Pembicara mengenai sistem operasional lembaga keuangan syariah pada intinya adalah membicarakan tentang bagaimana kerja dan optimalisasi masing-masing bagian dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Berkaitan dengan hal itu, maka adanya job description penting.1 Job Description Berikut akan dijelaskan bagian yang terkait dalam sistem operasional bank syariah. 1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah terdiri dari 3 orang atau lebih dengan profesi hukum islam, yang dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas Syariah, berfungsi memberikan Fatwa Agama terutama dalam produk-produk bamk syariah. Kemudian bersama dengan Dewan Komisaris mengawasi pelaksanaanya. Fatwa Agama dari hasil keputusan musyawarah DPS disampaikan secara tertulis kepada Direksi dengan tindakan Dewan Komisaris. Ide baru terutama tentang produk-produk bank syariah, baik yang timbul dariDPS sendiri, dari Komisaris, dari Direksi maupun dari umat islam pada umumnya, harus melalui musyawarah DPS untuk dijadikan fatwa agama yang juga disampaikan kepa direksi secara tertulis dengan tindakan kepada Dewan Komisaris.2 Dewan Komisaris Apabila pelaksanaan produk-produk bank syariah kurang ataupun tidak sesuai dengan fatwa agama dari DPS, maka Komisaris mengadakan musyawarah bersama antara Direksi, DPS, Komisaris. Keputusan atau hasil musyawarah
1
dan
job specification
di
tersebut dijadikan fatwa agama baru, yang disampaikan kepada Direksi secara tertulis dengan tindasan kepada Dewan Komisaris. 2. Direksi Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama dan seorang atau lebih Direktur, bertugas dalam memimpin dan mengawasi kegiatan bank syariah sehari-hari, sesuia dengan kebijaksanaan umum yang telah disetujui Dewan Komisaris dalam RUPS. 3. Bidang Marketing Fungsinya sebagai aparat manajemen yang ditugaskan untuk membantu Direksi dalam menangani tugas-tugas khususnya yang menyangkut bidang marketing dan pembiayaan (kredit). Disamping itu juga berfungsi sebagai supervisi dan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan/policy manajemen. 4. Bidang operasional Fungsi bidang operasional sebagai aparat manajemen yang ditugaskan untuk membantu Direksi dalam melakukan tugas-tugas dibidang operasional bank. Fungsi tersebut meliputi aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif secara efisien dan efektif dalam rangka pelaksanaan dan pengamatan pelayanan jasa-jasa perbankan berdasarkan sistem dan prosedur operasional perusahaan yang telah ditetapkan serta sesuai dengan policy/kebijakan manajemen serta peraturan-peraturan pemerintah. 5. Bidang umum Fungsi bidang umum adalah sebagai staf/karyawan bank yang bertugas untuk membantu penyediaan sarana kebutuhan karyawan atau perusahaan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Disamping itu juga berfungsi sebagai sekretariat. Demikian pula tugas-tugas terkait dengan urusan
personalia/kepegawaian. 6. Bidang pengawasan Bidang pengawasan disini ialah penegasan manajerial yang ditangani oleh Direksi (Direktur Utama), agar perusahaaan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan serta dapat mencapai keberhasilan yang optimal. Diluar bidang
pengawasan masih juga terdapat pengawasan pembiayaan yang merupakan pengawasan fungsional. Tugas pokok bidang pengawasantersebut ialah mengawasi seluruh kegiatan bank syariah agar dapat berjalan lancar sehingga dapat mencapai keberhasilan secara baik. Job Specification Bagian-bagian yang termasuk dalam menangani secara khusus pada operasional bank syariah meliputi : a. Mobilisasi dana/ funding Bagian mobilisasi dana bartugas dalam pengumpulan dana masyarakat sesuai dengan funding yang ada, seperti saham, dopositomudharabah, tabungan mudharabah, titipan wadiah yad dhamanah, zakat, infak dan sadakah. b. Account officer (A/O) Pembina pembiayaan bertugas memproses calon debitur sehingga menjadi debitur. Selanjutnya membina debitur tersebut agar memenuhi kesangupannya terutama dalam pembayaran kembali pinjamannya, juga menyelesaikan kasus atau masalah debitur yang mungkin terjadi. Dengan demikian jauh hari sebelum menjadi debitur perlu dilakukan penangulangan kemumgkinan terjadi masalah, sehingga sejauh mungkin dihindari dengan secara preventif. c. Bagian support pembiayaan. Bersama dengan A/O mengadakan penilaian permohonan pembiayaan sehingga memenuhi kreteria dan persyaratannya. A/O dalam memproses calon debitur dalam keandalannya (kelayakannya), sedangkan bagian support pembiayaan dari segi keabsahannya. Seperti kebenaran lampiran, usaha maupun pengunaan pembiayaan, transaksi jaminan, keabssahan jaminan dll. Setelah calom debitur menjadi debitur sejauh mungkin diadakan usaha peventif (penagulanggan) kemungkinan terjadinya permasalahan. Terpaksanya ada masalah debitur, segera menyelesainya.
d. Bagian administrasi pembiayaan. Dalam [proses pembiayaan terdapat administrasi yang di tangani a/o atau pun pembagian support pembiayaan. Disamping itu setelah permohonan menjadi debitur mulai dari pencairan dananya sampai pelunasan atau pun
pembayaran-pembayaran debitur akan ditangani oleh bagian administrasi pembiayaan. e. Bagian pengawasan pembiayaan . Bagian pengawasan pembiayaan bertugas utuk memantau pembiayaan antara lain, membuat surat-surat peringatan terhadap debitur, penagihan-penagihan. Disamping itu juga mengadministrasikan jaminan ataupun mengurusi file debitur. f. Serfice assistance (S/A) S/A member informasi dalam hal operasianal kantor bank syariah. disamping itu S/A mengadministrasikan jaminan nasabah funding yang baru. g. Kas dan teller. Kas dan teller selaku kuasa bank untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan penarikan pembayaran uang. Tugas kas/teller juga mengatur dan memelihara saildo/posisi yang ada dalam tempat khasanah bank.dapat pula melakukan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan/police pekarjaan. h. Bagian jasa dan nasabah (janas) Janas berugas untuk melakukan pencatatan transaksi pembayaran nasabah (funding) kemudian melakukan penjurnalan. i. Bagian pembukuan Bagian pembukuan berugas di dalam pembuatan neraca,membuat daftar rugi/laba. Disamping itu bagian pembukakan juga bertugas dalam pembuatan laporan ke bank Indonesia dan tugas lain yang sesuai dengan police perusahaan. j. Sekretariat
k. Personalia. Bertugas dalam pekerjaan yang terkait dengan kepegawaian, seperti urusan kesejahteraan karyawan (gaji dan tunjangan), kenaikan pangkat, pendidikan latian, dan urusan kesejahteraan yang lain. l. Perbekalan/perlengkapan. Bertugas mempersiapkan sarana serta perlengkapan kantor. Dapat pula diberi tugas sesuai kebijakan perusahaan. m. Bagian keamanan dan urusan rumah tangga kantor. Bertugas mengamankan kekayaan kantor, pemeliharaannya dan rumah tangga lainnya. n. Bagian pengawasan personalia. Bertugas mengawasi personalia karyawan dan kegiatan tugasnya di bank syarian, kemudian melaporkan kepada direksi. 1. Tugas-tugas pokok bagian pengawasan personalia: Meyelengarakan daftar hadir. Membuat kartu pegawai untuk tiap karyawan, kemudian
2. Memberikan masukan, opoini pendapat maupun secara pemecahaanya. o. Bagian pengawasan Marketing. Berfungsi mengamati bidang marketing, kemudian melaporkan kepada deriksi yang membidanginya. 1. Tugas-tugas pokok bagian pengawasan marketing: Menyelengarakan register calon debitur dan kreditur.
Pencatatan kasus-kasus yang timbul didalam marketing, personalia yang mengenai Maupin tugas marketing.
p. Bagian pengawasan Operasional. Berfungsi mengamati dibidang operasional, kemudian melaporkan kepada dereksi yang membidanginya. Tugas-tugas pokok bagian pengawasan operasional: Pencatatan kasus yang terjadi dibidang operasional kantor. Secara periodic memberikan laporan kepada direksi yang membidanginya. Memberikan pemecahaanya. masukan, opini, maupun pendapat serta secara
q. Bagian pengawasan umum. Berfugsi mengamati kegiatan bidang umum dalam operasionalnya, seperti di bagian perbekalan, bagian keamanan dan urusan rumah tangga kantor, kemudian member laporan kepada direksi yang membidanginya. Tugas-tugas pokok bagian pengawasan umum:
Pencatatan kasus-kasus yang terjadi di bidang umum terutama dibagian perbekalan, keamanan, dan urusan rumah tangga. Secara periodic memberikan laporan kepada direksi yang
membidanginya. Memberikan masukan, opini maupun pendapat secara pemecahan. r. Bagian pembukuan/ Akuntansi3 Bagian ini secara langsung berurusan dengan persoalan akuntansi adalah bagian pembukukan.
3
POKOK-POKOK OPERASIONAL BANK SYARIAH Landasan hukum dalam operasional4 1. Dewan Pengawas Syariah, setelah menerima laporan dari direksi terutama yang menyangkut produk-produk bank syariah, segera mengadakan musyawarah dengan pimpinan ketuanya. hasil atau keputusan-keputusannya dituangkan dalam fatwa agama yang disampaikan kepada direksi dengan tindandasan kepada komisaris. 2. Operasional Bank Syariah yang dipimpin oleh direksi berlandaskan fatwa agama tersebut. 3. Produk-produk baru baik yang timbul dari Direksi, Komisaris, DPS maupun masyarakat pada umumnya harus melalui Fatwa Agama dari DPS yang disampaikan kepada Direksi dengan tindasan kepada Komisaris. 4. Kebijakan Direksi yang tidak sesuai dengan Fatwa Agama, karena tidak mampu berlandaskan Fatwa Agama tersebut atau pun dengan alasan lain, segera diambil oleh Komisaris ubtuk diadakan musyawarah bersama antara Direksi, DPS dan Komisaris. Hasil keputusan dijadikan Fatwa Agama dari DPS yang segera disampaikan kepada direksi dengan tindasan kepada komisaris, DPS dan komisaris mengawasipelaksanaan fatwa tersebut. Untuk pertama kali, Direksi membuat rencana kerja atau operasional dan membuat anggaran yang disampaikan kepada gubernur bank indonesia di dalam permohonan izin operasional. setelah mendapat izin operasional dari departemen keuangan, barulah bank syariah boleh melaukan kegiatan atauoperasional.sebagai kelanjutan dari operasional tahun berikutnya, direksi membat rencana kerja operasional dan anggaran yang disetujui oleh komisaris. KEGIATAN OPERASIONAL BANK SYARIAH A. Bidang Marketing 1. Sebagai langkah awal bidang marketing membuat rencana target, baik untuk
muhammad, manajemen bank syariah, (yogyakarta; sekolah tinggi ilmu manajemen YKPN, 2011) HAL 161.
produk funding maupun produk financing. dalam membuat target tersebut haruslah disesuaikan dengan rencana kerja operasional bank syariah yang dibuat oleh direksi. 2. kegiatan operasionalnya a. pemasaran produk dengan melalui beramacam-macam media pemasaran, baik media elektronik,cetak, pertemuan-pertemuan, khutbah jumat dan sebagainya. b. kegiatan funding officer dan anggotanya terutama dalam mobilisasi dana,hasinya; Funding; Saham, Deposito Mudhorobah, tabungan Mudhoobah, titipan (wadi'ah dhomanah) atau zakat,infaq, dan shadaqah (ZIS). setelah diadministrasikan oleh FO, funding yangbaru diserahkan kepasa SA ( service assistent) dan bagian jasa nasabah ( Janas ), sedangkan funding kelanjutan langsung diserahkan kepada teller atau kasir. Hasil pembiayaan diserahkan kepada A/O untuk diperoses selanjutnya.
3. Operasionalisasi account officer (A/O) atau pembina pembiayaan. Mmbuat struktur danadan alokasi dana dari dana mobilisasi tersebut untuk memenuhi permohonan pembiayaan yang masuk. Memperoses calon debitur yang masuk Membina debitur agar lancar pengembalian pembiayaan serta mengurangi resiko (menekan resiko) atas pembiayaan yang diberikan. 4. operasionalisasi bagian support pembiayaan (BSP) Memproses calon debitur dari segi keabsahan (legalitas) taksasi jaminan. mengatasi masalah debitur yang mungkin terjadi.
5. operasionalisasi bagian administrasi pembiayaan. menyiapkan surat persetujuan pembiayaan (SPP) menyiapkan aqad pembiayaan serta pengikatan jaminan. menyiapkan slip-slip pencairan pembiayaan menyiapkan angsuranuntukdebitur menyiapkan kartu pembiayaan (untuk bank) menyiapkan slip-slip pembayaran kembali, angsuran atau pelunasan.
menyelenggarakan file debitur. pengamananjaminan. khusus untuk mudhorobah atau musyarokah. membuat tabel rencana pembayaran. membuat aktualisasi pembayaran.
6. opersionalisasi bagian pengawasan pembiayaan membuat register calon debitur membuat register debitur membuat daftar rencana angsuran atau pembayaran debitur dan aktualisasinya membuat surat-surat peringatan pemecahan permasalahan debitur execusi jaminan.
B. Bidang Operasional 1. Service Operasional a. Informasi kegiatan bank syariah terutama bidang marketing dan bidang operasional. b. Pencatatan nasabah funding yang baru
2. Teller atau Kasir a. transaksi keuangan tunai: setoran dan pembayaran b. Laporan kas harian. 3. Jasa Nasabah Penyelenggaraan funding: Deposito Mudhorobah, Tabungan Mudhorobah, Nadi'ah Dhomanah, Zakst, Infaq (ZIS). a. Pembuatan kartu tabungan b. Pembuatan register deposito c. Jurnal funding d. Penghitungan Bagi hasil deposito dan tabungan mudhorobah e. bonus wadhi'ah dhomanah. 4. Bagian Tata Buku a. Pembukuan transaksi fisik pada kasir atau teller
b. Pembukuan transaksi Rekening Bank c. pembuatan Neraca dan Daftar Rugi atau laba harian d. Pembuatan Neraca dan Daftar Rugi atau laba bulanan e. Laporan ke bank indonesia. C. Bidang Umum 1. Sekertariat, bertugas untuk melakukan: a. Surat-menyurat b. Arsip dan dokumen 2. Perbekalan a, Invetarisasi Kebutuhan sesuai dengan anggaran b. Belanja barang infestasi dan biaya c. Urusan inventaris dan penyusutannya (Cadangan penyusutan) 3. Personalia a. Daftar hadir karyawan, surat-surat ijin dan surat-surat tugas b. Urusan gaji karyawan dan jaminan sosial c. Penyelenggaraan kartu pegawai dan data pegawai d.Kenaikan gaji dan pangkat e. Pendidikan dan pembinaan karyawan 4. Urusan Rumsh Tangga Kantor a. keamanan dan tata tertib kantor b. pemeliharaan kantor dan pemeliharaaninventarisasi kantor serta perlengkapan atau perbekalan kantor. D. Bidang Pengawasan 1. Pengawasan marketing a. pengawasan sesuai syariah b. pengawasan proseduril c. publik opini, masukan untuk pemecahan masalah 2. Pengawasan Porsenil a. Pengawasan dalam dinas dan pengawasan diluar dinas - pengamalan islam
- kedisiplinan - keterampilan kerja - kreativitasnya - kerjasama b. penilaian secara periodik c. pengawasan umum - pengawasan kekayaan atau investasi - pengawasan perbekalan atau biaya kantor - pengawasan akuntansi. KONSEP DASAR OPERASIONAL BANK SYARIAH Operasional bank islam didasarkan kepada perinsip jual- beli dan bagi hasil sesuai dengan syari'ah islam. perinsip-perinsip tersebut adalah sebagai berikut; 1. Al-Wadiah yaitu perjanjian antara pemilik barang (termasuk uang) dengan penyimpan (termasuk bank) di mana pihak penyimpan bersedia untuk menyimpan dan menjaga keselamatan barang dan atau uang yang dititipkan kepadanya. Jadi' al-wadiah ini merupakan titipan murni yang dipercaya kan oleh pemiliknya. 2. Al-Mudharabah yaitu perjanjian antara pmilik modal (uangatau barang) dengan penguzaha (enterpreneur). dimana pemili modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek atau usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian. pemilik modal tidak dibenarkan ikut dalam pengelolaan usaha, tetapi diperbolehkan membuat usulan dan melakukan pengawasan. Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal, kecuali apabila kerugian tersebut terjadi karena penyelewengan atau penyalahgunaan oleh pengusaha. 3. Al-Musyarakah yaitu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk membuayai suatu usaha. keuntungan dari usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan antara pihak-pihak tersebut, yang tidak harus sama dengan modal masing-masing pihak.
Dalam hal terjadi kerugian, maka pembagian kerugian dibagi sesuai besar nidal masung-masing. 4. Al-Murabahah dan Al-Bai'u Bithaman Ajil Al-murabahah yaitu persetujuan jual-beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama dengan pembayaran ditangguhkan 1 bulan sampai 1 tahun. Persetuju tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus. sedangkan al-Bai'ul bithaman Ajil yaitu; persetujuan jual beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. persetujuan ini termasuk pula jangka waktu pembayaran dan jumlah agsuran. 5. Al-Ijarah dan Al-Ta'jiri Al-Ijarah yaitu perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa yang memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah masa sewa berakhir, maka barang akan dikembalikan kepada pemilik. Sedangkan Al-Ta'jiri yaitu perjajian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah berakhir masa sewa, maka pemilik barang menjual barang tersebut kepada penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah pihak. 6. Al-Qardhul Hasan Al-Qardhul Hasan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, di mana pemnjam tidak berkewajiban untuk mengembalikan apa pun kecuali modal pinjaman dan biaya administrasi. Selain fasilitas-fasilitas di atas, Bank Islam juga memberikan fasilitas berpa produk-produk dibawah ini; 1. Al-Kafalah yaitu pemberian garansi kepada nasabah untuk menjamin pelaksanaan proyek dan pemenuhan kewajiban tertentu oleh pihak yang dijamin dengan cara bank meminta pihak yang dijamin untuk menyetorkan sejumlah dana sebagai setoran jaminan dengan perinsip al-Wadiah. Hasilnya bank akan memperoleh fee.
2.Al-Hiwalah yaitu jasa bank untuk nelakukan kegiatan transfer (kiriman uang) atau pengalihan tagihan. Dari kegiatan ini bank akan memperoleh fee sebagai imbalan. 3.Al-Jo'alah yaitu perjanjian di mana pihak pertama berjanji untuk memberi sejumlah imbalan tertentu kepada pihak kedua (amil) atas suatu usaha atau layanan proyek yang sifat dan batasan-batasanya tercantum didalam perjanjian. 4. Al-Wakalah yaitu jasa penitipan uang atau surat berharga, dimana bank mendapat kuasa dari yang menitipkan untuk mengelola uang atau surat berharga tersebut.Dalam hal ini bank akan memperoleh fee sebagai imbalan jasanya. 5. Al-Sharf yaitu kegiatan jual beli suatu mata uang dengan mata uang lainnya. jika yang diperjual belikan adalah mata uang yang sama maka nilai mata uang tersebut harus sama dan penyerahannya juga dilakukan pada waktu yang sama. transaksi ini bisa dilakukan Bank islam asal memenuhi ketentusn-ketentuan syariat, yaitu; -Harus bersifat tunai - Serah terima harus dilakukan dalam majlis kontrak -jika dalam mata uang yang sama, jumlahnya harus sama -Jika pertukaran mata uang yang berbeda bisa dilakukan dengan jumlah yang berbeda asalkan tunai. SISTEM PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA Pada sistem operasional bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya dibank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka medapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha), dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.5
5
Tim Pengembang Perbankan Syariah, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah,( Jakarta; Djambatan, 2003) hal 57-74.
sistem penghimpunan dana bank syariah meliputi : 1. Prinsip wadiah Prinsip wadiah implikasi hukumnya sama dengan qardh, dimana nasabah bertindak sebagai yang meminjamkan uang sedangkan bank sebagai peminjam. Prinsip ini dikembangkan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu intensif. Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencangkup izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat mengenakan biaya pengganti administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang benar-benar terjadi. Prinsip wadiah dalam produk bank syariah dapat dikembangkan menjadi dua jenis, yaitu : Wadiah yad Amanah dan Wadiah yad Dhomanah. 2. Prinsip mudharabah Aplikasi prinsip ini adalah bahwa deposan atau penyimpan bertindak sebagai shahibul mal dan bank sebagai mudharib. Dana ini digunakan bank untuk melakukan pembiayaan akad jual beli maupun syirkah. Jika terjadi kerugian maka bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Sistem penyaluran dana bank syariah Didalam bank islam metode penyaluran dana jauh berbeda dengan bank konvensional, karena bank islam tidak mengenal kredit dengan segala macam derivatifnya. Karena kredit akan sangat berhubungan erat dengan uang dan bunga (riba).
Sistem penyaluran dana bank syariah dapat dikembangkan dengan tiga model, yaitu : 1. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli. 2. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakuakn dengan prinsip sewa. 3. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil. a. Sitem jual beli (tijaroh) Mekanisme jual beli adalah upaya yang dilakukan dengan pola : Dilakukan untuk transfer of property Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi harga jual barang. Prinsip jual beli ini dikembangkan menjadi bentuk-bentuk pembiayaan sebagai berikut : 1. Pembiayaan Murabahah (dari kata ribhu=keuntungan) ; bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Barang diserahkan segera dan pembayaran dilakukan secara tangguh. 2. Salam (jual beli barang belum ada). Pembayaran tunai, barang diserahkan tangguh. Bank sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjual. Dalam transsaksi ini ada kepastian tentang kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan. 3. Isthisna, jual beli seperti akad salam namun pembayaranya dilakukan oleh bank dalam bebrapa kali pembayaran. Isthisna diterapkan paada pembiayaan manufaktir dan kontruksi. b. Sistem bagi hasil Bagi hasil adalah konsep yang paling lazim dan tidak ada keraguan
didalamnya, dan hampir seluruh ulama sepakat dengan transaksi bagi hasil. Transaksi bagi hasil yang dapat diterapkan dalam perbankan islam pada umumnya dibagi dalam 2 nnjenbis transaksi yaitu : 1. Mudharabah Mudharabah adalah salah satu konsep bagi hasil antara pemilik modal (shahibul mal) dengan pengelola/pengusaha (mudharib). Bank islam untuk menjalankan fungsinya menyalurkan dana masyarakat adalah dengan teknik mudharabah. Dalam hal ini bank sebagai pemilik dana (shahibul mal) yang
menginvestasikan dananya kepada suatu proyek atau pekerjaan yang dikelola oleh pengusaha (mudharib). Pengusaha mengajukan proposal untuk mengerjakan suatu proyek atau pekerjaan kepada bank dengan pola bagi hasil. Dalam hal ini bank akan memberikan modal 100% untuk dikelola oleh mitra kerjanya yaitu pengusaha tadi, dengan perjanjian bahwa jika proyek tersebut menghasilkan
keuntungan atau pendapatan dari proyek tersebut akan dibagi menurut porsi yang ditentukan (nisbah) misal, 67% untuk pemilik modal dan 33% untuk pengusaha. 2. Musyarakah Cara lain untuk menyalurkan dana masyarakat bank islam melakukan teknik musyarakah (syirkah). Yaitu percampuran dana untuk tujuan pembagian keuntungan. Musyarakah sepintas hampir mirip mudharabah. Perbedaanya yang paling mencolok adalah kalau mudharabah modalnya 100% dari pemilik dana dan pengelola hanya menyediakan keahlian dan tenaga kerja untuk menjalankan usahanya. Sedangkan
musyarakah, jika bank islam melakukan transaksi musyarakah dengan mitranya (nasabah), maka nasabah harus memiliki dana
