Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Segelas susu sapi. Susu sapi merupakan salah satu sumber protein. Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah",
hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.[2][3]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Struktur 2 Kekurangan Protein 3 Sintese protein o 3.1 Sumber Protein o 3.2 Keuntungan Protein 4 Methode Pembuktian Protein 5 Referensi
[sunting] Struktur
Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH). Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):[4][5]
struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger
merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik. struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut: o alpha helix (-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asamasam amino berbentuk seperti spiral; o beta-sheet (-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H); o beta-turn, (-turn, "lekukan-beta"); dan [4] o gamma-turn, (-turn, "lekukan-gamma"). struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa. Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).[6] Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah. Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis
masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin) Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein.[7] Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah: o hipotonus o gangguan pertumbuhan o hati lemak Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.
Daging Ikan
Telur Susu, dan produk sejenis Quark Tumbuhan berbji Suku polong-polongan Kentang
Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas Berkeley menunjukkan how to get a six pack in a week bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama.
Sumber energi Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
Tes UV-Absorbsi Reaksi Xanthoprotein Reaksi Millon Reaksi Ninhydrin Reaksi Biuret Reaksi Bradford Tes Protein berdasar Lowry Tes BCA-
[sunting] Referensi
1. ^ Ussery D. 1998. Gene Expression & Regulation. http://www.cbs.dtu.dk/staff/dave/DNA_CenDog.html. Diakses pada 5 Mei 2010 2. ^ Jolane Abrams. 2010. DNA, RNA, and Protein: Life at its simplest. http://www.postmodern.com/~jka/rnaworld/nfrna/nfrnadefed.html. Diakses pada 5 Mei 2010. 3. ^ Crick F. 1970. Central dogma of molecular biology. Nature 227:561-563.
^ a b Paustian T. 2001. Protein Structure. University of WisconsinMadison. http://lecturer.ukdw.ac.id/dhira/BacterialStructure/Proteins.html. Diakses pada 5 Mei 2010. 5. ^ (Inggris)Anthony JF Griffiths, Jeffrey H Miller, David T Suzuki, Richard C Lewontin, and William M Gelbart (2000). An Introduction to Genetic Analysis (edisi ke-7). W. H. Freeman. hlm. Gene-protein relations. ISBN 0-7167-3520-2. Diakses pada 15 Agustus 2010. 6. ^ Pribic R, Stokkum van IH, Chapman D, Haris PI, Bloemendal M. 1993. Protein secondary structure from Fourier transform infrared and/or circular dichroism spectra. Anal Biochem 214(2):366-78. 4. Sumber: www.wikepedia.org
Protein!!
Penulis - Ad4m San | Pada 30-05-2009 Kategori : Science Protein?? hmm apa sih protein? kita kenalan yuk ama zat yang satu ini hehehe~~ berhubung fungsinya juga penting bagi tubuh >.< yooo di simak lagi yach ^_^ A. Definisi Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih mentah, hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi. B.Struktur Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat).
Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut: alpha helix (?-helix, puntiran-alfa), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral; beta-sheet (?-sheet, lempeng-beta), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H); beta-turn, (?-turn, lekukan-beta); dan gamma-turn, (?-turn, lekukan-gamma). Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin. Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa. Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah. Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
C. Sumber Protein Daging,Ikan,Telur,Susu, dan produk sejenis Quark,Tumbuhan berbji,Suku polong-polongan,Kentang Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas Berkeley menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama. D. Sintesis Protein digabungkan dari asam amino menggunakan informasi dalam gen. Setiap protein memiliki urutan asam amino unik yang ditetapkan oleh nukleotida. Dengan kode genetika maka kumpulan tiga set nukleotida yang disebut kodon dan setiap kombinasi tiga nukleotida membentuk asam amino, misalnya Aug (adenine urasil guanin) adalah kode untuk methionine. Karena DNA berisi empat nukleotida, total jumlah kemungkinan kodon adalah 64.Oleh karena itu, ada beberapa kelebihan dalam kode genetik, dan beberapa asam amino dapat ditentukan oleh lebih dari satu codon. Kode gen DNA yang pertama di transkripsi menjadi pra messenger RNA (mRNA) oleh enzim seperti RNA polymerase. Sebagian besar organisme maka proses pra-mRNA (juga dikenal sebagai dasar transkrip) menggunakan berbagai bentuk pasca transcriptional modifikasi untuk membentuk mRNA matang, yang kemudian digunakan sebagai template untuk sintesis protein oleh ribosome. Dalam prokariotik mRNA yang dibuat bisa digunakan segera, atau diikat oleh ribosome setelah dipindahkan dari inti sel. Sebaliknya, eukariotik membuat mRNA di inti sel dan kemudian memindahkan ke sitoplasma, dimana sintesis protein yang kemudian terjadi. Laju sintesis protein yang lebih tinggi dapat terjadi di prokaryotes maupun eukariotik yang dapat mencapai hingga 20 asam amino per detik. Proses yang sintesis protein dari mRNA template dikenal sebagai translasi/terjemahan. MRNA yang diambil ke ribosome kemudian membaca tiga nukleotida dan mencocokan kodon dengan pasangan antikodonnya yang terletak pada RNA transfer yang membawa asam amino sesuai dengan kode kodon. Enzim aminoacyl tRNA synthetase menyusun molekul tRNA dengan asam amino yang benar. Polipeptida berkembang yang sering disebut rantai peptida. Protein selalu dibiosintesiskan dari N-terminal ke C-terminal.
Ukuran panjang sintesis protein dapat diukur dengan melihat jumlah asam amino yang berisi dengan total massa molekul, yang biasanya dilaporkan dalam unit daltons (identik dengan unit massa atom), atau turunan unit kilodalton (kDa). Yeast protein rata-rata panjangnya adalah 466 asam amino dan 53 kDa di massa. Protein terbesar adalah titins, komponen dari otot sarkomer, dengan massa molekular hampir 3.000 kDa, dan total panjang hampir 27.000 asam amino. E. Manfaat Protein Sumber energi, Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan, Sebagai sintesis, hormon, enzim, antibodi, dan Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel. F. Akibat Kekurangan Protein Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atletatlet. Kekurangan Protein bisa berakibat fatal: 1. Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin) Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem. 2. hipotonus (lemah otot) 3. gangguan pertumbuhan 4. hati lemak 5. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian. Sumber: http://www.ad4msan.com/2009/05/protein.html
modelling), yaitu prediksi struktur tersier protein berdasarkan atas kesamaan struktur
primer protein. Pemodelan homologi didasarkan atas teori bahwa dua protein yang homolog memiliki struktur yang sangat mirip satu sama lain. Pada metode ini, struktur suatu protein (disebut dengan protein target) ditentukan berdasarkan atas struktur protein lain (protein templat) yang telah diketahui dan memiliki kemiripan sekuens dengan protein target tersebut. Selain itu, penerapan lain pemodelan komparatif adalah
protein threading yang didasarkan atas kemiripan struktur tanpa kemiripan sekuens
primer. Latar belakang protein threading adalah bahwa struktur protein lebih dikonservasi daripada sekuens protein selama evolusi; daerah-daerah yang penting bagi fungsi protein dipertahankan strukturnya. Pada pendekatan ini, struktur yang paling kompatibel untuk suatu sekuens asam amino dipilih dari semua jenis struktur tiga dimensi protein yang ada. Metode-metode yang tergolong dalam protein threading berusaha menentukan tingkat kompatibilitas tersebut. Dalam pendekatan de novo atau ab initio, struktur protein ditentukan dari sekuens primernya tanpa membandingkan dengan struktur protein lain. Terdapat banyak kemungkinan dalam pendekatan ini, misalnya dengan menirukan proses pelipatan (folding) protein dari sekuens primernya menjadi struktur tersiernya (misalnya dengan simulasi dinamika molekular), atau dengan optimisasi global fungsi energi protein. Prosedur-prosedur ini cenderung membutuhkan proses komputasi yang intens
sehingga saat ini hanya digunakan dalam menentukan struktur protein-protein kecil. Beberapa usaha telah dilakukan untuk mengatasi kekurangan sumber daya komputasi tersebut, misalnya dengan superkomputer (misalnya superkomputer Blue Gene [1] dari IBM) atau komputasi terdistribusi (distributed computing, misalnya proyek http://folding.stanford.edu/) atau pun komputasi grid. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bioinformatika
Keajaiban protein : molekul biomelenium Rukman Hertadi* Setelah human genome project dinyatakan tuntas, maka era teknologi DNA akan beralih ke era baru, yaitu teknologi Protein. Lebih dari 100.000 protein yang berbeda terdapat dalam tubuh manusia sehingga penentuan struktur dan fungsinya akan merupakan pekerjaan raksasa abad ini. Beberapa fasilitas untuk penelitian protein telah dibangun dibeberapa negara maju. Jepang adalah salah satu negara yang telah siap ikut andil dalam pekerjaan raksasa ini. Mereka telah membangun pusat penelitian bioscience, seperti RIKEN, yang memiliki fasilitas lengkap dan mutakhir. NMR terbesar didunia merupakan salah satu instrumen yang terdapat di RIKEN. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi mengenai struktur dan fungsi protein manusia yang nantinya akan bermanfaat bagi dunia kedokteran, farmasi, biologi dll.
Fungsi Protein Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Apabila tulang dan kitin adalah beton, maka protein struktural adalah dinding batu-batanya. Beberapa protein struktural, fibrous protein, berfungsi sebagai pelindung, sebagai contoh a dan b-keratin yang terdapat pada kulit, rambut, dan kuku.
Sedangkan protein struktural lain ada juga yang berfungsi sebagai perekat, seperti kolagen. Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan struktural karena seperti halnya polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-linking dan lain-lain. Selain itu protein juga dapat berperan sebagai biokatalis untuk reaksi-reaksi kimia dalam sistem makhluk hidup. Makromolekul ini mengendalikan jalur dan waktu metabolisme yang kompleks untuk menjaga kelangsungan hidup suatu organisma. Suatu sistem metabolisme akan terganggu apabila biokatalis yang berperan di dalamnya mengalami kerusakan. Struktur Protein Bagaimana suatu protein dapat memerankan berbagai fungsi dalam sistem makhluk hidup? Jawabnya adalah terletak pada strukturnya. Struktur protein terdiri dari empat macam struktur. Struktur pertama adalah struktur primer. Struktur ini terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan satu sama lain secara kovalen melalui ikatan peptida. Informasi yang menentukan urutan asam amino suatu protein tersimpan dalam molekul DNA dalam bentuk kode genetik. Sebelum kode genetik ini diterjemahkan menjadi asam-asam amino yang membangun struktur primer protein, mula-mula kode ini disalin kedalam bentuk kode lain yang berpadanan dengan urutan kode genetik pada DNA, yaitu dalam bentuk molekul RNA. Urutan RNA inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi urutan asam amino (Gambar 1).
Struktur yang kedua adalah struktur sekunder. Pada struktur sekunder, protein sudah mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai samping asam amino. Ikatan yang membentuk struktur ini, didominasi oleh ikatan hidrogen antar rantai samping yang membentuk pola tertentu bergantung pada orientasi ikatan hidrogennya. Ada dua jenis struktur sekunder, yaitu: a-heliks dan b-sheet (Gambar 2). b-sheet itu sendiri ada yang paralel dan juga ada yang anti-paralel, bergantung pada orientasi kedua rantai polipeptida yang membentuk struktur sekunder tersebut. Gambar-2. Struktur Sekunder Protein
Struktur-struktur
sekunder
ini,
kemudian
dikemas
sedemikian rupa sehingga membentuk struktur tiga dimensi yang paling pavorable secara termodinamika. Struktur ruang ini adalah struktur ketiga atau juga dinamakan struktur tersier. Disini interakasi intra molekuler seperti ikatan hidrogen, ikatan ion, van der Waals, hidropobik dll turut menentukan orientasi struktur 3 dimensi dari protein (Gambar 3).
Banyak molekul protein yang memiliki lebih dari satu struktur tersier, dengan kata lain multi subunit. Intraksi intermolekul antar sub unit protein ini membentuk struktur keempat/kwaterner (Gambar 4). Setiap subunit protein dapat melakukan komunikasi dan saling mempengaruhi satu sama lain melalui interaksi intermolekular ini.
Pentingnya Mempelajari Struktur dan Fungsi suatu Protein Jumlah monomer asam amino yang membangun suatu protein adalah 20 asam amino. Bisa dibanyangkan berapa peluang kemungkinan struktur 3 dimensi yang mungkin terbentuk
dengan monomer sebanyak ini. Hingga saat ini tidak satu sintetik polimerpun yang memiliki monomer sebanyak protein. Bila saja protein memiliki panjang 100 residu asam amino, bila dalam protein ini ke dua puluh asam amino tersebut dipakai untuk mensintesis protein, maka jumlah struktur 3 dimensi yang mungkin adalah 20100 struktur. Tentu saja struktur yang paling pavorable secara termodinamika saja yang akan terbentuk. Karena banyaknya kemungkinan struktur ini, maka protein dapat memerankan berbagai macam fungsi. Perubahan pada struktur akan mempengaruhi fungsi dari protein. Beberapa penyakit pada manusia disebabkan oleh perubahan struktur dari protein yang merusak fungsi dari protein tersebut. Salah satu contoh pentingnya struktur tiga dimensi adalah pada fenomena yang sangat terkenal saat ini, yaitu penyakit sapi gila di Inggris. Penyakit ini belakangan diketahui disebabkan oleh protein yang dikenal dengan nama prion. Pada awalnya, para ilmuan sangat sukar memahami bagaimana mungkin protein bisa menjadi desease agent dan dapat diturunkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa protein ini lebih tahan terhadap serangan protease dibanding protein biasa. Protease adalah suatu enzim yang berfungsi untuk mengurai protein. Penelitian lain juga mendapati bahwa saat DNAase dan RNAase dimasukan ke dalam sistem, aktivitas prion tidak menurun, tetapi saat dimasukan protease aktivitasnya menurun. Dari sini para ilmuan lalu menyimpulkan bahwa prion tidak memiliki DNA ataupun RNA. Lalu, bagaimana protein ini bisa diturunkan dan bertambah jumlahnya di dalam Virus tubuh saja tanpa adanya gen biak yang harus mengkodenya. untuk berkembang
memasukan DNAnya ke dalam inang, lalu bagaimana dengan prion? Dari hasil pencarian yang panjang, ternyata ditemukan bahwa gen yang mengkode prion terdapat disetiap organisma hidup yang menjadi inang untuk berkembangnya prion. Gen tersebut dikenal sebagai PrP. Tetapi, saat gen ini diekspresikan dan proteinnya di injeksikan ke dalam tubuh tikus percobaan, tidak dideteksi adanya penyakit. Dari hasil ini, para ahli biokimia memprediksi adanya struktur lain diluar struktur protein PrP normal, yang menyebabkan penyakit. Hasil studi kristalografi dengan menggunakan sinar X ditemukan adanya dua struktur protein PrP yang berbeda. Pada protein PrP normal (Gambar 5), semua struktur sekundernya adalah alphaheliks, sedangkan pada PrP yang menyebabkan penyakit, terdapat perubahan struktur pada daerah tertentu dari -heliks menjadi -sheet (Gambar 6). Dari hasil studi ini menyarankan bahwa perubahan -heliks menjadi beta-sheet inilah yang menyebabkan protein ini menjadi desease agent. Protein yang menyebabkan penyakit sapi gila ini kemudian dinamai Scrapie PrP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sekali scrapie PrP terbentuk ia akan menginduksi perubahan struktur dari protein PrP normal untuk menjadi Scrapie PrP. Lantas, bagaimana mekanisme penyebarannya ke dalam tubuh inang?
Belakangan diketahui bahwa scrapie PrP terbentuk dari konversi PrP normal di dalam neuron. Scrapie PrP yang terbentuk terakumulasi di dalam lisosom. Di dalam otak lisosom yang telah dipenuhi oleh Scrapie PrP ini kemudian pecah dan merusak sel. Sel yang telah mati akibat pecahnya lisosom ini akan membentuk lobang-lobang dalam otak, prionnya akan dikeluar dan menyerang sel yang lain. Inilah yang terjadi pada penyakit sapi gila di Inggris dan di Jepang baru baru ini. Sapi-sapi tersebut sebelumnya diberi makanan olahan yang berasal dari daging domba. Sumber prion ini diduga berasal dari daging domba tersebut. Dari sisi molekular ada suatu pertanyaan besar disini, bagaimana mungkin prion yang ada pada suatu organisma dapat berkomunikasi/menginduksi perubahan protein PrP yang berasal dari oraganisma yang lain. Bagaimana ia bisa melewati species barrier, karena secara umum kita tidak bisa mempertahankan protein yang berasal dari species lain (protein asing) dalam tubuh suatu organisma dengan species yang berbeda, karena akan dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh organisma tersebut. Nampaknya ada bagian tertentu dari molekul PrP yang penting untuk mensiasati perbedaan species ini. Glenn C. Telling menemukan bahwa pada daerah tengah dari molekul PrP terdapat kemiripan dengan PrP dari species lain, kemungkinan daerah inilah yang dipakai untuk memecahkan batas spesies, sehingga sapi dapat terinfeksi prion yang berasal dari domba. Dari fenomena di atas nampak bahwa struktur protein sangat penting dalam menentukan fungsinya. Perubahan struktur dapat menyebabkan protein memiliki fungsi yang lain, seperti halnya
prion. Hasil penelitian mutakhir menyebutkan bahwa prion ternyata dapat memiliki berberapa konformasi selain scrapie PrP tergantung wasting organismanya. untuk Scrapie untuk dan sapi. elk, domba, BSE TME (transmissible mink encephalopathy) untuk mink, CWD (chronic disease) muledeer untuk (bovine spongiform encephalopathy) Setiap konformasi
memiliki efek penyakit yang lain. Inilah salah satu keajaiban dari peran protein yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh molekul lain. Dari uraian singkat di atas dapat kita lihat bahwa struktur dan fungsi suatu protein sangat penting untuk diteliti secara mendalam sehingga tidak heran bila para biokimiawan saat ini mengatakan abad 21 adalah abadnya protein seiring dengan berakhirnya human genom project. *Penulis adalah alumni Tokodai, berikut profilnya:
yang mendapatkan gelar S3 di Graduate School of Bioscience and Biotechnology, Tokyo Institute of Technology, Japan. Penulis mendapatkan gelar S1 dan S2 dari jurusan kimia ITB. Research Interest penulis saat S3 adalah di bidang Bioscience khususnya protein biodynamic. Sumber: http://ppijepang.org/index.php?option=com
melingkupi molekul-molekul protein. Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif. Bila pada kondisi ini dilakukan elektrolisis, molekul protein akan bergerak kearah katoda. Dan sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif, sehingga molekul protein akan bergerak menuju anoda. Fungsi Protein Dalam tubuh kita protein mempunyai beberapa fungsi antara lain :
Bahan enzim untuk mengkatalisi reaksi-reaksi biokimia misalnya tripsin Protein cadangan disimpan dalam beberapa bahan sebagai cadangan makanan misalnya dalam lapisan aleuron (biji jagung) , ovalbumin (putih telur). Protein transport , mentransfer zat-zat atau unsure-unsur tertentu misalnya hemoglobin untuk mengikat O2. Protein kontraktil , untuk kontraksi jaringan tertentu, misalnya myosin untuk kontraksi otot. Protein pelindung, melindungi tubuh terhadap zat-zat asing, misalnya antibody yang mengadakan perlawanan terhadap masuknya molekul asing (antigen) ke dalam tubuh.
Sumber: http://valdisreinaldo.blogspot.com
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
alpha helix (-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral; beta-sheet (-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H); beta-turn, (-turn, "lekukan-beta"); dan gamma-turn, (-turn, "lekukan-gamma").
Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin. Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa. Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah. Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan
menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
Sumber: http://www.peternakan-id.info/2011/05/struktur-protein.html
PROTEIN
Arsip Blog
2007 (1) o Juli (1) PROTEIN oleh : zain. bh .jkt Protein adalah suatu...
Mengenai Saya
Lisady Lihat profil lengkapku
larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuhtumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat. Protein konjugasi Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng. b. Menurut kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi : Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh panas. Ex : albumin telur, albumin serum. Globulin : tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam, mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat. Ex : Ixiosinogen dalam otot. Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa encer. Ex : Histo dalam Hb. Plolamin/Gliadin : larut dalam alcohol 70-80% dasn tak larut dalam air maupun alcohol absolut. Ex : prolaamin dalam gandum. Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer. Ex : Hisron dalam Hb. Protamin : protein paling sederhana dibanding protein-protein lain, larut dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas. Ex : salmin dalam ikatan salmon. c. Berdasarkan senyawa pembentuk Protein sederhana (protein saja ) ex : Hb Protein kojugasi dan senyawa non protein Protein yang mengandung senyawa lain yang non protein disebut protein konjugasi, sedang protein yang mengandung senyawa non protein disebut protein sederhana. Ex : 9 Glikoprotein terdapat pada hati. Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng. d. Berdasarkan keberadaan asam amino esensial. Dikelompokkan kedelapan asam amino esensial yang harus disediakan dalam bentuk jadi dalam menu makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Isoleusin Leussin
Lisin Methionin (asam amino esensial), fungsinya dapat digantikan sistin (semi esensial) secara tidak sempurna. Penilalanin, yang fungsinya dapat digantikan tirosin (semi esensial) tidak secara sempurna, akan tetapi paling tidak dapat menghematnya. Threonin Triptopan Valin
Manfaat PROTEIN 2. Untuk membangun dan mengganti sel-sel jaringan tubuh manusia Tubuh sangat efisien dalam memelihara protein yang ada dan menggunakan kembali asam amino yang diperoleh dari pemecahan jaringan untuk membangun kembali jaringan yang sama atau jaringan yang lain.Untuk membentuk jaringan baru seperti tulang, masa otot, darah. Untuk tumbuh diperlikan protein dalam jumlah yang cukup. Bila protein dalam makanan tidak cukup dengan sendirinya pertumbuhan tubuh akan terganggu. 3. Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh Hormon-hormon seperti tyroid, insulin dan epinefrin adalah protein. Demikian berbagai enzim yna bertindak sebagai katalisator. Hb, pigmen darah yang berwarna merah, berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan karbondioksida adalah ikatan protein. Asam amino triptofan berfungsi sebagai prekusor nitami niasin dan penganta saraf serotin yang berfungsi membawa pesan dari sel saraf yang satu ke yang lain. 4. Mengatur keseimbangan air Cairan tubuh terdapat dalam tiga kompartemen : intraseluler, ekstraseluler dan intravaskuler. Distribusu cairan tubuh dalam kompartemen harus dijaga keseimbangannya. Keseimbangan diperoleh melalui sistem komplek yang melibatkan protein dan elektrolit. 5. Memelihara netralitas tubuh Protein tubuh bertindak sebagai bufferuntuk menjaga PH pada taraf konstan. 6. Pembentukan anti body Kemampuan tubuh untuk melakukan detoksifikasi terhadap bahan racun dikontrol oleh enzim di dalam hati. Kekurangan protein kemampuan tubuh untuk menghalangi pengaruh toksik berkurang. 7. Mengangkut zat-zat gizi Protei memegang peranan potensial dalam mengangkut zat-zat gizi dalam saluran cerna melalui dinding saluran cerna kedalam darah, dari darah ke jaringan melalui membran sel ke dalam sel. 8. Sumber energi Sebagai sumber energi, protein eqiuvalen dengan karbohidrat, karena menhasilkan 4 kkal/g protein.
Bahan-bahan Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya seperti : tempe dan tahu.
Kebutuhannya Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah protein yang diganti dalam tubuh. Kebutuhan protein bagi seorang dewasaadalah 1 gram untuk setiap kg BB setiap hari. Untuk anak-anak yang sedang tunbuh, diperlukan protein dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu 3 gram untuk setiap kg BB-nya. Sebaiknya untuk orang dewasa 1/5 dari porsi protein yang diperlukan haruslah protein yang berasal dari hawan. Sedangkan untuk anak-anak 1/3 dari jumlah protein yang mereka perlukan.
Kelebihan dan kekurangan B. Kelebihan Makan yang tinggi protei biasanyatinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protei dapat menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaukan ureum darah dan demam. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang hjarus memetabolisme mengeluarkan nitrogen. C. Kekurangan Kwasiokor Kwasiokor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan melemah, edema, moon face, gangguan psikomotor, anak apatis, tidak nafsu makan, tidak gembira, suka merengek, kulit mengalami dipegmintasi, kering, bersisik, pecah-pecah, dermatosis, rambut mengalami depigmentasi menjadi lurus, kusam, halus, mudah rontok, hati membesar. Marasmus Penyakit yang terjadi bukannya akibat kurangnyaprotein dalam makanan tetapi juga disertai rendahnya kadar kalori dalam makanan. Marasmus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi karena terlambat diberi makanan tambahan. Pemyakit ini dapat terjadi karena penyapihan mandadak, formula pengganti ASI terlalu encerdan tidak hygienis atau sering kena infeksi gastroenteritis. Marasmus berpengaru jangka terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki. Marasmus adalah penyakitkelaparan dan terdapat banyak diantara kelompok sosial-ekonomi rendah dan lebih banyak daripadak kwasiokor. Gejalanya : pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang, otot-otot berkurang dan melemah, anak terlihat apatis dan seperti sudah tua. Perubahan pada kulit, rambut dan
pembesaran hati, sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi, infeksi saluran pernaoasan, tuberculosis, cacingan berat dan penyakit kronis lainnya. Sering dijumpai defisiensi vitamin D dan A. Diposkan oleh Lisady di 08:50 1 komentar Beranda Langgan: Entri (Atom)
Sumber: http://lisadyprotein.blogspot.com/
KLASIFIKASI PROTEIN
Protein terdapat dalamsemua sistem kehidupan. Merupakan suatu komponen selular utama dan menyusun sekitar 50% dari berat kering sel. Mikrobiomolekul dengan susunan kompleks ini, merupakan polimer alam dari asam-asam alfa amino, berat molekul berkisar antara lima ribu sampai berapa juta. Istilah komponen dikemukakan pertama kali oleh pakar kimia bangsa Belanda G. J. Nulder pada tahun 1939, yang diturunkan dari bangsa yunani proteios. Proteios sendiri mempunyai arti yang pertama atau yang paling utama. Protein mengandung peranan penting dalam organisme mahluk hidup, yaitu dalam struktur, fungsi dan reproduksi. Karena protein tersusun atas asam-asam alfa amino, maka susunan kimianya juga mengandung unsur-unsur seperti yang terdapat dalam asam-asam amino penyusunya, yaitu : karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen. Kadang-kadang dalam molekul protein terdapat unsur-unsur belerang, yaitu bila diantara monomernya terdapat asam amino sistein metoinin. Pada protein majemuk disamping unsur-unsur tersebut kemungkinan masih mengandung fosfor, besi atau magnesium. Susunan untuk bagian-baguan protein untuk berbagai macam tidak jauh berbeda, yaitu sekitar : 52,40% karbon; 6,90-7,30% hidrogen; 15,30-18% nitrogen; 21-23,50% oksigen dan 0,80-2,00% belerang. Berbagai jenis protein yang telah dikenak mempunyai fungsi yang spesifik, misalnya sebagai pengatur metabolik ( hormon ), sebagai biokatalisator ( enzim ), sebagai pertahanan tubuh (antibodi ), sebagai pembangun struktur, sebagai pengatur PH, sebagai pembawa sifat keturunan, sebagai sumber energi dan sebagai pengangkut lipida, oksigen atau ion tembaga dalam tubuh. Protein dapat diklasifikasikan sebagai berikut yang berdasarkan pada ;
A. Strukturnya, protein dibagi menjadi 2, yaitu : 1. protein fibrosa : berbentuk pamjang, amorf dan berat molekulnya sulit diteentukan dengan pasti, tidak larut dalam larutan garam, asam, basa, atau alkohol. Contoh : kolagen, miosin, keratin 2. protein globular : bentuk bulat atau hampir bulat, mempunyai bentuk kristal dan berat molekulnya umumnya mudah ditentukan, larut dalam larutan basa, asam. Garamdan alkohol. Contoh : albumin, globulin, protein enzim, protein hormon. Sumber: http://nutrition-nutrition-cantik.blogspot.com/2008/06/klasifikasiprotein.html
Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasarkan berbagai cara: Berdasarkan komponen yang menyusun proteina. Protein Bersahaja (simple protein)Protein ini merupakan hasil campuran dari asam-asam animob. Protein Komplek (complex protein, conjugated protein)Protein jenis ini terdiri atas berbagai jenis asam animo jugakompenen lain seperti hemoglobin, lipoprotein, glikoprotein,dllc. Protein derivat (protein derivative)Merupakan ikatan antara dari hasil hidrolisa parsial (albumosa,peptone, dan sebagainya) Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi :a. Protein HewaniYaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatangseperti daging, susu dan sebagainya.b. Protein NabatiYaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari tumbuhanseperti jagung, terigu dan sebagainya. Berdasarkan fungsi fisiologiknya, berhubungan dengan dayadukungnya bagi pertumbuhan badan dan bagi pemeliharaan jaringana. Protein SempurnaProtein ini sanggup mendukung pertumbuhan badan danpemeliharaan jaringanb. Protein Setengah SempurnaProtein ini sanggup mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidakdapat mendukung pertumbuhan badan.c. Protein Tidak SempurnaSama sekali tidak sanggup menyokong pertumbuhan badanmaupun pemeliharaan jaringan. Kualifikasi protein berdasarkan sumbernya telah diketahui proteinhewani dan protein natabati. Ada dua jenis penyakit gizi yang berhubungan dengan protein yangberdasarkan definisi protein dan kelainan sintensa serta metabolismaprotein:a. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP, PCM, PEM)b. Penyakit Penyerta. semoga bermanfaat Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/2223667klasifikasi-protein/#ixzz1feW7WGUW
KESEHATAN
DEPKES
Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separonya ada di dalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digan tikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Komposisi kimia
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen ; beberapa asam amino di samping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein. Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Berat molekul protein bisa mencapai empat puluh juta; bandingkan dengan berat molekul glukosa yang besarnya 180. Klasifikasi Protein
Protein terdapat dalam bentuk serabut(fibrous), globular, dan konjugasi. 1. Protein Bentuk serabut Protein bentuk serabut terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsurunsur struktur tubu. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Kolagen tidak larut dalam air, mudah berubah manjadi gelatin bila direbus dalam ai, asam encer taau alkali. Kolagen tidak mengandung triptofan tapi banyak mengandung hidroksiprolin dan hidroksilisin. Sebanayak 30% protein total manusia adalah kolagen. Elastin terdapat dalm urat, otot, arteri dan jaringan elastis lainnya. Elastin tidak dapat diubah menjadi gelatin.
Keratin adalah protein rambut dan kuku. Protein ini mkengandung anyak sulfur dalam bentuk bentuk sistein. Rambut manusia mengandung 14% sistein. Miosin merupakan protein utama serat otot. 2. Protein Globular Protein globular berbentuk bola, terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, mudah berada dibawah pengaruh suhu, konsenterasi garam serta mudah mengalami denaturasi. Albumin terdapat dalam susu, telur, plasma,dan hemoglobin. Albumin larut dalam air dan mengalami koagulasi bila dipanaskan. Globulin terdapat dalam otot, serum kuning telur, dan biji tumbuh-tumbuhan. Globulin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam encer dan garam dapur dan mengendap dalam larutan garam konsenterasi tinggi. Globulin mangalami koagulasi bila dipanaskan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan kelenjar tertentu seperti timus dan pankreas. Histon di dalm sel terikat dengan asam nukleat. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat. 3. Protein Konjugasi Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan nonasam amino. Gugus asam amino ini dinamakan gugus prostetik. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan asam nukleat dan mengandung 910% fosfat. Hidrolisisasam nukleat menghasilkan purin, pirimidin, gula(ribosa atau deoksiribosa) dan asam fosfat. Nukleoprotein terdapat dalam inti sel dan merupakan bagianpenting DNA dan RNA (pembawa gen). Nukleoprotein adalh kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Karbohidrat ini merupakan polisakaridakompleks yang mengandung N-asetil heksomina dan asam uronat atau gula lain. Nukleoprotein yang dapat larut dalam air, tidak mudah didenaturasi oleh panas. Lipoprotein adalah protein larut air yang berkonjugasi dengan lipida, seperti Lesitin dan kolesterol. Lipoprotein terdapat dalam plasma dan berfungsi sebagai pengangkut lipida dalm tubuh. Fosfoprotein adalah protein yang terikat melalui iaktan ester dengan asam fosfat seperti pada kasein dalam susu.
Fungsi Protein 1. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Sebelum sel-sel dapat mensintesis protein baru, harus tersediasemua asam amino esensial yang diperluakn dan cukup nitrogen atau ikatan amini guna pembentukan asam amino nonesensial yang diperlukan. Pertumbuhan atau penambahan otot hanya mungkin bila tersedia cukup campuran asam amino yang sesuai termasuk untuk pemeliharaan dan perbaikan.Tubuh sangat efisien dalam memelihara protein yang ada dan menggunakan kembali asam amino yang diperoleh dari pemecahanjaringan untuk membangun kembali jaringan yang sama atau jaringan lain.
