Anda di halaman 1dari 2

SMP NEGERI 47 BANDUNG UPACARA BENDERA TANGGAL 12 MARET 2012 BISMILLAHIRROHMANIRROHIEM Assalamu alaikum wr wb.

Bapak-bapak dan ibu-ibu guru yang saya hormati, dan anak-anakku sekalian peserta upacara yang saya banggakan. Pada kesempatan yang singkat ini, saya ingin mengingatkan masalah penting yang saya yakin sebenarnya kita semua sudah mengetahuinya. Masalah pendidikan di Indonesia berada di bawah kewenangan dan tanggungjawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2012 ini urusan kebudayaan telah kembali menjadi bagian dalam kementerian ini setelah hampir lima belas tahun lebih terlepas dan disatukan dengan pariwisata untuk dijadikan komoditas yang dikomersilkan untuk meningkatkan devisa negara. Ternyata, dampak komersialisasi budaya ini sangat luar biasa, bangsa Indonesia menjadi kehilangan jati dirinya. Bangsa Indonesia yang dulu terkenal sebagai bangsa yang ramah, sopan, suka menolong, gotong royong, religius, dan banyak lagi predikat positif lainnya, akhir-akhir ini telah berubah. Kita sering mendengar dan melihat dalam berita di koran-koran dan televisi: terjadi perkelahian antar suku, perkelahian antar kampung, antar sekolah, antar mahasiswa, antar anggota DPR, bahkan antara guru dan siswa ! Kita lihat betapa banyak orang yang menjadi garang ketika ada seorang pencuri tertangkap, bukannya diserahkan kepada polisi tetapi malah dipukuli sampai tidak berdaya, bahkan ada yang sampai mati, ada pula yang dibakar! Ada anak yang berani memukul orang tuanya, siswa berani melawan gurunya..! Di dalam setiap kesempatan banyak orang memanfaatkan untuk mencari keuntungan, meskipun dalam kondisi yang menyusahkan orang lain, misalnya ketika sedang banjir di jalan mobil mogok, banyak orang datang untuk menawarkan tenaga tetapi tidak gratis, melainkan harus tawar menawar lebih dahulu! Dan banyak lagi fenomena yang membuat kita bertanya, dimana jati diri bangsa ini? Bapak-bapak dan ibu-ibu guru yang saya hormati, anak-anakku sekalian yang saya banggakan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki visi tahun 2025, yaitu: menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna). Yang Pertama: Apa artinya Insan Indonesia Cerdas? Yang dimaksud dengan insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional dan cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis. Cerdas spiritual artinya memiliki keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul. Cerdas emosional dan sosial artinya memiliki kepekaan dan
1

kehalusan perasaan terhadap keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya; dan beraktualisasi diri melalui interaksi sosial sehingga dapat terjalin hubungan yang baik dengan sesama, baik dalam bermasyarakat maupun dalam bernegara. Cerdas intelektual berarti memiliki kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; sehingga menjadi insan intelektual yang kritis, kreatif, inovatif dan imajinatif. Dan cerdas kinestetis artinya mampu beraktualisasi melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas. Yang Kedua, apa artinya Insan Indonesia Kompetitif? Insan Indonesia Kompetitif artinya: Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan, bersemangat juang tinggi, mandiri, pantang menyerah, pembangun dan pembina jejaring, bersahabat dengan perubahan, inovatif dan menjadi agen perubahan, produktif, sadar mutu, berorientasi global, pembelajar sepanjang hayat, menjadi rahmat bagi semesta alam. Secara singkat, insan Indonesia kompetitif artinya insan Indonesia yang mampu bersaing secara positif dengan bangsa-bangsa lain. Bapak-bapak dan ibu-ibu guru yang saya hormati, dan anak-anakku sekalian yang saya cintai. Mungkinkah kita bisa mewujudkan visi tersebut di atas? Bisakah kita menjadi Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif? Jawabnya adalah: PASTI BISA! Tentu saja untuk bisa, kita harus berubah. Tetapi bukan seperti Satria Baja Hitam yang bisa berubah seketika hanya dengan kata-kata BERUBAH, karena itu hanya cerita khayal belaka. Tetapi kita harus mampu menunjukkan bukti nyata, dengan secara sungguh-sunggguh menghilangkan segala sifat buruk yang selama ini melekat dalam diri kita. Kita harus menghilangkan sifat-sifat malas, pemarah, egois, irihati, dengki, boros, sombong, kikir, dan segala sifat buruk lainnya, kita ganti dengan rajin, hemat, sopan, ramah, dan suka menolong. Kita harus mampu bekerja keras dan cerdas, lebih keras dan cerdas lagi dari yang biasa kita lakukan. Hanya dengan itu kita akan mampu mewujudkan visi Indonesia tahun 2025. Semoga Alloh memberikan kepada kita kesungguhan dan kekuatan untuk mewujudkan cita-cita kita semua. Amien.. Wassalamu alaikum wr wb. Umi Sholichatin

Anda mungkin juga menyukai