Anda di halaman 1dari 2

SIAPA PENGHIANAT PERDAGANGAN?

Oleh: SOFJAN Muhammad (Dosen STAN Kemenkeu/Mahasiswa Doktoral di Prancis)

Salah

satu hasil kunjungan Presiden SBY

Korupsi Data Kisruh data sebenarnya bukan cuma

pimpinan daerah atau nasional.

Hasil

pooling tergantung siapa yang mensponsori. Masyarakat sudah tidak bisa membedakan lagi data statistik ataupun pooling yang dapat dipercaya. Data Perdagangan Perbedaan terminologi dalam penyusunan data perdagangan merupakan salah satu masalah. Penerimaan Bea masuk untuk

ke Cina adalah terdapatnya perbedaan data antara data milik Indonesia dengan milik Cina. Volume perdagangan data Cina

presiden yang resah tapi mahasiswa, penelti ,pengambil kebijakan dan pengguna data lainnya. Parahnya paparan data yang

mengatakan 60 miliar Dollar AS, sedangkan data Indonesia sebesar 50 miliar Dollar AS. Data lain mengatakan terjadi defisit di Indonesia sejumlah Rp 3 triliun. Cina justru memiliki data sebaliknya bahwa merekalah yang defisit dengan nilai yang sama. Atas perbedaan data inilah presiden SBY

amburadul dapat menyebabkan kelirunya untuk sebuah pengambil kebijakan. Ketika mahasiswa membuat sebuah tugas akhir maka mahasiswa sudah disodorkan dengan beberapa data yang berbeda dari sumber berbeda padahal dengan topik yang sama. Akhirnya pembimbing mahasiswa tersebut lebih menyarankan untuk menggunakan data yang memiliki reputasi terpercaya. Dan

komoditi A pada periode tertentu dapat saja berbeda antara satu instansi pemerintah dengan instansi pemerintah lainnya.

menduga ada penghianat dalam proses hubungan perdagangan Indonesia-Cina. Bentuk penghianatan yang dimaksud SBY adalah penghindaran pajak dan perdagangan yang melalui negara portofolio lain sehingga

Perbedaan terjadi karena instansi pertama menggunakan terminologi CIF (Cost,

pilihan jatuh pada data yang dimiliki pihak luar atau negara lain dibanding dengan data yang dimiliki negeri sendiri. Ketersediaan data yang akurat (valid) dan metode yang digunakan sangat diandalkan dalam membuat sebuah publikasi data statistik. Tapi jangan lupa kejujuran dalam penyusunan data lebih dikedepankan dari

Insurance dan Freight) dan instansi lain menggunakan terminologi FOB (Free on Board). Atau ada juga yang menggunakan istilah Nilai Impor. Padahal nilai impor

mengacaukan

perdagangan

Indonesia-Cina dan karut marutnya data yang kita miliki. yang dimaksud Tidak jelas sebenarnya SBY penghianat dari

adalah unsur FOB dan/atau CIF ditambah Bea masuk. Belum lagi istilah perdagangan internasional lainnya yang begitu kompleks dan mengandung pengertian yang berbedabeda. Sehingga dalam hal ini harus ada

Indonesia atau Cina atau bahkan keduanya. Masih dalam ingatan kita bahwa kisruh yang mengemuka di media tentang data

semuanya. Tidak ada lagi pesanan data atau rekayasa statistik untuk keperluan sepihak daerah atau kelompok yang ingin daerah kelihatan baik oleh pimpinannya. Gurita korupsi di republik ini bukan hanya terjadi di sektor ekonomi tapi korupsi data ternyata sudah menggejala di republik ini.

keseragaman terminologi dan pemahaman yang nantinya dituangkan dalam pemaparan data. Perbedaan waktu atas pengakuan impor atau ekspor juga menyebabkan adanya perbedaan data. Untuk ekspor misalnya pihak bea

perdagangan juga pernah terjadi antara Indonesia dengan Singapura atau Indonesia dengan Australia. Saya menduga hal ini

juga terjadi dengan negara lainnya baik bilateral maupun multilateral. Data perdagangan dengan Cina menjadi spesial karena sejak 2004 kita sudah komitmen untuk melaksananakn perjanjian ACFTA (Asean-Cina Free Trade Area) yang dimulai pada 1 januari 2010. Disisi lain Cina juga negara ketiga terbesar tujuan ekspor ASEAN setelah Jepang dan Uni Eropa. Dan bagi Indonesia, Cina merupakan tujuan ekspor ke-5 setelah Uni Eropa, Jepang, AS dan Singapura.

