Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER MANAJEMEN AGROEKOSISTEM ANALISIS BIODIVERSITAS PADA HUTAN DAN AGROFORESTRI

Kelas L PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Disusun Oleh:

1. Nurul Setyaningsih 2. Novel Akbar Velayati 3. Novita Inka Sari W. 4. Nur Trias W. 5. Ni Putu Eka Pratiwi 6. Nanang Budi Santoso 7. Nimas Ayu Kinasih 8. Nurhadi 9. Novi Bagus Pratama 10. Nur Izzatul Maulida

115040200111086 115040201111004 115040201111019 115040201111028 115040201111079 115040201111134 115040201111157 115040201111172 115040201111258 115040201111339

ANALISIS BIODIVERSITAS PADA LAHAN PERTANIAN

Protected forest Plantation forest forest Monoculture agriculture

Agro-

Protected forest Plantation forest forest Monoculture agriculture

Agro-

Protected forest Plantation forest forest Monoculture agriculture

Agro-

Protected forest Plantation forest forest Monoculture agriculture

Agro-

Biodiversitas adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah, yang merupakan dasar kehidupan di bumi. Pada beberapa tempat, banyaknya populasi serangga yang ada dapat digunakan untuk menunjukkan biodiversitas yang ada dari tempat tersebut karena serangga-serangga tersebut hidup dan mencari makan di daerah yang cocok dan mempunyai cadangan makanan yang mencukupi pula. Serangga-serangga tersebut, antara lain dari ordo Diptera (Lalat), ordo Hemiptera (sebangsa kepik), ordo Coleoptera (sebangsa kumbang), dan ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat). Pada masing-masing lahan, serangga-serangga ini dapat berperan sebagai hama atau vektor dari penyakit, dan bisa juga digunakan sebagai indikator biodiversitas yang ada. Selain itu keanekaragaman hayati tanah, seperti hewan permukaan tanah dapat juga dijadikan sebagai indikator biodiversitas. Keanekaragaman hayati tanah memegang peranan penting dalam memelihara keutuhan dan fungsi suatu ekosistem. Ada tiga alasan utama untuk melindungi keanekaragaman hayati tanah, yaitu: (a) secara ekologi; dekomposisi dan pembentukan tanah merupakan proses kunci di alam yang dilakukan oleh organisme tanah dan berperan sebagai pelayan ekologi bagi eksistensi suatu ekosistem, (b) secara aplikatif; berbagai jenis organisme tanah telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang, misalnya pertanian, kedokteran,

dan sebagainya, serta (c) secara etika; semua bentuk kehidupan, termasuk biota tanah memiliki nilai keunikan yang tidak dapat digantikan (Hagvar, 1998). Struktur dan komposisi organisme tanah, terutama makroinvertebrata, sangat tergantung pada kondisi lingkungannya. Decaens, et al. (1998) melaporkan bahwa terdapat dua faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap komunitas makroinvertebrata tanah, yaitu: (a) struktur vegetasi yang menentukan keragaman mikrohabitat dan kondisi/tingkah laku makroinvertebrata dan (b) produksi dan kualitas seresah yang tergantung pada karakter vegetasinya serta populasi organisme herbivora.

1. Ordo Lepidoptera

Lepidophtera
35 30 25 20 15 10 5 0 -5 27 20 16 21 18 18

14
4

Protected forest

Plantation forest

Agro-forest
night

Monoculture agriculture
day

Ordo Lepidoptera adalah ordo dari serangga sebangsa kupu atau ngengat. Pada diagram ini, dapat dilihat bahwa tingkat keberadaan serangga ini, pada siang hari paling besar terdapat pada lahan monoculture agriculture (sawah) sebanyak 27 serangga. Dan paling kecil jumlahnya pada siang hari, yang ditemukan pada lahan protected forest (hutan lindung) sebanyak 4 serangga. Pada malam hari, pada daerah plantation forest (perkebunan) ditemukan serangga dari ordo Lepidoptera ini sebanyak 20 serangga, dan paling sedikit ditemukan pada lahan protected forest (hutan lindung) sebanyak 4 serangga. Dari hal ini dapat disimpulkan, bahwa ordo Lepidoptera banyak atau mempunyai tingkat biodiversitas yang tinggi pada lahan-lahan yang memiliki jenis tanaman yang beragam. ordo Lepidoptera adalah tipe serangga yang beraktivitas pada siang hari dan ordo ini dapat ditemukan banyak pada tipe sawah atau perkebunan luas. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa dengan ditemukan banyak ordo Lepidoptera pada lahan itu, berarti lahan tersebut sedang terserang oleh hama.

2. Ordo Hemiptera

Hemiphtera
70 60 50 40 30 20 10 0 -10 -20

47

21 8 6 13 7 10 3

Protected forest

Plantation forest

Agro-forest

Monoculture agriculture

night

day

Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mengisap cairan tubuh serangga lain. Ordo ini dapat juga dijadikan indikator serangan hama pada lahan pertanian. Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa ordo ini pada siang dan malam hari banyak ditemukan pada daerah persawahan, sedangkan paling sedikit pada siang hari ditemukan pada daerah agroforest dan pada malam hari di daerah hutan lindung. Hal ini dikarenakan sumber makanan banyak tersedia di daerah persawahan, serta lingkungan hidup yang lebih mendukung untuk serangga dengan ordo ini adalah di daerah tersebut

3. Ordo Coleoptera

50 40 30 20 10 0 17 10

Coleoptera

31

9 2
Agro-forest

2
Monoculture agriculture

-10
Protected forest Plantation forest

night

day

Dari diagram ini, dapat dilihat bahwa ordo Coleoptera pada siang hari banyak terdapat di daerah hutan lindung dan pada malam hari banyak terdapat di daerah perkebunan. Ordo Coleoptera adalah serangga yang beraktifitas pada siang hari untuk mencari makanan. Anggota dari ordo ini ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sumber makanan atau lingkungan yang cocok untuk serangga ordo ini berkembang biak dan mencari makan adalah pada daerah perkebunan ataupun hutan lindung.

4. Ordo Diptera

35 30 25 20 15 10 5 0
Protected forest

Diptera

Plantation forest

Agro-forest

Monoculture agriculture

night

day

Dari diagram ini dapat diketahui bahwa ordo Diptera memiliki tingkat keberagaman yang tinggi pada lahan agroforest. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya serangga dari ordo ini yang ditemukan pada siang dan malam hari. Pada lahan agroforest ini memiliki sumber makanan yang cukup dan lingkungan yang mendukung untuk tempat tinggal dan perkembangbiakan. Ordo ini paling sedikit ditemukan pada lahan persawahan karena sumber makanan sedikit dan lingkungannya tidak terlalu mendukung untuk dijadikan sebagai tempat tinggal ataupun perkembangbiakan.

KESIMPULAN

2.5 2.132.08 1.88 1.6 1.5 1.86 1.94 1.84 1.66

2.19 2 2.04 1.78

2.3 2.13 1.91 1.58

0.5

0 Jan Protected forest Feb Plantation forest Nov Agro-forest Des Paddy field

Dari keempat lahan yang ada, dapat disimpulkan bahwa yang memiliki tingkat biodiversitas tinggi adalah pada lahan agroforest. Berdasarkan diagram di atas, pada lahan agroforest menunjukkan bahwa banyak terdapat serangga dengan berbagai ordo yang berbeda yang ada pada lahan tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena lahan agroforest memiliki sumber makanan untuk serangga-serangga tersebut yang tersedia dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Decaens, T., T.Dutoit, D.Alard and P. Lavelle. 1998. Factors Influencing Soil Macrofaunal Communities in Post-pastoral Successions of Western France. Applied Soil Ecology 9: 361-368. Hagvar, S. 1998. The Relevance of The Rio-Convention on Biodiversity to Conserving Biodiversity of Soils. Applied Soil Ecology 9: 1-7.

Anda mungkin juga menyukai