Anda di halaman 1dari 2

( AMALAN ) RAHASIA MALAM JUMAT Kebiasaan memuliakan malam Jumat salah satu ciri muslim dan muslimah, karena

di dalam malam Jumat itu keberkahan Allah SWT akan lebih tinggi dibandingkan malam-malam lain. Malam Jumat dimana keesokan harinya diadakan sholat Jumat adalah malam istimewa bagi seorang muslim maupun muslimah, orang mukmin maupun mukminat, jadi benar-benar malam yang istimewa, bukan sekedar malam biasa. Tapi masihkah kebiasaan warga muslim memuliakannya? Atau justru hanyut terbawa arus jaman, di mana orang tak peduli lagi dengan malam Jumat yang mulia itu, karena bisa anda saksikan sendiri, betapa banyak kegiatan hura-hura, pesta pora atau berbagai acara yang hingar binger di lakukan di malam Jumat. Kalau yang menyelenggarakan non muslim, rasanya masih bisa dimaklumi, karena mereka tidak memuliakan dan tidak mensucikan malam Jumat dan bulan ramdhan, tapi kalau penyelenggaranya orang muslim, yang seharusnya malam itu buat terawih, membaca Al Quran, sholat malam dan kegiatan ibadah lainnya, apa yang ada bisa katakana? Palingpaling hanya bisa mengelus dada dan banyak-banyak membaca istigfar. Malam Jumat Begitu akan terasa nikmatnya Setelah kau menyerah total kepadaNya Dengan tahajud, witir, dzikir, membaca al Quran dan sebagainya Jumat putih Aku namakan malam mulia ini Karena di dalamnya kua bisa temukan kesucian malam Jumat Dengan banyak-banyak berdialog padaNya Jumat putih Di dalamnya kau bisa menyerahkan semua titipanNya PadaNya yang telah memberikan titipan padamu Ya semua itu telah kau kembalikan padaNya Pada malam Jumat putih Dan jiwamu tiba-tiba ringan seakan-akana tanpa beban Totalitas penyerahan padaNya Membuat jiwamu tenang, damai dan lega Alhamdulillah Jumat putih Jumat suci Jumat kebahagiaan Jumat di atas Jumat Allahu Akbar

Mungkin ada yang bilang, ah setiap hari kan sama saja, tak ada keistimewaan pada malam Jumat, semua biasa saja. Jelas yang bilang begini ini, tak memuliakan malam Jumat, jadi baginya malam Jumat mau pestapora, mau dansa dansi, mau apa saja boleh. Ngerikan! Kalau pernyataan itu keluar dari sahabat-sahabat yang muslim atau musliman, mari simak berikut ini : Sahabat . setiap napas yang diberikan-Nya adalah amanat-Nya yang nantinya dimintai pertanggungjawaban di akherat sana. Sahabat . Setiap detik napas yang berhembus adalah bonus dari-Nya yang tidak semua orang mendapatkannya, tidak semua memilikinya, yang tidak semua orang menyadarinya, yang tidak semua menghargainya. Sahabat .barulah napas dihargai,barulah kesehatan diperhatikan, barulah kematian di ingat, barulah dosa-dosa terbayang, barulah sadar bahwa napas adalah karunianya yang begitu besar, tiap detik , tiap saat, tiap waktu bonus dari-Nya datang tanpa diminta. Sahabat .mari saling berbagi, mari saling mengingatkan, mari saling memberi nasehat, mari saling bertegur sapa, selama napas masih berhembus selama hidup masih diberikan, selama maut masih menunggu, selama kuburan masih jauh, selama hayat masih dikandung badan, selama kesehatan masih bersama, selama ingatan masih tajam,selama gerak masih lancer. Sahabat . Apa Apa Apa Apa Apa Apa Apa Apa Apa Apa yang yang yang yang yang yang yang yang yang yang kau cari? Akan kau tinggalkan kau dapat? Tak dibawa mati bersamamu? Akan berpisah kau simpan? Akan hilang dambakan? Tak abadi kau cintai? Bukan milikmu kau benci? Bukan kau yang menciptakan kau hina? Bukan kau yang menjadikan kau gosipkan? Pahalamu kan hilang kau benci? Tak di bawa mati

Sahabat . Setiap langkah kita sedang menuju ke kuburan Usia kita bertambah maut makin dekat Rumah terakhir kita kuburan Tanah air kita yang hakiki panjangnya hanya satu kali dua meter saja. Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237). Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jumat, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736

Anda mungkin juga menyukai