Anda di halaman 1dari 2

BOS Akan Diawasi Masyarakat Wednesday, 10 August 2011 JAKARTA Pemerintah melalui manajemen berbasis sekolah (MBS) memberikan

n peluang kepada masyarakat, terutama komite sekolah dan orang tua murid, untuk mengawasi penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal mengatakan MBS dinilai bisa mengefektifkan penyaluran dana BOS. Sebab program ini menjadi tekanan para kepala daerah dan pemerintah pusat agar memperbaiki diri secara maksimal dalam manajemen keuangan. Melalui metode MBS, jelas dia, dana BOS akan diarahkan untuk manajemen pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan karena melibatkan orang tua dalam pemanfaatannya. Terlepas dari ada sumbangan atau tidak, dengan MBS ini orang tua akan terlibat dan melihat secara langsung apa yang terjadi dengan anak mereka di sekolah, katanya seusai menjadi pembicara dalam seminar perihal memajukan MBS di Jakarta kemarin. Sebagaimana diketahui, penyaluran dana BOS saat ini masih tersendat. Sedikitnya masih ada 31 kabupaten/kota yang hingga kini belum menyalurkan dana tersebut.Dampaknya, para murid belum mendapatkan sarana prasarana belajar yang memadai. Pemerintah pusat akan menjatuhkan sanksi bagi daerah yang terlambat menyalurkannya. Daerah-daerah tersebut nantinya tidak akan diberi bantuan khusus lagi oleh pemerintah. Selain memberikan sanksi, pemerintah akan mengubah pola penyaluran dana BOS dari pusat langsung ke sekolah.Pola ini untuk memperpendek birokrasi penyaluran yang selama ini menjadi salah satu hambatan. Wamendiknas menjelaskan, BOS memang menjadi insentif yang besar bagi suatu sekolah. Dengan adanya MBS itu, pengelolaannya yang melibatkan komite sekolah dan masyarakat akan menjadi lebih transparan dan akuntabel karenasekolahlebihmembukadiri dan siap bertanggung jawab. Dalam seminar kemarin, berbagai pokok pikiran yang mengemuka antara lain perihal pemahaman masyarakat mengenai MBS yang mengutamakan otonomi sekolah, masyarakat dan akuntabilitas pengelola sekolah akan meningkatkan efektivitas dana BOS. Deputi Menko Kesra Agus Sartono menambahkan, tantangan ke depan ialah bagaimana meningkatkan kapasitas komite sekolah serta kemampuan perencanaan komite sekolah sehingga mampu memahami program MBS dengan baik. Adapun masalah keuangan yang melanda sekolah, terutama di jenjang SD, jelasnya, karena tidak adanya pegawai tata usaha di sana sehingga kepala sekolah kelimpungan mengurusi perihal pedagogis dan administrasi.Minimal bisa dipakai lulusan D-3 atau D-2 keuangan sehingga akan membantu kepala sekolah mengurusi keuangan,imbuh dia.

Sementara anggota Komisi X DPR Ferdiansyah berpendapat, aturan mengenai BOS sudah tertera di UU NO 13 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah yang mekanismenya melalui APBD. Namun jika pemerintah mewacanakan dana operasional itu langsung disalurkan ke sekolah, hal tersebut merupakan salah satu solusi agar dana BOS dapat dipertanggungjawabkan dengan lebih baik lagi. Diberitakan sebelumnya, tahun depan penyaluran dana BOS tidak perlu pengesahan APBD yang menyebabkan ketelatan pencairan. Namun pencairannya akan diubah dengan disalurkan melalui transfer ke kas provinsi dan langsung ke rekening sekolah tanpa perlu pengesahan di APBD. neneng zubaidah

Anda mungkin juga menyukai