Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 STATUS PASIEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 ANALISIS IDENTITAS Nama Usia Alamat Status Pekerjaan : Bp. Z : 50 tahun : Ngaglik, Sleman : Menikah : Karyawan swasta

Berdasarkan identitas pasien yang dapat dijadikan sebagai faktor resiko adalah usia dan jenis kelamin. Usia berhubungan dengan kadar kolesterol yang meningkat pada usia di 20 tahun dan akan terus meningkat sampai usia 50 tahun. Sedangkan jenis kelamin, pria lebih beresiko memiliki penyakit jantung dibanding perempuan. Karena pada perempuan memiliki hormon estrogen endogen yang bersifat protektif padaa perempuan. 3. 2. ANALISIS RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Berdasarkan status pasien, pasien mengeluhkan nyeri dada kiri sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dada terjadi karena otot kehilangan suplai darah yang disebut dengan iskemi yang berdampak pada kebutuhan O2 yang berkurang sehingga terjadi metabolisme yang berlebiihan yang dapat menyebabkan nyeri. Nyeri dirasakan saat mengerjakan tugas kantor dan nyeri semakin memberat dan tidak berkurang dengan istirahat. Hal ini terjadi karena adanya Nyeri dada kiri juga dirasakan menjalar ke rahang seperti di cekik, di remas-remas sampai susah bernafas. Pasien juga merasakan muncul keringat dingin dan badan terasa lemas. Hal ini terjadi karena keringat dingin merupakan respon dari keadaan emosional

yang akan mengakibatkan peningkatan saraf simpatis dalam tubuh yang juga akan meningkatkan sekresi epinefrin dan kelenjar adrenal sehingga akan mengeluarkan keringat dingin. Badan terasa lemas yang dirasakan pasien karena adanya curah jantung yang rendah atau ketidakmampuan meningkatkan curah jantung pada saat aktivitas. 3. 3. ANALISIS RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien pernah menderita sakit dengan gejala serupa 6 bulan yang lalu hal ini bahwa sakit yang diderita pasien ini memang memiliki gejala yang hilang timbul. Pasien mengaku pernah mondok di RS karena keluhan yang sama. Pasien merupakan penderita Hipertensi sejak 20 tahun yang lalu. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko,tekanan darah yang tinggi membuat beban jantung bertambah dan membuat jantung menebal dan kaku. Pasien menyangkal adanya penyakit metabolik dan tidak mempunya riwayat alergi. 3. 4. ANALISIS RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak ada anggota yang mengalami keluhan serupa dan tidak ada anggota yang mengalami penyakit metabolik dan riwayat alergi. Namun ayah pasien adalah seorang penderita hipertensi. Hipertensi merupakan suatu penyakit yang dapat diturunkan sehingga dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit ini. 3. 5 ANALISIS KEBIASAAN DAN LINGKUNGAN Pasien merupakan perokok dan dalam 1 hari dapat menghabiskan 1 bungkus rokok. Merokok merupakan salah satu faktor pemicu pada kasus ini karena rokok mengandung bahan nikotin dan CO yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pasien juga gemar masakan pedas dan asin. Konsumsi makanan yang asin atau banyak mengandung garam juga dapat meningkatkan tekanan darah. Pasien jarang berolahraga, hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit. Latihan fisik yang teratur dapat membantu mencegah terjadinya penyakit dan juga dapat menurunkan tekanan darah.

3. 6 ANALISIS HASIL PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran : Kompos mentis Berdasarkan status pasien di dapatkan Kompos mentis yang berarti sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dengan baik. Keadaan umum : Tampak kesakitan Hal ini untuk menilai apakah keadaan pasien dalam keadaan darurat medik atau tidak. Berdasarkan status pasien, pasien tampak kesakitan. Vital Sign : Tekanan darah 160/90 mmHg Nadi Respirasi Suhu Bb/ Tb 70 Kg/ 168 cm 103 x/menit 22 x/menit Tekanan darah tinggi Takikardi Normal Normal

Kepala : conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-) Konjungtiva merupakan selaput mata yang melapisi palpebra dan bola mata. Konjungtiva anemis akan ditemukan pada keadaan anemia namun pada kasus ini tidak di temukan adanya tanda-tanda anemia. Sedangan sklera ikterik akan ditemukan pada pasien yang memiliki kelainan metabolisme bilirubin yang dalam kasus ini tidak ditemukan sehingga hasilnya negatif.

Leher : JVP 5+1 Pemeriksaan tekanan vena bertujuan untuk menentukan tekanan vena sentral sebagai gambaran ukuran tekanan rata-rata dalam atrium kanan. Pada pemeriksaan leher didapatkan JVP 5+1 hal ini normal karena nilai normal dari JVP adalah 5+2 H20.

Thorax : Inspeksi : ictus cordis tidak tampak jelas Palpasi : ictus cordis teraba kuat angkat, tidak teraba thrill di SIC VI midclavicula sinistra Perkusi : Batas jantung kanan di SIC 4 linea midsternalis
5

Batas jantung kiri di SIC 6, 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra Batas jantung atas di SIC 2 linea sternalis sinistra Auskultasi : suara S1-S2 reguler, tidak terdengar suara tambahan Ronchi basah di kedua basal paru (-) Abdomen : hepar dalam batas normal, tanda asites (-) Ekstremitas : oedem ekstremitas (-), sianosis (-)

3. 7 ANALISIS HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang yang dilakukan : 1. EKG Interpretasi EKG No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Irama Frekwensi Axis Transisional zone Interval PR Komplek QRS Interval QT Tanda iskemik Tanda hipertrofi Kesimpulan Item Jawaban

Pemeriksaan lain yang dilakukan : 1. Pemeriksaan enzim jantung 3. 8 ANALISIS DIAGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai