ANALI SI S PENGARUH KI NERJ A KEUANGAN TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
I NDONESI A
Tiara Rachman Putri
J urusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2011 Email : tiararachmanputri@yahoo.com
ABSTRAKSI
Pada umumnya perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasikan sistem manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor. Manajemen keuangan memberikan pengaruh terhadap kelangsungan aktivitas dan eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh juga pada setiap individu yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen keuangan dengan baik, hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat melaksanakan operasional perusahaan dengan lebih efisien dan efektif. Harapannya perusahaan dapat menumbuhkan dan mengembangkan serta mempertahankan aktivitas dan keberadaan perusahaan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio keuangan utama perusahaan yang meliputi CR, DER, ROA, ROE, dan EPS mempunyai hubungan positif terhadap harga saham. Sampel yang digunakan adalah 54 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Ada dua variabel yang diangkat yaitu : harga saham sebagai dependent variable dan rasio keuangan perusahaan sebagai independent variable. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda. Hasil pengujian secara parsial / uji t menunjukkan variabel ROA (Return On Assets) dan EPS (Earning Per Share) yang berpengaruh positif terhadap harga saham dan memiliki kontribusi dominan terhadap harga saham. Pengujian uji regresi secara simultan / uji F menunjukkan variabel bebas (CR, DER, ROA, ROE, dan EPS) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (harga saham). Diketahui besarnya nilai koefisien determinasi atau R 2 sebesar 0,354 artinya bahwa variabel Y (harga saham) dapat dipengaruhi oleh Current Ratio (X 1 ), Debt Equity Ratio (X 2 ), Return On Assets (X 3 ), Return On Equity (X 4 ), Earning Per Share (X 5 ) sebesar 35,4 % sedangkan sisanya 64,6 % merupakan kontribusi variabel independen lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Kata Kunci : CR, DER, ROA, ROE, Earning Per Share (EPS), dan Harga Saham
ABSTRACT
In general, manufacturing companies in Indonesia in the era of globalization should strive to produce high quality goods at low cost in order to improve the market competitiveness of both domestic and global markets. This situation encourages them to adapt the manufacturing system that can accelerate the process of creation of value-added, among other perform contractual relationships with suppliers and investors. Provide financial management impact on the continuity of activity and the existence of an enterprise and also influential on individuals involved in the company. Therefore, financial managers are required to be able to run the financial management well, this is so that companies can perform operations more efficiently and effectively. The hope the company can grow and develop and maintain the company's activities and whereabouts. The purpose of this study was to determine whether the company's key financial ratios that include CR, DER, ROA, ROE, and EPS have a positive relationship on stock prices. The sample used was 54 manufacturing companies listed on the Stock Exchange. There are two variables that was appointed, namely: the stock price as the dependent variable and the company's financial ratios as independent variables. The method used in this research that multiple linear regression analysis. The test results are partially / t test showed variable ROA (Return On Assets) and EPS (Earning Per Share) which has a positive effect on stock prices and have a dominant contribution to the stock price. Simultaneous testing of regression test / F test showed the independent variables (CR, DER, ROA, ROE, and EPS) simultaneously (jointly) significantly influence the dependent variable (stock price). Unknown magnitude of the coefficient of determination or R2 value of 0.354 means that the variable Y (stock price) can be affected by the Current Ratio (X1), Debt Equity Ratio (X2), Return On Assets (X3), Return On Equity (X4), Earning Per Share (X5) of 35.4% while the remaining 64.6% is the contribution of other independent variables are not included in this study.
Keywords: CR, DER, ROA, ROE, Earning Per Share (EPS), and Stock Price
I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Pada umumnya perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan penekanan biaya (minimum) dalam rangka meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasikan sistem manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor. Perkembangan industri memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat. Kinerja perusahaan tersebut pada akhir periode harus dievaluasi untuk mengetahui perkembangan perusahaan. .Melalui analisis laporan keuangan, maka didapat data tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan kekuatan keuangan yang dimiliki perusahaan. Salah satu manfaat dari analisis laporan keuangan, kita dapat melakukan analisis terhadap rasio keuangan perusahaan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Analisis rasio keuangan merupakan analisis tradisional, sering dipakai dan juga mudah dalam penggunaannya. Alat ukur yang dipakai analisis rasio keuangan berupa rasio- rasio keuangan perusahaan. Agar rasio-rasio itu mempunyai arti, maka rasio yang dihitung harus dari variable-variabel yang mampu memberikan arti. Analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai suatu kondisi keuangan dan dapat dipakai sebagai dasar perbandingan dari waktu ke waktu. Ada beberapa ukuran kinerja keuangan yang akan digunakan dalam penelitian ini dimana masing-masing rasio digunakan untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap harga saham. Variabel kinerja keuangan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu : 1. Current Ratio (Rasio Lancar) Merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Current Ratio yan tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. Akan tetapi current ratio yang tinggi akan berpengaruh negative terhadap kemampuan memperoleh laba (rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran.
