Anda di halaman 1dari 5

Syarat Penutup Aurat Menurut Empat Madzhab

Syarat

1.

Pakaian penutup aurat disyaratkan tebal dan lebat. 2. Tidak cukup penutup itu apabila tipis atau jarang, sehingga dapat kelihatan warna kulit sepintas lalu atau kelihatan aurat dengan pandangan sengaja. 3. Pakaian yang sangat ketat, yang dapat menampakkan bentuk-bentuk aurat, tidak memenuhi syarat dipakai untuk pakaian luar.

Pakaian semacam ini tidak boleh dipakai shalat

Batas-batas aurat laki-laki dan perempuan dalam pandangan ahli Hukum Islam

I. Hanafiah

1.

Aurat laki-laki yaitu : mulai dari bawah pusatnya sampai di bawah lututnya, lutut dan paha adalah aurat Dasar :

Aurat laki-laki antara pusatnya sampai ke lututnya 2. Wanita budak (hambasahaya) auratnya sama dengan aurat laki-laki, kecuali perutnya dan punggungnya adalah aurat.

I. Hanafiah

3.

Aurat wanita merdeka (terhormat) adalah seluruh tubuhnya, demikian juga rambutnya yang terukir, kecuali wajahnya dan telapak tangannya, serta telapak kakinya dan suaranya.

Dan janganlah perhiasannya, kecuali daripadanya. II. Malikiah

mereka menampakkan yang biasa Nampak

Menutup aurat bagi laki-laki dan perempuan dari pandangan mata manusia adalah wajib secara ijma, baik dalam shalat maupun diluarnya. Dalam shalat : 1. Muqhalladhah (berat) 2. Muhaffafah (ringan) a. Muqhalladah (bagi laki-laki) : Kubul, buah petir dan dubur dengan lingkarannya. b. Muhaffafah Ari-ari, di bawah pusar dan pangkal paha. Dasar

Bahwasanya Rasulullah SAW, pada hari (perang) Khaibar) menyingsingkan sarungnya/gamisnya dari pahanya, sehingga sesungguhnya aku melihat bagian pahanya yang putih. c. Mughalladhah (bagi perempuan) : - Hamba sahaya : Kubul dan dubur antara keduanya di bagian muka, dan kedua pangkal paha dan antara keduanya di bagian belakang. Muhaffafah Sama dengan aurat laki-laki. Perempuan Merdeka (Terhormat) : Seluruh tubuhnya kecuali kepala, kedua tangan, kedua kaki dan dada serta bagian yang lurus dengan dada di punggung (belakang) wajah dan tangan bukan aurat.

III. Sayafiah

1. Aurat laki-laki

Ialah antara pusat dengan lutut, sebagaimana hadist :

Aurat laki-laki antara pusarnya sampai dengan lututnya

Rasulullah SAW, lewat pada Mamar, sedang kedua pahanya terbuka, lalu beliau menegurnya. Hai Mamar, tutuplah kedua pahamu, sesungguhnya kedua paha itu adalah aurat 2. Aurat Perempuan terhormat (merdeka) dan kuntsa (orang yang mempunyai sepasang alat kelamin) Seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangannya, sebagaimana firman Allah :

dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasannya kecuali apa yang biasa lahir daripadanya. Dan hendaklah mereka tutupkan kerudungnya ke lehernya. (An-Nur : 31).

Wanita yang telah ihram (haji atau umrah), tidak boleh menutup muka dan tidak boleh memakai kaos tangan.

Seandainya wajah itu aurat, tentu tidak haram ditutup dalam ihram, dan arena kebutuhan manusia, menghendaki kelihatan wajah dalam jual beli; demikian juga menampakkan telapak tangan untuk mengambil dan memberi (sesuatu) sehingga syara tidak menjadikannya suatu aurat.

Jumhural Fuqaha

Menutup aurat itu adalah wajib. Seorang laki-laki tidak boleh (haram) memandang (dengan sengaja) melihat aurat sesama laki-laki, demikian juga perempuan tidak boleh memandang sesama perempuan. Sabda Rasulullah SAW :

Tidak boleh seorang laki-laki memandang kepada aurat laki-laki lain, dan tidak boleh seorang perempuan memandang kepada aurat perempuan lain. Dan tidak berkumpul (tidur bersama) dengan sesamanya wanita dalam satu pakaian. Asy-Syaukami Wajib menutup aurat dalam segala waktu, kecuali pada waktu membuang hajat, mandi, untuk berobat menjadi hakim atau saksi, demikian juga ketika hubungan antara suami istri. Aurat laki-laki adalah antara pusat dan lututnya. Dan syarat sah shalat ialah : menutup salah satu dari kedua bahunya (penutup selembar kain) yang menutup yang mendasar yaitu pusat dan lutut.

Hanabilah

Membaca Al-Quran Di Atas Qubur

I. Imam Malik Asy Syafii dan Hambali

Islihbab (anjuran Rasul) untuk membacakan Al-Quran kepada orang-orang yang sudah meninggal dan dibaca di atas quburnya.

Dasar

Sesungguhnya membaca Al-Quran di atas qubur, bias menjadikan turunnya rahmat terhadap mayit

Madzhab Ahlussunnah menyimpulkan, bahwa pada hakekatnya, manusia dalam mendapakan pahala dari Allah tidak hanya sebatas dari dirinya sendiri akan tetapi juga orang/pihak lain

Ahmad bin Hambal

Adapun hukum doa terhadap mayat setelah dikubur, diqiyaskan pada buah shalat jenazah terhadap mayat maupun doa yang diperuntukkannya

Imam Hanafi

Sesungguhnya membaca Al-Quran diatas qubur adalah intihan (meremehkan) terhadap Al-Quran qiyasnya adalah adanya larangan shalat di atas qubur

Anda mungkin juga menyukai