2. Pembentukan Ikatan-Ikatan Esensial Tubuh Hormon-hormon, seperti tiroid ,insulu, dan epinefrin adalah protein , demikian pula berbagi enzim. Ikatan-ikatan ini bertindak sebagai katalisator atau membantu perubahan-perubahan biokimia yang terjadi di dalm tubuh. Hemoglobin, pigmen darah yang berwarna merah dan berfungsi sebagai pengangkut O2 dan CO2 adalah ikatan protein. Begitupunbahan-bahan lain yang berperan dalam penggumpalan darah. Asam amino triptofan berfungsi sebagai prekursor vitamin niasin dan pengantar saraf serotonin yang berperan dalam membawa pesan dari sel saraf yang satu ke yang lain. Dalam hal kekurangan protein, tampaknya tubuh memprioritaskan pembentukan ikatan-ikatan tubuh yang yang vital ini. 3.Mengatur keseimbangn Air Cairan tubuh terdpaat di dalm tiga kompartemen; di dalam el, di antara sel, dan di dalam pembu;uh darh. Kompartemen-kompartemen ini dipisahakan satu sama lain oleh membran sel. Distribusi cairan di dalam kompartemen-kompartemen ini harrus dijaga dalam keadaan seimbang atau homeostatis. Keseimbangan ini diperoleh melelui sitem kompleks yang melibatkan protein dan elektolit. Penumpukan cairan di dalm jaringan dinamakn edema dan merupakan tanda awal kekurangan protein. 4.Memelihara netralitas Tubuh Protein tubuh bertindak sebagi buffer, yaitu bereaksi dengan asam dan basa untuk menjaga pH pada taraf konstan. Sebagian besar jai\ringan tubuh berfungsi daalm keadaan pH netral atau sedikit alkali (pH 7,357,45). 5. Pembentukan Antibodi Kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi bergantung pda kemampuannya untuk memproduksi antibodi terhadap organisme yang menyebabkan infeksi tertentu atau terhadap bahan-bahan asing yang memasuki tubuh. Tinggimya tingkat kematian pada anak-anak yang menderita kurang gizi kurang kebanyakn disebabkan oleh menurunnya daya tahan terhadap infeksi karwena ketidakmampuannya membentuk antibodi dalam jumlah yang cukup. Kemempuantubuh duntuk melakukan detoksifikasi terhadap bahan-bahan racun dikontrol oleh enzim-enzim yang terutama terdapat dalam hati. Dalam keadaan kekurangan protein 6. Mengangkat Zat-Zat Gizi Protein memegang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna melalui dinding saluran cerna ke dalm darah. Sebagian besar bahan yang mengangkut zat-zat gizi ini dalah protein. Alat angkut protein ini dapat beridak secara khusus, misalnya protein pengikat retinol yang hanay menangkut vitamin A atau dapat mengangkut beberapa jenis zat gizi seperti mangan dan zat besi, yaitu transferin, atau mengangkut lipida dan sejenis-lipida, yaitu lipoprotein.
Kekurangan protein, menyebabkan gangguan pada absorbsi dan transportasi zatzat gizi. 7. Sumber Energi Sebagi sumber energi, protein ekivalen dengan karbohifrat, karena menghasilkan 4 kkal/g protein. Namun, protein sebagai sumber energi relatif lebih mahal. Baik dalam harga maupun dalam jumlah energi yang dibutuhkan untuk metabolisme energi. Sumber Protein Bahan makanan hewani merupakan sumber protein hewani yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati dalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe, tahu, serta kacang-kacang lainnya. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi. Protein kacang-kacangan terbatas dalam asam amino metionin. Padi-padian dan hasilnya relatif rendah dalam protein, tapi karena dimakan dalam jumlah banyak, memberi sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari-hari. Protein padi-padian tidak komplit, dengan asam amino pembatas lisin. Bahan makanan hewani kaya dalama protein bermutu tinggi. Bahan makanan nabati yang kaya dalam protein adaalh kacang-kacangan. Gula, sirop, lemak, dan minyak murni tidak mengandung protein. Dalam merencanakan diet, di samping memperhatikan jumlah protein perlu diperhatikan pula mutunya. Pada umumnya mempunyai sususnan asam amino yang paling sesuai untuk kebutuhan manusia. Akibat Kekurangan Protein Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorker pada anak-anak di bawah lima tahun. Istilah kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang ditunggu kelahirannya. Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan denagn ditunggu kelahirannya. Kekurangan protein sering ditemukan secar bersaam dengan kekuranga energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakn marasmus. Sindroma gabungan dua jenis kekurangan ini dinamakn Energy-Protein Malnutrition/EPM atau KurangEnergi-Protein /KEP atau Kalori-Protein/KKP.
1. Kwashiorkor Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama daalm hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih. Gejalanya dalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang melemah, edema, muka bulat seperti bulan dan gangguan psikomotor. Edema terutama pada perut, kaki, dan tangan merupakan ciri khas kwashiorkor dan kehadirannya erat berkaitan dengan albumin dalam serum. Anak apatis, tidak ada nafsu makan, tidak gembira dan suka merengek. Kulit mengalami
depigmentasi, kering, nersisik, pecah-pecah, dan dermatosis. Luka sukar sembuh. Rambut mengalami depigmentasi, menjadi lurus, kusam, halus, dan mudah rontok. Hati membesar dan berlemak, sering disertai anemia dan xeroftalmia. 2. Marasmus Marasmus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi karena terlambat diberi makanan tambahan. Penyakit ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering kena infeksi terutama gastrienteristis. Marasmus berpengaruh jangka panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki. Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara yang sedang berkembang dan lebih banyk daripada kwashiorkor. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, lemak di bawah kulit berkurang serta otot-otot berkurang dan melemah. Berat badan naik lebih banyak terpengaruh daripada ukuran kerangka, seperti panjang, lingkar kepala dan lingkar dada. Berkurangnya otot dan lemak dapat diketahui dari pengukuran lingkar lengan, lipatan kulit daerah bisep, trisep, skapula, dan umbilikal. Anak apatis dan terlihat seperti pada kwashiorkor kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hati. Akibat Kelebihan Protein Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan yang kurang beralasan. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikkan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan konseb\nterasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg berat badan.
Kebutuhan Protein dalam sehari Kebutuhan protein pada anak secara kasar pada bayi 2-2.5 g/kg BB/hari, balita 1.5 g/kg BB/hari, pada anak kebutuhannya 1.0 g/kg BB/hari. Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dulu. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5 - 2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki. Kebutuhan protein bagi orang dewasa rata-rata ditetapkan sebesar 0,8 gram per kg berat badan per hari, dengan syarat nilai gizi proteinnya setara dengan telur.
Umumnya bagi protein yang nilai gizinya lebih rendah dari telur, diperlukan jumlah yang lebih banyak. Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada orang yang berusia lanjut, massa ototnya berkurang, sehingga total protein tubuhnya juga berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan pada orang tua efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerannya kurang efisien). Disamping itu, adanya stress (tekanan batin), penyakit infeksi, patah tulang dan lain lain penyakit, akan meningkatkan kebutuhan protein bagi manula. Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk manula sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12 - 14 persen dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan. Pada orang usia lanjut, protein menyumbangkan asam amino dan N untuk menganti jaringan yang hilang. Kebutuhan untuk umur 51 tahun atau lebih : 0.8 g/kg bb/hari dengan catatan mutu proteinnya tinggi atau kisaran amannya adalah 0.9 1.2 g/kg bb/hari. Untuk protein dengan mutu sangat tinggi seperti telur dan susu maka kebutuhannya adalah 0.57 g/kg bb/hari untuk laki-laki dan 0.52 g/kg bb/hari untuk wanita. Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram. Artinya, wanita hamil butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel. Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU 1985 adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan atau menyusui. Pencernaan Protein
Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi tripeptida dan dipeptida. 1. Lambung Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai di dalam lambung. Asam klorida lambung membuka gulungan protein, sehingga enzim pencernaan dapat memecah ikatan peptida, Asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bnetuk aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal di dalm lambung, pencernaan protein hanya sebentar tinggal di lembung , pencernaan protein hany terjadi hingga dibentuknya campuran polipeptida proteose dan pepton. 2. Usus halus Pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus oleh campuran enzim protease. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai perkursor protease, seperti tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidase dan proelastase. Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan
peptida tertentu. Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus merangsang dikeluarkannya enzim enterokinase yanng mengubah tripsinogen yang tidak aktif yang berasal dari penkreas menjadi tripsin aktif. Perubahan ini juga dilakukan oleh tripsin sendiri secara otokatalitik. Disamping itu tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain nerasa dari pankreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif, prokarboksipeptidase dan proelastase diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim pankreas ini memecah protein dari polipeptida menjadi peptida lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino. Mukosa usus halus juga mengeluarkan enzim-enzim protease yang menghidrolisis ikatan peptida. Sebagian besar enzim mukosa usus halus itu bekerja didalam sel. Hidrolisis produk-produk lebih kecil hasil pecernaan protein dapat terjadi setelah memasuki sel-sel mukosa atau pada saat diangkut melalui dinding epitel. Mukosa usu halus mengeluarkan enzim amino peptidase yang memecah polipeptida menjadi asam amino bebas. Enzim ini membutuhkan mineral Mn++ atau Mg++ untuk pekerjaannya. Mukosa usus halus juga mengandung enzim di peptidase yang memecah di peptida tertentu dan membutuhkan mineral Co++ atau Mn++ untuk pekerjaannya. Enzim-enzim proteolitik yang ada dalam lambung dan usus halus pada akhirnya dapat mencenakan sebagian besar protein makanan menjadi asam amino bebas. Tripsin dan kimotripsin dapat lebih cepat dan sempurna bekerja bila didahului oleh tindakan pepsin. Tetapi, kedua jenis enzim ini tanpa didahului oleh pepsin dapat juga membebaskan asam amino dari protein. Absorpsi dan Transportasi Protein Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino segera diabsorpsi dalam waktu 15 menit setelah makan. Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah elalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah dibawa ke sel-sel jaringan. Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus. Hanya 1 % protein yang kita makan dapat ditemukan dalam feses. Sekresi Protein Protein dan asam amino yang tidak diabsorpsi masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi metabolisme mikroflora kolon dan prodaknya dikeluarkan melalui feses terutama dalam bentuk protein bakteri.
Metabolisme Protein Protein yang dihasilkan diantaranya digunakan untuk : 1. Membentuk protein kembali dan asam amino tidak esensial 2. Asam amino digunakan untuk membentuk ikatan-ikatan lain. 3. Asam amino digunakan sebagai sumber energi 4. Deaminase asam amino 5. Penggunaan kelebihan protein untuk pembentukan lemak.
6.
Persediaan
metabolik
asam
amino
Asam amino Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada satu gugus karboksil(COOH), satu gugus amino(-NH2), satu gugus hidrogen(-H) dan satu gugus radikal(-R) atau rantai cabang. Klasifikasi asam amino menurut gugus asam dan basa 1. Asam amino netral, yaitu asam amino yang mengandung satu gugus asam dan satu gugus amino. Asam amino netral terdiri atas asam amino alifatik, asam amino dengan rantai cabang hidroksil, asam amino dengan rantai cabang aromatik, dan asam amino dengan rantai cabang yang mengandung sulfur. 2. Asam amino asam, yaitu asam amino yang mempunyai kelebihan gugus asam dibandingkan dengan gugus basa. Beberapa asam amino dengan rantai cabang asam yaitu: asam aspartat, asam glutamat, asparagin, glutamin. 3. Asam amino basa, yaitu asam amino yang mempunyai kelebihan gugus basa. Beberapa asama amino dengan rantai cabang basa: lisin, arginin, histidin dan ortinin, ortini tidak terdapa pada protein tapi pada hasil antara sintesis urea. 4. Asam imino, yaitu asam amino yang mengandung nitrogen imino pengganti gugus amino primer. Klasifikasi asam amino menurut esensial dan tidak esensial 1. Asam amino esensial yaitu asam amino yang tidak tidak dapat disintesis tubuh. Ada 9 jenis asam amino esensial untuk manusia yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. 2. Asam amino tidak esensial yaitu asam amino yang dapat disintesis tubuh. Terdapat 11 jenis asam amino tidak esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Asam amino tidak esensial dibagi menjadi 2 yaitu asam amino betul-betul tidak esensial dan asam amino tidak esensial bersyarat. Asam amino yang betul-betul tidak esensial adalah asam amino yang dapat disintesis melalui aminase reduktif asam keton atau melalui transaminase. Asam amino tedak esensial bersyarat adalah asama amino disintesis dari asam amino lain atau metabolit mengandung nitrogen kompleks lain.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.sportindo.com/page/110/Food_Nutrition/Articles_Tips/Telur_Sumber _Protein_Termurah.html (telur) http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=06312&rubrik=kecil http://naya.web.id/2007/06/06/tiada-hari-tanpa-protein/ http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1025156337,66429, Kata kunci: kuliah Sebelumnya: KLONING MENURUT AGAMA Selanjutnya : POST PARTUM BLUES Sumber: zietraelmart.multiply.com/journal/item/7?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal% 2Fitem