Anda di halaman 1dari 6

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

3.1. Diagram Alir Observasi Awal

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian

Observasi Lanjutan Pengumpulan Data Studi Pustaka

Pengolahan Data
Diagram Pareto Diagram batang Peta kontrol Kapabilitas proses

Analisis Data
Diagram sebab akibat

Kesimpulan

Saran
Sumber: pengolahan penulis

Gambar 3.1. Diagram alir metode pemecahan masalah

31

Pada gambar 3.1 di atas, dapat dilihat diagram alir dari metodologi pemecahan masalah yang merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah, sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih terarah.

3.2. Langkah-Langkah Penelitian 3.2.1. Observasi Awal Observasi awal yang dilakukan dimaksudkan untuk mengetahui gambaran secara garis besar mengenai situasi dan keadaan lantai produksi beserta permasalahanpermasalahan yang saat ini sedang dihadapi oleh perusahaan. Observasi awal ini juga dimaksudkan untuk mengenal keaadaan lingkungan perusahaan sehingga akan mempermudah pelaksanaan tahap-tahap selanjutnya.

3.2.2. Identifikasi Masalah Setelah mendapatkan gambaran mengenai perusahaan dan permasalahannya melalui observasi awal, maka diambil keputusan mengenai permasalahan yang akan dianalisis. Pengidentifikasian masalah ini mencakup permasalahan yang saat ini aktual dihadapi oleh perusahaan.

3.2.3. Tujuan Penelitian Setelah masalah teridentifikasikan, maka dirumuskan tujuan-tujuan dari penelitian yang dilakukan. Tujuan dari penelitian tersebut berhubungan dan akan menjadi fokus penyelesaian dari permasalahan yang akan dipecahkan.

32

3.2.4. Observasi Lanjutan Observasi lanjutan merupakan tahap lanjutan dari identifikasi masalah. Pada tahap ini, observasi yang dilakukan sudah lebih difokuskan kepada permasalahan yang akan dianalisis. Observasi lanjutan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dimaksudkan untuk mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan dalam memecahkan persoalan yang telah diidentifikasikan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat data historis yang telah diarsipkan oleh perusahaan dan pengamatan lapangan. Selain itu, cara lainnya adalah dengan melakukan wawancara dengan personel yang terkait dan kompeten dengan permasalahan yang akan dianalisa. 2. Studi Pustaka Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan informasi-informasi berupa landasan teori dari permasalahan yang telah diidentifikasikan sehingga dapat menunjang proses pemecahan masalah. Studi kepustakaan ini diperoleh dari buku-buku dan sumber-sumber lainnya. Teori-teori yang didapatkan akan melandasi pengolahan dan penganalisaan data yang telah didapatkan.

3.2.5. Pengolahan Data Dalam tahap ini, data-data yang telah didapatkan kemudian diolah untuk mendapatkan jenis-jenis cacat yang berperan penting terhadap tingginya jumlah ketidaksesuaian dengan menggunakan diagram pareto. Pareto digunakan untuk

33

menstratifikasi data sehingga didapatkan jumlah cacat yang paling mempengaruhi besarnya jumlah ketidaksesuaian dengan memperlihatkan peringkat persentase cacat dari masing-masing jenis. Dari hasil pemeringkatan diagram pareto maka diambil jenis cacat utama yang akan dianalisis lebih lanjut. Jenis cacat yang akan dianalisis merupakan jenis cacat yang menduduki peringkat atas dalam diagram pareto dan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap jumlah ketidaksesuaian produksi. Pada awalnya, jenis cacat utama ini akan dilihat pemenuhannya atas persentase target kualitas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Cara yang akan digunakan adalah dengan memakai diagram batang. Dengan diagram batang, tingkat pemenuhan target kualitas perharinya dapat tercatat sehingga dapat dilihat bagaimana proporsi per hari dari cacat utama tersebut dapat dikatakan memenuhi atau tidak memenuhi dari target kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jenis cacat utama ini kemudian dibuatkan peta kontrolnya untuk kemudian dianalisis mengenai variasi jumlah kemunculannya dan stabilitas proses produksinya. Peta kontrol yang digunakan adalah peta kontrol jenis atribut P. Penggunaan peta kontrol jenis atribut dikarenakan karakteristik data jenis ketidaksesuaian berupa data diskrit. Sedangkan penggunaan peta P dikarenakan fokus penelitian pada masingmasing jenis cacat utama dan didukung dengan jumlah pengambilan sampel dari tiap jenis cacat yang selalu berubah tiap harinya akibat inspeksi 100% yang dilakukan oleh perusahaan.

34

Kemudian, setelah analisis mengenai variasi dan stabilitas peta kontrol dilakukan, langkah selanjutnya adalah memeriksa kapabilitas proses. Hal tersebut penting untuk mengetahui kemampuan proses produksi dalam hal persentase menghasilkan produk yang tidak memiliki cacat utama tersebut. Dalam analisis kapabilitas proses, data yang digunakan menggunakan asumsi bahwa data telah berada dalam kondisi pengendalian statistikal.

3.2.6. Analisis Data Dalam tahap ini, dilakukan suatu analisis mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya cacat utama tersebut. Analisis pencarian faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dilakukan secara brainstorming dengan menggunakan diagram sebab akibat. Diagram sebab akibat tersebut digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab dari cacat utama baik secara potensial maupun aktual. Setelah diketahui penyebab utama yang paling signifikan dari terjadinya cacat utama tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mencari solusi untuk meminimasi dan mengendalikan penyebab utama ketidaksesuaian yang terjadi. Solusi yang dibangun mungkin tidak serta merta menghilangkan cacat utama tersebut, namun paling tidak dapat mengurangi terjadinya cacat utama.

3.2.7. Kesimpulan Dari analisis terhadap data yang telah diolah maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tujuan penelitian.

35

3.2.8. Saran Kemudian, berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik, diberikanlah saran-saran berupa usulan-usulan yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai