213DOC1
213DOC1
berlaku sepenuhnya dalam mengatur kehidupan Dalam menyelesaikan berbagai sengketa, banyak manusia atau kehidupan bermasyarakat. Setiap gerak sanksi yang bisa dijatuhkan kepada sipelanggar hukum. dan tingkah laku dalam interaksi sosial masyarakat selalu Pasal 19 Perda Nomor 7 tahun 2000 menyebutkan: Jenisberbalut bingkai adat, sehingga apapun yang dilakukan, jenis penyelesaian sengketa dan sanksi yang dapat selalu ditinjau atau disesuaikan dengan ukuran-ukuran dijatuhkan sebagai berikut : adat. Dengan memakai tolok ukur adat dan hukum adat a. Nasihat tersebut, sadar atau tidak, secara otomatis sudah b. Teguran memakai tolok ukur agama. c. Pernyataan maaf di hadapan orang banyak di Hal ini dapat dilihat dari adat dan hukum adat yang meunasah atau mesjid, diikuti dengan acara mengatur sekitar kehidupan rumah tangga, sampai pada peusijuk adat dan hukum adat yang mengatur mata pencaharian. d. Denda Dari penyelenggaraan upacara keagamaan dan e. Ganti kerugian upacara kemasyarakatan, dan pendidikan hingga upaya f. Dikucilkan oleh masyarakat gampong penyelesaian sengketa. g. Dikeluarkan dari masyarakat gampong Hukum Adat Untuk Penyelesaian Sengketa h. Pencabutan gelar adat Hukum adat adalah keseluruhan peraturan yang i. Dan lain-lain bentuk sanksi sesuai dengan adat menjelma dalam keputusan-keputusan para setempat fungsionaris hukum yang mempunyai wibawa serta Akan tetapi, sedikit disayangkan, kini peran pengaruh dalam pelaksanaannya, berlaku serta merta lembaga adat agak terpinggirkan oleh berbagai kondisi dan dipatuhi sepenuh hati. yang terjadi di Aceh. A Rahman Kaoy mengatakan, kondisi A Rahman Kaoy mengatakan, hukum adat lahir dan Aceh, yang selalu dalam keadaan bersengketa dipelihara oleh keputusan-keputusan para warga membuat penyelenggaraan adat menjadi terlupakan. 73 masyarkat hukum, terutama keputusan-keputusan tahun berperang melawan belanda, ditambah lagi berwibawa dari pimpinan rakyat yang membantu dengan konflik bersenjata, membuat masyarakat tidak pelaksanaan-pelaksanaan perbuatan hukum atau sempat berpikir untuk menyelenggarakan adat dan dalam hal yang bertentangan dengan kepentingan hukum adat, terlebih lagi mewarisinya kepada generasi keputusan para hakim yang bertugas mengadili muda. sengketa, sepanjang keyakinan tersebut tidak kehidupan yang berdasarkan adat, kini hanya bertentangan dengan keyakinan hukum adat. mengakar dalam kehidupan generasi tua saja. Jika sengketa diselesaikan secara hukum adat, Perubahan zaman yang dibarengi dengan sebut A Rahman Kaoy, dipastikan penyelesaiannya akan kemodernisasian, telah menyisihkan keseharian adat bisa lebih mudah. Menyelesaikan masalah dengan dari kehidupan masyarakat, khususnya kaum muda. hukum adat, dipastikan tidak ada ekses, dan beban yang Tidak heran, jika kini muncul satu keresahan akan diemban oleh pihak kepolisian yang dalam hal ini adalah kelangsungan keberadaan adat di masyarakat Aceh. perangkat hukum positif, juga akan lebih ringan. Senada dengan itu, Adli Abdullah, mengatakan telah Berbagai sengketa, jika diselesaikan dengan hukum terjadi dekradasi pemahaman adat di kalangan positif dinilai bisa menimbulkan ekses, misalnya, masyarakat Aceh untuk saat ini. Pasca tsunami Aceh, seseorang yang bersalah kemudian divonis penjara, membawa dua dampak sekaligus untuk perkembangan dan suatu saat bisa menimbulkan rasa dendam di adat di Aceh. kemudian hari. Dampak pertama, kearifan-kearifan lokal mulai Dalam Pasal 10 Perda Nomor 7 tahun 2000 terkikis dengan masuknya budaya modernisasi yang disebutkan : Aparat penegak hukum memberi datang beserta banyaknya orang dari berbagai penjuru kesempatan terlebih dahulu kepada geuchik dan imum dunia, yang datang melawat ke Aceh, melalui berbagai mukim untuk menyelesaikan sengeketa-sengketa/ bantuan. Contoh terdekat, sebut Adli, adalah perselisihan di gampong/mukim masing-masing. kebersamaan membangun gampong. Jika sebelumnya Sekretaris Panglima Laot Aceh, Adli Abdullah, masyarakat masih mau bergotong royong dengan mengatakan, sistem peradilan adat amat sesuai dengan sukarela membangun gampongnya, tetapi kini hal yang perasaan masyarakat. Sejak zaman Iskandar Muda, kontras yang terlihat. Dampak kedua, adalah dampak semua sengketa, baik itu perdata maupun pidana selalu positif, dimana segala hal tentang adat dan hukum adat, menempuh prosedur penyelesaian melalui lembaga kini mulai dibincangkan hingga ke tingkat akademisi di hukum adat, misalnya perkelahian, pembunuhan kampus. Dengan adanya kondisi ini, diharapkan bahkan untuk sekarang ini, kecelakaan lalu lintas di jalan implementasi adat Aceh dalam keseharian masyarakat raya penanganannya dilakukan melalui geuchik atau bisa dikembalikan seperti zaman keemasannya dulu, orangtua gampong yang dilakukan di meunasah. apalagi sekarang sudah didukung kuat dengan Dengan demikian maka berbagai kasus tersebut bisa adanya Undang-undang No. 11/2006 tentang diselesaikan dengan cepat, sederhana dan murah serta Pemerintahan Aceh. hasil keputusannya akan membentuk kembali jalinan Saat ini, sebut A Rahman Kaoy, tengah diupayakan persaudaraan dan kedamaian. kembali membentuk lembaga-lembaga adat di Namun, jika dalam waktu tertentu sengketa tidak gampong-gampong di seluruh Provinsi Nanggroe Aceh juga bisa diselesaikan, atau ada pihak yang belum puas, Darussalam, hal ini dilakukan dengan melatih semua maka sengketa bisa diajukan kepada aparat penegak aparat gampong, untuk bisa menerapkan adat seperti hukum, sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) Perda Nomor 7 sebelumnya. Dari pelatihan Sosialisasi Lembaga Adat tahun 2000 disebutkan : Apabila dalam jangka waktu 1 di Gampong yang dilakukan oleh Majelis Adat Aceh (satu) bulan Imum Mukim tidak dapat menyelesaikan atau selama periode 2007 hingga saat ini diperkirakan baru para pihak yang berselisih/bersengketa merasa tidak 5% saja aparat gampong di Aceh yang sudah puas terhadap keputusan adat tingkat Mukim, maka ia mendapatkan pelatihan tersebut. Selain dilatih untuk dapat mengajukan perkaranya kepada aparat penegak menjalankan adat, mereka juga dilatih untuk menjadi hukum. Pasal 15 ayat (2) menyebutkan : Keputusan adat pengurus di peradilan gampong, sehingga setiap terjadi yang telah dijatuhkan kepada pihak-pihak yang sengketa di gampong, bisa diselesaikan dengan hukum bersengketa dapat dijadikan salah satu pertimbangan adat dan peradilan gampong. oleh aparat penegak hukum Semua artikel dalam seri ini dapat ditemukan pada website IDLO dalam menyelesaikan di http://www.idlo.int/bandaacehawareness.HTM perkara.
INDONESIA
dengan IDLO