Anda di halaman 1dari 3

SOLIDARITAS PALESTINA DI PRANCIS

Oleh: SOFJAN muh (Mahasiswa Indonesia di Prancis)

Ada banyak hari libur nasional untuk bulan Mei di negara Prancis. Tanggal 1 Mei merupakan hari Buruh (Fte du Travail), sedangkan tanggal 8, 17 dan 28 Mei merupakan hari libur nasional untuk umat Katolik. Bagi penduduk dunia khususnya muslim maka ada tanggal istimewa di bulan Mei yang patut dijadikan peringatan dan momentum untuk ditegakkannya keadilan di muka bumi ini. Tanggal 15 Mei 1948 merupakan hari diusirnya warga Palestina oleh penjajah israel. Sehari sebelumnya israel memproklamirkan berdirinya negara israel. Terusirnya sekitar 700 ribu warga Palestina dari tanah mereka yang berdaulat dan menimbulkan gelombang pengungsian yang luar biasa tersebut kemudian disebut dengan hari Nakba. Sampai sekarang setiap hari Nakba diperingati di seluruh dunia khususnya umat Islam untuk terus memperjuangkan kemerdekaan negara Palestina dari penjajahan israel. Peringatan hari Nakba juga dilakukan di Prancis. Negara yang baru saja memiliki presiden baru dari Partai Sosialis tersebut merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di belahan Eropa. Di Prancis sendiri jumlah umat muslim terbanyak kedua setelah pemeluk Katolik. Diprakarsai oleh para mahasiswa muslim dari Universite de Bordeaux, peringatan hari Nakba berlangsung cukup meriah dan dihadiri bukan hanya dari kota Bordeaux tapi juga perwakilan dari kota lain seperti Paris, Lyon dan Marseilles. Massa yang datang bukan hanya dari kalangan mahasiswa dan anak muda tapi juga para orang tua. Uniknya aksi ini juga dihadiri oleh massa dari Parti Communiste des Ouvriers de France (PCOF) yaitu Partai Pekerja Komunis Prancis yang menentang penjajahan dan ketidakadilan. Mereka semua berbaur menentang rezim penjajah israel yang telah merebut kemerdekaan dan mencaplok negara Palestina 64 tahun yang lalu. Berbagai spanduk, tulisan, dan bendera Palestina tampak dalam aksi ini. Sajian nasyid perjuangan berbahasa arab dari pengeras suara ikut menyemarakkan suasana yang digelar pada hari libur nasional 17 Mei tersebut. Beberapa orang terlihat mengikuti syair nasyid sambil mengibarkan bendera negara Palestina. Sebuah bendera negara Palestina dengan ukuran jumbo terbentang di depan para orator. Terdapat juga spanduk besar yang bertuliskan Bebaskan Georges Ibrahim Abdallah. Ibrahim, begitu mereka memanggilnya, adalah seorang militan Lebanon yang ditahan pemerintah Prancis karena dituduh dalam serangkaian pembunuhan salah satunya terhadap diplomat Israel di Paris. Massa menuntut dibebaskannya Ibrahim dan ekstradisi ke Lebanon setelah tahun 28 tahun dipenjara. Tapi pemerintah Prancis menolaknya. Oleh karena itu massa juga menuntut Presiden Francois Hollande untuk segera memperhatikan masalah penahanan Ibrahim. Dalam orasi dijabarkan sejak tahun 1967 sudah lebih dari 800 ribu warga Palestina berada di penjara israel. Kini, sekitar 4700 tahanan menghuni penjara-penjara israel. Mereka terdiri dari 185 anak-anak di bawah usia 18 tahun, 11 wanita, 27 orang pemerintahan, 2 orang mantan menteri, 41 akademisi, 320 orang dengan alasan administrasi dan ratusan tahanan berpenyakit dan cacat. Dengan jumlah ini nyaris hampir setiap keluarga di Palestina memiliki wakil di penjara israel.