Liat saja tentang data kemiskinan, data produksi beras, data pengangguran dan sebagainya selalu menunjukkan kabar

cukai menganggap barang sudah diekspor ketika dimuat ke kapal untuk tujuan ekspor walaupun kapal masih berada di perairan Indonesia. Sebagaimana UU no 17 tahun

gembira terhadap perkembangan daerah tersebut. Walau jika dilihat secara riil di lapangan sebaliknya. menunjukkan fakta yang

2006 tentang Kepabeanan pasal 2 ayat 2: Barang yang telah dimuat di sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari daerah pabean dianggap telah diekspor dan

Parahnya korupsi data juga

menggeliat di segala aspek sampai dengan pooling politik seperti pooling sebuah calon

diperlakukan

sebagai

barang

ekspor.

Sementara negara tujuan ekspor belum mencatat sebagai ekspor dari Indonesia jika barang tersebut belum sampai. Oleh karena itu perlu dilakukan peraturan harmonisasi di dan

pemasukan dan pengeluaran barang dari dan ke dalam negeri. Karut marutnya administrasi birokrasi di Indonesia dapat data. menyebabkan Jika ekspor sebuah impor

dari luas wilayah dan jumlah penduduk tapi memiliki daya saing global yang rendah. Peningkatan daya saing mutlak dilakukan

di era perdagangan yang semakin ketat. Pemerintah harus meningkatan daya saing produk lokal di tingkat global melalui perbaikan infrastruktur di berbagai sektor, peningkatan memperoleh produktivitas, pinjaman, kemudahan pemberantasan

keselarasan perdagangan.

bidang

ketidakseragaman formulir

perdagangan

Penyelundupan juga turut menyumbang ketimpangan data perdagangan. Indonesia adalah negara kepulauan dengan pesisir pantai terbentang begitu luasnya. Walaupun ada upaya pemerintah untuk membatasi pemasukkan barang-barang dari Cina di pelabuhan tertentu tapi siapa yang menjamin di luar pelabuhan yang ditunjuk bersih dari pemasukan barang ilegal. Kita memang

ditujukan untuk beberapa intansi. Tapi ada instansi yang tidak mendapatkan tembusan dari formulir yang disampakain maka sangat mungkin terjadi perbedaaan data diantara instansi yang berhak mendapat tembusan atas transaksi perdagangan. berkesinambungan, Sinergi yang dan

pungutan liar di segala lini, dan regulasi yang berpihak kepada produk dalam negeri. Para pengusaha pun juga harus terus berinovasi dalam melakukan rekayasa

harmonisasi

pencatatan administrasi yang profesional antar intansi mutlak diperlukan dalam rangka pengumpulan data. Jika di dalam

produk nya sehingga penetrasi pasar dapat terus dilakukan. politisi juga Pihak legislatif ataupun harus bahu membahu

tidak bisa berharap banyak aparat penjaga pintu perdanganan untuk bergandengan tangan diseluruh pesisir pantai guna

negeri saja sudah tercerai berai bagaimana data tersebut dipakai untuk keperluan yang lebih luas di dunia internasional. Daya Saing Alih-alih mencari penghianat dalam

menciptakan suasana yang kondusif dan berpikiran pribadi, untuk golongan bangsa atau bukan partai untuk nya.

mencegah masuknya barang-barang ilegal. Siapa yang bisa menjaga perumahan mewah di pesisir pantai Ancol ketika para pemilik rumah mewah tersebut di depannya garasi mobil dan di belakangnya garasi speedboat. Diperlukan pola pengawasan yang efektif dan sumber daya manusia yang tangguh serta ketegasan penegakan hukum dalam

Sementara masyarakat luas berpartisipasi dalam menggunakan produk dalam negeri.

perbedaan data perdagangan Indonesia-Cina, yang paling penting dilakukan Indonesia saat ini adalah meningkatkan daya saing global. Indonesia adalah negara besar baik

Anda mungkin juga menyukai