Anda di halaman 1dari 4

PAPARAN RADIOAKTIF DALAM AIR TANAH

Panca Putra Lingga 03121402071/ Kelas A

ABSTRAK

Air tanah merupakan salah satu sumber mata air masyarakat. Banyak masyarakat yang memanfaatkan air tanah untuk kehidupan sehari-hari, seperti untuk memasak, minum, dan mandi. Sayangnya, sekarang banyak air tanah yang sudah tercemar berbagai kontaminan berbahaya, seperti kontaminan anorganik, organik, mikrobiologis, dan material radioaktif. Material radioaktif merupakan salah satu kontaminan berbahaya yang banyak ditemui di negara-negara maju. Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui tentang paparan radioaktif dalam air tanah. Metode penulisan menggunakan studi pustaka. Pencemaran air tanah oleh limbah radioaktif disebabkan oleh limbah dan aktivitas pertambangan limbah dan aktivitas pertambangan bahan radioaktif, limbah tumpahan (spill), atau kebocoran tempat penyimpanan limbah radioaktif. Dua hal penting tentang material radioaktif adalah daya tembus dan daya ionisasinya dan persistensi. Paparan radioaktif sangat berbahaya bagi manusia karena bisa menyebabkan kematian dan paparan radioaktif itu sendiri bisa bertahan dalam kurun waktu yang sangat lama.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Manusia memiliki kebutuhan yang kompleks. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan akan air. Salah satu sumber air yang sering digunakan adalah air tanah. Air tanah adalah air yang berada dibawah permukaan tanah. Air tanah digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup masyarakat, mulai dari skala rumahan sampai industri. Masyarakat dalam skala rumahan biasanya menggunakan air tanah untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka, antara lain memasak, mandi, minum dan cuci sedangkan masyarakat industri menggunakan air tanah sebagai bahan dalam industri mereka. Ironisnya, air tanah banyak yang memiliki kualitas buruk. Penurunan kualitas air tanah itu sendiri umumnya disebabkan adanya kontaminan

yang menyebabkan tercemarnya air tanah. Kontaminan itu sendiri bisa berupa kontaminan anorganik, organik, mikrobiologis dan material radioaktif. Material radioaktif dalam air tanah biasanya banyak terdapat di negara-negara maju ataupun negara-negara yang sudah menggunakan nuklir. Material radioaktif sendiri merupakan kontaminan yang sangat berbahaya, karena bisa menyebabkan berbagai macam penyakit yang mematikan maupun penyakit yang bersifat menurun. Karena itulah, penulis merasa pentingnya mengetahui material radioaktif yang ada di air tanah sehingga bisa meminimalisir bahkan mengeliminir dampaknya. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu paparan radioaktif dalam air tanah dan apa dampak material radioaktif dalam air tanah? C. Tujuan 1. Mengetahui paparan radioaktif dalam air tanah dan mengetahui dampak material radioaktif dalam air tanah

PEMBAHASAN

A. Paparan Radioaktif dalam Air Tanah dan Dampak Material Radioaktif dalam Air Tanah Material radioaktif yang disebut sebagai radionuklida atau radioisotop merupakan material yang memancarkan sinar radioaktif, yaitu partikel , partikel , dan sinar . Pencemaran air tanah yang disebabkan zat radioaktif biasanya disebabkan oleh limbah dan aktivitas pertambangan bahan radioaktif, limbah tumpahan (spill), atau kebocoran tempat penyimpanan limbah radioaktif yang biasanya dikubur dalam tanah, misalnya PLTN, reaktor nuklir, dan rumah sakit serta laboratorium. Pencemaran air tanah tipe ini biasanya banyak terjadi di negara-negara maju ataupun negara-negara yang sudah memanfaatkan energi nuklir. Tabel 1 menunjukkan sumber isotop radioaktif yang penting bagi lingkungan. Tabel 1 Sumber Isotop Radioaktif Sumber Radionuklida Terjadi secara alamiah K, Rn, Ra, Th, U Irradiasi sinar kosmik H, Be, C, Na Test senjata nuklir H, Sr, Cs, Pu Limbah tambang (uranium) Rn, Ra, Th, U Limbah industri Ni, Co, Sr, Zr, Tc, Pd, I, Cs, Ce, Sm, Eu, Np, Pu, Am Sumber: Gee, Rai dan Serne (1983) dalam Suprihanto (2005)

