Anda di halaman 1dari 9

LBM 5 Perilaku Jiwa

Dwiky Puspita 012106135 SGD 13

Apa yang dimaksud dengan perkembangan? Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya 5 aspek yg dinilai dari perkembangan jiwa
Penalaran ( kognitif ) Emosi Perilaku Sosialisasi Komunikasi

Tidak bisa konsentrasi


Kelambatan perkembangan terutama pada lobus temporal dan korteks frontalis yang dipercaya bertanggung jawab pada kemampuan mengontrol dan memusat-kan proses berpikirnya. Sebaliknya, korteks motorik pada anak hiperaktif terlihat berkembang lebih cepat matang daripada anak normal, yang mengakibatkan adanya perkembangan yang lebih lambat dalam mengontrol tingkah lakunya, namun ternyata lebih cepat dalam perkembangan motorik, sehingga tercipta gejala tak bisa diam, yang khas pada anak ADHD. Hal ini menjadi alasan bahwa pengobatan stimulansia akan mempengaruhi faktor pertumbuhan dari susunan saraf pusat. Dari aspek patofisiologik, ADHD dianggap adanya disregulasi dari neurotransmitter dopamine dan norepinephrine akibat gangguan metabolisme catecholamine di cortex cerebral. Neuron yang menghasilkan dopamine dan norepinephrine berasal dari mesenphalon. Nucleus sistem dopaminergik adalah substansia nigra dan tigmentum anterior dan nucleus sistem norepinephrine adalah locus ceroleus DRD4 mempengaruhi sensitivitas post-sinaps saraf di korteks frontal & prefrontal - Konsentrasi - Daya ingatan sehari-hari (working memory) - Internalisasi pembicaraan - Emosi, Motivasi - Mengatur & menguasai perilaku Impuls dari korteks frontal & prefrontal ganglia basalis (sirkuit frontostriatal) output Percobaan binatang : deplesi dopamin gangguan fungsi kognitif (+), kelainan NT katekolamin-serotonin. ADHD : kelainan pada gen yang mengkode DRD4

Menciumi kertas
Jawab : Karena pada saat anak tersebut melakukan hal tersebut ada suatu kepuasan tersendiri dan perhatiannya tertuju pada benda tersebut. Merupakan ciri ciri gangguan perilaku

Diberi tugas tidak selesai


Hal itu menandakan adanya gejala inatensi seperti dibawah ini Inatensi menetap dan berlangsung sedikitnya 6 bulan sampai ke tingkat maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak; Sering gagal memberikan perhatian yang baik terhadap hal-hal yang rinci atau sering melakukan kesalahan yang tdk seharusnya atau ceroboh terhadap pekerjaan sekolah dan atau pekerjaan lain. Sulit dalam mempertahankan pemusatan perhatian dalam melakukan tanggung jawabnya atau kegiatan bermain Tampak acuh seterti tidak mendengar saat diajak bicara Tidak mampu mengikuti aturan, instruksi dalam pekerjaan atau tugas Kesulitan dalam mengorganisasikan tugas tanggung jawab atau aktivitas keseharian Menghindar, menolak, atau tidak suka melakukan tugas konsentrasi lama, seperti tugas sekolah Sering kehilangan barang-barang yang dimilikinya seperti mainan, pensil, buku atau peralatan lain Mudah teralih perhatian dengan rangsangan dari luar Mudah lupa kegiatan yang dilakukan dalam keseharian

Hal itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Belum diketahui dengan pasti penyebab GPPH, penelitian-penelitian menunjukkan banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya genetik, struktur anatomi dan neurokimiawi otak. Dilaporkan terdapat pengecilan lobus prefrontal kanan (fungsinya sebagai proses editing perilaku, mengurangi distraktibilitas, membantu kesadaran diri dan waktu seseorang), nukleus kaudatus kanan dan globus palidus kanan (berperan menghambat respon otomatik yang datang pada bagian otak, koordinasi rangsangan tetap optimal), serta vermis / bagian dari cerebelum (mengatur keseimbangan). Orang tua yang menderita GPPH kemungkinan anaknya GPPH 50%, saudara kandung dengan GPPH mempunyai 5 7 kali lebih besar mengalami GPPH, kembar identik 55 92% akan menderita gangguan yang sama jika satu anak tersebut GPPH. Neurotransmiter dopamin meningkat di limbik dan lobus prefrontal yang berakibat anak GPPH kesulitan dalam menjalankan fungsi eksekutifnya, berupa kontrol diri yang buruk dan gangguan dalam menginhibisi perilaku, keadaan tersebut karena adanya hiperaktivitas transporter dopamin sehingga anak GPPH menunjukkan :

Gangguan Non-Verbal Working Memory, dengan gambaran berupa:


Kehilangan rasa kesadaran akan waktu Ketidak mampuan menyimpan informasi di dalam otaknya Persepsi tidak sesuai terhadap suatu obyek/kejadian Perencanaan dan pertimbangan yang buruk Kesulitan mengikuti peraturan yang berlaku Tidak disiplin Self guidance dan self questioning yang buruk

Gangguan internalisiation of self directed speech, berupa;


Gangguan regulasi, motivasi dan tingkat ambang kesadaran diri yang buruk., gejalanya seperti;
Kesulitan menyensor semua bentuk reaksi emosi, ambang toleransi frustasi yang rendah Hilangnya regulasi diri dalam bidang motivasi dan dorongan kehendak

Gangguan merekontruksi berbagai perilaku yang sudah di observasi dalam usaha untuk membangun suatu bentuk perilaku baru untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan yang sudah di targetkan, berupa;
Keterbatasan menganalisis perilaku-perilaku dan melakukan sintesis ke dalam bentuk yang baru Ketidak mampuan untuk menyelesaikan persoalan sesuai dengan taraf usianya

Dilaporkan juga komplikasi perinatal (perdarahan antepartum, persalinan lama, nilai APGAR rendah dalam menit pertama kelahiran, dll) ada kaitan timbulkan GPPH. Penelitian lain melaporkan ibu yang merokok selama kehamilan lebih beresiko GPPH (Milberger at all, 1997). Bayi dengan BBLR disertai kerusakan subtansia alba bereiko lebih tinggi GPPH (Whitaker at all, 1997). Kondisi organik lain yang diperkirakan berpengaruh resiko GPPH yaitu; alergi, diet, pengaruh logam berat. GPPH mungkin bertambah berat pada anak dengan dengan penyakit organik tertentu seperti abnormalitas fungsi tyroid, infeksi telinga berulang, dan tuli sensorineural.

Hiperaktivitas Tidak bisa diam, kaki atau tangannya bergerak terus Tidak mampu duduk diam dimana anak diharapkan duduk diam Sering berlari atau memanjat secara berlebihan pada situasi yang tidak sesuai (seperti pada remaja atau dewasa) Sering sulit dalam bermain atau kegiatan yang menyenangkan bersama yang memerlukan ketenangan Bergerak terus seperti digerakkan mesin Berbicara berlebihan Impulsivitas Menjawab sebelum selesai pertanyaan Sulit menunggu giliran Sering menginterupsi atau mengintrusi orang lain (misal orang lain sedang berbicara atau bermaib)

Anda mungkin juga menyukai