Anda di halaman 1dari 7

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian Dasar Keselamatan Kerja Berbicara masalah Keselamatan Kerja maka tidak lepas membicarakan masalah kecelakaan. Masih banyak orang berpendapat bahwa kecelakaan itu terjadi karena takdir. Pendapat tersebut sangat tidak beralasan karena kecelakaan ada penyebabnya dan tidak terjadi begitu saja serta dapat dilakukan pencegahannya. Dalam suatu kegiatan diupayakan untuk mengatur kondisi kerja, menjauhkan dan mencegah tindakan tidak aman dari para pekerja sehingga dapat dicapai kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, bebas dari rasa takut akan terjadinya kecelakaan. Kondisi ini akan mendorong meningkatnya produktivitas dan efisiensi kerja yang maksimal, usaha tersebut kita sebut keselamatan kerja. Dengan demikian pengertian dasar keselamatan kerja adalah Kecelakaan itu ada sebabnya dan tidak terjadi begitu saja Usaha dan langkah-langkah pencegahan kecelakaan dalam suatu kegiatan harus dilakukan Tampa koreksi akan terulang kembali kecelakaan yang sama. Sedangkan Tujuan keselamatan Kerja adalah sebagai berikut : Melindungi keselamatan Tenaga kerja dan Hak-hak Keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraannya Melindungi Tenaga kerja atas hak keselamatannya ditempat kerja Melindungi keselamatan sumber produksi seperti permesinan, bahan baku dan lain sebagainya. Melindungi lingkungan dan kerusakan akibat penambangan

Seperti kita sadari bersama bahwa didalam suatu kegiatan, pasti ada hambatanhambatan. Mengingat medan dan aktifitasnya, kecelakaan merupakan hambatan terbesar dalam mencapai keberhasilan berproduksi. Kecelakaan berasal dari kata Celaka yang berarti mengalami penderitaan, luka, kerusakan, kerugian. Secara definisi kecelakaan berate peristiwa yang tidak diinginkan dan mengakibatkan penderitaan,luka,kerusakan atau kerugian. Dalam kajian keselamatan dan kesehatan

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan formal atau pada waktu melakukan pekerjaan formal baik langsung maupun tidak langsung, pada saat jam kerja dan didaerah kerja. Pekerjaan Formal adalah pekerjaan yang dilakukan untuk dan atas nama hukum atau unit kerja. Salah satu contoh kecelakaan kerja adalah kecelakaan tambang yaitu kecelakaan yang menimpa pekerja tambang atau orang yang mendapat izin masuk kegiatan usaha pertambangan (Kepmen 555 K/26/M. PE/1995) Disamping definisi tersebut di atas, departemen tenaga kerja mengartikan kecelakaan kerja sebagai : Suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktifitas Dari berbagai pengertian kecelakaan kerja yang ada diperoleh gambaran bahwa pada umumnya pengertian kecelakaan kerja mnegandung unsure-unsur : Tidak diduga, tidak direncanakan dan tidak diinginkan Mengganggu proses Mengakibatkan kerugian fisik dan material

Kecelakaan non kerja adalah kecelakaan yang tidak berkaitan dengan pekerjaaan formal dan terjadi bukan untuk dan atas nama suatu badan hokum atau unit kerja. Pada jam kerja dan didaerah kerja. Berdasarkan teori sebab dan akibat ( Cause & Effectss) 1970, setiap kecelakaan dapat dipastikan ada penyebabnya. Penggolongan penyebab kecelakaan tidak selalu sama di berbagai Negara. Namaun sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition). Dari berbagai penyelidikan khususnya yang dilakukan para ahli dari Dupont menyatakan bahwa 80-85% kecelakaan yang terjadi ternyata diakibatkan oleh factor manusia, yaitu kelalaian atau kesalahan manusia, yang lainnya adalah factor dari alat 10 %. Bahkan kecelakaan yang dinilai karena factor kondisi yang tidak amanpun sesungguhnya bermuara pada kesalahan manusia.

B. Anatomi Kecelakaan Kejadian kecelakaan secara garis besarnya mengikuti urutan sebagai berikut : Pendorong Kecelakaan Penyebab Langsung Kecelakaan Kecelakaan Akibat Kecelakaan 1. pendorong kecelakaan ada 2 faktor. Faktor Pertama : Kemampuan Pengawasan/supervise terhadap pekerjaan maupun kegiatan yang berjalan Faktor kedua masalah pekerja yang terbagi dalam 2 hal yaitu : mental Karyawan Phisik Karyawan

Mental Karyawan : orang yang gampang marah Tidak perduli dengan petunjuk pimpinan Sembrono Pemabuk, sok jago dll.

Phisik Karyawan : Kondisi jasmani Kemampuan pandangan mata Kesehatan dll

2. Penyebab langsung kecelakaan ada 2 faktor. Faktor pertama : Tindakan tidak aman (kesalahan yang dilakukan orang ) Faktor kedua : Kondisi tidak aman (kesalahan alat atau tempat kerja ) 3. kecelakaan adalah kejadian yang merugikan yang menimpa orang maupun alat, seperti : terjatuh, kejatuhan, terjepit Terbakar Tabrakan,slip

4. Akibat kecelakaan seperti : luka-luka

mati alat rusak penderitaan (cacat) dll.

ALAT PELINDUNG DIRI

A. Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri Adapun Tujuan dan mamfaat lat pelindung diri adalah, untuk melindungi tenaga kerja/karyawan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin terjadi sewaktu melakukan pekerjaan. Berdasarkan Undang-undang keselamatan kerja No.1 tahun 1970 pasal 12 dan 14 serta peraturan pemerintah no 19 tahun 1973 pasal 2 yang menyatakan bahwa : 1. Undang-undang Keselamatan kerja No.1 tahun 1970, pasal 12 ; Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan hak tenaga kerja untuk : Ayat (b) : Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan

Ayat (d) : meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat perlindungan diri yang diwajibkan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan. 1. Undang-undang Keselamatan kerja no 1. Tahun 1970 pasal 14 Ayat (c) : Pengurus diwajibkan menyediakan dengan Cuma-Cuma, semua alat

elindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pengawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. 2. Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 1973 pasal 2 Menteri Pertambangan melakukan pengawasan atas keselamatan kerja dalam bidang pertambangan dengan berpedoman kepada Undang-undang No.1 tahun 1970 serta peraturan-peraturan pelaksanaannya. B. Jenis Alat Pelindung Diri 1. Persyaratan alat Pelindung Diri Melihat beranega ragamnya macam dan jenis alat pelindung diri, maka lat tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Enak dipakai Tidak mengganggu dalam pekerjaan

Memberikan perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya. 2. Alat-alat pelindung Diri Topi pengaman (safety hat) Sepatu pengaman (safety shoes) Sarung tangan (sloves) Sabuk Pengaman (safety belt) Topen las Kacamata Las Pelindun debu 9dust masker) Baju tahan api Baju hujan Pelindung dada (apron)

Alat Pelindung Diri


No Bagian Tubuh Alat Pelindung Diri

Kepala Helmet, Dapat melindungi kepala dari Benturan benda-benda keras

Mata

Kaca Mata, Dapat melindungi Mata dari Debu-debu ( kotoran )

Telinga Haendsed, Melindungi Telingah Dari kebisingan

Kaki Sepatu, dapat Melindungi kaki dari benda-benda tajam

Badan Rompy, Melindungi badan dan mudah memberi kode pada malam hari.

Paru- Paru ( sistem pernapasan ) Masker, Dapat melindungi pernapasan, dan Paru-Paru dari debu, atau gas gas pengotor yang terbawa oleh angin.

Standarisasi

1. National Electric Code (NEC) NEC merupakan kumpulan peraturan mengenai kelistrikan termasuk di dalamnya memuat tentang keselamatan listrik, yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika serikat. Isi dalam peraturan ini banyak diserap oleh pemerintah Indonesia untuk peraturan umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977. 2. ILO Occupational Safety & Health Standards Merupakan kumpulan peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang dikeluarkan oleh Organisasi Buruh Dunia yang berpusat di Swiss. Isi peraturan ini banyak diserap menjadi acuan bagi peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Indonesia, termasuk UU No. 1 tahun 1970 dan Kepmen No.555 K/26/M.PE/1995 3. National Industrial Occupational safety health (NIOSH) The national Institute for occupational safety and Health (NIOSH) dibentuk oleh Departemen Kesehatan dan pelayanan Masyarakat Pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1970, yang bertanggung jawab melakukan riset dan membuat rekomendasi dan standar pencegahan dan penyakit akibat kerja.

Anda mungkin juga menyukai