Material radioaktif dalam air tanah dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu daya tembus dan daya ionisasinya dan persistensi atau umur radioaktivitasnya. Paparan radioaktif dalam air tanah mampu menyebabkan kerusakan pada sel, yang mengakibatkan kematian atau perubahan genetis. Perubahan genetis yang terjadi biasanya menyebabkan cacat pada individu yang terkontaminasi bahkan bisa diturunkan ke anak penderita. Kerusakan pada sel ini disebabkan energi radiasi yang sangat tinggi dan mampu mengionisasi benda terpapar. Beberapa contoh penyakit akibat radiasi antara lain leukemia dan tumor kelenjar ludah. Radiasi oleh sinar radioaktif juga diduga bisa memengaruhi atau menyebabkan kelainan genetis dan kerusakan organ reproduksi. Efek radiasi itu sendiri tergantung dari jenis partikel dan tubuh yang terkena radiasi. Beberapa material radioaktif yang diketahui bersifat karsinogenik adalah Pu, Ra, dan Rn. Jenis-jenis pancaran partikel radiasi sendiri ada tiga, yaitu pancaran partikel , , dan . Pada emisi partikel dan , terjadi peluruhan yang hampir sama dimana sebuah neutron akan meluruh menjadi sebuah proton dan sebuah elektron yang menyebabkan terbentuknya suatu elemen baru, sedangkan pancaran yang menghasikan radiasi sinar terjadi seperti pancaran gelombang elektromagnetik. Komposisi inti atom yang meradiasikan sinar tetap seperti semula, tetapi kelebihan energi dari proses menuju kestabilan atom baru akan dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik sebagai sinar . Daya tembus ketiga pancaran ini berbeda, dimana sinar merupakan pancaran dengan daya tembus yang paling tinggi dan partikel dengan daya tembus yang paling lemah. Sinar dapat menembus tubuh manusia dan benda padat lainnya. Selain jenis dan energi radiasi, umur radioaktivitas juga penting untuk diketahui. Radiasi partikel dan sinar radiokatif akan menurun intensitasnya sesuai dengan perjalan waktu. Umumnya, umur atau sifat persistensi radioaktif dinyatakan dalam waktu paruhnya. Diketahui bahwa hampir semua radionuklida mempunyai waktu paruh yang sangat lama, hal ini berarti limbah atau kontaminan yang mengandung radionuklida akan mempunyai potensi membahayakan manusia dan lingkungannya dalam kurun waktu yang lama. Salah satu contoh pencemaran air tanah akibat paparan radioaktif adalah Chernobyl. Meledaknya PLTN di Chernobyl ternyata tidak hanya berdampak bagi daerah itu saja, melainkan menyebar ke berbagai daerah yang cukup jauh dari tempat kejadian. Ini diakibatkan masuknya bahan radioaktif ke hujan dan memasuki air tanah yang akhirnya mengalir hingga sangat jauh. Bahkan hingga 200.000 km2 wilayah Eropa terkena dampak

Chernobyl. Subtansi radionuklida yang banyak lepas saat kecelakaan Chernobyl adalah I, Cs, dan Sr. I (iodine) memiliki efek radiologis yang dapat menyebabkan kanker tiroid.

PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Pencemaran air tanah yang disebabkan zat radioaktif biasanya disebabkan oleh limbah dan aktivitas pertambangan bahan radioaktif, limbah tumpahan (spill), atau kebocoran tempat penyimpanan limbah radioaktif 2. Material radioaktif dalam air tanah dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu daya tembus dan daya ionisasinya dan persistensi atau umur radioaktivitasnya. 3. Paparan radioaktif dalam air tanah mampu menyebabkan kerusakan pada sel, yang mengakibatkan kematian atau perubahan genetis. B. Saran Penggunaan energi nuklir merupakan salah satu cara alternatif dalam memenuhi kebutuhan energi dunia, tapi sebaiknya penggunaan energi nuklir itu sesuai dengan standar keamanan dan standar penggunaannya sehingga bisa mengeliminir kemungkinan paparan radioaktif. Karena paparan radioaktif sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian selain itu kurun waktu tercemarnya pun sangat lama bisa sampai ribuan tahun.

DAFTAR PUSTAKA Bohn, H.L. 1979. Soil Chemistry dalam Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Notodarmojo, Suprihanto. ITB: Bandung. Davis, S.N dan R.J.M. De Wiest. 1966. Hydrogeology dalam Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Notodarmojo, Suprihanto. ITB: Bandung. Fried, J.J. 1975. Groundwater Pollution dalam Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Notodarmojo, Suprihanto. ITB: Bandung. Notodarmojo, Suprihanto. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. ITB: Bandung. Watts, R.J. 1998. Hazardous Wastes : Sources, Pathways and Receptors dalam Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Notodarmojo, Suprihanto. ITB: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai