KEPANITERAAN OBGYN RSUD PASAR REBO PERIODE 30 APRIL 2012 7 JULI 2012
KASUS
Nama: Ny. TA (28 tahun)
Pemeriksaan Fisik KU: baik Kes: cm TD: 110/70 mmHg Pemeriksaan Obstetri TFU: 34 cm Prekep, puki DJJ : 140 x/m, reaktif
Pemeriksaan dalam Portio tebal lunak, pembukaan 1 cm, ketuban +, kepala H1.
Diagnosis Kerja G1P0A0 hamil 39 minggu PK 1 Laten, janin tunggal hidup presentasi kepala
Tatalaksana Infus D5% 20x/m AB Pycin 1,5 gram IV extra Partus Tanggal 27 mei 2012, jam 09.30 WIB Bayi Laki-laki, BB: 3100 gr, A/S: 9/10, PB: 48 cm, LK: 31cm Perineum epis grade II Perdarahan post partum : 500 cc
Tatalaksana TD post partum 100/60 mmHg Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, konsistensi keras. Perdarahan tidak berhenti -> Eksplorasi jalan lahir -> terdapat robekan portio arah jam 9-10 -> dilakukan hemostasis -> perdarahan berhenti. Infus RL + sinto 1 amp
Terdapat perdarahan post partum karena robekan portio
darah > 500 ml (pervaginam) Kehilangan darah > 1000 ml (SC) 24 jam pertama (early PPH) > 24 jam (late PPH)
INSIDENS
Gejala klinik:
Komplikasi: Syok hemoragik dan septik Sindrom Sheehan : kerusakan pada hipofisis anterior Kematian
ETIOLOGI
Penyebab : 4 T
Tone : Atoni uteri (50-60 %) Tissue : Retensio plasenta (16-17%) / sisa plasenta (2324%) Tear : Perlukaan jalan lahir (4-5%) Trombin : Gangguan koagulasi (0,5-0,8%) Inversio uteri
perdarahan postpartum.
ATONIA UTERI
PENYEBAB: Manipulasi uterus yang berlebihan, General anestesi (pada persalinan dengan operasi ), Uterus yang teregang berlebihan : Kehamilan kembar Fetal macrosomia ( berat janin antara 4500 5000 gram ) Polyhydramnion Kehamilan lewat waktu, Portus lama Grande multipara ( fibrosis otot-otot uterus ), Anestesi yang dalam Infeksi uterus ( chorioamnionitis, endomyometritis, septicemia ), Plasenta previa, Solutio plasenta.
TISSUE
Retensio plasenta Sisa plasenta Plasenta acreta dan variasinya. Retensio Plasenta : Apabila plasenta belum lahir
Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta ( plasenta adhesiva ) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vilis komalis menembus desidua sampai miometrium sampai dibawah peritoneum ( plasenta akreta perkreta ) Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III. Sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta ( inkarserasio plasenta ).
Sisa Placenta :
Tertinggalnya sebagian plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap,perdarahan segera.
TRAUMA
Sekitar 20% kasus hemorraghe postpartum disebabkan oleh trauma jalan lahir a. Ruptur uterus b. Inversi uterus c. Perlukaan jalan lahir d. Vaginal hematom
Ruptur Uteri
B.
Bagian atas uterus masuk kavum uteri Kesalahan pertolongan Kala III Gejala klinik Nyeri hebat syok Tarikan ligamentum ke dalam terowongan inversio
C.
Sering berhubungan dengan robekan perineum ekstraksi cunam kolpaporeksis (robekan vagina atas)
Luka pada vulva Robekan perineum : - Robekan derajat 1 - Robekan derajat 2 - Robekan derajat 3 - Robekan derajat 4
Anatomi
Robekan perineum
Derajat 1 :
Mukosa rectum
ROBEKAN PERINEUM
D. Endometritis atau sisa fragmen plasenta Sub involusi uterus,nyeri tekan perut bawah dan pada uterus, perdarahan, lokia mukopurulen dan berbau bila disertai infeksi.
PENANGANAN
Atonia Uteri Masase uterus Uterotonika ( infus pitosin 10-100 IU dlm 500 mL RL, methergin IV, dapat diulang 4 jam kemudian) Kompresi bimanual (24 jam) atau kompresi abdominal Metode Henkel ( menjepit cabang a.uterina kiri dan kanan melalui vagina ) Operatif:
Atonia uteri
syok atasi syok. Eksplorasi jalan lahir jika perlu dalam narkose agar lebih mudah Lakukan jahitan hemostasis jika terdapat robekan jalan lahir Berikan antibiotika profilaksis
Manual Plasenta
Plasenta Inkreta Histerektomi Inkarserasio plasenta Anastesi Umum
Plasenta Manual
Bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri Derajat 1, 2, 3 Terjadi tiba-tiba pada kala III, akibat tindakan Gejala : nyeri, perdarahan Diagnosis : fundus uteri tidak teraba, pada derajat 3 dapat ditemui ostium tubae Reposisi pervaginam segera dalam anestesi umum, bila perlu laparotomi
rupture uteri, sisa plasenta dan perlukaan jalan lahir disertai kontraksi uterus yang baik maka kecurigaan penyebab perdarahan adalah gangguan pembekuan darah. Lanjutkan dengan pemberian product darah pengganti ( trombosit,fibrinogen).
Endometritis
Berikan antibiotika yg adekuat jika perlu double dan
dosis tinggi Pemberian uterotonika seperti metergin 3x1 untuk 57 hari Jika ada sisa plasenta lakukan kuretase dalam perlindungan uterotonika
1.
2.
3.
Klasifikasi syok hemoragik Ringan, jka perdarahan < 20% vol darah Sedang , sudah timbul oliguria dan penurunan perfusi organ ke hati,usus dan ginjal Berat, nadi tak teraba dan penurunan kesadaran
sedikit,vasokonstriksi tepi ringan: kulit dingin,pucat,basah. Urin normal/sedikit berkurang.keluhan merasa dingin Syok sedang.takikardi 100-120/m.hipotensi: sistolik 90-100 mmHg,oliguria/anuria.keluhan has Syok berat.takikardi<120/m.hipotensi sistolik<60 mmHg.Pucat sekali,anuria,agitasi,kesadaran menurun
2. 3. 4. 5. 6.
Demam tinggi >38,9 C,sering diawali dgn menggigil,kemudian suhu turun dalam beberapa jam Takikardi Hipotensi sistolik <90 mmHg Ptekia,leukositosis atau leukopenia yg bergeser ke kiri,trombositopenia Hiperventilasi dgn hipokapnia Gejala lokal misalnya nyeri tekan abdomen,perirektal
Penanganan syok
1.
2. 3.
4.
Resusitasi syok hemoragik Atasi perfusi jaringan Baringkan terlentang dengan kaki ditinggikan Bebaskan jalan napas Beri O2 5-10 l/m
Resusitasi cairan
1. 2.
3.
4.
Pasang abocath no 16 G dan ambil contoh darah dan pasang kateter vena sentral Berikan RL atau Nacl fisiologis sebanyak 2-3 x darah yg keluar dgn tetesan cepat selama 20-30 menit Pertahankan tekanan vena sentral 3-8 cmH2O Pada syok hemoragik berat dapat diberika cairan koloid seperti dekstran sebanyak 10-20 ml/kgbb
Pemberian obat-obatan
Sodium bikarbonat, bila pH arteri <7,2,diberikan
dgn rumus base excess x BB x 1/3, separuh diberikan bolus iv, sisanya melalui infus Vasokonstriktor,cth dopamin, diberikan sudah diberikanresusitasi cairan Kortikosteroid Antibiotika,dosis tinggi dan kombinasi cth clindamisin 600 mg/6jam dan garamisin 2mg/kg bb/8 jam Heparin bila terjadi DIC
TERIMAKASIH