Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Perubahan iklim merupakan sebuah isu yang sudah didiskusikan sejak lama dan menguat sejak dua decade lalu saat United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dibentuk pada tahun 1992. Perubahan iklim adalah sebuah permasalahan yang mendera seluruh negara di dunia. Perubahan iklim adalah sebuah proses yang secara perlahan tapi pasti menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya bencana-bencana lain yang mungkin disebabkan kelalaian manusia (Australian Red Cross, 2007). Pemanasan global, pencairan es dan gletser yang terjadi di kutub utara, dan bertambahnya konsentrasi gas rumah kaca adalah fakta-fakta yang menyatakan akan terjadinya perubahan iklim. Fakta-fakta ini sudah diteliti oleh IPCC atau Intergovernmental Panel on Climate Change, sebuah panel di tingkat dunia yang berspesialisasi di bidang perubahan iklim. Di sisi lain, ada sekelompok masyarakat global yang mempercayai bahwa perubahan iklim hanyalah bualan semata. Pemanasan global adalah siklus puluhan ribu tahun dari bumi ini, sama seperti siklus yang terjadi pada jaman es. Mencairnya es kutub utara diikuti dengan pembekuan dan penambahan massa es di Antartika, kutub selatan (Swaffar, 2009). Penambahan gas rumah kaca diperkirakan akan berhenti karena adanya isu peak oil yang menyatakan bahwa cadangan minyak dunia sudah melewati titik puncaknya (Fagan, 2008). Tanpa menghiraukan perdebatan antara terjadi atau tidaknya perubahan iklim, dampak perubahan iklim sudah terjadi di Indonesia, salah satunya adalah kejadian ekstrim di pesisir Indramayu yang membuat nelayan kesulitan untuk melaut (UNDP, 2007). Berubahnya tingkat presipitasi yang mengakibatkan kemarau panjang atau hujan hingga banjir, berubahnya musim angin dan arus laut, meningkatnya suhu permukaan laut, meningkatnya permukaan laut yang telah

merendam beberapa rumah adalah masalah nyata yang terjadi di Indonesia dan masalah ini seharusnya diatasi. Terlepas dari semua masalah yang ditimbulkan perubahan iklim, gaya hidup masyarakat yang kurang berwawasan kelanjutan sedikit banyak memberikan sumbangsih bagi terjadinya perubahan iklim (As'ari, 2010). Artinya adalah bahwa ada alur atau mungkin siklus yang merupakan reaksi dari alam terhadap tindakan masyarakat. Sebuah pendekatan bernama penghidupan berkelanjutan, adalah satu dari berbagai pendekatan yang melihat manusia-lingkungan-perekonomian sebagai sesuatu yang saling terkait. Tindakan manusia akan direspon oleh alam berupa berbagai perubahan yang kemudian akan berimbas pada perubahan perekonomian. Sebuah penghidupan berkelanjutan dianggap mampu mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim (Downing, 2002). Oleh karena itu, dalam studi ini, kerangka kerja penghidupan berkelanjutan digunakan. Penghidupan berkelanjutan adalah sebuah kerangka kerja yang memperhitungkan semua kapasitas masyarakat. Tidak hanya masyarakat, lingkungan yang mendukung kehidupan masyarakat juga dipertimbangkan oleh kerangka penghidupan berkelanjutan (DFID, 1999). Perubahan iklim, sebagai sebuah

bentuk reaksi terhadap produksi gas rumah kaca dapat dimasukkan dalam kerangka penghidupan berkelanjutan. Penghidupan berkelanjutan juga

diperkirakan bisa mencakup berbagai aspek secara menyeluruh yang tercakup dalam kapasitas adaptif. Oleh karena itu, sebuah penelitian yang menggunakan kerangka penghidupan berkelanjutan akan dicoba untuk dilakukan. Penelitian ini akan secara spesifik membahas dampak perubahan iklim pada masyarakat nelayan. Studi ini diharapkan mampu memberikan keluaran mengenai dampak perubahan iklim pada penghidupan masyarakat. Studi ini juga diharapkan mampu menjadi sebuah studi yang cukup komprehensif, meski dipenuhi asumsi.

1.2

Rumusan masalah

Berikut, telah disusun beberapa pertanyaan yang akan dijadikan acuan dalam mengerjakan studi mengenai perubahan iklim ini: Bagaimana masyarakat dapat bertahan terhadap kondisi lingkungan yang berubah akibat adanya perubahan iklim Bagaimana keberlanjutan kehidupan masyarakat pesisir, berkaitan pola kehidupan yang berubah Bagaimana sebaiknya masyarakat pesisir bertindak

1.3

Tujuan dan Sasaran Studi

Tujuan utama dari studi ini adalah percobaan untuk mengaplikasikan kerangka penghidupan berkelanjutan dalam analisis kemampuan adaptasi masyarakat nelayan untuk melihat alur dampak perubahan iklim dalam pentagon penghidupan berkelanjutan dan pembuatan saran untuk pembentukan masyarakat yang lebih tahan perubahan iklim. Untuk mendapatkan tujuan tersebut, telah disusun beberapa sasaran untuk mencapai tujuan utama tersebut: mendapatkan gambaran umum kehidupan di Desa Limbangan dan budaya masyarakat Desa Limbangan sebagai keterbatasan dan kekuatannya mengidentifikasi dan menganalisis pentagon asset penghidupan

masyarakat Desa Limbangan serta konteks kerentanannya menyusun strategi penghidupan yang merupakan respon dari analisis asset penghidupan, konteks kerentanannya dan budaya masyarakat

1.4 1.4.1

Ruang Lingkup Studi Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yang dibahas disini ada dua yaitu mengenai perubahan iklim dan penghidupan berkelanjutan dan kerangkanya. Perubahan Iklim yang dibahas disini adalah perubahan iklim yang mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh International Panel on Climate Change, dimana perubahan iklim adalah pemanasan global, bukan pendinginan global.

Penghidupan berkelanjutan dan kerangka kerjanya yang dipakai di dalam tulisan ini mengacu pada kerangka kerja sustainable livelihood yang dikeluarkan oleh Department for International Development, UK. Kerangka kerja sustainable livelihood adalah kerangka kerja yang mementingkan aspek keberlanjutan dari sebuah penghidupan yang ada. Kerangka kerja penghidupan berkelanjutan ini akan berorientasi pada tiga titik pokok yaitu konteks kerentanan, asset penghidupan dan proses dan struktur yang membentuk masyarakat. Konteks kerentanan adalah isu spesifik yang dimiliki masyarakat dalam menyelenggarakan sebuah penghidupan. Asset penghidupan adalah asset yang berpengaruh terhadap penghidupan masyarakat. Proses dan struktur pembentuk dapat dikatakan sebagai budaya yang membentuk masyarakat. Kerangka kerja penghidupan berkelanjutan digunakan untuk menentukan strategi penghidupan yang bertujuan menemukan sebuah penghidupan masyarakat yang akan terus berlanjut.

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dari studi ini adalah adalah Desa Limbangan yang terletak di Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Desa ini berlokasi di pantai utara Jawa Barat. Desa ini terletak 5 km dari kompleks Pertamina di Balongan.

1.4.3 Ruang Lingkup Waktu Studi yang akan dilakukan adalah studi retrospektif dimana akan dicari data tahun ini dan data tahun-tahun sebelumnya.Yang dimaksud dengan tahun-tahun sebelumnya adalah hingga tahun 2000, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk data yang lebih lama untuk dimasukkan.

1.5

Sistematika Pembahasan mengenai latar belakang, tujuan studi, rung lingkup studi serta

Pembahasan

metodologi studi sudah dibahas di Bab ini. Berikut akan disampaikan sistematika pembahasan untuk bab-bab berikutnya.

Bab II Kajian Konseptual Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan studi yang akan dilakukan. Teori-teori tersebut antara lain adalah teori perubahan iklim, teori penghidupan berkelanjutan dan aplikasinya, serta teori sosial mengenai kehidupan nelayan. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini, akan dijelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan sebuah studi penghidupan berkelanjutan di Desa Limbangan dan kerangka pemikiran dari studi ini. Bab IV Gambaran Umum Bab ini akan menceritakan gambaran kehidupan masyarakat di Desa Limbangan. Bahasan yang akan dipaparkan antara lain statistika penduduk, keadaan lingkungan dan infrastruktur yang ada. Setelah itu, akan dibahas materi khusus mengenai gambaran kehidupan nelayan di Desa Limbangan. Bab V Analisis Analisis dilanjutkan dengan analisis Penghidupan berkelanjutan dengan penentuan konteks kerentanan yaitu dampak perubahan iklim. Akan dibahas juga adaptasi masyarakat setelah terkena dampak perubahan iklim. Analisis kemudian berlanjut dengan pembahasan data hasil survey yang kemudian dituangkan untuk dijadikan pentagon asset penghidupan. Setelah pentagon terbentuk, analisis alur dampak perubahan iklim pada pentagon asset penghidupan masyarakat nelayan akan dipaparkan. Proses dan struktur pembentuk masyarakat akan dianalisis, ditutup dengan strategi penghidupan untuk peningkatan kemampuan adaptasi masyarakat. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab terakhir ini akan menyimpulkan hasil studi, keterbatasan studi, saran serta rekomendasi untuk studi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai