Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN III PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI

DISUSUN OLEH: NAMA NIM PROGDI : ANUNG PRIYANTO : 102045 : ELEKTRONIKA

SEMESTER : 4 B Dosen Pengampu: Aris Teguh Rahayu,ST Ir.Pius Sri Winarno AKADEMI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA Jalan Raya Solo Baki KM2 Kwarasan, Grogol, Solo Baru Sukoharjo Telepon:0271) 621176;621178 Fax : 621176 Email : at-warga@atw.ac.id

TEKNIK PENYALUR
I. TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengukuran Mahasiswa diharapkan mampu merencanakan kabel penyalur

II. 1. 2. 3. 4. 5.

ALAT DAN BAHAN Kabel penyalur konektor avo meter alat ukur (SWR Analyzer) Tool set

III. DASAR TEORI Radio Frekwensi merambat pada permukaan luar kabel yang halus rata tanpa korosi akan lebih sempurna tanpa cacat yang menyebabkan berubah kemampuan rambat dari material kabel (velocity) yang dilalui sehingga tidak mengurangi umur pemakaian transmission line tersebut yang menyebabkan semakin lama dipakai dan terkena korosi akan semakin besar losses Power dikarenakan Open Wire tidak dilengkapi dengan jacket pelindung konduktor untuk menghindari kerusakan atau korosi pada permukaan material kabel yang disebabkan oleh pengaruh cuaca.Kabel coax dengan pelindung jaket polyethylene (PE) lebih dapat bertahan terhadap temperature tinggi dan segala cuaca, fleksibel serta selalu terjaga jarak antara Inner dan Outer Kabel dengan karakteristik impedance selalu tepat sebagai penyalur RF (Radio Frekwensi). Jenis kabel coax (Transmission line) inilah yang banyak beredar dipasaran Indonesia dan banyak di pakai ham radio.Perlengkapan stasiun Ham radio dalam aktifitasnya sudah dapat dipastikan membutuhkan kabel Coax untuk dipergunakan sebagai penyalur RF dari transmitter (pemancar) ke antenna ditempatkan dengan elevasi ketinggian bebas dari ranting pohon atau objek gedung atau bangunan penghalang lainya agar radiasi pancaran antenna tidak terganggu. Transmitter selalu dilokasikan pada ruang tertutup jauh dari antenna agar tidak terganggu oleh perubahan cuaca, sedangkan antenna berada di luar ruangan berada pada ketinggian yang cukup dari permukaan tanah di alam terbuka. Kabel Coax digunakan untuk menghantar energi gelombang radio dari Transmitter ke antenna dengan karakteristik kabel sekecil mungkin losses Power. Losses Power Bisa disebabkan oleh konstruksi kabel, jenis metal kabel yang berpengaruh terhadap daya rambat getaran radiasi (Velocity), panjang Coax yang dipergunakan, Jenis Connector, Korosi yang disebabkan cuaca dan lainnya.Karakteristik kabel Coax yang sering dipergunakan Tabel

Attenuation Coax per 100 feet Losses di Kabel Coax (Transmission Line) Kabel Coax (Transmission Line) jika terlalu panjang bisa menyebabkan losses Power energi yang di pancarkan ke antenna, Radio Frekwensi yang disalurkan terhambat, sebaiknya lebih teliti dalam memilih type coax terutama merk dan pastikan jenis material kabel (kandungan metal yang dipergunakan),diameter coax (Jarak Inner dan Outer coax serta coaxial Jacket), panjang Coax yang dipergunakan, Jenis Connector, Korosi yang disebabkan cuaca dan lainnya.Losses Power akan berkurang jika Transmitter, kabel dan antenna match impedansinya, Loses akan bertambah jika SWR lebih besar dari 1:1. Setiap energi yang disalurkan melalui Coax dari transmitter ke antenna (Load) dan kembali keTransmitter dinamakan Reflected Power dan selalu mengakibatkan Losses pada Power yang di transmisikan, efeknya arus gelombang balik (SWR) akan membesar nilai perbandingan current, voltage dan frekwensi menghambat aliran gelombang dari transmitter untuk dilepaskan ke antenna. Contoh gambar kabel coaxial RG 58

coaxial RG 58 Teflon Sistem SWR Analyzer

coaxial RG 58 Teflon

SWR atau lebih lengkapnya VSWR adalah singkatan dari Voltage Standing Wave Ratio, atau kalau diterjemahkan secara bebas adalah, Perbandingan Tegangan Gelombang Berdiri. Mungkin kata berdiri di sini akan menimbulkan kesan atau pertanyaan tersendiri. Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh sebuah transmitter RF yang dilalukan sebuah transmisi line (misal: cable coax, feeder, dll) tidak lagi memiliki bentuk sebagai sinyal sinusoidal yang sempurna, namun mirip dengan sinyal sinusoidal yang telah disearahkan oleh sebuah diode rectifier, dimana porsi negatif dari sinyal sinusoidal dibalik menjadi positif semua, makanya kesan pertama yang bisa dilihat oleh para researcher saat itu adalah berdiri atau Standing Wave. Sifat dari gelombang elektromagnetik ini adalah dapat terpantul (reflected) bila menemui impedansi yang tidak sama (matched) dengan impedansi saluran transmisi yang dilaluinya. Sesuai dengan kaidah Setengah Daya Maksimum, dimana daya di beban akan maksimum pada saat impedansinya sesuai dengan impedansi saluran transmisi. Atau dengan kata lain, tidak ada gelombang terpantul yang kembali ke saluran transmisi, yang mengakibatkan transceiver menjadi saturasi atau efeknya transistor final akan jebol.

Pada kondisi impedansi antenna dan impedansi saluran transmisi tidak sesuai (matched), biasanya ditunjukkan dengan VSWR > 1, maka beberapa efek berikut akan dirasakan. * Daya RF yang sampai di antenna tidak optimum, sehingga pancaran tidak akan jauh/optimum. * Bercampurnya gelombang maju (forward) dan gelombang pantul (reflected) kemungkinan akan mempengaruhi kualitas suara pancaran, mungkin saja terdengar parau atau tidak bulat. * Nilai VSWR yang terlalu tinggi (VSWR > 2), akan membuat RF Linear Amplifier mengalami saturasi, yang biasanya terasa over heating dan bila dibiarkan terus-terusan akan membuat rusak komponen di Final. Dalam notasi matematis, VSWR atau SWR tidak memiliki dimensi karena merupakan perbandingan 2 buah variable yang berdimensi sama (voltage). Dengan rumus sebagai berikut: SWR = [1 + Rc] / [1 - Rc] Dimana: * RC = | [ZL - Zo] / [ZL + Zo] | * ZL = impedansi input antenna (beban) * Zo = impedansi saluran transmisi (coax, feeder, dll) * Bila ZL atau Zo merupakan bilangan imajiner atau khayal, maka ZL atau Zo ini merupakan magnitudo dari bilangan tersebut. Kita ambil contoh: Contoh 1: Zo (Transmittion Line) = 50 Ohm, ZL (Antenna) = 50 Ohm Maka, RC = [50-50]/[50+50]=0, maka SWR=[1+0]/[1-0]=1 (kondisi ini disebut matched) Contoh 2: Zo = 50 Ohm, ZL = 100 Ohm, maka SWR = 2 Contoh 3: Zo = 50 Ohm, ZL = 25 Ohm, maka SWR = 2 Sebuah antenna dipole 1/4 lambda (masing-masing sayap panjangnya 1/4 lambda, total kedua sayap 1/2 lambda) memiliki impedansi input yang hampir murni dengan nilai mendekati 50 Ohm, makanya antenna ini akan memberikan pembacaan VSWR atau SWR mendekati 1 (matched). Pada praktikum kali ini kita menggunakan SWR Analizer MFJ-269 yaitu suatu swr yang dapat mengukur antara lain: a) Frekwensi kerja kabel b) Nilai SWR c) Induksi kabel d) Capasitansi kabel e) Impedansi f) Reaktansi g) Loss kabel.

IV.

LANGKAH PERCOBAAN 1. Siapkan kabel penyalur yang akan diukur 2. Pasangkan konektor pada ujung-ujung kabel. 3. Cek dengan menggunakan AVO meter apakah kabel dalam kondisi baik.(bila terjadi shot antara bagian inner dan outer lakukan pengecekan kemudian lakukan pemasangan konektor kembali). 4. Pasangkan kabel penyalur pada alat ukur swr analyzer. 5. Kemudian lakukan pengukuran meliputi: a) Nilai swr terendah b) Frekwensi swr terendah c) Reaktansi d) Loss kabel saat swr terendah

V.

HASIL PERCOBAAN

GAMBAR PENGUKURAN KABEL PENYALUR MENGGUNAKAN SWR ANALYZER

Hasil pengukuran Jenis kabel : Panjang kabel :


NO 1 FREKUWENSI SWR TERENDAH 130-170 MHz

coaxial RG 58 Teflon 33 cm
REAKTANSI (XS) 0 NILAI SWR TERENDAH 1,1 COAX LOSS 13 db

Jenis kabel : Panjang kabel :


NO 1 FREKUWENSI SWR TERENDAH 114-131 MHz

coaxial RG 58 64 cm
REAKTANSI (XS) 0 NILAI SWR TERENDAH 1,0 COAX LOSS 16 db

Grafik kabel coaxial RG 58 Teflon

Grafik kabel coaxial RG 58

VI.

KESIMPULAN

Dari percobaan di atas dapat di ambil kesimpulan yaitu :

SWR Analizer MFJ-269 yaitu suatu swr yang dapat mengukur antara lain: a) Frekwensi kerja kabel b) Nilai SWR c) Induksi kabel d) Capasitansi kabel e) Impedansi f) Reaktansi g) Loss kabel. Bahwa masing-masing kabel yang berbeda jenis memiliki spesifikasi yang berbeda pula jadi dalam penggunaan dalam teknik penyaluran perlu diperhatikan spesifikasinya agar didapatkan hasil yang optimal. Untuk teknik pengukuran kabel yang perlu di perhatikan saat pengukuran adalah Inner dan outer, saat pengukuran inner dan outer jangan sampai terhubung jadi satu atau shot. Panjang kabel juga sangat mempengaruhi saat pengukuran dengan SWR meter jadi dalam teknik penyaluran harus memperhatikan atau mempertimbangkan panjang kabel yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai