Dosen
PROGRAM KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA
11
11
2. Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya. 3. Untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya. 4. Menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaanya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan. b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud : 1. Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan. 2. Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kepada kreditur, spplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan. 3. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan. 4. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang. c. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. 3. Tujuan Kualitatif Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai berikut : a. Relevan Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. b. Dapat dimengerti Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja penting, tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya. c. Dapat dicek kebenarannya Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. d. Netral Kporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.
11
e. Tepat waktu Laporan akuntansi hanya bermafaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat / cepat f. Dapat diperbandingkan Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain. g. Lengkap Informasi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai. Tujuan Laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 dapat diperjelas dari gambar sebagai berikut :
Tujuan Khusus
Menyajikan Laporan Posisi keuangan Hasil usaha Perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai GAAP
Tujuan Umum Memberikan Informasi Sumber Ekonomi Kewajiban Kekayaan bersih Proyeksi laba Perubahan harta dan kewajiban Informasi relevan
11
Tujuan Laporan Keuangan Menurut Trueblood Committe Komite yang dipimpin Trueblood ini beranggotakan 9 orang yang berasal dari akademis dan praktisi. Mereka ditugaskan untuk merumuskan tujuan laporan keuangan. Dalam laporannya komita ini ingin menentukan : 1. Siapa yang memerlukan laporan keuangan. 2. Informasi apa yang mereka perlukan. 3. Berapa banyak informasi yang diperlukan tersebut dapat disupplu oleh akuntansi 4. Kerangka apa yang dibutuhkan untuk menyusun informasi yang diperlukan itu. Dalam Trueblood Committee Report juga dinyatakan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan. Tujuan yang sama juga terdapat dalam Conceptual Framework dari FASB, PSAK dan lainnya. Dari beberapa tujuan laporan keuangan tersebut, nampak jelas bahwa akutansi konvensional sangat dipengaruhi oleh konsep kapitalis, karena perhatian utamanya adalah hanya sebatas memberikan informasi yang bertumpu pada kepentingan stockholders dan entity-nya dan belum sampai pada taraf akuntabilitas, kalaulah ada, maka hanya sebatas hubungan yang bersifat horisontal (hablum min al-nas). Berikut ini adalah gambar tujuan laporan menurut Trueblood Committe
11
I. Dasar
1
Pengambilan keputusan
2 Pemakaian Umum
3 Penggunaan
11 Organisasi
12 Masyarakat
4
Earning Power
5 Pertanggung jawaban
7 Neraca
10 Proyeksi Keuangan
8a Siklus sempurna
8b Perubahan Nilai
11
Konsep Teoritis 1. Proprietory Theory 2. Entity Theory 3. Fund Theory 4. Residual Equality
Prinsip 1. Cost 2. Revnue 3. Matchiing 4. Objektifity 5. Consistendy 6. Disclosure 7. Conservatism 8. Materiality 9. Uniformity / Comparability
Sebagai suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan (asumsi). Ada 10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu: 1. Suatu masyarakat dan susunan pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi ( A Society and Government Structure honering property right) 2. Kesatuan usaha yang spesifik (Specific Business Entities)
11
3. 4.
Kontinuitas Usaha (Going Concern) Penggunaan unit moneter di dalam rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts)
5.
Konsistensi antara periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency between periods for the same entity)
6.
Perbedaan dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting among independent entities)
7. 8.
Konservatif (Conservatism) Ketergantungan data dari pengendalian intern (Dependability of data through internal control)
9.
10. Batas waktu dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan taksiran-taksiran (Timeliness in financiall reporting requires estimates) Dari ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah : Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity) Dalam konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity) Asumsi ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
11
Pengunaan Unit Moneter dalam pencatatan Asumsi ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil
Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity) Kegiatan perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat laporan keuangan, untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya
11
PSAK 19 PSAK 20 PSAK 21 PSAK 22 PSAK 23 PSAK 24 PSAK 25 PSAK 26 PSAK 27 PSAK 28 PSAK 29 PSAK 30 PSAK 31 PSAK 32 PSAK 33 PSAK 34 PSAK 35 PSAK 36 PSAK 37 PSAK 38 PSAK 39 PSAK 40 PSAK 41 PSAK 42 PSAK 43 PSAK 44 PSAK 45 PSAK 46 PSAK 47 PSAK 48 PSAK 49 PSAK 50
Aktiva Tak Berwujud (Revisi 2000) Biaya Riset dan Pengembangan Akuntansi Ekuitas Akuntansi Penggabungan Usaha Akuntansi Pendapatan Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahaan Kebijakan Akuntansi Biaya Pinjaman (Revisi 1997) Akuntansi Perkoperasian (Revisi 1998) Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 1996) Akuntansi Minyak dan Gas Bumi Akuntansi Sewa Guna Usaha Akuntansi Perbankan (Revisi 2000) Akuntansi Pengusahaan Hutan Akuntansi Pertambangan Umum Akuntansi Kontrak Konstruksi Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi Akuntansi Asuransi Jiwa Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Akuntansi Kerjasama Operasi (KSO) Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi Akuntansi Waran Akuntansi Perusahaan Efek Akuntansi Anjak Piutang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Akuntansi Pajak Penghasilan Akuntansi Tanah Penurunan Nilai Aktiva Akuntansi Reksadana Akuntansi Investasi Efek Tertentu
11
10
Akuntansi Kuasi Reorganisasi Akuntansi Mata Uang Pelaporan Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai Akuntansi Laba Per Saham Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontijensi Operasi Dalam Penghentian Akuntansi Perbankan Syariah
11
11
Referensi : Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Teori Akuntansi Laporan Keuangan Islam, PT Bumi Aksara, Jakarta. Hendrikson, Eldon S, 2002, Accounting Theory, McgrawHill Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasar PSAK dan PAPSI , Grasindo, Jakarta.
11
12