Anda di halaman 1dari 14

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Parturan perundangundangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi Kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang menejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidak tepat dan tidak tepat waktu. Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan yang tidak terlepas dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer, terkhusus pada bidang-bidang dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi komputer, baik dibidang piranti lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat pesat, disisi lain juga berkembang kearah yang sangat mudah dari segi pengaplikasian dan murah dalam biaya. Solusi untuk bidang kerja apapun akan ada cara untuk dapat dilakukan melalui media komputer, dengan catatan bahwa pengguna juga harus terus belajar untuk mengiringi kemajuan teknologinya. Sehingga pada akhirnya, solusi apapun teknologi yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia yang menggunakannya. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkt pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi terhadap pelaksanaan program-program kesehatan.

1.2.Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi mengenai sistem informasi kesehatan 2. Untuk mengetahui sistem informasi secara komputerisasi 3. Untuk mengetahui alur pelaporan sistem informasi kesehatan

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sistem adalah kumpulan dari beberapa elemen yang saling berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Elemen-elemen yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing) dan keluaran (output). Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi berarti bagi penerimanya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Computer Based Information System (CBIS) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah computer-based atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi.

2.2. Konsep Dasar 2.2.1. Konsep Dasar Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umu, yaitu : 1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur 2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan. 3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. 4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. 2.2.2. Konsep Dasar Informasi Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berart i bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengabilan keputusan. 2.2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua t ingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.

2.3. Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Secara Komputerisasi Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan maupun ketidak kompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain: 1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System). Pada pembahasan selanjutnya, yang dimaksudkan dengan sistem informasi adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Isu penting yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi informasi dalam sistem informasi suatu organisasi adalah : a. Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi. b. Informasi yang tersedia, tidak relevan. c. Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen. d. Informasi yang ada, tidak tepat waktu. e. Terlalu banyak informasi. f. Informasi yang tersedia, tidak akurat. g. Adanya duplikasi data (data redundancy). h. Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel. 2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis. Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti. 3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh:

a) Perkembangan organisasi tersebut Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi juga akan berkembang sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang sekarang digunakan sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan organisasi tersebut. b) Perkembangan teknologi informasi Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung beroperasinya sistem informasi tidak bisa berfungsi secara efisien dan efektif. c) Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi. Sistem informasi yang baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan dari para pemakai. 4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi itu sendiri. Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika

dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan sistem informasi yang terpadu. Sistem informasi, pada

dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang harus berjalan secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang terotomatisasi (aspek komputer). Pengembangan sistem informasi yang berhasil apabila dilakukan dengan mengembangkan kedua aspek tersebut. Sering kali pengembang sistem informasi hanya memfokuskan diri pada

pengembangan aspek komputernya saja, tanpa memperhatikan aspek manualnya. Hal ini di akibatkan adanya asumsi bahwa aspek manual lebih mudah diatasi dari pada aspek komputernya. Padahal salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi adalah dukungan perilaku dari para pengguna sistem informasi tersebut, dimana para

pengguna sangat terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi pada aspek manualnya. 5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.
6

Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti: Penyusunan Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu sistem informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi. 6. Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistik). Pada banyak kasus, pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan

pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu. Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit

struktural yang ada di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain sistem informasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem. 7. Informasi telah menjadi aset organisasi. Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive advantage), karena keberadaan informasi tersebut:
7

a) Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja, b) Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan, c) Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat tersebut dalam persaingan lokal maupun global. 8. Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah dipahami. Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya. organisasi

2.4. Peranan SIK dalam Sistem Kesehatan Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 building block atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah: 1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan) 2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan) 3. Health worksforce (tenaga medis) 4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan) 5. Health information system (sistem informasi kesehatan) 6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah) Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hokum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu: 1. Upaya kesehatan 2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
8

3. Pembiayaan kesehatan 4. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan 5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan 6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan 7. Pemberdayaan masyarakat. Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap Sistem Informasi kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System). Melalui hasil

pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapa menghasilkan hal-hal sebagai berikut : 1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah. 2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan lain. 3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan. 4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah. 5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif. 6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders. 7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
9

8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir. 9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran. 10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif. 11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan. Dinas Kesehatan telah menetapkan visi yaitu tersusunnya sistim informasi kesehatan di dinas kesehatan melalui ketersediaan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu di setiap jenjang administrasi. Dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan kesehatan telah dibangun sedemikian rupa agar setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju pencapaian visi dan misi tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

3.5. Cara Pelaporan Informasi Kesehatan Pelaksanaan Program EWARS a. Dinas Kesehatan Kota Manado Mulai melaksanakan Pelaporan Kasus melalui sistem Ewars sejak Minggu Epidemiologi ke-40 Tahun 2010. b. Sistem ini merupakan pelaporan data mingguan yang sebelumnnya dilaporkan dengan format W2 c. Melibatkan seluruh sarana kesehatan (15 PKM) yang pelaporannya dilakukan 1 kali dalam seminggu setiap hari sabtu yang dimulai dari Petugas Pustu dan bidan.

