Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR TEORI ASKEB ABORTUS INKOMPLIT Dalam memberikan asuhan kebidanan kita menggunakan 7(tujuh) langka manajemen

kebidanan menurut Helen Vernen yaitu : I. Pengkajian Pengkajian merupakan langkah awal mendapatkan data dengan cara mengumpulkan data-data (semua data) yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan itu melalui anamesa pemeriksaan fisik pemeriksaaan penunjang dan data-data tersebut

diklasifikasikan sebagai data subyektif, obyektif dan penunjang : a. Data Subyektif 1. Identitas - Biodata / identitas berisi tentang identitas px bersama suaminya meliputi : - Agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, suku bangsa dan status perkawinan yaitu : umur kawin, lama kawin dari identitas yang dikaji diharapkan dapat memberikan gambaran tentang factor resiko, keadaan social ekonomi dan pendidikan kxatau kewarga yang mempengaruhi kondisi px 2. Keluhan Utama Hal yang ditanyakan adalah apa yang dirasakan sekarang yaitu perut terasa nyeri dan keluar darah dari kemaluannya 3. Riwayat Kebidanan a. Haid Terdiri dari umur berapa siklus haid teratur atau tidak erapa hari siklus haid, berapa lama haid, berapa banyak. Bagaimana warnanya, bagaimana konsistensinya (cair atau bergumpal), bagaimana baunya apakah merasakan nyeri atau tidak saat haid bila iya kapan. Apakah sebelum saat atau selama atau sesudah haid keputihan atau tidak kalau .., sebelum saat atau sesudah haid, banyak atau tidak, bagaimana konsistensinya, bagaimana

warnanya, berbau atau tidak, gatal atau tidak b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. - Riwayat perkawinan - Riwayat kehamilan yang lalu

- Riwayat persalinan yang lalu - Riwayat nifas dan laktasi yang lalu c. Riwayat kehamilan sekarang. - Perdarahan pervaginam banyak - Usia kehamilan <> - Nyeri perut bagian bawah 4. Riwayat kesehatan ayng lalu Yang perlu ditanyakan adalah apakah px pernah menderita penyakit keturunan menular selain itu juga apakah kx pernah melakukan operasi 5. Riwayat kesehatan kewarga Yang perlu ditanyakan adalah dari keluarga px dan suami ada yang menderita penyakit menurun dan menular bila ada siapa. Juga ditanyakan apakah dari keluarga px dan suami yang mempunyai keturunan kembali atau tidak. 6. Pola kebiasaan sehari-hari Pola nutrinya : makan dan minum Pola istirahat Pola eliminasi urine dan Alvi Pola aktivitas : wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat, ekerja berat marupakan factor resiko abortus Pola personal hygiene Pola seksual : bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu 7. DATA PSIKOSOSIAL Yang perlu ditanyakan adalah apakah kehamilan px tersebut direncanakan, diharapkan atau tidak bagaimana hubungan kx dengan suami, keluarga, tetangga sekita 8. DATA SOSIAL BUDAYA Keadaan lingkungan yang berhubungan dengan itu, pantangan makanan,

minuman, jamu, kebiasaan pijat orang tujuh bulanan (budaya setempat yang menunjang / menghambat) kebiasaan meroko, minum-minuman keras, obatobatan.

b. Data Obyektif Data obyektif adalah data yang dilakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspirasi, palpasi, auskultasi dan perkusi serta pemeriksaan yang terdiri dari : 1. Keadaan Umum Bagaimana tingkat kesadarannya postur tubuh. Cara berjalan, TB, BB, sebelum hamil, saat hamil dan berapa kenaikan BB selama hamil serta ukuran LILA-nya untuk mengetahui gizi px 2. TTV T= S = 36 37 c N = 76 120 x/m Rr = 16 24 x/m
5 5

3. Pemeriksaan Fisik Kepala : Bentuk kepala warna kulit, jenis rambut (lurus, kriting,

bergelombang) ada lesi atau tidak pada kulit kepalanya, kulit berketonbe atau tidak, keriting atau tidak Muka : Pucat atau tidak, odema atau tidak terdapat cloasma gravidarun atau tidak Hidung : Cuping hidung simetris atau tidak, ada pernapasan cuping hidung atau tidak ada polip atau tidak ada pengeluaran secret atau tidak Mata : Mata kanan atau kiri simetris atau tidak, konjunguva pucat atau tidak skelera ikterus atau tidak terdapat oeaem pada palphebra atau tidak Mulut & gigi : Mukoso bibir kering atau tidak pucat atau tidak ada siomatiti

atau tidak ada caries pada gigi atau tidak kx memakai gigi palsu atau tidak Leher : Ada lesi atau tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak, ada pembesaran vena jugulasis atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak Axita : Tidak ada pembesaran kelenjar urufe Abdomen : Inpeksi : Tidak ada luka bekas operasi perut bagian bawah TFU Genetaria : Ada / tidak odem, tidak ada varises ada tidak fluxus Ektermitas atas : Odem / tidak pergerakan aktif atau tidak, ada keluhan atau tidak, ada atau tidak polidaktiti dan sindaktili Ektermitas bawah : Odem / tida, pergerakan aktif atau tidak, ada / tidak vacices 4. Pemeriksaan, dalam : VT : porsio terbuka jari-jari longgar, licin, lunak, nyeri, goyang pada covum doglas 5. Pemeriksaan penunjang - Darah lengkap II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH DX. Ny.G.P.AbUkdengan abbortus incomplete DS : itu mengatakan hamil ke .. Itu mengatakan mengeluarkan darah yang banyak dari kemaluannya sejakdisertai rasa nyeri pada perut bagian bawah DO : K/U baik s/d lemah Kesadaran composmetis T : 110/70 120/80 MmHg N : 70 90 x/m Rr : 16 . 24 x/m S : 36 37 c
3o

Pemeriksaan abdomen : - Terdapat nyeri tekan perut bagian bawah pemeriksaan genetalia - Terdapat fluxus atau tidak - VT : Porsio terbuka jari-jari longgar, licin, lunak nyeri goyang pada covum doglas III. ANTISIPASI MASALAH - Anemi - Syok - Infeksi IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI Dx : Ny..G.PAb.Uk.. Dengan Abortus incomplete Tujuan jangka pendek Setelah dilakukan asuhan kebidanan 1 jam diharapkan ibu mengerti dengan kreteria hasil : Ibu dan keluarga mengerti penjelasan petugas Tujuan jangka panjang Setelah dilakukan asuhan kebidanan 1 X 24 jam diharapkan Abortus teratasi dan tidak timbul komplikasi dengan kreteria hasil : - Hasil konsepsi keluar seluruhnya. - Tidak terjadi perdarahan - K/U baik - TTU dalam batas normal T : 110/70 120/80 MmHg S : 36 37 c N : 60 100 x/m
5 20

Rr : 16 24 x/m - Tidak terjadi syok Intervensi 1. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa kehamilannya tidak bias dipertahankan R/ Informasi yang cukup dapat meningkatkan kooperatif ibu 2. Beri support pada ibu R/ dengan dukungan dapat meningkatkan kooperatif ibu dan memberikan ketenangan 3. Lakukan informed consent untuk tindakan yang akan dilakukan R/ Inform consent dapat melindungi hak px perlindungan petugas 4. Observasi TTU dan perdarahan R/ mendeteksi dini adanya komplikasi 5. Lakukan persiapan untuk tindakan kuretase - PX : dipuaskan selama 6 jam - Peralatan R/ Persiapan yang tepat dapat memperlancar proses pelaksanaan 6. Lakukan kalaborasi untuk tindakan curetase R/ Curetase adalah wewenang dokter

VI. IMPLEMENTASI Tgl jam Jam.. 1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa kehamilanya tidak bisa dipertahankan Jam .. 2. Memberi support pada ibu bahwa tindakan yang dilakukan hanya beberapa menit saja dan Insyaallah prose Jam .

3. Melakukan inform consent untuk tindakan yang akan dilakukan. (inform consent kepada px dan keluarga telah ditanda tangani) Jam 4. Mengobservasi TTU dan perdarahan T : 110/70 120/80 MmHg S : 36 37 c N : 60 100 x/m Rr : 16 24 x/m Fluxus : 1 kotex ences Jam 5. Melakukan persiapan untuk tindakan kuret - 2 sendek curet - 1 tampon tang - 1 sendo uterus Jam .. 6. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyo untuk tindakan curetase VII. EVALUASI Tgl S : yaitu ekspresi vertical dari pasien O : pengamatan pada px meliputi tingkah dan hasil pemeriksaan A : kesimpulan yang didapat dari jondisi px yang melibatkan data subyektif dan obyektif P : mengacu kepada masalah - 1 tenakukuluri - 3 buah kasa steril - Cuang berisi betadine
5 20

PENDAHULUAN ABORTUS INKOMPLIT Berjuta-juta wanita setiap tahunnya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Beberapa kehamilan berakhir dengan kelahiran tetapi beberapa diantaranya diakhiri dengan abortus. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sedangkan menurut WHO batasan usia kehamilan adalah sebelum 22 minggu.1 Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu: Menurut terjadinya dibedakan atas :2,3,4,5 - Abortus spontan yairu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja. 2 - Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alatalat.3 Abortus ini terbagi lagi menjadi: Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.2,3 Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh tenaga tradisional.3 Menurut gambaran klinis, dibedakan atas:1,2,3,6 - Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. - Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri. - Abortus inkomplit yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. - Abortus komplit artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong. - Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih. - Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih. - Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genital. - Abortus septik adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium. Selanjutnya dalam laporan kasus kali ini akan membahas mengenai abortus inkomplit infeksiosa provokatus. Seperti yang sudah dijelaskan diatas abortus inkomplit adalah keluarnya sebagian hasil konsepsi dari kavum uteri, tetapi masih ada yang tertinggal dan bila disertai dengan infeksi genitalia disebut abortus

inkomplit infeksiosa.1,2,3,6,7 Sedangkan abortus provokatus kriminalis merupakan abortus yang dilakukan tanpa indikasi medis. Sedikitnya kasus abortus ilegal yang diproses secara hukum sebenarnya tidak lepas dari kolusi antara wanita hamil dan pelaku abortus, disamping sulitnya menemukan bukti-bukti oleh para penegak hukum mengenai terjadinya tindak abortus ilegal. Keadaan ini menunjukkan bahwa pihak-pihak yang bersangkutan dengan abortus telah mengetahui abortus melanggar hukum, sehingga mereka berusaha menyembunyikan dari mata penegak hukum.1 Alasan seorang wanita memilih terminasi kehamilan antara lain:1 1. Ia mungkin seorang yang menjadi hamil diluar pernikahan 2. Pernikahan tidak kokoh seperti yang diharapkan sebelumnya. 3. Ia telah cukup anak dan tidak mungkin dapat membesarkan seorang anak lagi. 4. Janin ternyata telah terekspos oleh substansi teratogenik. 5. Ayah anak yang dikandungnya bukan suaminya. 6. Ayah anak yang dikandung bukan pria/suami yang diidamkan untuk perkawinannya. 7. Kehamilan adalah akibat perkosaan. 8. Wanita yang hamil menderita penyakit jantung yang berat. 9. Ia ingin mencegah lahirnya bayi dengan cacat bawaan. 10. Gagal metode kontrasepsi. 11. Anak terakhir masih kecil. 12. Ingin menyelesaikan pendidikan. 13. Ingin konsentrasi pada pekerjaan untuk menunjang kehidupan dengan anaknya. 14. Ada masalah dengan suami. 15. Ia merasa trerlalu tua/muda untuk mempunyai anak. 16. Ia terinfeksi HIV. 17. Suami menginginkan aborsi. INSIDEN Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15 %. Namun demikian, frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan, karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila telah terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau rumah sakit.3 Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika. Akan tetapi gambaran dibawah ini memberikan kita bahan untuk dipertimbangkan. Seperti tertulis dalam buku Facts of Life oleh Brian Clowes, Phd. Para wanita pelaku aborsi adalah: 8 Wanita Muda Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang berusia dibawah 25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah 19 tahun. Usia Jumlah %

Dibawah 15 tahun 14.200 0.9% 15-17 tahun 154.500 9.9% 18-19 tahun 224.000 14.4% 20-24 tahun 527.700 33.9% 25-29 tahun 334.900 21.5% 30-34 tahun 188.500 12.1% 35-39 tahun 90.400 5.8% 40 tahun keatas 23.800 1.5% Belum Menikah Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan aborsi. Jadi, para wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah akan memilih membunuh anaknya sendiri

Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat Timur, kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang sangat tidak bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga. ETIOLOGI Ada beberapa faktor penyebab terjadinya abortus yaitu : - Faktor genetik 9,10 o Sekitar 5 % abortus terjadi karena faktor genetik. o Paling sering ditemukannya kromosom trisomi dengan trisomi 16 - Faktor anatomi : Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan timbul pada 10-15 % wanita dengan abortus spontan yang rekuren. o Lesi anatomi kogenital yaitu kelainan duktus Mullerian (uterus bersepta). Duktus mullerian biasanya ditemukan pada keguguran trimester ke dua. o Kelainan kogenital arteri uterina yang membahayakan aliran darah endometrrium. o Kelainan yang didapat misalnya adhesi intrauterun (synechia), leimioma, dan endometriosis. 9,10 - Faktor endokrin 8,9 o Faktor endokrin berpotensial menyebabkan aborsi pada sekitar 10-20 % kasus. o Insufisiensi fase luteal ( fungsi corpus luteum yang abnormal dengan tidak cukupnya produksi progesteron). o Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom polikistik ovarium merupakan faktor kontribusi pada keguguran. - Faktor infeksi o Infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh TORC (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus) dan malaria. 11 - Faktor imunologi o Terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang ari-ari sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah dari ari-ari tersebut.11 PATOGENESA Fetus dan plasenta keluar bersamaan pada saat aborsi yang terjadi sebelum minggu ke sepuluh, tetapi terpisah kemudian. Ketika plasenta, seluruh atau sebagian tertinggal didalam uterus, perdarahan terjadi dengan cepat atau kemudian.12 Pada

permulaan terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korialis belum menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada kemailan 8-14 minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal.3 Hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari aktivitas kontraksi dan retraksi miometrium menyebabkan banyak terjadi perdarahan.12 Pada abrotus provokatus kriminalis, mikroorganisme dapat mencapai vulva, vagina dan uterus dengan slah satu cara di bawah ini:1 - Droplet injection dari pelaku abortus - Tangan pelaku dan alat yang digunakan - Debu - Sprei tempat tidur, kasa penutup luka Patogenesis terjadinya infeksi 1 Bakteri menyebabkan penyakit berdasarkan 3 mekanisme dasar yaitu: 1. Invasi ke jaringan Kemampuan dari beberapa bakteri tergantung dari luasnya enzim yang bekerja ektraseluler. Contohnya banyak bakteri Gram positif memproduksi hyaluronidase dan kollagenase. Enzim ini meningkatkan difusi melalui jaringan penyambung dengan cara depolimerase asam hyaluronidase. Pada abortus provokatus kriminalis, invasi mikroba sangat dipermudah dengan adanya jejas pada mukoa uterus. 2. Reaksi hipersensitivitas KEGAGALAN MENGELIMINASI MIKROORGANISME Ada banyak infeksi dimana mikroorganisme tidak dapat dieliminasi dari tubuh tetapi menetap pada hospes selama beberapa bulan, tahun atau seumur hidup. Hal ini dilihat sebagai kegagalan dari mekanisme pertahanan tubuh yang memang telah dibentuk untuk mengeliminasi mikroorganisme-mikroorganisme yang menyerang jaringan. INTERAKSI ANTIMIKROBA-MIKROBA Antimikroba ada yang bersifat menghalangi pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bekteriostatik dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebgai aktivitas bakterisid. Sebagai contoh Penisilin G aktif terhadap bakteri gram positif tetapi tidak pada gram negatif. 3. Resistensi mikroba

Resistensi pada suatu sel mikroba ialah suatu sifat dimana kehidupannya tidak diganggu oleh antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup. GAMBARAN KLINIS Gejala abortus inkomplit berupa amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas. Perdarahan bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku); sudah ada keluar fetus atau jaringan. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi. Tanda-tanda infeksi alat genital berupa demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, luekositosis. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yang baru saja terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya.3 Teknik tradisional yang biasa digunakan pada abortus provokatus kriminalis:1 - Masase yang lama dan kuat pada uterus hamil - Insersi kateter, batu-batu, kawat-kawat tajam ke dalam vagina dan serviks - Minum jamu-jamuan, substansi yang kaustik - Daun-daun, akar-akar, kayu-kayuan dan pewarna - Makan-obat-obat kontrasepsi dalam jumlah yang banyak sekaligus - ada juga dilaporkan jatuh dari tempat yang tinggi, berdansa, melakukan hubungan seksual dengan keras dan dalam waktu yang lama. DIAGNOSIS Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan : - Anamnesis 3 o Adanya amenore pada masa reproduksi o Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsi o Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis - Pemeriksaan Fisis 9,10 o Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan o Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus, dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina. o Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol.

o Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak. - Pemeriksaan Penunjang 2 1. Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu bekuan, waktu perdarahan, trombosit., dan GDS. 2. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi. DIAGNOSIS BANDING 9 - Abortus komplit - Kehamilan ektopik PENATALAKSANAAN 2,3 1. Memperbaiki keadaan umum. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup. 2. Pemberian antibiotika yang cukup tepat v Suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam v Suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam v atau antibiotika spektrum luas lainnya 3. 24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan yang banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi. 4. Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita. Semua pasien abortus disuntik vaksin serap tetanus 0,5 cc IM. Umumnya setelah tindakan kuretase pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak yang menyebabkan anemia berat atau infeksi.2 Pasien dianjurkan istirahat selama 1 sampai 2 hari. Pasien dianjurkan kembali ke dokter bila pasien mengalami kram demam yang memburuk atau nyeri setelah perdarahan baru yang ringan atau gejala yang lebih berat.13 Tujuan perawatan untuk mengatasi anemia dan infeksi. Sebelum dilakukan kuretase keluarga terdekat pasien menandatangani surat persetujuan tindakan.2 KOMPLIKASI 1,6 1. Perdarahan Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

2. Perforasi Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain. 3. Syok Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat. 4. Infeksi Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas padsa desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium, tuba, parametrium, dan peritonium. Organismeorganisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas. PROGNOSIS 9,10 Prognosis keberhasilan sebelumnya. kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan

- Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 % - Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 % - Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak jelas.

Anda mungkin juga menyukai