sebagian selain keahlian dan tenaga kerja untuk mengelola usaha tersebut. 3. Pembiayaan Ada dua jenis transaksi yang dibolehkan dalam syariat islam pembiayaan. Yaitu transaksi pengalihan piutang (hawalah) dan gadai (rahn). Alasan penulis memasukan kedua transaksi ini dalam pembiayaan adalah bahwa dua kelompok transaksi diatas yaitu jual-beli dan bagi hasil berhhubungan erat dengan barang/objek yang diperjualbelikan atau proyek yang
keuntunganya dibagi hasilkan. Pada pembiayaan, tidak ada barang maupun proyek yang ditransaksikan, tetapi
murni pinjam-meminjam uang. Sekalipun dalam gadai ada barang yang disyaratkan, barang tersebut bukan merupakan objek transaksi, tetapi barang tersebut hanya merupakan jaminan bagi sipemberi pembiayaan. a. Hawalah Hawalah adalah perpindahan piutang nasabah (muhal) kebank (muhalaih). Nasabah meminta bank membayarkan terlebih dahulu piutang yang timbul baik dari jual beli maupun transaksi lainya yang halal. Atas bantuan bank untuk melunaskan piutang nasabah terlebih dahulu bank dapat meminta jasa pada nasabah, yang besarnya dengan mempertimbangkan faktor resiko bila piutang tidak tertagih. b. Rahn Rahn adalah menahan sesuatu dengan hak yang atau pada
memungkinkan menjadikan
pengambilan yang
manfaat bernilai
darinya ekonomis
sesuatu
pandangan syariah sebagai kepercayaan atas hutang yang memungkinkan pengambilan hutang secara keseluruhan
atau sebagian dari barang itu. 4. Pinjaman a. Qard Qard adalah apa yang diberikan dari harta yang terukur yang dapat ditagih/dituntut, atau akad yang dikhususkan yang dikembalikan pada membayar harta yang terukur kepada orang lain agar dikembalikan. Salah satu fungsi bank islam adalah memberikan kegiatan sosial. Dalam hal untuk dapat mengaplikasikan fungsi ini, bank islam menyalurkan dana dalam bentuk qard dari dana yang dihimpundari hasil kegiatan sosial juga seperti zakat, infak, shodaqah.
Mekanisme Kerja Sesuai dengan struktur organisasi sistem perbankan syariah tersebut maka mekanisme kerja pada masing-masing bagian adalah sebagai berikut : a. Dengan adanya keputusan Rapat Pemegang Umum Saham (RUPS). b. Disamping itu adanya fatwa Agama dari DPS. dasar operasional yang sangat mengikat. c. Selanjutnya dalam operasional Bank Syariah tersebut terdapat dua macam pengawasan: Sistem Operasional Bank Islam Dalam sistem operasional lembaga keuangan syariah membicarakan permasalahan bagaimana kerja dan optimalisasi masing-masing bagian dalam menjalankan tugas dan fungsinya.seperti tugas Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Syariah Nasional. Pokok-pokok Operasional Bank Syariah Landasan hukum dalam operasional antara lain: Dewan pengawas syariah,setelah menerima laporan dari direksi Operasional bank syariah yang di pimpin oleh direksi berlandaskan fatwa agama Produk baru baik
yang timbul dari direksi, komisaris, DPS maupun masyarakat pada umumnya harus melalui fatwa agama dari DPS.Kebijaksanaan direksi yang tidak sesuai dengan fatwa agama. Kegiatan Operasional Bank Syariah pada Bidang Marketing: Sebagai langkah awal bidang marketing membuat rencana targer baik untuk produk funding maupun produk financing dan Kegiatan operasional seperti, Pemasaran produk dengan melalui bermacam-macam media pemasaran,baik media elektronik, cetak pertemuan-pertemuan,pengajian-pengajian dsb.
DAFTAR PUSTAKA Muhamad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat kontemporer, (yogyakarta:UII Press, 2000), Anita Febryani dan Rahadian Zulfadin. Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol. 7 No. 4, 2003.
Muhamad, manajemen bank syariah.(yogyakarta:UPP APM YKPN,)2005 Muhamad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta:UII press, 2001),
Siegel Joel G. dan Joek Shim. Kamus Istilah Akuntansi.Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1994. http://sitiajadeh.blogspot.com/2011/11/organisasi-dan-mekanisme-kerja.html di akses 16 april 2012 Tim Pengembang Perbankan Syariah, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta; Djambatan, 2003. http://mylittlefairy.blogspot.com/2011/11/sistem-operasional-bank-syariah.html muhammad, manajemen bank syariah, yogyakarta; sekolah tinggi ilmu manajemen YKPN, 2011.