Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul Etika dalam bertamu. Didalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang tata cara etika di dalam bertamu. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Yuppi Rosmalasari,S.kep.,M.Kes.,Ners.Yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari. Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi pada masa yang akan datang, khususnya bagi mahasiswa/i dan masyarakat.Terima kasih.

Bandung ,15 maret 2012

penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN.. A. Latar Belakang B. Tujuan .. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Etika 2 B. Etika Bertamu...2 C. Etika bertamu ke rumah orang... 3 D. Etika Bertamu ke Rumah Kerabat. 5 E. Etika Bertamu Dalam Islam. 6 F. Etika Bagi Yang Mengundang. 13 G. Etika Bagi Tamu.. 14 H. Etika Menerima Tamu 15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.. B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA . 17 18 iii i ii 1 1 1

BAB I PENDAHULUAN Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi pentingnya etika, moral dan akhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Rasulullah saw bersabda: " Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya". Pada makalah ini kami akan memaparkan pengertian secara umum etika, moral dan akhlak. Namun sebelum kami memaparkan secara lebih detail mengenai etika, moral dan akhlak kami akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai latar belakang dan tujuan pembuatan makalah ini 1 Latar Belakang a Latar Belakang Pemilihan Judul Kami menyadari bahwa etika, moral dan akhlak bangsa saat ini terutama remajanya sangat memprihatinkan sehingga kami memfokuskan untuk membahas secara mendalam tentang realistis akhlak yang menjadi fenomena dikalangan remaja bangsa kita pada umumnya sesuai dengan norma agama islam pada khususnya. Makalah ini kami beri judul Penerapan Etika bertamu dalam Kehidupan karena judul ini kami rasa cukup untuk menggambarkan fenomena tersebut diatas sesuai dengan isi makalah ini. b Latar Belakang Pembuatan makalah Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kami dalam mata kuliah Etika keperawatan, jurusan keperawatan Konsentrasi Anestesi dan Gawat Darurat Medik tahun 2012. 2 Tujuan a Tujuan Umum Diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih memahami dan menerapkan perihal Etika, Moral dan Akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga baik penyusun maupun pembaca dapat menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya. b Tujuan Khusus Melengkapi tugas mata kuliah etika keperawatan.

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN ETIKA Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethosyang berarti watak kesusilaan atau adat. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. B. ETIKA BERTAMU Etika bertamu membentuk suatu aspek penting dalam cara hidup dan membuktikan bahwa menekankan hak-hak azasi manusia serta keadilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Mengabaikan atau menyepelekan etika ini berarti mengganggu privasi seseorang dan bahkan bisa menakut-nakuti mereka. Oleh karena itu kita tidak diijinkan memasuki satu rumah tanpa ijin dari pemiliknya. Juga dilarang untuk mengintip ke dalam rumah tersebut ketika pintu sudah dibuka untukmu. Rumah dibagi kedalam empat kategori : 1. rumah sendiri dimana kita tinggal sendiri. Jelas kita tidak membutuhkan ijin siapapun untuk memasukinya. 2. rumah-rumah yang ada penghuninya. Kita tidak diijinkan memasuki rumah-rumah ini tanpa mengucapkan Salaam kepada penghuni dan kemudian meminta ijin kepada mereka untuk masuk. kita boleh memasuki sebuah rumah hanya bila mendapat ijin dari penghuni. 3. rumah-rumah yang kosong atau tidak ada tanda bahwa penghuninya sedang berada di dalam pada saat itu. Sekali lagi, kita juga tidak diijinkan memasuki rumah-rumah semacam itu. Tidak ada seorangpun yang diijinkan untuk melanggar hak milik orang lain walaupun sedang kosong. 2

4. bangunan yang dibuat untuk kepentingan umum. Contohnya adalah stasion kereta api, sekolah, restoran dan penginapan. Anda diijinkan memasuki bangunan-bangunan ini tanpa ijin resmi. C. ETIKA BERTAMU KE RUMAH ORANG 1. Meminta izin Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui. 2. Meminta izin maksimal tiga kali Dari Abu Said Al-Khudri ia berkata, Abu Musa telah meminta izin tiga kali kepada Umar untuk memasuki rumahnya, tetapi tidak ada yang menjawab, lalu dia pergi, maka sahabat Umar menemuinya dan bertanya, "Mengapa kamu kembali?" Dia menjawab, "Saya mendengar Rasulullah bersabda, Barangsiapa meminta izin tiga kali, lalu tidak ada jawaban, maka hendaklah kembali. 3. Tidak Menghadap Ke Arah Pintu Masuk, Namun Disisi Kanan atau Kirinya Dari Abdullah bin Bisyer ia berkata, Adalah Rasulullah apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan "Assalamu alaikum assalamu'alaikum. 4. Jika Ditanya Hendaknya Menyebut Nama Yang Jelas Saya datang kepada Rasulullah untuk membayar hutang ayahku. Lalu aku mengetuk pintu rumahnya. Lalu beliau bertanya, "Siapa itu?" Lalu aku menjawab, "Saya." Nabi berkata, "Saya? Saya? seakan-akan beliau tidak menyukainya.

5. Dilarang Mengintai Ke Dalam Bilik Dari Anas bin Malik, sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi, lalu Nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu. 6. Bila Diminta Pulang, Hendaknya Pulang Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 7. Menyempaikan Salam Kepada Shohibul Bait Bila Telah Berjumpa hadits dari Abu Hurairoh bahwasanya ia berkata, Rasulullah bersabda, "Hak orang muslim kepada muslim yang lain ada enam perkara." Beliau ditanya "Apa itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Jika kamu menjumpainya, hendaknya engkau menyampaikan salam kepadanya..." 8. Tidak Masuk Bila Yang Mengizinkan Wanita Seorang tamu pria hendaknya tidak masuk rumah apabila yang mempersilahkan masuk adalah seorang wanita. Kecuali wanita tersebut telah diizinkan oleh suaminya atau mahromnya. Amr berkata, Rasulullah melarang kami meminta izin untuk menemui wanita tanpa mendapat izin suaminya. (Shahih HR. Ahmad) Dari Amr bin Al-Ash dia berkata, Sesungguhnya Rasulullah melarang kami masuk di rumah wanita yang tidak ada mahromnya. 9. Menundukkan Pandangan Jika Apabila Melihat Wanita (lawan jenis) Katakanlah kepada kaum laki-laki beriman, hendaklah mereka menundukkan sebagian pandangannya dan menjaga farjinya. Yang demikian itu lebih bersih untuk mereka. Sesungguhnya Allah itu Maha waspada dengan apa yang mereka kerjakan. 10. Mendoakan Shohibul Bait Dari Hisyam bin Yusuf, dia berkata, Saya mendengar Abdullah bin Bisyr menceritakan bahwa ayahnya pernah membuat makanan untuk Nabi, lalu dia mengundangnya, lalu beliau mendatangi undangannya. Maka tatkala selesai makan,

beliau berdoa, Ya Allah, ampunilah dosanya dan rohmatilah dia dan berkahilah rizki yang engkau berikan kepadanya 11. Tidak Menceritakan Aibnya Kepada Orang Lain Abu Hurairoh, dia berkata, Sesungguhnya Rasulullah bersabda, "Tahukah kamu apa ghibah itu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Lalu beliau bersabda, "Ghibah adalah engkau menyebutkan saudaramu (kepada orang lain) dengan sesuatu yang ia benci." Lalu dikatakan kepadanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu bila aib yang kuceritakan itu memang benar?" Beliau menjawab, "Jika apa yang kamu ceritakan itu benar, berarti kemu meng-ghibah-nya. Jika tidak, berarti engkau berbuat dusta." D. ETIKA BERTAMU KE RUMAH KERABAT & TETANGGA Bertamu ke kediaman kerabat adalah budaya timur yang sangat dijunjung tinggi . Dilihat dari tujuannya bersilaturahim serta penghargaan yang diberikan dalam kunjungan tersebut dari yang muda berkunjung ke yang tua, keluarga penghuni baru berkenalan dengan tetangga lama . Seiring dengan pergeseran jaman nilai nilai silaturahmi ini masih harus kita jaga dan sesuikan dengan kondisi saat ini , di mana ada nilai waktu , biaya ,ditambah lagi kondisi yang dikunjungi ,maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Beritahukan tuan rumah tentang rencana kedatangan Anda , dan berapa banyak anggota rombongan . Apabila antar kota ,maka sebaiknya lebih spesifik berapa lama Anda akan tinggal. 2. Biasakan untuk membawa logistik untuk tuan rumah , agar tuan rumah tidak perlu report menyiapkan makanan untuk menjamu . Beberapa makanan yang bisa disimpan lama seperti rendang, sambal goreng ati, kering tempe ,dendeng bisa dijadikan bekal sekaligus oleh oleh Tak ada salahnya bila ikut berbelanja kebutuhan logistik bersama tuan rumah, dan mengolahnya bersama sama . Buat kunjungan ke tetangga , bawalah seloyang kue atau setoples kue kering untuk dinikmati bersama 3. Apabila harus menginap, perkirakan kapasitas tempat tinggal kerabat yang dikunjungi bisa menampung yang akan datang berkunjung . Apalagi jika dlm rombongan terdapat bayi dan

balita, orang tua yg sdh sepuh , maka dibutuhkan tempat yang memadai agar mereka bisa beristirahat . Juga fasilitas MCK . 4. Untuk berkunjung ke tetangga lama atau baru, perkenalkan seluruh anggota keluarga , agar di kemudian hari tidak keliru menyapa . 5. Hindari pembicaraan yang mengundang polemik . Batasi obrolan kepada hal yang ringan dan umum . Seringkali terjadi kesalahfahaman dalam kunjungan karena pembicaraan yang dilakukan terlampau mengundang polemik . 6. Batasi waktu kunjungan . Tuan rumah cukup repot menerima kunjungan dari kerabat dalam jumlah banyak dan waktu yang lama sehingga sebaiknya tidak berlama lama mengunjungi kerabat apabila kita bersama sebuah rombongan besar . Terkecuali bila Anda hanya berdua dan ada agenda yang jelas dalam kunjunga tersebut . E. ETIKA BERTAMU DALAM ISLAM 1. Memperbaiki Niat Tidak bisa dipungkiri bahwa niat merupakan landasan dasar dalam setiap amalan. Hendaklah setiap muslim yang akan bertamu, selain untuk menunaikan hajatnya, juga ia niatkan untuk menyambung silaturahim dan mempererat ukhuwah. Sehingga, tidak ada satu amalan pun yang ia perbuat melainkan berguna bagi agama dan dunianya. Tentang niat ini Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu dengan niat dan setiap orang tergantung pada apa yang ia niatkan (HR. Bukhari, Muslim dan selain keduanya). Ibnul-Mubarak berkata : Betapa amal kecil diperbesar oleh niatnya dan betapa amal besar diperkecil oleh niatnya (Jaamiul-Ulum wal-Hikam halaman 17 Daarul-Hadits).

2. Memberitahukan Perihal Kedatangannya (untuk Minta Ijin) Sebelum Bertamu Adab ini sangat penting untuk diperhatikan. Mengapa ? Karena tidak setiap waktu setiap muslim itu siap menerima tamu. Barangkali ia punya keperluan/hajat yang harus ditunaikan sehingga ia tidak bisa ditemui. Atau barangkali ia dalam keadaan sempit sehingga ia tidak bisa menjamu tamu sebagaimana dianjurkan oleh syariat. Betapa banyak manusia yang tidak bisa menolak seorang tamu apabila si tamu telah mengetuk pintu dan mengucapkan salam padahal ia punya hajat yang hendak ia tunaikan.Allah telah memberikan kemudahan kepada kita berupa sarana-sarana komunikasi (surat, telepon, sms, dan yang lainnya) yang bisa kita gunakan untuk melaksanakan adab ini. 3. Menentukan Awal dan Akhir Waktu Bertamu Adab ini sebagai alat kendali dalam mengefisienkan waktu bertamu. Tidak mungkin seluruh waktu hanya habis untuk bertamu dan melayani tamu. Setiap aktifitas selalu dibatasi oleh aktifitas lainnya, baik bagi yang bertamu maupun yang ditamui (tuan rumah). Apabila memang keperluannya telah usai, maka hendaknya ia segera berpamitan pulang sehingga waktu tidak terbuang sia-sia dan tidak memberatkan tuan rumah dalam pelayanan. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda : Apabila salah seorang diantara kamu telah selesai dari maksud bepergiannya, maka hendaklah ia segera kembali menuju keluarganya (HR. Bukhari dan Muslim). 4. Berwajah Ceria dan Bertutur Kata Lembut dan Baik Ketika Bertemu Wajah muram dan tutur kata kasar adalah perangai yang tidak disenangi oleh setiap jiwa yang menemuinya. Allah telah memerintahkan untuk bersikap lemah lembut, baik dalam hiasan rona wajah maupun tutur kata kepada setiap bani Adam, dan lebih khusus lagi terhadap orang-orang yang beriman. Dia telah berfirman : Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman (QS. Al-Hijr : 88).

Ibnu Katsir dalam Tafsirnya berkata : [ } : , ]} Maksudnya bersikap lemah lembutlah kepada mereka sebagaimana firman Allah taala : Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang beriman (QS. At-Taubah : 128). Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda : Janganlah sekali-kali kamu meremehkan sedikitpun dari kebaikan-kebaikan, meskipun hanya kamu menjumpai saudaramu dengan muka manis/ceria (HR. Muslim). Selain berwajah ceria dan bertutur kata lembut, yang lebih penting untuk diperhatikan adalah hendaklah ia berkata baik dan benar. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam dengan tegas telah memebri peringatan : Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam (HR. Bukhari, Muslim, dan selain keduanya. Hadits ini terdapat dalam .(Arbain Nawawi nomor 15 Beliau shallallaahu alaihi wasallam menggandengkan kata iman dengan pilihan antara berbicara baik atau diam. Mafhumnya, jika seseorang tidak mengambil dua pilihan ini, maka ia dikatakan tidak beriman (dalam arti : imannya tidak sempurna). Hukum asal dari perbuatan adalah diam. Kalaupun ia ingin berkata, maka ia harus berkata dengan kata-kata yang baik. Sungguh rugi jika seseorang bertamu dan bermajelis dengan mengambil perkataan sia-sia lagi dosa seperti ghibah, namimah (adu domba), dan lainnya yang tidak menambah apapun dalam timbangan akhirat kelak kecuali dosa. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda :

Sesungguhnya seseorang mengucapkan kata-kata, ia tidak menyangka bahwa ucapannya menyebabkan ia tergelincir di neraka yang jaraknya lebih jauh antara timur dan barat (HR. Bukhari dan Muslim). 5. Tidak Sering Bertamu Mengatur frekwensi bertamu sesuai dengan kebutuhan dapat menimbulkan kerinduan dan kasih-sayang. Hal itu merupakan sikap pertengahan antara terlalu sering dan terlalu jarang. Terlalu sering menyebabkan kebosanan. Sebaliknya, terlalu jarang mengakibatkan putusnya hubungan silaturahim dan kekeluargaan. 6. Dianjurkan Membawa Sesuatu Sebagai Hadiah Memberi hadiah termasuk amal kebaikan yang dianjurkan. Sikap saling memberi hadiah dapat menimbulkan perasaan cinta dan kasih saying, karena pada dasarnya jiwa senang pada pemberian. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda : Berilah hadiah di antara kalian, niscaya kalian akan saling mencintai 7.Tepat Waktu Bila Anda berjanji datang jam sekian, usahakan tepat waktu. Ini akan memberi kesan yang baik kepada tuan rumah. Dan memudahkan tuan rumah mengatur waktu. Bisa saja ia punya kegiatan yang amat sangat padat, sehingga ketika menyetujui Anda datang pada waktu tertentu, hanya itu waktu yang ia punya untuk Anda. 8.Memilih Waktu Berkunjung Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu juga memperhatikan dengan cermat waktu yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat terkadang bisa menimbulkan perasaan yang kurang baik dari tuan rumah bahkan tetangganya.

9.Tidak Memberatkan Bagi Tuan Rumah Hendaknya bagi seorang tamu berusaha untuk tidak membuat repot atau menyusahkan tuan rumah, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah: Tidak halal bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang kemudian saudaranya itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para shahabat bertanya: Bagaimana bisa dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan dosa? Beliau menjawab: Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya. (HR. Muslim) 10.Meminta Izin Kepada Tuan Rumah Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat. (An Nur: 27) Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (An-Nur 27-28) Rumah itu seperti penutup aurat bagi segala sesuatu yang ada di dalamnya sebagaimana pakaian itu sebagai penutup aurat bagi tubuh. Jika seorang tamu meminta izin kepada penghuni rumah terlebih dahulu, maka ada kesempatan bagi penghuni rumah untuk mempersiapkan kondisi di dalam rumahnya tersebut. Sehingga tidaklah dibenarkan ia melihat ke dalam rumah melalui suatu celah atau jendela untuk mengetahui ada atau tidaknya tuan rumah sebelum dipersilahkan masuk. Bagaimana Tata Cara Meminta Izin? a.Mengucapkan salam Diperintahkan untuk mengucapkan salam terlebih dahulu, sebagaimana ayat di atas (An Nur: 27). Pernah salah seorang shahabat beliau dari Bani Amir meminta izin kepada Rasulullah yang ketika itu beliau sedang berada di rumahnya. Orang tersebut mengatakan: Bolehkah saya masuk? Maka Rasulullah pun memerintahkan pembantunya dengan sabdanya: Keluarlah,

ajari orang ini tata cara meminta izin, katakan kepadanya: Assalamu alaikum, bolehklah saya masuk? Sabda Rasulullah tersebut didengar oleh orang tadi, maka dia mengatakan: Akhirnya Nabi pun mempersilahkannya untuk masuk rumah beliau. (HR. Abu Dawud) b.Meminta izin sebanyak tiga kali Dari Abu Said Al-Khudri ia berkata, Abu Musa telah meminta izin tiga kali kepada Umar untuk memasuki rumahnya, tetapi tidak ada yang menjawab, lalu dia pergi, maka sahabat Umar menemuinya dan bertanya, Mengapa kamu kembali? Dia menjawab, Saya mendengar Rasulullah bersabda, Barangsiapa meminta izin tiga kali, lalu tidak ada jawaban, maka hendaklah kembali. (Shahih HR. Ahmad) 11.Tidak Menghadap Ke Arah Pintu Masuk, Namun Disisi Kanan atau Kirinya Ketika tamu tiba di depan rumah, hendaknya tidak menghadap ke arah pintu. Tetapi hendaknya dia berdiri di sebelah pintu, baik di kanan maupun di sebelah kiri. Hal ini dicontohkan Rasululloh SAW.Dari Abdulloh bin Bisyer ia berkata,Adalah Rasululloh SAW apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkanAssalamu alaikum assalamu alaikum (Shahih HR. Abu Dawud) 12.Mengenalkan Identitas Diri Ketika Rasulullah menceritakan tentang kisah Isra Miraj, beliau bersabda (artinya) : Kemudian Jibril naik ke langit dunia dan meminta izin untuk dibukakan pintu langit. Jibril ditanya: Siapa anda? Jibril menjawab: Jibril. Kemudian ditanya lagi: Siapa yang bersama anda? Jibril menjawab: Muhammad. Kemudian Jibril naik ke langit kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya di setiap pintu langit, Jibril ditanya: Siapa anda? Jibril menjawab: Jibril. (Muttafaqun Alaihi) Saya datang kepada Rasulullah untuk membayar hutang ayahku. Lalu aku mengetuk pintu rumahnya. Lalu beliau bertanya, Siapa itu? Lalu aku menjawab, Saya. Nabi berkata, Saya? Saya? seakan-akan beliau tidak menyukainya. (HR. Bukhari)

13.Dilarang Mengintai Ke Dalam Bilik Jika kita hendak bertamu dan telah sampai di halaman rumah, tidak diizinkan mengintip melalui jendela atau bilik, walaupun tujuannya ingin mengetahui penghuninya ada atau tidak. Dari Anas bin Malik, sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi, lalu Nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu. (HR. Bukhari) 14.Tidak Masuk Rumah Walaupun Terbuka Pintunya. Dari ayat 27 An Nuur, sebagaimana telah ditulis di atas, kita baru boleh masuk rumah orang lain harus mendapatkan izin dari pemilik rumah. 15.Bila Diminta Pulang, Hendaknya Pulang Dan jika dikatakan kepadamu: Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (lihat ayat diatas) 16.Menyebutkan Keperluannya Di antara adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia kepada tuan rumah. Supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke arah tujuan kunjungan tersebut, serta dapat mem-pertimbangkan dengan waktu/ keperluannya sendiri. Hal ini sebagaimana Allah mengisahkan para malaikat yang bertamu kepada Ibrahim u di dalam Al Quran (artinya): Ibrahim bertanya: Apakah urusanmu wahai para utusan? Mereka menjawab: Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa. (Adz Dzariyat: 32) 17.Tidak Masuk Bila Yang Mengizinkan Wanita Seorang tamu pria hendaknya tidak masuk rumah apabila yang mempersilahkan masuk adalah seorang wanita. Kecuali wanita tersebut telah diizinkan oleh suaminya atau mahromnya. Amr berkata, Rasulullah melarang kami meminta izin untuk menemui wanita tanpa mendapat izin suaminya. (Shahih HR. Ahmad)

Dari Amr bin Al-Ash dia berkata, Sesungguhnya Rasulullah melarang kami masuk di rumah wanita yang tidak ada mahromnya. (Shahih HR. Ahmad) 18.Segera Kembali Setelah selesai Urusannya Termasuk pula adab dalam bertamu adalah segera kembali bila keperluannya telah selesai, supaya tidak mengganggu tua rumah. Sebagaimana penerapan dari kandungan firman Allah Taala: tetapi jika kalian diundang maka masuklah, dan bila telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan, (Al Ahzab: 53) 19.Tidak Menceritakan Aibnya Kepada Orang Lain Abu Hurairoh, dia berkata, Sesungguhnya Rasulullah bersabda, Tahukah kamu apa ghibah itu? Mereka menjawab, Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Lalu beliau bersabda, Ghibah adalah engkau menyebutkan saudaramu (kepada orang lain) dengan sesuatu yang ia benci. Lalu dikatakan kepadanya, Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu bila aib yang kuceritakan itu memang benar? Beliau menjawab, Jika apa yang kamu ceritakan itu benar, berarti kemu meng-ghibah-nya. Jika tidak, berarti engkau berbuat dusta. (HR. Muslim) 20.Mendoakan Tuan Rumah Hendaknya seorang tamu mendoakan atas jamuan yang diberikan oleh tuan rumah, lebih baik lagi berdoa sesuai dengan doa yang telah dituntunkan Nabi , yaitu : Ya Allah, berikanlah barakah untuk mereka pada apa yang telah Engkau berikan rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka. (HR. Muslim) F. ETIKA BAGI YANG MENGUNDANG 1 Hendaknya mengundang orang-orang yg bertaqwa, bukan orang yg fasiq (suka bermaksiat). Rasulullah saw. Bersabda, "Janganlah kamu bersahabat kecuali dgn seorang mu'min, dan jangan memakan makananmu kecuali orang yg bertaqwa". (HR Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

2. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan orangorang fakir. Rasulullah saw, bersabda, "Seburuk-buruk makanan pengantin (walimah), karena yg di undang orang-orang kaya tanpa orang-orang fakir." (Muttafaq'alaih). 3. Undangan jamuan hendaknya tidak diniatkan berbangga-bangga dan berfoya-foya, akan tetapi niat untuk mengikuti sunnah Rasulullah dan membahagiakan teman-teman atau sahabat. 4. Tidak memaksa-memaksakan diri untuk mengundang tamu. Dalam hadits Anas ra. ia menuturkan, "Pada suatu ketika kami ada di sisi Umar, maka ia berkata, "Kami dilarang memaksa diri" (membuat diri sendiri repot)," (HR Al-Bukhari). 5. Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dgn kewibawaan. 6. Jangan kamu menampakan kejemuan terhadap tamumu, tetapi tumpukanlah kegembiraan dgn kehadirannya, bermuka manis berbicara ramah. 7. Hendaklah segera menghidangkan minuman-makanan untuk tamu, karena yg demikian itu berarti menghormatinya. 8. Jangan tergesa-gesa untuk mengangkat minuman/makanan sebelum tamu selesai menikmati jamuan. 9.Disunatkan mengantar tamu hingga luar pintu rumah. Ini menunjukan penerimaan tamu yg baik dan penuh perhatian. G. ETIKA BAGI TAMU 1. Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlambat darinya kecuali ada udzur, karena hadits Nabi saw. mengatakan, "Barang siapa yg diundang kepada walimah atau yg serupa,hendaklah ia memenuhinya". (HR. Muslim). 2. Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir dgn undangan orang yg kaya, karena tidak memenuhi undangan orang fakir itu merupakan pukulan (cambuk) terhadap perasaanya.

3. Jangan tidak hadir, sekalipun karena sedang berpuasa, tetapi hadirlah pada waktunya, karena hadits yg bersumber dari Jabir menyebutkan bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda, "Barang siapa Yg di undang untuk jamuan sedangkan ia berpuasa, maka hendaklah ia menghadirinya. Jika ia suka makanlah dan jika tidak, tidaklah mengapa." (HR Ibnu Majah dan dishahikan oleh Al-Albani). 4. Jangan terlalu lama menunggu disaat bertamu karena ini memberatkan yg punya rumah, juga jangan Tergesa-gesa datang karena membuat yg punya rumah kaget sebelum semuanya siap. 5. Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih darit itu. 6. Hendaknya pulang dgn hati lapang dan memaafkan kekurangan apa saja yg terjadi pada tuan rumah. 7. Hendaknya mendoakan untuk orang yg mengundangnya seusai menyantap hidangannya. Dan diantara doa yg ma'tsur adalah, H. ETIKA MENERIMA TAMU

1. Menjawab Salam Dari Abu Hurairoh berkata: Saya mendengar Rosulullah bersabda: "Hak orang muslim terhadap muslim lainnya ada lima; Menjawab salam" (HR. Bukhari) 2. Boleh Menanyakan Siapa Namanya 3. Boleh Menolak Tamu 4. Boleh Saling Berpelukan dan Berjabat Tangan Dari Sya'bi dengan sanadnya: "Sesungguhnya sahabat Nabi apabila mereka bertemu, mereka saling berjabat tangan dan bila datang dari bepergian mereka berpeluk-pelukan. Dari Abu

Jafar dia berkata: Ketika aku datang menghadap Rosulullah dari Najasi beliau menjumpaiku lalu memelukku. Dari Ummu Darda dia berkata: Ketika Salman tiba, dia bertanya "Dimana saudaraku?" Lalu aku menjawab: "Dia di masjid", lalu dia menuju ke masjid dan setelah melihatnya, dia memeluknya, sedangkan sahabat yang lain saling berpeluk-pelukan pula. (Syarh Ma'anil Atsar:4/281.) 5 Tidak Memasukkan Tamu Lain Jenis Dari Ibnu Abbas dari Nabi beliau bersabda: "Janganlah seorang laki-laki menyepi dengan seorang perempuan kecuali ada mahromnya, lalu ada seorang laki-laki berdiri seraya bertanya: "Wahai Rosulullah, istriku akan menjalankan haji, sedangkan aku telah mewajibkan diriku untuk mengikuti perang ini dan ini?" Beliau berkata: "Kembalilah dan berangkatlah haji bersama istrimu ". (HR. Bukhori) 6. Menyambut Tamu Dengan Gembira Hendaknya shohibul bait menyambut tamunya dengan penuh gembira, wajah berseri-seri sekalipun hati kurang berkenan karena melihat sikap atau akhlaknya yang jelek. Dari Aisyah ia berkata: "Sesungguhnya ada seorang yang mints izin kepada Nabi. Ketika Nabi melihatnya sebelum dia masuk, beliau berkata: "Dialah saudara golongan terjelek, dialah anak golongan terjelek" Kemudian setelah dia duduk, Nabi berseri-seri wajahnya, dan mempersilakan padanya. Setelah lakilaki itu pergi, Aisyah berkata kepada Rosulullah: "Wahai Rosulullah ketika engkau lihat laki-laki itu tadi, engkau berkata begini dan begitu, kemudian wajahmu berseri-seri dan engkau mempersilakan padanya?" Maka Rosulullah bersabda: "Wahai Aisyah, kapan engkau tahu aku mengucap kotor? Sesungguhnya sejelekjelek manusia di sisi Allah pada hari Qiamat adalah orang yang ditinggalkan manusia karena takut akan kejelekannya ". (HR. Bukhari) 7. Menjamu Tamu Sesuai Kemampuan Dari Abu Hurairoh, sesungguhnya ada seorang laki-laki bertamu kepada Nabi, lalu beliau menyuruh utusan untuk meminta makanan kepada istrinya. Sang istri berkata: "Kita tidak

mentpunyai apa-apa kecuali air". Lalu Rosulullah bertanya kepada sahabatnya: "Siapa yang bersedia menjamu dan menanggung tamu ini?" Ada salah seorang sahabatAl-Anshor berkata: "Saya sanggup wahai Nabi." Maka dibawalah tamu tersebut ke rumah istrinya, lalu sahabat itu berkata kepada istrinya: "Jamulah tamu Rosulullah ini". Istrinya menjawab: "Kita tidak punya apa-apa kecuali makanan untuk anak-anak kita yang masih kecil ini". Sahabat itu berkata: "Siapkan makananmu itu sekarang. Nyalakan lampu, tidurkan anakmu bila dia ingin makan malam ". Sang istri itu mentaati suaminya, lalu dia menyiapkan makanan untuk tamunya, menyalakan lampu dan menidurkan anaknya. Lalu sang istri berdiri seolah-olah hendak memperbaiki lampu lalu mentadamkannya, maksudnya untuk meyakinkan tamunya seolah-olah keduanya ikut makan, lalu semalaman suanti istri tidur dengan menahan lapar. Maka pada pagi hari dia pergi menuju ke nunah Rosulullah. Lalu Rosulullah bersabda: "Tadi malam Allah tertawa, atau heran (takjub) dengan perbuatan kamu berdua ", maka turunlah ayat: Dan mereka (yaitu sahabat. Al-Anshor) mengutamakan kepentingan (sahabat muhajirin daripada kepentingan dirinya sendiri), sekalipun mereka dalam keadaan sangat membuutuhkan, dan barangsiapa yang dijaga dari kebakhilan maka mereka itulah orang yang beruntung. (Al-Hasyr:9)

16

BAB III PENUTUP A.Kesimpulan 1. Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut. 2.Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya. (HR.Bukhari dan Muslim) 3.Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethosyang berarti watak kesusilaan atau adat. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. 4. Bertamu ke kediaman kerabat adalah budaya timur yang sangat dijunjung tinggi . Dilihat dari tujuannya bersilaturahim serta penghargaan yang diberikan dalam kunjungan tersebut dari yang muda berkunjung ke yang tua, keluarga penghuni baru berkenalan dengan tetangga lama . Seiring dengan pergeseran jaman nilai nilai silaturahmi ini masih harus kita jaga dan sesuikan dengan kondisi saat ini , di mana ada nilai waktu , biaya ,ditambah lagi kondisi yang dikunjungi 21

B.SARAN Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W , setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.

22

18 DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.masbied.com/search/makalah-etika-bertamu

2. http://www.google.com/cse?cx=001412573888605108834:cpynouhpuwi&q=makalah %20etika%20bertamu&oq=makalah%20etika %20bertamu&aq=f&gs_sm=12&gs_upl=39766l47606l0l49513l0l0l0l0l0l0l0l0ll0l0& gs_l=partner.12...39766l47606l0l49513l0l0l0l0l0l0l0l0ll0l0.gsnos%2Cn %3D13.#gsc.tab=0&gsc.q=makalah%20etika%20bertamu&gsc.page=1


3. http://wwwcahaya-hati.blogspot.com/2011/03/tatacara-etika-bertamu.html

Anda mungkin juga menyukai