Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan limpahan

rahmatNya hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini. Penyusunan proposal ini merupakan bagian dari rencana penelitian guna penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Matematika. Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada: 1. Rektor UNP Kediri yang selalu memberikan dorongan ,otivasi kepada mahasiswa 2. Dr.Sulistiono,M.Si ,slaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 3. Drs.Samijo,M.Pd selaku kepala program studi pendidikan matematika 4. Yuni Katminingsih selaku pembimbing proposal atas penulisan,arahan,support dan bimbingannya 5. Mami dan Ayah ,terimakasih atas semua dukungan,kasih sayang dan semangatnya selama ini 6. Kakakku Odilia Djoenar terimakasih atas kasih sayang ,motivasi,semangat dan dukungannya selama ini 7. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu ,yang telah banyak membantu menyelesaikan proposal ini

Disadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan , maka diharapkan tegur sapa, kritik, dan saran-saran, dari berbagai pihak sangat diharapkan

Kediri , 24 januari 2013

Louisa Sindy D.N 09.1.01.05.0164

PENGARUH GAYA BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DENGAN POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT SISWA SMAK St.AUGUSTINUS TAHUN AJARAN 2012/2013

Disusun oleh : Louisa Sindy Dwi Nastiti 09.1.01.05.0164

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Seberapa efektifkah pengaruh gaya belajar TGT(Teams Games Tournament) dalam mempengaruhi minat siswa terhadap materi persamaan kuadrat dalam pembelajaran matematika?, 2) Seberapa efektifkah pengaruh gaya belajar dengan penerapan Model pembelajaran TGT(Teams Games Tournament) dalam mempengaruhi aktifitas siswa terhadap materi persamaan kuadrat dalam pembelajaran matematika? , 3) Seberapa efektifkah pengaruh gaya belajar dengan penerapan Model pembelajaran TGT(Teams Games Tournament) dalam mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap materi persamaan kuadrat dalam pembelajaran matematika?

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAK St.Augustinus Kediri tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 40 siswa . Peneliti mecoba menerapkan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada saat pembelajaran persamaan kuadrat .Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah lembar kuisioner,lembar observasi, ilai lembar kerja siswa, dokumentasi berupa video dan foto.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai induk dari ilmu pengetahuan yang lain, selayaknya diajarkan dan dikuasai oleh siswa. Namun sifat abstrak matematika agaknya menjadi penghalang siswa untuk mengetahui kegunaan matematika diluar sekolah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sifat

abstrak ini perlahan-lahan dapat divisualisasikan dengan berbagai pendekatan maupun strategi tanpa mengurangi sifat keabstrakan matematika itu sendiri. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya membelajarkan pembelajar, sedangkan penyelanggara pembelajaran adalah merupakan salah satu tugas utama guru. Dalam praktek pembelajaran di kelas sering kali kita jumpai, pada saat pembelajaran berlangsung suasana kelas yang diam dan tidak ada interaksi antara guru dan peserta didik, kesan yang muncul adalah pasif. Informasi yang diperoleh terkesan monoton tanpa muncul argumentasi-argumentasi kognitif untuk mempertegas informasi tersebut. Untuk mengatasi masalah kelas demikian, sehingga kelas menjadi lebih hidup dalam suasana akademik yang sehat, maka penting diterapkan model pembelajaran TGT yaitu adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini , siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan

nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.Untuk memulai turnamen masing-masing peserta mengambil nomor undian. Siswa yang mendapatkan nomor terbesar sebagai reader 1, terbesar kedua sebagai chalennger 1, terbesar ketiga sebagai chalenger 2, terbesar keempat sebagai chalenger 3. Dan kalau jumlah peserta dalam kelompok itu lima orang maka yang mendapatkan nomor terendah sebagai reader2. Reader 1 tugasnya membaca soal dan menjawab soal pada kesempatan yang pertama. Chalenger 1 tugasnya menjawab soal yang dibacakan oleh reader1 apabila menurut chalenger 1 jawaban reader 1 salah. Chalenger 2 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 tadi apabila jawaban reader 1 dan chalenger 1 menurut chalenger 2 salah. Chalenger 3 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila jawaban reader1, chalenger 1, chalenger 2 menurut chalenger 3 salah. Reader 2 tugasnya adalah membacakan kunci jawaban . Permainan dilanjutkan pada soal nomor dua. Posisi peserta berubah searah jarum jam. Yang tadi menjadi chalenger 1 sekarang menjadi reader1, chalenger 2 menjadi chalenger 1, chalenger3 menjadi chalenger 2, reader 2 menjadi chalenger 3 dan reader 1 menjadi reader2. Hal itu terus dilakukan sebanyak jumlah soal yang disediakan guru. Penghargaan kelompok (team recognise). Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila ratarata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian untuk melihat pengaruh pembelajaran model TGT terhadap hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika dan peneliti mengambil judul PENGARUH GAYA BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DENGAN POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT SISWA SMAK St.AUGUSTINUS TAHUN AJARAN 2012/2013 B.Identifikasi Masalah

Dalam praktek pembelajaran di kelas sering kali kita jumpai, pada saat pembelajaran berlangsung suasana kelas yang diam dan tidak ada interaksi antara

guru dan peserta didik, kesan yang muncul adalah pasif. Informasi yang diperoleh terkesan monoton tanpa muncul argumentasi-argumentasi kognitif untuk mempertegas informasi tersebut.Disini peneliti mencoba memecahkan masalah yang terjadi pada proses pendidikan dimana memasukkan model pembelajaran TGT pada materi persamaan kuadrat untuk siswa kelas X SMAK St.Augustinus tahun ajaran 2012/2013. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar, karena dengan penggunaan model pembelajaran TGT , siswa diharapkan akan dapat lebih aktif dengan pembentukan kelompok , penyelesaian games , melakukan aksi turnament antar kelompok dari permasalahan terkait dengan materi persamaan kuadrat yang diberikan oleh sang guru.Dengan adanya model pembelajaran yang berbeda dari biasanya yang hanya mendengarkan sang guru , diharapkan pula siswa jauh lebih aktif sehingga dapat menarik minat dan aktifitas siswa dalam pembelajaran materi persamaan kuadrat yang akhirnya berbuah pada hasil belajar siswa yang jauh lebih baik dari yang sebelumnya.

C.Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini dibatasi pada studi kasus materi persamaan kuadrat di kelas X siswa SMAK.St.Augustinus Kediri tahun ajaran 2012/2013 dengan meneliti minat,aktifitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.

D.Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan , maka penulis merumuskan maslah sebagai berikut :

1. Seberapa efektifkah pengaruh gaya belajar dengan penerapan Model pembelajaran TGT(Teams Games Tournament) dalam mempengaruhi minat siswa terhadap materi persamaan kuadrat dalam pembelajaran matematika?

2. Seberapa efektifkah pengaruh gaya belajar dengan penerapan Model pembelajaran TGT(Teams Games Tournament) dalam mempengaruhi aktivitas siswa terhadap materi persamaan kuadrat dalam pembelajaran matematika? 3. Seberapa efektifkah pengaruh gaya belajar dengan penerapan Model pembelajaran TGT(Teams Games Tournament) dalam mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap materi persamaan kuadrat dalam pembelajaran matematika?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dilakukan oleh penulis adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa efektifkah pengaruh gaya belajar dengan penerapan Model pembelajaran TGT(Teams Games Tournament) dalam mempengaruhi minat siswa terhadap materi persamaan kuadrat dalam pembelajaran matematika. 2. Untuk mengetahui seberapa efektifkah pengaruh gaya belajar dengan penerapan Model pembelajaran TGT(Teams Games Tournament) dalam mempengaruhi aktivitas siswa terhadap materi persamaan kuadrat dalam pembelajaran matematika. 3. Untuk mengetahui seberapa efektifkah pengaruh gaya belajar dengan penerapan Model pembelajaran TGT(Teams Games Tournament) dalam mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap materi persamaan kuadrat dalam pembelajaran matematika.

F.Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai kajian untuk menciptakan kegiatan belajar Matematika yang menarik bagi peserta didik 2. Bagi Universitas Nusantara PGRI Kediri agar dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai referensi penulisan karya ilmiah

3. Bagi Program Studi Pendidikan Matematika agardapat digunakan sebagai referensi dan pengembangan dalam hal minat serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika 4. Bagi penulis diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan secara teori dan praktek dalam pelaksanaan belajar mengajar disekolah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Dalam kehidupan sehari-hari ,sebenarnya kita selalu melakukan proses belajar. Terlebih lagi ketika dikelas,karena dikelas terjadi proses belajar. Yaitu dengan adanya ninteraksi antara guru dan siswa. Tetatpi sebenarnya apa arti dari belajar itu sendiri ? banyak definisi kata belajar yang dapat kita temui. Tentu saja makna belajar itu sendiri sangat luas, tergantung pada fokus tinjauan pembuat definisi belajar itu sendiri. Gagne mengungkapkan bahwa belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan , kebiasaan dan tingkah laku. Kemudian juga dikatakan bahwa belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari instruksi(dalam Slameto), sedangkan G.A Kimble juga mempunyai pendapat bahwa belajarb adalah perubahan yang relatif menetap pada potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dan penguatan dan tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan , kelelahan dan kerusakan pada susunan saraf , atau dengan kata

lain bahwa mengetahui dan memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar (dalam lisnawati simanjutak, 1993:38) Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses internal setiap individu yang dapat memperlihatkan perubahan sebagai hasil dari pengalaman yang dialaminya.

2. Pengertian Matematika Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang pasti menegnai definisi matematika itu sendiri. Sehingga belum terdapat satu definisi mengenai matematika yang tunggal dan disepakati oleh semua matematikawan. Dibawah ini disajikan beberapa definisi matematika menurut R.Soedjadji (1999:11) : a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan Aristoteles mempunyai pendapat lain , ia memandang matematika sebagai salah satu dari tiga dasar yang membagi ilmu pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan fisik , matematika dan teologi. Matematika didasarkan atas kenyataan yang dialami, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen, observasi , dan abstraksi. Aristoteles dikenal sebagi eksperimentalis(Moeharti Hadiwidjojo dalam F.Susilo, SJ & St.Susento, 1996:20 ) Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bilangan, logik, dan beberapa aturan untuk membantu menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.

3. Pengertian Minat

Minat adalah kesadaran seseorang tentang suatuobyek, orang , masalah , atau situasi , yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya , minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya , minat merupakan psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan tersebut.(www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto/htm, diakses tanggal 24 januari 2013) Minat mempunyai peran penting dalam proses belajar, karena minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan siswa lebih konsentrasi, lebih semangat dan menimbulkan perasaan gembira sehingga siswa tidak mudah bosan , tidak mudah lupa dalam usahanya mempelajari sesuatu. (http://www.scribd.com/doc/37575359/1507 , diakses tanggal 24 januari 2013)

4. Aktivitas Siswa Pendidikan saat ini lebih menitikberatkan pada aktifitas, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja , siswa memperoleh pengetahuan , pemahaman , dan ketrampilan serta perilaku lainnya termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat ditekankan pada aktivitas(keaktifan) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mebgajukan pendapat , megerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. (http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/ , diakses 24 januari 2013)

Jadi , aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran yang mengacu pada prosespembelajaran itu sendiri seperti bertanya , berpendapat , menjawab pertanyaan , berdiskusi , dan mengerjakan tugas yang berguna bagi dirinya sendiri untuk mendapatkan pengetahuan , pemahaman dan ketrampilan.

5. Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu Pada penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Yonalisa
dengan judul : Penerapan model pembelajaran team games tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran kewirausahaan (studi pada siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Turen)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Turen mata pelajaran Kewirausahaan. Peningkatan ketuntasan belajar secara keseluruhan (klasikal) pada siklus 1 ke siklus 2 sebesar 11,43% untuk aspek kognitif, Peningkatan ketuntasan belajar secara keseluruhan (klasikal) sebesar 54,28 % untuk aspek afektif, dan Peningkatan ketuntasan belajar secara keseluruhan (klasikal) sebesar 65,71 % untuk aspek psikomotorik. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan analisis pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Alat pengumpulan data menggunakan soal tes, lembar observasi, catatan lapangan, angket dokumentasi dan pedoman wawancara. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Turen tahun ajaran 2010/2011. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah penerapan Cooperative Learning Teams Games Tournament dapat meningkatkan respon dan hasil belajar siswa. Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, yaitu: (1) Guru mata pelajaran Kewirausahaan SMK Negeri 1 Turen, disarankan untuk mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournamen (TGT). (2) Guru mata pelajaran Kewirausahaan, diharapkan dalam menerapkan Teams Games Tournament menggunakan variasi permainan. (3) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian ini disarankan untuk menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament pada mata pelajaran yang

berbeda.( http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=45318 , diunggah pada 24 januari 2013)

C. Kerangka Berpikir Pembelajaran matematika dinilai sangat penting , karena dapat membentuk kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin dari kemampuan berpikir kritis , logis , dan sistematis , serta memiliki sifat obyektif , jujur , disiplin dalam memecahkan suatu persoalan baik dalam bidang matematika , bidang lain , maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika , diharapkan siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya dari pengalaman masa lalu secara aktif. Namun proses mengkontruksi ini tidak dapat berjalan dengan baik apabila dalam diri siswa tidak tertarik dan tidak berminat. Untuk itulah dihadirkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk membantu siswa tertarik dan berminat dalam mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya secara aktif. Minat siswa ini dapat dilihat dari eprhatian siswa , ketertarikan selama mengikuti pelajaran , dan kemauan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa selama pembelajaran diperhatikan dalam aspek secara individu dan dalam kelompok , yaitu aktif untuk mengerjakan soal , bertanya , menajwab bila ditanya , berdiskusi , dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan oleh peneliti. Dengan adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran , maka diharapkan proses belajar dapat mencapai hasil yang efektif dengan melihat minat dan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa. Model pembelajaran TGT ini merupakan ajakan siswa untuk lebih bergerak aktif dalam proses pembelajaran dimana bukan lagi guru yang bekerja sendiri melainkan siswalah yang berkerja , kelompok , diskusi , games dan turnament dari soal-soal yang diberikan oleh guru, sehingga sesama siswa

dapat saling membantu dalam mengkonstruksi hal yang mungkin belum dipahami dari yang dijelaskan oleh guru. Dengan demikian , pembelajaran matematika dengan menggabungkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi persamaan kuadrat untuk siswa kelas X SMAK St.Augustinus diharapkan dapat mempengaruhi gaya belajar dari minat, aktivitas dan hasil belajar siswa. Semakin tinggi minat dan aktivitas siswa maka diharapkan pula semakin tinggi hasil belajar siswa.

D. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir diatas , maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Jika diterapkan pendekatan TGT dalam pembelajaran maka terjadi peningkatan minat siswa kelas X SMAK St.Augustinus pada materi persamaan kuadrat 2. Jika diterapkan pendekatan TGT dalam pembelajaran maka terjadi peningkatan aktivitas siswa kelas X SMAK St.Augustinus pada materi persamaan kuadrat 3. Jika diterapkan pendekatan TGT dalam pembelajaran maka terjadi peningkatan prestasi siswa kelas X SMAK St.Augustinus pada materi persamaan kuadrat

BAB III METODE PENELITIAN

A.Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam pelaksanaan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran matematika materi persamaan kuadrat siswa kwlas X SMAK St.Augustinus Kediri.

2. Variabel Terikat Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah tentang minat dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang akan diukur tingkatnya tiap individu siswa serta hasil belajar siswa

B. Teknik dan Pendekatan Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang akan digunakan nantinya adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kualitatif ,dimana penelitian ini mendeskripsikan hasil penelitian berupa efektif atau tidaknya penggunaan model pembelajaran TGT dengan pembelajaran matematika pada materi persamaan kuadrat terhadap minat dan aktivitas siswa dengan didukung hasil belajar siswa secara kuantitatif Penelitian ini juga bersifat kuantitatif yaitu dengan melihat hasil belajar siswa yang terlebih dahulu dilakukan uji kompetensi. Uji kompetensi ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara siswa yang mempunyai minat dan aktivitas tinggi mendapatkan nilai yang tinggi pula juga sebaliknya. Oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif dalam hal minat dan aktivitas siswa sedangkan kuantitatif dalam hal hasil belajar siswa pada uji kompetensi

2. Teknik Penelitian

Penelitian kualitatif diperoleh dengan mendeskripsikan kejadian penelitian dilakukan dengan cara mengamatidan mengumpulkan data kualitatif dalam bentuk apa adanya dan tidak mengalami manipulasi . data yang dideskripsikan didapat dari kuisioner dan observasi selama pembelajaran dan data lisan berupa wawancara. Penelitian kuantitatif diperoleh dengan melihat hasil belajar siswa yaang terlebih dahulu dilakukan uji validitas butir dan uji validitas isi. Uji kompetensi ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara siswa yang mempunyai minat dan aktivitas tinggi mendapatkan nilai yang tinggi pula juga sebaliknya.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Tempat penelitian : SMAK St.Augustinus Kediri Peneliti memilih SMAK St.Augustinus Kediri untuk penelitian dikarenakan selain alumnus dari sekolah tersebut , sewaktu PPL juga praktik disekolah tersebut jadi mengerti dan memahami keadaan siswa di SMAK.St.Augustinus Kediri.

2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Sugiyono (2011:80) menyatakan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah siswa siswi SMA kelas X. Penelitian ini akan dilakukan kepada 40 siswa SMA kelas X tahun ajaran 2012/2013 SMAK St.Augustinus Kediri. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru, dan guru kelas sebagai pengamat proses pembelajaran

2. Sampel

Sugiyono (2007:62) menyatakan bahwa Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam mencari sampel , peneliti menggunakan teknik proportional random sampling yaitu sampel yang diperoleh secara acak dari sujek-subjek yang ada dalam populasi yang terdiri dari beberapa kelompok dan pengambilan subjek dalam setiap kelompok populasi ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing kelompok(Arikunto:2006:134) Penentuan jumlah sampel dilakukan setelah mengetahui jumlah total sampel yang akan dijadikan objek penelitian. Peneliti menggunakan 20% dari total sampel siswa kelas X dikarenakan presentase sebesar 20% dianggap mewakili dari total sampel. Menurut Sudjana(2002) ,gradien jumlah sampel yang digunakan menyesuaikan dari total sampel yang didapatkan , selain itu beberapa value presentase yang akan digunakan untuk pengambilan data pada umumnya 10%,15%,20%,25%. Sementara itu semua tahap pengambilan sampel harus disesuaikan beberapa faktor antara lain kemampuan atau jangkauan dari peneliti tersebut. Jadi jumlah sampel 20%x40=8 sampel.

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Pengembangan Instrumen Instrumen dalam penelitian yang akan dipakai terdapat dua macam, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen observasi.

a. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh penelitit dengan menggunakan model pembelajaran TGT ( Teams Games Tournament)

b. Instrumen Penelitian Instrumen Lembar Kuisioner 1. Kuisioner minat dan aktivitas Siswa Kuisioner atau juga biasa disebut dengan angket adalah instrumen tertulis yang diberikan kepada responden yaitu siswa yang berisi tentang pertanyaan yang harus diisi oleh responden sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Kuisioner ini diberikan kepada siswa siswi SMAK St.Augustinus Kediri untuk medapatkan data mengenai minat dan aktivitas siswa selama mengikuti proses kegiatan pembelajaran

Kuisioner minat ini disusun berdasarkan indikator yang terdiri dari 12 pertanyaan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kuisioner Minat Siswa

No 1

Pertanyaan Belajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT lebih menarik dibanding tanpa menggunakan model TGT

Ya

Tidak

Belajar dengan model pembelajaran TGT membuat saya lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran dikelas

Belajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT terasa membosankan

Saya mencoba mengikuti model pembelajaran

TGT dalam kegiatan belajar dikelas 5 Saya tidak memperhatikan penjelasan saat pelajaran berlangsung 6 Model pembelajaran TGT membuat saya bingung belajar persamaan kuadrat 7 Saya senang mengikuti pelajaran matematika persamaan kuadrat dengan model pembelajaran TGT 8 Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru saat pembelajaran dikelas 9 Saya mengemukakan ide dalam proses pembelajaran di kelas 10 Saya senang melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT 11 Saya tidak bertanya pada guru jika tidak mengerti 12 Saya sibuk dengan kegiatan lain saat guru menjelaskan didepan

Dari pertanyaan diatas diklasifikasikan dalam dua macam yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif sebagai berikut :

Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

1,2,4,7,9,10 3,5,6,8,11,12

Selanjutnya , kuisioner aktivitas siswa disusun berdasarkan indikator yang terdiri dari 10 pertanyaan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kuisioner Aktivitas Siswa

No 1

Pertanyaan Belajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT membuat saya lebih berkonsentrasi

Ya

Tidak

Saya tidak melakukan kegiatan lain selain belajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT

Saya tidak menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

Saya berani bertanya kepada guru bila tidak mengerti

5 6

Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru bersama teman kelompok

Saya berdiskusi dengan teman-teman satu kelompok

Saya tidak bertanya kepada teman satu kelompok apabila saya tidak mengerti

Saya tidak aktif belajar dan tidak aktif mengikuti pembelajaran model TGT

10

Saya membantu teman yang bertanya kepada saya bila teman tidak mengerti

Dari pertanyaan berikutdiklasifikasikan dalam dua macam yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif sebagai berikut : Pertanyaan positif Pertanyaan negatif 1,2,4,5,7,10 3,6,8,9

Dalam kuisioner ini , siswa hanya diberi dua pilihan jawaban ya dan tidak.

B. Instrumen Lembar Observasi

1. Instrumen Observasi Minat Siswa Instrumen Observasi minat siswa berupa tabel berisi tentang pertanyaan seputar minat siswa yang tampak dalam proses pembelajaran. Instrumen ini diisi oleh guru kelas , dengan satu orang guru mengamati40 siswa. Dalam instrumen ini berisi mengenai perhatian siswa , kemauan dalam mengerjakan instruksi yang diberikan , kemandirian siswa dalam bertanya dan mengungkapkan ide, dan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam instrumen ini juga diberikan pertanyaan untuk mencatat hambatan apa saja yang dialami oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.3. Observasi Minat Siswa

No 1 2 3

Kegiatan Pengamatan A B C

Hambatan yang dialami :

Keterangan :

: Perhatian Siswa , Indikatornya meliputi :

Tabel 3.3a Observasi Minat Siswa : Perhatian Siswa 1 2 3 4 5

Siswa memperhatikan penjelasan peneliti Siswa mendengarkan penjelasan peneliti Siswa memahami instruksi dari peneliti Siswa mengerjakan instruksi peneliti Siswa menjawab pertanyaan peneliti

: ketertarikan Siswa , indikatornya adalah :

Tabel 3.3b Observasi Minat Siswa :Ketertarikan Siswa 1 2 3

Siswa senang selama pembelajaran Siswa bersemangat selama pembelajaran Siswa tertarik dengan pembelajaran

: Kegiatan Siswa , Indikatornya adalah :

Tabel 3.3c Observasi Minat Siswa : Kegiatan siswa

1 2 3 4

Siswa mengutarakan idenya Siswa bertanya bila kurang paham Siswa mengerjakan tugas dengan menggunakan model pembelajaran TGT Siswa untuk aktif berdiskusi

Hambatan yang dialami siswa diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya selama penelitian tentang hambatan yang dialami oleh siswa selama proses belajar mengajar.

2. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Instrumen observasi aktivitas siswa berupa tabel berisi tentang pernyataan seputar tentang aktivitas siswa yang tampak selama proses pembelajaran. Dalam hal ini , aktivitas siswa akan dinilai dari dua aspek yaitu aktivitas secara individu dan secara kelompok. Dalam instrumen ini juga akan dicatat hambatan apa saja yang dialami oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.4 Observasi Aktivitas Siswa

No

Aktivitas Siswa A B

Hambatan yang dialami siswa :

Keterangan : A. : Aktivitas Individu , Indikatornya adalah :

Tabel 3.4a Observasi Aktivitas Siswa : Aktivitas Individu

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran Siswa berkonsentrasi mengikuti pembelajaran Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti Siswa berani bertanya kepada peneliti Siswa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan peneliti

B. Aktivitas Kelompok , indikatornya adalah :

Tabel 3.4b Observasi Aktivitas Siswa : Aktivitas Kelompok

Siswa aktif berdiskusi dengan teman kelompoknya Siswa berani dan aktif mengutarakan idenya kepada teman kelompoknya Siswa membantu teman kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti Siswa mengerjakan tugas bersama kelompok dengan menggunakan model pembelajaran TGT

Hambatan yang dialami siswa diisi sesuai dengan dengan keadaan yang sebenarnya selama penelitian tentang hambatan yang dialami oleh siswa selama proses belajar mengajar.

3. Instrumen Lembar Kerja Siswa Instrumen ini berupa lembar kerja yang harus dikerjakan oleh siswa baik secara kelompok maupun individu. Uraian mengenai lembar kerja adalah sebagai berikut :

1. Lembar Kerja Kelompok dan Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja kelompok dan lembar kerja siswa diberikan sesuai dengan materi yang disampaikan pada pembelajaran yang berlangsung pada hari tersebut. Lembar kerja kelompok dan lembar kerja siswa berisi soal yang berhubungan dengan indikator sesuai dalam silabus.

4. Lembar Observasi Wawancara Lembar observasi wawancara berisi pertanyaan untuk guru kelas guna memperoleh informasi. Lembar observasi wawancara ini terdapat tiga macam yaitu wawancarapada saat sebelum penelitian, pada saat penelitian dan sesudah penelitian.

Wawancara pada saat sebelum penelitian berguna untuk mengetahui karakteristik siswa , kesulitan siswa, respon siswa selama pembelajaran , dan metode mengajar yang selama ini digunakan oleh guru dalam mengajar.

Wawancara pada saat penelitian berguna untuk mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi selama penelitian karena guru bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu juga untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dibenahi dalam pembelajaran yang akan dilakukan berikutnya.

Wawancara setelah penelitian berguna untuk mengetahui hal-hal yang terjadi secara keseluruhan selama proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui apakah model pembelajaran TGT berlangsung secara efektif atau tidak

Wawancara juga dilakukan kepada siswa yang dianggap memiliki karakteristik berbeda selama penelitian. Misalnya aktif dalam diskusi dan proses pembelajaran tetapi hasil lembar kerjanya tidak bagus dan sebaliknya.

F. Teknik Analisis Data 1. Jenis Analisis a. Analisis Lembar Kuisioner Lembar kuisioner yang diisi oleh siswa , baik minat maupun aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui minat dan aktivitas siswa selama pembelajaran setiap pertemuan berlangsung. Kuisioner yang diisi akan dicari skor totalnya kemudian diolah dalam bentuk presentase. Selanjutnya hasil presentase

baik minat maupun aktivitas ini akan diolah untuk mengetahui bagaimanakah tingkat minat dan aktivitas siswa sesuai dengan pengklasifikasiannya.

b. Analisis Lembar Observasi Lembar observasi minat dan aktivitas siswa yang diisi oleh guru digunakan untuk mengetahui minat dan aktivitas siswa selama pembelajaran setiap pertemuan berlangsung. Selanjtunya hasil presentase baik minat maupun aktivitas ini akan diolah untuk mengetahui seperti apakah tingkat minat dan aktivitas siswa sesuai dengan pengklasifikasiannya.

c. Pemberian Skor Pemberian skor pada lembar kuisioner dan observasi dibedakan sebagai berikut :

Tabel 3.8 Skor Lembar Kuisioner

Alternatif Jawaban Ya Tidak

Skor 1 0

Jumlah item lembar kuisioner untuk minat adalah sebanyak 12 dengan skor maksimum 12. Sedangkan untuk lembar kuisioner aktivitas siswa sebanyak 10 dengan skor maksimum 10.

Tabel 3.9 Skor Lembar Observasi

Alternatif Jawaban SS S TS STS

Skor 1 2 3 4

Jumlah item lembar observasi untuk minat adalah sebanyak 12 dengan skor maksimum 48. Sedangkan untuk lembar observasi aktivitas siswa sebanyak 10 dengan skor maksimum 40

d. Penghitungan Persentase Minat,Aktivitas,Hasil belajar siswa

Untuk mengetahui persentase minat dan aktivitas siswa nilai dari lembar kuisioner dan lembar observasi akan digabung menjadi satu guna memperoleh rata-ratanya dalam persentase. Lembar kuisioner dan lembar observasi akan diberi bobot masing-masing ,maka digunakan persamaan :
0

Kuisioner .x + 0 0 Observasi . y x 100 0 0 x+y

Keterangan :

x y

: bobot lembar kuisioner : bobot lembar observasi

Sedangkan untuk mengetahui persentase hasil belajar bsiswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Skor Jawaban Benar x 100 0 0 Skor Total

Hasil persentase ini kemudian akan diolah untuk mengetahui tingkat minat, aktivitas , dan hasil belajar siswa sesuai dengan pengklasifikasian.

e. Pengklasifikasian Tingkat Minat,Aktivitas , Hasil Belajar Siswa

Setelah diperoleh persentase mengenai minat , aktivitas dan hasil belajar siswa , kemudian tiap siswa akan diklasifikasikan tingkat minat,aktivitas dan hasil belajarnya. Persentase minat , aktivitas , dan hasil belajar siswa ini menggunakan ketentuan bahwa semakin besar persentase maka tingkat minat , aktivitas dan hasil belajar siswa semakin tinggi. Apabila persentase semakin rendah maka tingkat minat ,aktivitas dan hasil belajar siswa semakin rendah pula.

Klasifikasi dalam melakukan proses pembelajaran ini dinilai dengan penilaian acuan patokan (PAP) tipe II(Masidjo , 1995:157) dengan pengklasifikasian sebagai berikut :

Tabel 3.10 Klasifikasi Minat ,Aktivitas , dan Hasil Belajar siswa

Skor %

Klasifikasi

46 46 55 56 65 66 80 81 100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Dengan klasifikasi ini akan diketahui bagaimana minat , aktivitas , dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT pada materi persamaan kuadrat.

2. Analisis Lembar Kerja a. Lembar Kerja Kelompok dan Individu

Lembar kerja kelompok dan individu menggunakan uji validitas isi. Soal tes yang diberikan kepada para siswa berisi seluruh bahan mengenai materi persamaan kuadrat. Pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini kepada dosen pembimbing juga guru kelas siswa kelas X SMAK St.Augustinus Kediri.

b. Lembar Kerja Uji Kompetensi

Lembar kerja uji kompetensi menggunakan uji validitas butir dan uji reliabilitas terlebih dahulu. Standart nilai minimal yang dipakai adalah sesuai dengan standar kentutasan minimal yaitu sebesar 75 , siswa yang mendapatkan nilai dibawah 75 dianggap tidak tuntas. Berikut uji validitas dan reliabilitas yang dipakain untuk menguji soal kompetensi :

1. Uji Validitas

Suatu Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas instrumen dengan menggunakan rumus :

rxy =

(n X

n X .Y ( X )( y )
2

( X )

)( n Y

(Y)

Keterangan :

rxy

: koefisien korelasi antara variabel x dan y , 2 variabel yang dikorelasikan

: Skor siswa tiap item soal tes hasil belajar

: Skor total yang dicapai siswa

: banyaknya subyek

Berikut adalah tabel untuk mengetahui interprestasi hasil koefisien korelasi :

Tabel 3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi 0,800 < rxy 1,00 0,600 < rxy 0,800 0,400 < rxy 0,600 0,200 < rxy 0,400 0,000 < rxy 0,200 2. Uji Reliabilitas

Interpretasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Suharsini ( 1998 : 170-171) menerangkan reliabilitas adalah instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan rumus sebagai berikut :

n 2 n i pi qi r11 = x 2 n 1

Keterangan :
r11

: reliabilitas tes secara keseluruhan : varians dari skor tes secara keseluruhan : proporsi subjek yang menjawab item benar : proporsi subjek yang menjawab item salah

2
pi
qi

p
n i

qi

: jumlah hasil perkalian antara p dan q : 1,2,3....... : banyaknya soal

i n

Berikut adalah tabel untuk mengetahui interpretasi hasil koefisien korelasi :

Tabel 3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi 0,800 r11 1,00 0,600 r11 0,800 0,400 r11 0,600 0,200 r11 0,400 0,000 r11 0,200

Interpretasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah


( Suharsimi Arikunto ,2002:75)

3. Analisis Hasil Wawancara Wawancara dilakukan secara terstruktur yaitu sebelum penelitian , pada saat penelitian , dan sesudah penelitian. Pertanyaan dalam wawancara yang dilakukan ini telah dipersiapkan sebelumnya sehingga bukan merupakan wawancara spontan. Hasil wawancara akan dilaporkan sebagaimana adanya berupa transkip

4. Keefektifan belajar Ukuran efektivitas penggunaan model pembelajaran TGT ini dapat dilihat dari minat , aktivitas dan hasil belajar siswa . penerapan model ini akan menarik bila siswa tertarik , berminat dan aktif mengikuti pembelajaran. Data mengenai aktivitas dan minat siswa ini diperoleh dengan cara menngamati langsung tingkah laku siswa selama pelajaran berlangsung pada lembar kuisioner dan dari lembar observasi. Semakin tinggi minat dan aktivitas siswa akan semakin tinggi pla hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Sehingga akan semakin efektif penerapan model pembelajaran TGT pada materi persamaan kuadrat. Siswa yang mempunyai persentase minat dan aktivitas tinggi diasumsikan akan mendapatkan nilai yang tinggi pula. Apabila terdapat penyimpangan , maka akan dilakukan wawancara untuk mengetahui sebabnya.

Anda mungkin juga menyukai