2. Debt to Equity Ratio Menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Semakin besar DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relative terhadap ekuitas. Semakin besar DER mencerminkan risiko perusahaan yang relative tinggi.
3. Return On Assets Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan.
4. Return On Equity Menerangkan laba bersih yang dihasilkan untuk setiap ekuitas. Semakin besar ROE menandakan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan para pemegang saham prioritas yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar-kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.
5. Earning Per Share Merupakan variabel yang menunjukkan bahwa semakin besar variabel tersebut menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Untuk keperluan analis, seseorang perlu memperhatikan EPS di masa yang akan datang, bukan EPS yang telah diperoleh. Hal tersebut dikarenakan harga saham hari ini merupakan present value dari penghasilan-penghasilan yang akan diterima oleh pemodal di masa yang akan datang, dan penghasilan- penghasilan tersebut akan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba di masa yang akan datang. Pasar modal merupakan wadah alternatif selain bank dan lembaga keuangan non bank bagi para investor untuk melakukan penanaman modal (investasi). Salah satu indikasi bekerjanya pasar modal secara optimal adalah ketersediaan informasi, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan yang bersifat simetris dan dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan. Informasi tersebut berguna bagi investor sebagai dasar mengadakan penilaian terhadap perusahaan. Oleh karena itu peranan pasar modal menjadi semakin penting mengingat fungsi pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana, dan pihak yang ingin menanamkan modalnya. (Wiji P dan Hendy F, 3:2006) . Penilaian emiten suatu perusahaan didapat dari informasi yang tersedia di pasar modal sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang penilaian emiten suatu perusahaan. Salah satu aspek yang dinilai oleh masyarakat dalam investasi adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan akan selalu mempublikasikan laporan keuangannya agar para calon investor dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan, dan prospek perusahaan tersebut ke depan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis keterkaitan dan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Yaitu menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari beberapa rasio keuangan yang berupa, , CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio) ROA (Return On Assets) dan Return On Equity (ROE), EPS (Earning Per Share) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ANALISIS PENGARUH KINERJ A KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menyatakan menganalisis keterkaitan dan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari rasio CR, DER, ROA, ROE, dan EPS, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 2. Dari perhitungan berbagai rasio diatas, secara parsial rasio mana yang dominan mempengaruhi harga saham pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
1.2.2 Batasan Masalah Batasan ini dilakukan agar penelitian tidak menyimpang dari arah dan tujuan serta dapat diketahui sejauh mana hasil penelitian dapat dimanfaatkan. Batasan tersebut antara lain:
1. Menggunakan Laporan Keuangan perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periodisasi tahun 2008-2010 2. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah dengan CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio) ROA (Return On Assets) dan Return On Equity (ROE), EPS (Earning Per Share). 3. Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham, diukur dengan regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS versi 17.
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menguji dan Menganalisis kinerja keuangan yang terdiri dari CR, DER, ROA, ROE, dan EPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 2. Mengetahui secara parsial rasio apakah yang dominan mempengaruhi harga saham pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
II. Landasan Teori Harahap (105:2004) menyatakan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis, Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analisis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainya dilakukan ia pun tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu yang paling penting adalah media bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Berikut ini, beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan, Kasmir, (87:2010) yaitu : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memeberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. . Analisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam suatu periode. Oleh karena itu, sebelum kita menganalisis lapotan keuangan, maka terlebih dahulu kita harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan laporan keuangan. Pemahaman tentang laporan keuangan mulai dari pengertian, jenis komponen yang terkandung, tujuan maupun sifat laporan keuangan sangat penting sehingga dalam melakukan analisis lebih mudah untuk menginterpretasikannya. (Kasmir, 66:2010) Secara umum dikatakan bahwa manfaat dari analisis laporan keuangan sebagai berikut (Kasmir, 2010:92) 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan untuk pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
Rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan. Ratio ini merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan symptom (gejala-gejala yang tampak) suatu keadaan. J ika diterjemahkan secara tepat, ratio juga dapat menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih mendalam. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponen- komponen itu sendiri. Prastowo dan Juliaty (80:2008). Adapun kelompok-kelompok rasio yang digunakan dalam analisis laporan keuangan disesuaikan dengan kepentingan pihak kreditur, investor, dan manajemen. Secara umum pengelompokkan rasio adalah berdasarkan (Raharjaputra,2009:199). 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Aktivitas 3. Rasio Leverage 4. Rasio Profitabilitas 5. Rasio Valuasi Menurut Agus Sartono (2001:9), harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan. Menurut Weston dan Brigham (2001:26), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah : 1. Laba per saham (Earning Per Share / EPS) 2. Tingkat Bunga 3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan 4. Jumlah laba yang di dapat perusahaan 5. Tingkat Resiko dan Pengembalian Kajian penelitian ini dikaji guna membandingkan dan melihat kembali hasil penelitian dari peneliti yang lain dengan penelitian yang dibuat oleh peneliti. Penelitian sebelumnya yaitu: 1. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi Kasus Pada Sektor Pertambangan dan Sektor Kimia), (Alan Andy Kusuma tahun 2008). Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan : a. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 10 perusahaan go public yang terdaftar di BEI periode 2005- 2007, bahwa profitabilitas (ROA, ROE, NPM) dan EPS mempunyai pengaruh yang baik terhadap harga saham secara simultan. Dari pengaruh yang baik ini dapat diketahui bahwa manajemen perusahaan dapat menggunakan asset perusahaan dengan baik, peningkatan sales yang lebih besar dari peningkatan biaya, dan meningkatnya return yang akan diterima investor. Pengaruh ini dapat meningkatkan harga saham dipasaran dan menarik investor untuk menginvestasikan modalnya di perusahaan tersebut. b. Berdasarkan uji anova diketahui bahwa ROA, ROE, NPM, dan EPS secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 5%. Dari hasil uji regresi berganda dengan taraf signifikan 5% diketahui bahwa EPS, ROA, dan ROE memiliki nilai yang positif 6.268 : 21.158 : 3.030 dan NPM memiliki nilai yang negative 21.431. hasil uji t secara parsial diketahui bahwa ROA, ROE, NPM dan EPS diperoleh T tabel sebesar 2.060. Dari hasil diatas, EPS berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA, ROE, dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia, (Siti Fatimah tahun 2009). Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan : a. Pada uji regresi secara parsial, dimana uji-t dilakukan untuk mengetahui kemampuan pengaruh dari masing- masing variabel bebas (ROA, ROE, BV, DER, CR, dan QR) terhadap variabel terikat (harga saham). Diketahui bahwa hanya variabel BV (Book Value) yang positif berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Dapat dikatakan BV yang memiliki kontribusi dominan terhadap harga saham. b. Sedangkan uji regresi secara simultan (bersama-sama), dimana uji simultan atau uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (ROA. ROE, BV DER, CR dan QR) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (harga saham). Diketahui bahwa semua variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. 3. Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, dan DER Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Go Public di Indonesia Tahun 2003 2007, (Jayanti Hartono Putri, tahun 2008). Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan : a. Berdasarkan perhitungan uji koefisien regresi secara bersama sama (uji F) dapat disimpulkan bahwa EPS, PER, ROE, dan DER secara bersama sama berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEJ. b. Berdasarkan perhitungan uji koefisien regresi secara parsial (uji t) dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara EPS, PER, dan ROE terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEJ. Dan tidak ada pengaruh antara DER terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEJ.
1. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Industri Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI, (Yuli Widia Dasrul, 2009). Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan a. Dari uji hipotesis secara parsial (uji T) diperoleh hanya dua variabel kinerja keuangan yang berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham industri pertambangan yaitu variabel EPS dan PER. Sedangkan variabel ROA, ROE tidak memberikan pengaruh terhadap harga saham.
b. Dari hasil regresi berganda diperoleh angka R Square sebesar 0,893. Hal ini berarti 89,3% dari variasi harga saham perusahaan dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh kinerja keuangan yang terdiri dari variabel ROA, ROE, EPS, dan PER. Sementara 10,7% lagi dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,879 (87,9%) ini menjelaskan apabila dalam penelitian ini dilakukan penambahan variabel lain maka besar pengaruhvariabel independen terhadap variabel dependen sebesar 87,9%. c. Dari uji F (uji Anova) diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,000 (p value < 0,05) yang artinya signifikan dan F hitung 62,825 >F tabel 5,75. Ini artinya variabel ROA, ROE, EPS, dan PER secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham .
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini mengambil objek penelitian, yaitu perusahaan manufaktur. pada sektor industri dasar dan kimia (Basic Industry and Chemical), aneka industri (Miscellaneous Industry) dan sektor barang konsumsi industri (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan dugunakan ke tiga sektor ini, karena ke tiga sektor memiliki net income terbesar di sektor sekunder (industri pengolahan / manufaktur) pada tahun 2010 menurut IDX Fact Book 2010. Pertimbangan sebagai kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur tersebut merupakan perusahaan yang go public dan terdaftar di BEI pada tahun 2008- 2010 yang mencantumkan data secara lengkap berturut-turut selama periode penelitian, dan tidak sedang dalam proses delisting pada periode pengamatan, 2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan audited yang lengkap pada tahun 2008-2010. 3. Perusahaan manufaktur yang sahamnya aktif diperdagangkan di BEI dari tahun 2008-2010. 4. Harga saham yang dipergunakan adalah closing price. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik (angka). Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data (BEI) dan dipublikasikan kepada masyarakat penggguna data. a. Data rasio keuangan yang diperoleh dari data laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur pada sektor industri dasar dan kimia (Basic Industry and Chemical), aneka industri (Miscellaneous Industry) dan sektor barang konsumsi industri (Consumer Goods Industry) tahun 2008, 2009, dan 2010 yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca yang berhubungan dengan penelitian. b. Penelitian ini menggunakan daftar harga saham penutupan (Closing Price) dari setiap perusahaan selama periode tahun 2008-2010. Penggunaan Closing Price yang digunakan per tahun, ini di karenakan laporan keuangan yang digunakan penulis adalah per tahun dari tiap perusahaan. Analisis terhadap data dilakukan secara kuantitatif, untuk menentukan variabel-variabel independen (variabel bebas) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (variabel terikat) secara bersama- sama maupun secara parisal. a. Variabel Dependen (variabel terikat) / (Y) Harga saham dikategorikan sebagai variabel terikat karena dalam penelitian ini, harga saham dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan. Variabel dependen adalah variabel yang perubahannya dipengaruhi oleh variabel bebas dan dalam persamaan regresi dilambangkan dengan huruf Y. b. Variabel Independen (variabel bebas) / (X) Variabel independen adalah kinerja perusahaan yang terdiri dari beberapa variabel keuangan. Variabel independen merupakan variabel yang diduga mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Current Ratio (CR) Current Ratio (rasio lancar), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. (Kasmir, 2010:111) Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Currcnt Rotio = Akti:o Ioncor Kcwo]ibon Ioncor
(Kasmir, 2010:119)
2. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. (Kasmir, 2010:112) Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
cbt to Equity Rotio = Iotol Kcwo]ibon Ekuitos
(Kasmir, 2010:124) 3. Return On Assets (ROA) ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva. Semakin besar ROA, semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. (Boy Loen an Sonny Ericson, 2008:98) Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rcturn 0n Asscts = Iobo Scbclum Po]ok Iotol Akti:o X 100% 4. Return On Equity (ROE) Return On Equity digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal ini menyebabkan harga pasar saham cenderung naik (Harahap, 2007 :156) Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rcturn 0n Equity = Iobo Bcrsi Ekuitos X 100% 5. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share (EPS) (Laba Per Saham) adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang sahamnya, mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya. (Kasmir, 2010:139) Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah model umum regresi linier berganda (Multiple Regression). Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel independen atau lebih terhadap variabel dependen. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan alat bantu software SPSS versi 17.0. Model yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Linier Regression). Analisis regresi linier berganda adalah suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen (Sulaiman,2004:79). Model persamaan regresi linier berganda yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Y = + 1 X 1 + 2 X 2 + 3 X 3 + 4 X 4 + 5 X 5 +e (Priyatno,2010:61)
=Harga Saham =Konstanta =Koefisien regresi =Current Ratio (CR) =Debt Equity Ratio (DER) =Return On Assets (ROA) =Return On Equity (ROE) =Earning Per Share (EPS) e = Koefisien error Untuk menghasilkan suatu model per-samaan yang baik, maka hasil analisis re-gresi memerlukan pengujian asumsi klasik. Pengujian dengan asumsi klasik dapat dila- kukan dengan melakukan uji sebagai beri-kut: a. Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi nor-mal atau tidak. J ika data berdistri nor-mal, maka analisis dapat menggunakan metode parametrik. Namun, jika data tidak berdistribusi normal maka dapat menggunakan metode nonparametrik. Dalam uji ini akan digunakan uji One- Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05 (Priyatno, 2008:28). J ika nilai sig-nifikan > 0,05, maka data terdistribusi normal. Namun, jika nilai signifikan 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model re-gresi (Priyatno, 2008:39). Model regre-si yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen-nya. Uji ini dapat dideteksi dengan me-lihat nilai VIF (Variance Inflation Fac-tor). J ika nilai VIF <5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi pada model regresi (Priyatno, 2008:47). Me-tode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan adalah jika d terletak diantara du dan 4-du, maka Ho diterima berarti tidak terjadi autokore-lasi.
d. Uji Heteroskedastisitas Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi (Priyatno, 2008:42). Prasyarat yang ha-rus terpenuhi dalam uji ini adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedas-tisitas yang digunakan adalah uji Glejser. Uji Gejser dapat dilakukan dengan meregresikan variabel indepen-den terhadap nilai absolut. Apabila pro- babilitas signifikan variabel indepen-den di atas tingkat kepercayaan 5% ma-ka tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2007:93).
e. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengguna-kan alat analisa statistik berupa uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Uji t di-gunakan untuk mengetahui apakah da-lam model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada output Coeffients dari hasil analisis regresi linier ber-ganda. Uji F digunakan untuk menge-tahui apakah variabel independen se-cara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linier berganda. Pengambilan keputusan pada uji t dan uji F dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikannya pada taraf keperca-yaan 0,05. J ika nilai signifikan 0,05 maka variabel independen tidak ber-pengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai signifi-kan < 0,05 maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap varia-bel dependen. Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui presenta-se sumbangan pengaruh variabel inde-penden secara serentak terhadap varia-bel dependen. Koefisien ini menunjuk-kan seberapa besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan va-riasi variabel dependen (Priyatno, 2008:79).
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menge- tahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan ada- lah ujii One-Sample Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas One-Sample Kolmo- gorov Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.8 Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Tabel 4.8 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 162 -9.97532E-06 16961.25586 .307 .307 -.296 3.903 .000 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b.
Dari tabel output diatas terlihat bahwa nilai signifikansi(Sig.) =0,000 < 0,05(=5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Artinya residual tidak berdistribusi normal, sehingga data perlu di transformasi kedalam bentuk lain seperti bentuk Natural atau LN.
Tabel 4.9 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 162 4.426657E-10 1.5445001 .044 .044 -.033 .563 .909 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b.
Sumber : Data diolah
Dari tabel output diatas terlihat bahwa nilai signifikansi(Sig.) =0,909 > 0,05(=5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Artinya residual berdistribusi normal, sehingga data sudah memenuhi asumsi normalitas dan bisa dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis regresi. b. Uji Heteroskedastisitas Berikut ini adalah hasil pengujian heterokedastisitas dengan menggunakan metode grafik, dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut :
Scatterplot Dependent Variable: LN_Harga Saham (y) RegressionStudentized Residual 3 2 1 0 -1 -2 -3 R e g r e s s i o n
S t a n d a r d i z e d
P r e d i c t e d
V a l u e 3 2 1 0 -1 -2 -3
Grafikk 4.2 Uji Heteroskedastisitas Pada hasil pengolahan data dengan SPSS, jelas terlihat bahwa pola penyebaran titik-titik di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y tidak membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. (Priyatno, 2010:81). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel idependenya. Uji multikoliearitas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dapat dideteksi dengan nilai patokan VIF (Variance Inflation Factor). Menurut Santoso (2001) dalam terjemahan (Priyatno, 2010:81), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas. Berikut ini merupakan tabel hasil dari uji multikolinieritas : Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Coefficients a .470 2.126 .389 2.570 .314 3.183 .397 2.518 .619 1.616 CR (x1) DER (x2) ROA (x3) ROE (x4) EPS (x5) Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Harga Saham (y) a.