Para tahanan Palestina ini tersebar di sekitar 21 penjara, 3 tempat pusat interogasi, fasilitas rahasia, dan di pusat penjara israel lebih dari ribuan tahanan. Penahanan ini saja sudah melanggar pasal 49 Konvensi Jenewa ke-4 yang melarang pemindahan paksa tahanan di luar wilayah yang diduduki. Situasi dramatis ini telah berlangsung cukup lama. Selama itu negara Palestina jauh dari solusi yang adil dan damai. Sudah menjadi tugas bersama untuk mencari keadilan dan kebebasan bagi Palestina dan mengakhiri penahanan politik dan menuntut pembebasan semua tahanan politik. Alasan itu pulalah kita diajak untuk tidak berinvestasi dengan israel, lakukan boikot dan sanksi berat bagi israel. Dalam aksi solidaritas tersebut diikuti dengan seruan kepada siapa saja yang mengaku para pemimpin yang berpengaruh dan kepada masyarakat dunia. Seruan juga ditujukan kepada penjajah israel yang telah mencaplok negara Palestina Tiga seruan tersebut yaitu: 1. Untuk para pemimpin Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza Bersatulah dan perjuangan keras warga untuk sebuah kebebasan dalam persatuan nasional, pengorbanan dari ribuan martir yang terluka, jangan pernah berpaling dari sejarah para tahanan dalam perjuangan. Kombinasi perjuangan warga dan pemimpin Palestina adalah kekuatan besar dalam menghadapi pendudukan liar israel untuk merebut kembali hak-hak dan kebebasan warga Palestina. 2. Untuk penjajah israel Tindakan terorisme apapun yang dilakukan israel terhadap Palestina, maka para pejuang Palestina tetap melanjutkan perjuangan demi kebebasan dan untuk hidup dalam kedamaian. Kedamaian dalam keadilan. 3. Untuk Masyarakat Internasional Apakah waktu 64 tahun tidaklah cukup untuk melanggar hak-hak warga Palestina? Apakah selama 64 tahun tidak cukup bagi dunia internasional untuk beraksi dan memaksa israel untuk tunduk pada hukum internasional? Apakah lamanya 64 tahun tidak cukup bagi warga Palestina untuk mendapatkan keadilan? Dalam 64 tahun, Israel telah menerapkan semua langkah yang tidak manusiawi terhadap rakyat Palestina. Selama itu warga Palestina telah dipenjara lebih dari satu juta jiwa, dibantai dan dibunuh. Penjajah israel telah menciptakan masalah pengungsi dan masalah kemanusiaan yang mengerikan di negara-negara tetangga. Selama 64 tahun, israel telah menjadi negara teroris, negara nakal, negara apartheid, negara dengan spesialisasi pembantaian, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang dan masih banyak lagi daftar hitam yang sangat panjang. Rentang waktu 64 tahun merupakan sebuah ketahanan yang luar biasa dari sebuah populasi yang terus berjuang untuk mendapatkan kembali kebebasan dan hidup layak dari negerinya sendiri. Aksi diakhiri dengan pembacaan beberapa sikap dan komunike bersama dan menyampaikan pesan yang jelas kepada dunia bahwa warga Palestina berkomitmen untuk prinsip-prinsip teguh sebagai berikut: Tidak, bahwa kami tidak akan pergi dari sini, kami tetap berkomitmen untuk tanah kami. Di sini, tanah kami, kehidupan kami di sini, dan di sini, kami Palestina! Ya, hak kembali adalah suci, dan semua pengungsi Palestina harus dapat menemukan kembali kota-kota dan desa-desa mereka.

Ya, kami akan melanjutkan perlawanan kami dalam segala bentuk untuk hidup dengan bebas di tanah kami, tanah ini disebut Palestina dan masih disebut Palestina. Ya, kami memiliki hak untuk membuat negara yang bebas dan merdeka dengan Jerusalem sebagai ibukotanya.

Akhirnya aksi solidaritas yang dimulai bada zuhur di lapangan Victoire Bordeaux ini ditutup dengan berjalan kaki sambil membawa atribut, tulisan, dan seruan untuk Palestina menuju kantor walikota Bordeaux. Massa pun membubarkan diri dengan tertib dan berdoa khusyu semoga Allah dan RasulNya meridhoi aksi solidaritas untuk Palestina di Prancis ini. Amin

Anda mungkin juga menyukai