Anda di halaman 1dari 4

Madzhab

Etimologis Pendirian, kepercayaan b. Sistem atau jalan

a.

c. Sumber, patokan, dan jalan yang kuat, aliran, atau juga berarti paham yang di anut. (Ibrahim Hosen, 2003) Terminologis Jalan pikiran (pendapat) yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam menetapkan hukukm Islam yang bersumber dari Al Qur'an dan Hadits (Huzaimah, Loc) Dapat diidentifikasikan menjadi dua kelompok besar : 1. Al Ra'y, 2. Al Hadits, atau di kenal dengan faksi Kufah dan faksi Hiyaz. (Kufah) di wakili oleh Imam Abu Hanifah (seorang Faqih dan ulama yang lebih banyak menggunakan Hadits dan tradisi masyarakat Madinah sebagai referensi dalam pemikiran ijtihadnya. Timbulnya berbagai madzhab dalam hukum Islam dipengaruhi oleh setting sosio historis, dan sosio sosial yang melingkupi para imam madzhab dalam proses istinbath hukum yang dilakukan.

Historis

Faksi Pertama

Sosiologis

Nama-nama Mujtahid

1. Abu Hanifah An Nu'man

1. Penegak keadilan dan pejuang kebebasan 2. Mendapatkan seluruh hikmah dan ilmu dari Rasulullah SAW, melalui mimpi atau pertemuan fisik. 3. Mengajarkan untuk menggunakan akal secara optimal, dan dalam hal itu beliau tidak peduli dengna pandangan orang lain. 4. Sangat menguasai hal ikwal kehidupan, pemikiran orang-orang waktu itu maupun sebelumnya. 5. Banyak tahu tentang para tokoh. 6. Keras terhadap perilaku kebatilan. 7. Sulit dipengaruhi oleh para penyeleweng, dan pedas terhadap orang-orang munafik yang terjun di bidang fiqih, ilmu, dan pendidikan. Di lahirkan di Kuffah tahun 80 H, dari keluarga Persia. 1. Selalu mondar-mandir ke berbagai pesantren para ulama di Masjid Kuffah. 2. Ilmu-ilmu yang ditekuni : ilmu kalam, hadits nabi, fiqih dan Al Qur'an. 3. Setelah dari Kuffah, beliau melnjutkan mencari ilmu di berbagai pesantren di Basrah. 4. Pada saat mudanya, tumbuh keberania untik berdebat sesuai dengan semangat mudanya. 5. Secara rutin mengadakan kajian dalam bidang fiqih untuk menghadapi berbagai kasus baru terjadi, dan untuk mengajarkan cara-cara penggalian hukum.

Kelahirannya Pendidikan dan Pengajarannya :

6. Beliau membantu mengajar pada sejumlah guru di masjid Kuffah. 7. Abu Hanifah menjawab sejumlah pertanyaan yang terdiri dari enam puluh pertanyaan. 8. Ketika gurunya wafat, dan Abu Hanifah bertepatan menginjak usia 40 tahun, ia menggantikan dalam memimpin pada pesantren tersebut. 9. Beliau membantu mengajar pada ulama yang lain dalam perlawatannya ke Basrah, Mekkah, dan Madinah. 10. Beliau sering membuat hipotesis, mengadakan penelitian lapangan maupun kepustakaan, sangat cerdik dalam meraih tujuan dan menyelamatkan diri dari kesempitan, serta selalu memenuhi kebutuhan lawan bicara dalam berdialog. 11. Beliau berkata : "Boleh jadi apa yang Saya katakan tidak semuanya benar atau bahkan bisa semuanya salah".

Ciri Khas Fiqih Abu Hanifah

1. 2. 3. 4.

5.

Berpijak pada kemerdekaan berkehendak, karena bencana paling besar yang menimpa manusia adalah pembatasan atau perampasan terhadap kemerdekaan. Berpijak pada pendirian bahwa kemerdekaan dalam pandangan syariat, wajib dipelihara, dan dampak negatif dari pembelaan terhadap kemerdekaan adalah lebih ringan bencananya dari pada pembatasan terhadapnya. Beliau tidak membolehkan hakim membatasi kemerdekaan pemilik harta (harta waqaf) meskipun ia melakukan kesalahan dalam pengelolaan hartanya sampai membahayakan orang lain. Beliau menghendaki agar semua ini (harta waqaf) ditinggalkan demi rasa solidaritas sosial yang wajib dilaksanakan oleh setiap individu, sehingga seseorang menghormati kemerdekaan orang lain dan mempertahankan kemerdekaannya sendiri dengna cara tidak melanggar kemaslahatan atau kemerdekaan orang lain. Kandungan ajaran Islam kepada manusia, adalah menghormati kemerdekaan dan kehendak dengan berpedoman kepada Al Qur'an, Sunnah yang soheh dan pendapat yang digali melalui kias, dan dengan senantiasa memelihara kemaslahatan yang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah dan prinsipprinsip Islam.

6.

7.

8.

Pendapat-pendapat beliau di bidang fiqih telah memperkaya daya nalar manusia, menggugah hati, dan menggerakkan semangat untuk mempertahankan kemerdekaan dalam bertindak dengan berpegang kepada prinsip-prinsip dan dasar-dasar agama. Seluruh pendapat Abu Hanifah ini bertentangan dengan suasana waktu itu, di mana beliau hidup, yaitu masa yang aturan hukumnya di landasi dengan pengkafiran terhadap musuh, penganiayaan darah, perampasan berbagai kemerdekaan, keabsolutan kekuasaan hakim dan penekanan para penguasa terhadap orang-orang yang lemah. Musuh-musuhnya dari kalangan fuqaha di lingkungan istana menuduh beliau telah keluar dari Islam. 1. Menolak berbagai jabatan 2. Memikul tanggung jawab di masa pemerintahan para penguasa yang menurut beliau merupakan orang-orang dzalim dan perampas, berarti berserikat dalam penganiayaan dan pengakuan terhadap perampasan. 3. "Demi Allah, cambuk-cambuk tidak menyakitkan aku, tetapi aku ingat ibuku hingga tetesan air matanya menyakitkan aku". 4. Beliau menolak seluruh hadiah dari bani Abbas, sebagaimana sikap beliau terhadap hadiah-hadiah bani Umayyah. 5. Beliau pernah menolak tawaran sebagai hakim agung, dengan alasan kesibukannya dalam dunia ilmiah. 6. Abu Hanifah merupakan pemuka fuqaha di Iraq, sehingga para pengikut dan murid beliau menjulukinya sebagai Al Imam Al A'zham (imam terbesar).

Ketegaran & Keyakinannya

Anda mungkin juga menyukai