Sumber : Data diolah Dari hasil pengolan data pada tabel menunjukan tidak ada variabel bebas (CR, DER, ROA, ROE dan EPS) yang memiliki nilai VIF lebih kecil dari 5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh CR, DER, ROA, ROE dan EPS terhadap Harga saham (Y)
d. Uji Autokorelasi Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi salah satunya adalah metode Durbin-Watson. Perlu dicatat bahwa uji Durbin-Watson ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensaratkan adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Hipotesis yang diuji adalah : Ho : =0 (Bebas autokorelasi) Ho : 0 (Ada autokorelasi)
Tabel 4.11 Uji Autokorelasi Model Summary b .595 a .354 .333 1.5691 2.071 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-W atson Predictors: (Constant), LN_EPS (x5), LN_CR (x1), LN_ROE (x4), LN_DER (x2), LN_ROA (x3) a. Dependent Variable: LN_Harga Saham (y) b.
Pada tabel diatas nilai d hitung atau Durbin- Watson adalah 2,071 berada diantara du=1,807 dan 4-du=2,193 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Artinya tidak ada autokorelasi atau dengan kata lain gangguan estimasi suatu observasi tidak berkorelasi secara serius dengan gangguan estimasi dari observasi yang lain.
Analisis Regresi Berganda Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients a 5.120 .301 17.022 .000 .100 .269 .035 .371 .711 .268 .207 .133 1.292 .198 .802 .183 .504 4.386 .000 -.105 .138 -.078 -.763 .447 .160 .050 .261 3.189 .002 (Constant) LN_CR (x1) LN_DER (x2) LN_ROA (x3) LN_ROE (x4) LN_EPS (x5) Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: LN_Harga Saham (y) a.
Berdasarkan nilai koefisien regresi pada tabel di atas, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Harga saham (Y) =5.120+0,100(LN_CR) + 0,268 (LN_DER) +0,802 (LN_ROA) - 0,105 (LN_ROE) +0,160 (LN_EPS) + e
Uji Simultan Uji F, yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Apabila hasil perhitungan F hitung <F tabel maka Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel dari model regresi tidak mampu menjelaskan variabel terikat atau tidak memeliki pengaruh yang signifikan. Sebaliknya jika F hitung >F tabel maka Ho ditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi linier berganda mampu menjelaskan variabel terikat atau berpengaruh secara signifikan (Priyatno,2010:67)
Tabel 4.13 Uji Simultan /Uji F
ANOVA b 210.093 5 42.019 17.067 .000 a 384.062 156 2.462 594.155 161 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: (Constant), LN_EPS (x5), LN_CR (x1), LN_ROE (x4), LN_DER (x2), LN_ROA (x3) a. Dependent Variable: LN_Harga Saham (y) b.
Dari hasil perhitungan analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai signifikan sebesar 0,000 yang berarti nilai signifikannya lebih kecil dari taraf yang ditentukan, yaitu sebesar 0,050. Begitu juga dengan nilai F hitung diperoleh sebesar 17,067. Pada tingkat keyakinan 95%, = 5%, df1 (jumlah variable-1) =5, dan df2 (N-k-1) atau 162-5-1 =156 diperoleh F tabel sebesar 2,27. Karena nilai F hitung > F tabel (17.067 > 2,27). Konsekuensinya adalah Ho ditolak. Dengan demikian terbukti Current Ratio (X 1 ), Debt Equity Ratio (X 2 ), Return On Assets (X 3 ), Return On Equity (X4) dan Earning Per Share (X5) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga saham (Y).
Uji Parsial Tabel 4.14 Uji Parsial / Uji t
Coeffi ci ents a 5.120 .301 17.022 .000 .100 .269 .035 .371 .711 .268 .207 .133 1.292 .198 .802 .183 .504 4.386 .000 -.105 .138 -.078 -.763 .447 .160 .050 .261 3.189 .002 (Constant) LN_CR (x1) LN_DER (x2) LN_ROA (x3) LN_ROE (x4) LN_EPS (x5) Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: LN_Harga Saham (y) a.
Return On Assets (ROA) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, dengan menggunakan taraf signifikan sebesar = 0,05 / 2 (uji dua sisi) dan derajat kebebasan (df) n-k-1 =156, bahwa t hitung diketahui (4.386) >t tabel (1.975) maka hipotesis nol (H0) ditolak. Sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.000 <0.05 setelah dilakukan uji t, Variabel ROA memiliki koefisien regresi bernilai positif sebesar 0.802 artinya apabila terjadi kenaikan variabel ROA sebesar 1 % akan menaikkan harga saham sebesar 0.802 atau 80.2%. Sesuai dengan teori bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, yang juga dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif. Earning Per Share (EPS) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, dengan menggunakan taraf signifikan sebesar = 0,05 / 2 (uji dua sisi) dan derajat kebebasan (df) n-k-1 =156, bahwa t hitung diketahui (3.189) >t tabel (1.975) maka hipotesis nol (H0) ditolak. Sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.002 <0.05 setelah dilakukan uji t, variabel EPS memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.160, artinya apabila terjadi perubahan variabel EPS sebesar 1% akan menaikkan HS sebesar 0.160 atau 16%. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi, yaitu digunakan untuk melihat seberapa besar proporsi (prosentase) dari keragaman Y yang diterangkan oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan dari variabel bebas terhadap keragaman variabel terikat (Y). Koefisien determinasi menunjukan prosentase variasi nilai variabel bebas yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Nilai ini juga dapat digunakan untuk melihat sampai seberapa jauh model yang terbentuk dapat menerangkan kondisi yang sebenarnya. Koefisien Determinasi (R 2 ) diartikan juga sebagai ukuran ketepatan atau kecocokan garis regresi yang diperoleh dari hasil pendugaan terhadap data hasil penelitian. Tabel 4.15 Model Summary b .595 a .354 .333 1.5691 2.071 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-W atson Predictors: (Constant), LN_EPS (x5), LN_CR (x1), LN_ROE (x4), LN_DER (x2), LN_ROA (x3) a. Dependent Variable: LN_Harga Saham (y) b.
Dari tabel di ketahui besarnya nilai koefisien determinasi atau R 2 sebesar 0,354, artinya bahwa variabel Harga saham (Y) dapat dipengaruhi oleh Current Ratio (X 1 ), Debt Equity Ratio (X 2 ), Return On Assets (X 3 ), Return On Equity (X4) dan Earning Per Share (X5). sebesar 35,4% , sedangkan sisanya 64,6% merupakan konstribusi variabel independen lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat terhadap 54 sampel perusahaan manufaktur selama tahun 2008, 2009, 2010 maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan berkaitan dengan pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio, Return On Assets, Return On Equity dan Earning Per Share terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1. Secara simultan, lima rasio keuangan yaitu pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio, Return On Assets, Return On Equity dan Earning Per Share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung diperoleh sebesar 17,067. Pada tingkat keyakinan 95%, = 5%, df1 (jumlah variable-1) = 5, dan df2 (N-k-1) atau 162-5-1 =156 diperoleh F tabel sebesar 2,27. Karena nilai F hitung > F tabel (17.067 > 2,27). Konsekuensinya adalah Ho ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan rasio keuangan sebagai alat analisis keuangan dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan berdasarkan harga saham yang dicapai dalam pengambilan keputusan ekonomi khususnya pada perusahaan manufaktur
2. Secara parsial Return On Assets dan Earning Per Share mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada taraf signifikan yang ditentukan sebesar 0,050 terlihat bahwa variable ROA (Return On Assets) dengan nilai signifikan sebesar 0,000 (H0 ditolak) dan EPS (Earning Per Share) dengan nilai signifikan sebesar 0,002 (H0 ditolak) yang signifikan berpengaruh terhadap harga saham. Dan yang paling besar pengaruhnya adalah variabel ROA karena nilai koefisiennya lebih besar dibandingkan variabel lainnya yaitu sebesar 0,802. Dari pengaruh yang baik ini dapat diketahui bahwa manajemen perusahaan dapat menggunakan asset perusahaan dengan baik, peningkatan sales yang lebih besar dari peningkatan biaya, dan meningkatnya return yang akan diterima investor. Pengaruh ini dapat meningkatkan harga saham dipasaran dan menarik investor untuk menginvestasikan modalnya di perusahaan tersebut. Hasil yang dilakukan oleh Peneliti sama dengan hasil yang dilakukan oleh peneliti (Alan Andy Kusuma, 2008), meskipun hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham , sedangkan ROA, dan ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham.
3. Di ketahui besarnya nilai koefisien determinasi atau R 2 sebesar 0,354, artinya bahwa variabel Harga saham (Y) dapat dipengaruhi oleh Current Ratio (X 1 ), Debt Equity Ratio (X 2 ), Return On Assets (X 3 ), Return On Equity (X4) dan Earning Per Share (X5). sebesar 35,4% , sedangkan sisanya 64,6% merupakan konstribusi variabel independen lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
5.2 Saran
Saran yang disampaikan penulis melalui skripsi ini adalah : 1. Pada skripsi ini, perusahaan yang diambil untuk dijadikan sampel hanya 54 perusahaan yang bergerak dalm bidang manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk penelitian berikutnya agar penulis memperbesar sampel penelitian dan tidak hanya terbatas pada perusaahn sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry yang go public tetapi mengambil perusahaan yang berbeda jenis, yaitu jasa atau bidang industri lain.
2. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat bantu bagi investor atau masyarakat yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal dengan melihat rasio keuangan (CR, DER, ROA, ROE dan EPS) terhadap harga saham perusahaan. 3. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menambah rasio keuangan lainnya sebagai variabel independen, karena sangat dimungkinkan rasio keuangan lain yang tidak dimasukkan penelitian ini berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
DAFTAR PUSTAKA Alhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 for Windows, Edisi Kedua, Yogyakarta : Graha Ilmu. Darmaji, T, dan Fakhruddin, M, H. 2001. Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya J awab. Jakarta : Salemba Empat. Dasrul, Yuli Widia. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Industri Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI. Padang : Universitas Andalas. Fatimah, Siti. 2009. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia, Depok : Universitas Gunadarma. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar N. 2008. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta:Erlangga. Hampton, John J. 1995. Financial Statement Analysis. Second Edition. New Jersey : Prentice-Hall International, Inc. Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. James C, van Horne. 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan. Jakarta : Salemba Empat. Kasmir, SE., MM. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Prenada Media Group. Kusuma , Alan Andy. 2008. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga SahamPerusahaan (Studi Kasus Pada Sektor Pertambangan dan Sektor Kimia), Depok : Universitas Gunadarma. Loen, Boy dan Sonny Ericson. 2008. Manajemen Aktiva Passiva-Bank-Devisa. Jakarta : PT. Grasindo. Miswanto, Eko Widodo.1998. Manajemen Keuangan 2. Jakarta : Universitas Gunadarma. Prastowo D, Dwi., dan Juliaty, Rifka. 2008. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom. Purwanta, Wiji dan Hendy Fakhruddin. 2006. Mengenal Pasar Modal. Jakarta : Salemba Empat. Putri, J ayanti Hartono. 2008. Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, dan DER Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Go Public Di Indonesia Tahun 2003 2007. Depok : Universitas Gunadarma. Raharjaputra, Hendra S. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Santoso, Singgih. 2000. Statistik Parameter. Jakarta:Elex Media Komputindo. Sartono, Agus R. 2001. Manajemen Keuangan dan Aplikasi. Yogyakarta : PT. BPFE. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta :Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta: ANDI. Trisnaeni, Dyah Kumala.2007. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ . Yogyakarta : Universitas Islam Yogyakarta. Van Horne, James C dan John M. Wachowicz, JR. 2005. Fundamental of Financial Management Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Buku 1 dan 2 edisi 12. J akarta : Salemba Empat. Weston, J.F dan Brigham. 1994. Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga. Wira, Desmond. 2009. J urus Cuan Investasi Saham. Jakarta : Exceed. www.adts.co.id www.bapepam.go.id www.idx.co.id www.jsx.co.id www.wikipedia.com www.Yahoofinance.com