagi dalam 4 lapisan (dimulai dari lapisan terbawah kelapisan atas). a. Lapisan germinatum / lapisan basal (pada gambar dengan kode SC) Lapisan terbawah dari lapisan epidermis yang bergerak secara terus menerus menuju keatas memisahkan antara lapisan epidermis dengan lapisan dermis, gambaran dari lapisan ini adalah :

Disusun oleh sel basal aktif yang terus menerus membelah diri, seperti terlihat pada gambar, sel di bagian ini mempunyai inti (berwarna gelap) yang sangat penting dalam proses pembelahan sel, sehingga bagian inilah yang terus menerus membuat sel-sel kulit baru untuk mengantikan bagian sel-sel yang tua dan rusak, oleh karena itu disebut juga sel induk. Proses pembelahan sel atau istilah medis di sebut mitosis, aktif terjadi pada malam hari antara jam 12.00 -0.400 pagi, itulah mengapa kulit wajah kita memerlukan cream malam, salah satunya untuk memberi nutrisi bagi metabolisme sel kulit. sehingga proses metabolisme kulit berjalan lancar. Proses mitosis ini sendiri dapat dipicu dengan bahan Natrium Lauril sulfat sehingga terjadi peremajaan sel

3|KANKER KULIT FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

secara terus menerus, namun kortikoid dan flusinolon asetonida dapat menganggu proses regenerasi sel dengan menghambat proses mitosis.

Bagian ini juga cikal bakal terbentuknya keratinocit baru (akan lebih diperjelas pada sel lapisan kulit berikutnya). Terdapat melanocyt yaitu sel yang memproduksi melanin untuk memberi warna pada kulit, dan yang paling penting fungsi melanocyt untuk melindungi DNA di inti sel kulit agar tidak bermutasi karena radiasi sinar matahari. Mutasi DNA di inti sel kulit karena sinar matahari dapat menyebabkan kerusakan sel sehingga terlihat lebih cepat menua dan dapat menyebabkan kanker.

Paparan sinar matahari yang sering pada kulit wajah menyebabkan produksi melanin makin meningkat dan sel-sel melanocyt yang memproduksi melanin menggandakan diri lebih cepat yang sebenarnya bertujuan melindungi sel kulit dari kerusakan tapi menjadikan warna kulit lebih gelap dan terbentuk flek. Disinilah sangat diperlukan pemakaian sunscreen yang tepat, mempunyai daya kerja bertahan lama dilapisan tanduk/stratum corneum dan mempunyai efek depo yang lama (mampu menahan zat aktif lebih lama dikulit dan dikeluarkan secara perlahan-lahan sesuai kebutuhan saat aktivitas kita yang lama dibawah matahari) serta mampu memantulkan kembali radiasi sinar matahari dengan kandungan SPF yang sesuai (gambar dibawah dengan jelas menunjukkan perbandingan antara kulit yang terlindung dari matahari mis : pemakaian sunscreen yang tepat dengan kulit yang terpapar matahari menyebabkan warna kulit lebih gelap dan terjadi kerusakan sel-sel kulit).

4|KANKER KULIT FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

1. Lapisan Stratum soinosum/prickle-cell layer (pada gambar kode SS) Adalah lapisan di atas sel basal tersusun dari sel keratinocyt bertugas mengisi sel-sel dengan protein keratin yang bersifat bahan keras sehingga dapat melindungi lapisan sel basal yang aktif membelah agar terhindar dari subtansi yang dapat merusak dan dari infeksi mikroorganisme serta mengurangi kehilangan kelembaban sel kulit.

Keratinocyt yang ada dilapisan ini juga memproduksi lemak perekat dilapisan tanduk. Sel-sel dibagian ini ada sebagian yang masih hidup dan aktif membelah diri terutama sel yang paling dekat dengan lapisan sel basal. Sel-sel yang sudah penuh terisi keratin secara berangsur-angsur akan mati dan naik kepermukaan. Lapisan keratin ini tidak semua dapat di tembus oleh kandungan produk kosmetik atau perawatan wajah, hanya yang dapat bersenyawa dengan protein keratin saja yang dapat melewati lapisan ini, itulah mengapa banyak produk perawatan wajah maupun kosmetik hanya mampu bekerja di permukaan kulit. Pada bagian kulit, kita tidak dapat melihat lapisan keratin ini dengan kasat mata tapi anda dapat dengan jelas melihat zat keratin yang menjadi kuku mapun rambut, itulah dia protein keratin. 2. Stratum Granulosum (pada gambar kode SGR)

Sel dilapisan ini sudah merupakan sel mati dan tidak dapat membelah diri tersusun dari sel-sel keratin atau sel yang sudah berisi bahan protein dan mengeras, filaggrin penghubung bagian luar dan banyak terdapat bahan dengan tetap

merupakan sel sel keratin untuk

5|KANKER KULIT FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

memberikan nutrisi bagi sel keratin melalui cairan antar sel karena bagian sel ini semakin jauh dari aliran darah. Pada orang kekurangan filaggrin dapat menyebabkan kulit kering bersisik dan mengelupas secara terus menerus. Karena letak lapisan ini makin jauh dari aliran darah maka sedkit saja pembuluh darah yang ada di lapisan dermis mengalami gangguan aliran darah, maka akan sangat mempengaruhi lapisan ini, sehingga sel kulit di lapisan ini akan menjadi semakin pipih dan mati sebelum waktunya, itulah yang menyebabkan kondisi kulit kita terlihat kusam dan tidak sehat, bila aliran darah kepermukaan kulit tidak lancar, padahal sering sekali pada kenyataannya pembuluh kapiler darah di lapisan dermis yang memberi nutisi pada kulit mudah sekali mengalami hambatan dan gangguan salah satunya disebabkan oleh diding pembuluh kapiler dan struktur jaringan kolagen di lapisan dermis tidak adekuat, hal itu juga yang menyebabkan mengapa walaupun sudah mencuci muka dengan bersih tapi wajah tidak terlihat bersinar. 3. Stratum Lucidum (pada gambar dibawah dengan kode SL) lapisan tebal sel berbentuk gepeng yang tidak berwarna dan bening, banyak terdapat zat eleidin (lapisan mengeras) yang ditemukan hanya pada lapisan telapak kaki dan tangan

sehingga terlihat pada bagian tersebut lebih tebal, tentusaja ketebalan ini berfungsi sebagai pelindung. 4. Stratum corneum /lapisan Horny/ lapisan tanduk/lapisan bersisik (pada gambar kode SC) Merupakan lapisan paling atas tersusun dari 15 20 lapisan sel, diantara sel-selnya terdapat lemak yang berfungsi sebagai perekat antara sel-sel, ibarat seperti susunan batu bata dengan semen (pada gambar terlihat no.1 sel tanduk, no.2 lemak). Selain itu lemak antar sel juga untuk menstabilkan lapisan tanduk, menjaga kesediaan air untuk kelembaban dengan kemampuan tinggi menyerap air , mencegah kulit dari kekeringan dan dehidrasi saat penguapan akibat panasnya matahari, menjaga
6|KANKER KULIT FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

elastisitas dan kekenyalan kulit, dan sebagai lapisan yang menyaring serta mencegah sel-sel kontak dengan mikroorganisme, toksin, bahan-bahan kimia atau zat alergen yang dapat merusak. b. Lapisan Dermis Lapisan yang mempunyai ketebalan 4x lipat dari lapisan epidermis (kira-kira 0.25-2.55mm

ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung dan penyokong lapisan epidermis dan mengikatkannya pada lapisan dalam hipodermis. Lapisan ini terbagi atas Lapisan Papilari dan Lapisan Retikular.

- Lapisan papilari Lapisan papilari merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan longgar

penghubung

yang

menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast dan sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme yang menembus lapisan dermis, tentu saja berfungsi sebagai pelindung. Di lapisan ini juga terdapat sejumlah kecil elastin dan kolagen. Lapisan ini berbentuk gelombang yang terjulur kelapisan epidermis untuk memudahkan kiriman nutrisi kelapisan epidermis yang tidak mempunyai pembuluh darah. Lapisan Subcutis

Lapisan subcutis merupakan lapisan dibawah dermis yang etrsusun dari sel koalgen dan lemak tebal untuk menyekat panas sehingga kita dapat beradaptasi dengan perubahan temperatur luar tubuh kita karena perubahan cuaca, selain itu juga lapisan subcutis dapat menyimpan cadangan nutrisi bagi kulit.

C. Etiologi Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
7|KANKER KULIT FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Paparan Sinar Ultraviolet (UV) Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.

Kulit Putih Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit dari pada orang yang memiliki kulit lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.

Paparan Karsinogen Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan bantuan zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).

Genetik/Faktor Keturunan Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.

D. Patofisiologi Tumor kulit dapat terbentuk dari berbagai jenis sel dalam kulit seperti sel-sel epidermis dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas dan dapat terlokalisis dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan.
8|KANKER KULIT FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Insiden karsinoma sel basah berdasar dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis dan lama total pajanan langsung terhadap matahari, pada pelaut dan petani contohnya, dan sering terpajan matahari seperti wajah, kepala dan leher. Spektum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang panjang gelombangnya berkisar antara 280 320 nm dan penyebab lain iradasi dengan sinar x, fakto genetic tetapi jarang ditemui seperti albino dan xeroderma pigmentosum. Spektum matahari inilah yang membakar dan membuat kulit menjadi rusak (perubahan warna kulit menjadi cokelat).

E. Klasifikasi kanker kulit Kanker kulit secara umum dibagi atas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu Karsinoma Sel Basal (KSB) dan Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) (Dalimartha Setiawan, 2005). -Non malenoma maligna1. Karsinoma Sel Basal (KSB) Definisi Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut. Kanker kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. (Brunner and Suddarth, 2002). Manifestasi klinis Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah dan leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002). Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu abu mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005). Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu: Tipe Nodulo-ulseratif

9|KANKER KULIT FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi dan keras. Tipe Berpigmen Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat menyerupai melanoma. Tipe Morfea / Fibrosing / Sklerosing Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan. Tipe Superfisial Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat. Tipe Fibroepitelial Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler dengan warna yang bervariasi. 2. Karsinoma Sel Skuamosa(KSS) Defnisi Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari, karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002). Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah. Metastase menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002). Manifestasi klinis

10 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan (Marwali, 2002). Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005). Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat berupa : Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas. Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau. Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke kelnjar limfe regional atau ke organ-organ dalam. Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi. -Melanoma maligna Definisi Melanoma Maligna Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis dan kadang-kadang sel subkutan (Brunner and Suddarth, 2002). Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).
11 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005). Manifestasi klinis Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti: 1. 2. 3. 4. 5. Perubahan dalam warna Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat) Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit) Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen

Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah berdarah, ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus juga lebih curiga. Yang harus diwaspadai apabila saat tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu: A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak rata. C=Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya lebih besar dari 6 mm (Marwali, 2000).

Klasifikasi melanoma maligna Melanoma superfisial Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan serta ektremitas bawah. Melanoma lentigo-maligna

12 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan dorsal

tangan,kepala dan leher pada orang yang berusia lanjut. Melanoma noduler Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai blueberry dengan permukaan yang relatife licin seta berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang buruk. Melanoma akral-lentigonosa Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit gelap. Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma maligna dalam 5 stadium yaitu: Stadium I Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal Stadium II Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas Stadium III Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis Stadium IV Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis Stadium V Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan Stadium VI Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung melanin. Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
13 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Stadium I Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar limfe regional.

Stadium II Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional Stadium III Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.(Marwali, 2000).

F. Manifestasi Klinik 1) Benjolan kecil yang membesar Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin, permukaannya mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal kadang kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah dila dangkat. 2) Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila disentuh. 3) Tahi lalat yang berubah warna Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik. 4) Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi. 5) Bercak kecoklatan pada orang tua Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit. 6) Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah
14 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah. (Dalimartha, 2005).

G. Pencegahan kanker kulit Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat kekuningan jika kulit anda mudah terbakar. Hindari pajanan sinr matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi sinar UV terjadi intensif antara pukul 10.00 wib 15.00 wib. Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena sinar UV Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya:topi, kemeja tangan panjang). Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan.

H. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis. a) Pembedahan Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kirakira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, tau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma. b) Kemoterapi Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling
15 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin ( DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas. c) Terapi biologis Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan interperon, interleunkin, dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi. Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah: Eksisi bedah: tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor Pembedahan mikrografik moh: merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang malignan. Bedah elektro merupakan tekhnik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan energi listrik. Bedah beku tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing (alat jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi. Terapi radiasi terapi ini sering dilakukan untuk kanker keloak mata, ujung hidung dan daerah didekat struktur yang vital. 2. Penatalaksanaan perawat

16 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah: Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan. Pemberian analgetik yang tepat. Meredakan ansietas Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.

I. Pemeriksaan penunjang Laboratorium test dan Cuci darah. Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic. Biopsy jaringan Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan. Pemeriksaan darah, Pemeriksaan Sinar X, atau CT scan. Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

17 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KANKER KULIT

Pengkajian 1. Aktivitas / Istirahat. Gejala : Stress kelelahan ataupun keletihan. Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, misalnya : nyeri, ansietas, berkeringat malam. 2. Sirkulasi. Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.

Kebiasaan: Perubahan pada tekanan darah. 3. Integritas ego. Gejala : Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengganti stress (mis : merokok, minum alkohol, menunda cari pengobatan, keyakinan religius). Masalah tentang perubahan dalam penampilan, mis : alopesia, lesi, cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, kehilangan kontrol, depresi. Tanda : 4. Eliminasi. Gejala : Perubahan pada pola defekasi, mis : darah pada feces, nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius, mis : nyeri / rasa terbakar pada saat berkemih, hematuri, sering berkemih. Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi umum. Menyangkal, menarik diri, marah.

5. Makanan / Cairan. Gejala: Kebiasaan diet buruk (mis : rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan, perubahan pada berat badan, penurunan BB hebat, kakeksia, berkurangnya massa otot. Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.

6. Neurosensori. Gejala : Pusing, sincope.

7. Nyeri / Kenyamanan.
18 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Gejala :

Tidak ada nyeri, atau derajat nyeri bervariasi, mis : ketidak nyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).

8. Pernafasan. Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan asbes. 9. Keamanan. Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama / berlebihan. Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.

10. Seksualitas. Gejala : Masalah seksual mis : dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan, nuligravida lebih besar dari usia 30 th, multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, herpes genital. 11. Interaksi sosial. Gejala : Ketidak adequatan / kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinaan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran.

19 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

1) Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubngan dengan kompresi/destruksi jaringan saraf. Tujuan yang diharapkan : Melaporkan penghilangan nyeri yang maksimal. Mendemonstrasikan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi untuk situasi individu. Intervensi Mandiri: 1. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas ( skala0-10) dan tindakan penghilang yang digunakan. Rasional: Memberikan informasi data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi. Pengalaman nyeri adalah individual yang digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional. 2. Berikan tindakan kenyamanan dasar missal; reposisi, gosokan punggung dan aktivitas hiburan seperyi televisi. Rasional: Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian. 3. Evaluasi atau sadari terapi tertentu misalnya; pembedahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi. Ajarkan pasien atau orang terdekat apa yang diharapkan. Rasional: Ketidaknyamanan rentang luas adalah umum misalnya nyeri insisi, kulit terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala. Tergantung pada prosedur agen yang digunakan. Kolaborasi: 1. Kembangkan rencana manegement nyeri dengan pasien dan dokter. Rasional: Rencana terorganisasi mengembangkan untuk kesempatan kontrol nyeri terutama dengan nyeri kronis, pasien atau orang terdekat harus aktif menjadi partisipan dalam management nyeri di rumah. 2. Berikan analgesik sesuai indikasi misal; bromptons cock-tail, morfin, metadon atau campuran narkotik IV khusus, berikan hanya untuk memberikan analgesik dalam sehari.

20 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Rasional: Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual berbeda. Saat perubahan penyakit atau pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan. Adiksi atau ketergantungan pada obat bukan masalah. 2) Diagnosa Keperawatan : Ansietas berhubungan degan krisis situasi Tujuan yang diharapkan: Menunjukan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut. Tampak relaks dalam melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi. Intervensi: Mandiri: 1. Tinjau ulang pengalaman pasien atau orang terdekat sebelumnya dengan kanker. Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah kesimpulan pasien telah dicapai. Rasional: Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman dengan kanker. 2. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Rasional: Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosis. 3. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untu bicara. Rasional: Membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan terkontrol. 3) Diagnosa Keperawatan: Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan perubahan status nutrisi. Tujuan yang diharapkan: Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk kondisi khusus. Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan penyembuhan cepat.

21 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Intervensi Mandiri: 1. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau perlambatan penyembuhan luka. Tekankan pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberian perawatan. Rasional: Efek kemerahan dan kulit samak(reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area radiasi. Deskuamasi kering(kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab(lepuh), userasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis dan kelenjar keringat juga daoat terlihat. Selain itu reaksi kulit misalnya ruam alergik, hiperpigmentasi, pruritus dan alopesia dapat terjadi pada beberapa agen kemoterapi. 2. Mandikan dengan air hangat dengan sabun ringan. Rasional: Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit. 3. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk. Rasional: Membantu mencegah friksi atau trauma kulit. 4. Balikan atau ubah posisi dengan sering. Rasional: Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit atau jaringan yang tidak perlu. 4) Diagnosa Keperawatan : Resiko terjadinya infeksi ditandai dengan imunosupresi. Tujuan yang diharapkan: Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam inetrvensi untuk mencegah atau mengurangi rsiko infeksi. Tetap tidak demam dan mencapai pemulihan tepat pada waktunya.

22 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Intervensi Mandiri: 1. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staff dengan pengunjung. Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai indikasi. Rasional: Lindungi pasien dari sumber-sumber infeksi seperti pengunjung dan staff yang mengalami ISK. 2. Tekankan personal higiene. Rasional: Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder. 3. Pantau suhu. Rasional: Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikosteroid atau antiinflamasi karena berbagai faktor misalnya efek samping kemoterapi proses penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk dimulai dengan segera. 4. Kaji semua sistem misal; kulit, pernapasan, genitourinaria terhadap tanda dan gejala infeksi secara kontinu. Rasional: Pengenalan dini dan intervensi segera dapat mencegah progresi pada situasi atau sepsis yang lebih serius. Kolaborasi: 1. Pantau JDL dengan SDP diferensial dan jumlah granulosit dan trombosit sesuai indikasi. Rasional: Aktifitas sum-sum tulang dihambat oleh efek kemoterapi status penyakit atau terapi radiasi. Pemantauan status mielosupresi penting untuk mencegah komplikasi lanjut misalnya infeksi anemia atau hemorajik dan jadwal pemberian obat. Nadir(titik terendah penurunan jumlah darah) terlihat 7-10 hari setelah pemberian kemoterapi. 2. Dapatkan kultur sesuai indikasi. Rasional: Mengidentifikasi organisme penyebab dan terapi yang tepat.
23 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

3. Berikan antiobiotik sesuai indikasi. Rasional: Mungkin digunakam untuk mengidentifikasi infeksi atau diberikan secara profilaktik pada pasien imunosupresi.

24 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali. Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan. Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: Paparan Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor Keturunan. Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan. B. Saran 1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien. 2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa keperawatan.

25 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

DAFTAR PUSTAKA Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC. Engram, Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC. http://akhlisnurse.blogspot.com/2011/07/makalah-kanker-kulit.html. Diakses pada hari Jumat 9 November 2013 http://perawathati.blogspot.com/2012/05/askep-ca-kulit.html. Diakses pada hari Jumat 9 November 2013 http://nisya257chubby.blogspot.com/2012/03/askep-kanker-kulit.html. Diakses pada hari Jumat 9 November 2013 http://uchiha777.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-kanker-kulit.html. Diakses pada hari Jumat 9 November 2012 http://www.beritakanker.com/2012/03/23/askep-kanker-kulit/. Diakses pada hari Jumat 9 November 2013

26 | K A N K E R K U L I T FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

Anda mungkin juga menyukai