10

Cara Pelaporan : Petugas Surveilans Puskesmas : 1. Menerima SMS dari unit kesehatan (pustu, polindes dan bidan), dan membuat transkrip setiap SMS kedalam format mingguan. Contoh : bila terdapat 4 pustu yang melapor ke PKM, maka harus mengisi 4 format mingguan (1 format pustu/bidan) 2. Hubungi unit yang tdk mengirimkan sms laporan 3. Siapkan format minguan puskesmas yang berisi agregasi data dari PKM tersebut dan semua unit pelapor dibawahnya. Petugas Surveilans Kota Manado 1. Menerima SMS dari 15 Puskesmas dan membuat transkrip setiap sms dalam format mingguan 2. Merekap kelengkapan dan ketepatan laporan dan menghubungi PKM bila ada yang belum mengirimkan laporan. PKM yang dianggap terlambat apabila laporannya diterima pada hari selasa pagi 3. Mengisi laporan kedalam format Mingguan 4. Entri data ke sistim Ewars, apabila terdapat data yang kurang jelas segera verifikasi melalui sms ke petugas Surv PKM yang bersangkutan 5. Memeriksa Alert, apabila terdapat alert segera di RESPONS balik ke PKM dan ke bidang program yang terkait 6. Mengirim File export ke Surveilans Propinsi melalui email : Ewars_sulut@yahoo.com 7. Membuat Buletin mingguan untuk masing-masing

11

BAB III. PENUTUP

3.1.Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimplkan bahwa : 1. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam

kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 2. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi, pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System). Isu penting yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi informasi dalam sistem informasi suatu organisasi adalah : a. Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi. b. Informasi yang tersedia, tidak relevan. c. Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen. d. Informasi yang ada, tidak tepat waktu. e. Terlalu banyak informasi. f. Informasi yang tersedia, tidak akurat. g. Adanya duplikasi data (data redundancy). h. Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel. 3. Cara Pelaporan informasi kesehatan yaitu Petugas Surveilans Puskesmas menerima SMS dari unit kesehatan (pustu, polindes dan bidan), dan membuat transkrip setiap SMS kedalam format mingguan, kemudian menghubungi unit yang tidak mengirimkan sms laporan dan menyiapkan format minguan puskesmas yang berisi agregasi data dari PKM tersebut dan semua unit pelapor dibawahnya. Petugas Surveilans Kota Manado menerima SMS dari 15 Puskesmas dan membuat transkrip setiap sms dalam format mingguan, merekap kelengkapan dan ketepatan laporan dan menghubungi PKM bila ada yang belum mengirimkan laporan. PKM yang dianggap terlambat apabila laporannya diterima pada hari selasa pagi, mengisi laporan kedalam
12

format mingguan, entri data ke sistim Ewars, apabila terdapat data yang kurang jelas segera verifikasi melalui sms ke petugas Surv PKM yang bersangkutan, memeriksa Alert, apabila terdapat alert segera di RESPONS balik ke PKM dan ke bidang program yang terkait, mengirim File export ke Surveilans Propinsi melalui email :

Ewars_sulut@yahoo.com dan yang terakhir Membuat Buletin mingguan.

3.2. Saran Diharapkan bagi para pembaca agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan sistem informasi kesehatan, dan dapat menjelaskan mengenai sistem informasi komputerisasi dan bagaiman proses pelaporan informasi kesehatan.

13

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, Definisi Sistem Informasi Kesehatan. (http://sikkotasemarang.wordpress.com/2011/11/24/definisi-sistem-informasi-kesehatan/) di akses pada tanggal 1 Desember 2012. Anonymous, Pengertian Sistem Informasi Kesehatan dan Sistem Informasi Keperawatan (http://nurhotimah18.blogspot.com/2012/07/pengertian-sistem-informasi-kesehatan.html) di akses pada tanggal 1 Desember 2012.

Anonymous, Sistem Informasi Kesehatan (http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=sistem%20informasi%20kesehatan&source= web&cd=1&cad=rja&sqi=2&ved=0CCcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fyoyoke.web.ugm. ac.id%2Fdownload%2Fsik%2520dan%2520sirs.pdf&ei=AEy8UPmrG4bPrQfc_YCQAg& usg=AFQjCNHILoGeDlDkit6I9bCLkVO_WkXXyA) di akses pada tanggal 1 Desember 2012.

Anonymous, Sistem Informasi (http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=hubungan%20sistem%20informasi%20keseh atan%20dengan%20komputerisasi%20&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CDoQFjAD &url=http%3A%2F%2Fapr1lsi.comuf.com%2FSI.pdf&ei=I1C8UKCtKYzqrQeCk4DYBg&usg=AFQjCNFXFCOD1jS A17HjZWat66HBX6RdmA) di akses pada tanggal 1 Desember 2012

14

Anda mungkin juga menyukai