Anda di halaman 1dari 9

Gunungkidul Karangrejek.net Pernahkah Anda membayangkan bahwa semut bisa dibudidayakan dan menjadi alternatif tambahan penghasilan?

? Jika belum, saatnya Anda perlu sedikit meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah Sukarmin, salah satu warga Padukuhan Blimbing, Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari. Pasalnya sejak beberapa bulan lalu ia telah mencoba peruntungan dengan membudidayakan semut Rang-Rang (Ngangrang) dan kini hampir menuai sukses. Mungkin bagi sebagian orang menganggap bahwa budidaya semut Rang Rang merupakan sebuah ide gila yang tidak masuk akal. Tetapi lewat tangan dingin Sukarmin, semut yang notabene merupakan serangga yang dibenci sebagian orang, bisa jadi salah satu sumber pendapatan tambahan. Bahkan tidak menutup kemungkinan, berawal dari ide gila atau kreatif, seseorang bisa meraup kocek ratusan ribu rupiah dalam sebulan hanya dari semut. Selain mudah dalam perawatan dan tidak memerlukan lahan luas, budidaya semut tidak membutuhkan modal besar tetapi bisa menambah penghasilan dari penjualan kroto (telur semut). Kami menangkap peluang bisnis itu berawal dari kebutuhan akan kroto di pasaran yang masih sangat minim, sedang permintaan membludak. Khususnya di Yogyakarta, kroto dijadikan sebagai pakan tambahan (extrafood) burung berkicau dan campuran umpan ikan, kata Sukarmin menjawab pertanyaan Karangrejek.net di kediamannya, Jumat (23/3/2012). Melihat kenyataan di pasaran, melirik usaha penjualan kroto merupakan pilihan yang tepat bahkan bisa menjadi alternatif usaha yang cukup menjanjikan. Hal ini dipengaruhi mahalnya harga kroto dimana per 1 kilogramnya bisa mencapai Rp 70.000 Rp 90.000 di tingkat pengepul. Padahal jika dalam kondisi normal, produktivitas telur semut mampu menghasilkan kroto antara 0,5 1 ons tiap toples/botol setiap 15 20 hari. Dengan demikian berarti, dalam budidaya semut bisa menghasilkan kroto siap jual setiap 15 20 hari sekali. Dijelaskannya, untuk memulai usaha budidaya kroto seseorang harus menyiapkan beberapa komponen diantaranya adalah lahan sekitar 2 3 m2, rak, dan toples/botol untuk rumah semut. Kemudian pindahkan rumah semut dari alam (masih bentuk daun) ke dalam toples/botol. Setelah melalui proses adaptasi selama beberapa hari, semut menempati toples/botol dan pada saatnya nanti ratu semut akan mulai bertelur setelah dibuahi oleh beberapa pejantan. Sedang perawatannya hanya diberi makan berupa belalang, jangkrik maupun ulat berikut minuman berupa air gula secukupnya. Saat ini kami baru memiliki modal 95 toples semut, sebagian besar sudah menghasilkan kroto. Kemungkinan kami baru bisa melakukan panen kroto perdana sekitar Bulan Mei mendatang. Diperkirakan, hasil panen kroto 95 toples bisa menghasilkan kroto minimal 4,75 kilogram. Jika dirupiahkan sedikitnya mencapai Rp 332.500 tiap 20 hari sekali dengan asumsi harga kroto Rp 70.000 per kilogramnya, ucap Sukarmin optimis mampu menutup target 300 toples indukan semut Rang Rang pada tahun 2012 ini. Secara terpisah Kepala Desa Karangrejek, Kasdi Siswo Pranoto mengharapkan agar peluang usaha budidaya semut Rang Rang tersebut segera mendapat perhatian dan bimbingan dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam hal pengembangannya. Selain merupakan usaha yang masih terbilang menjanjikan, program budidaya semut juga dinilai dapat memberikan peluang kerja dan tambahan pendapatan masyarakat di masa mendatang. (Wheny Marissa)

Kroto adalah nama yang diberikan orang Jawa untuk campuran larva dan pupa semut penganyam Asia (terutama Oecophylla smaragdina). Campuran ini terkenal di kalangan pencinta burung dan nelayan di Indonesia, karena larva semut populer sebagai umpan ikan, dan juga sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan ketrampilan burung-burung pedendang. Para penggemar burung memberi kroto yang kaya protein dan vitamin untuk burung peliharaannya, demi kepuasan mereka mendengarkan kicauan burung yang merdu, atau waktu mereka menyiapkan burung-burungnya untuk mengikuti lomba burung pedendang. Biasanya, jenis pohon yang disukai semut rangrang antara lain rambutan, mangga, dan jambu. Semut ini juga senang membuat sarang di pohon jati, sukun, dan mengkudu. Ukuran sarang cenderung mengikuti ukuran daun. Untuk mencari kroto diperlukan piranti khusus, yang bisa dibuat sendiri. Piranti ini terdiri atas bambu sebagai penyangga dan alat penjaring. Ukuran penyangga cukup berpengaruh terhadap hasil. Makin tinggi ukurannya, makin besar pula hasil yang diperoleh. Alat penjaring terbuat dari kain kasa yang dibentuk seperti kerucut. Alat penjaring digantungkan pada penyangga, dengan menggunakan tali rafia, pada ketiga bagian sisinya. Alat penjaring juga dapat diganti dengan besek, yang bagian tengahnya dibuat runcing. Kroto diambil dengan menggunakan bambu yang ujungnya dipasangi besek tersebut. Ujung yang runcing berfungsi untuk menusuk sarang semut, sehingga telur-telurnya jatuh di besek. Lubang tusukan yang kecil ini secara alamiah akan ditutup oleh telur-telur semut rangrang yang akan dihasilkan beberapa hari kemudian. Biasanya, pemanenan di tempat yang sama baru dapat diulangi satu bulan kemudian. Manfaat Ekonomi Selama ini pasokan pasar burung atau toko yang menjual pakan burung hanya menggantungkan dari pengumpul kroto yang berasal dari tangkapan alam. Kita tahu alam tidak setiap saat menyediakan kroto apalagi saat musim penghujan. Kehidupan semut rangrang memang identik dengan kehidupan masyarakat perdesaan. Bagi sebagian orang, kroto dari semut rangrang merupakan sumber penghasilan baru dan dianggap sebagai salah satu cara bagi masyarakat miskin untuk memperoleh penghasilan tambahan. Sebuah penghasilan yang bisa diperoleh secara cuma-cuma dan tanpa mengganggu waktu dan kegiatan bertani mereka. Dengan cara yang praktis dan mudah saja mereka bisa mendapatkan kroto semut rangrang tersebut.

Jika anda tertarik pada kegiatan pembudidayaan, tentunya banyak manfaat yang dapat dirasakan. Yang terlihat jelas tentunya manfaat ekonomi. Harga kroto berkisar antara Rp 30 ribu-Rp 50 ribu/kg, harga yang sangatlah menggiurkan tentunya. Saat ini, biasanya hanya para petani buah-buahan yang tertarik membudidayakannya, karena mereka juga mengambil manfaat semut rangrang untuk menjaga kebun buah-buahannya. Selain itu, dengan memanfaatkan semut rangrang secara maksimal, petani dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang merupakan sumber polusi udara, tanah dan air. Kebun anda akan menjadi lebih alami, burung-burung dan lebah akan mendatangi kebun dan memberikan keuntungan tambahan, antara lain sebagai predator dan parasitoid yang dapat membantu melindungi kebun. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di Delta Mekong, Vietnam, petani yang memelihara semut rangrang hanya menghabiskan 25- 50% dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembelian bahan kimia, bila dibandingkan dengan yang tidak memelihara semut, sehingga ratarata hasil panennya tetap memberikan pendapatan bersih yang lebih tinggi. Semut rangrang juga tidak hanya bermanfaat pada tanaman buah-buahan. Di Australia, kualitas dan hasil panen mete lebih tinggi pada tanaman yang dihuni semut rangrang dan tanpa menggunakan bahan kimia bila dibandingkan dengan kebun yang menggunakan bahan kimia untuk mengendalikan hamanya. Selain itu, bubidaya semut rangrang di perkebunan, juga dapat mengasilkan buah organik. Saat ini pandangan orang terhadap buah organik telah berubah, sehingga buah organik memperoleh harga pasar yang lebih tinggi. Meskipun anda belum memiliki cukup sarana dan tempat, anda dapat mulai meningkatkan ketrampilan dalam menumbuhkan buah-buahan organik yang bermutu tinggi. Di masa mendatang akan ada mekanisme pelabelan (ekolabel) dan struktur pemasaran yang diakui untuk buah organik. Semut ini memiliki cara hidup yang khas, yaitu merajut daun-daun pada pohon untuk membuat sarang. Semut itu menyukai udara segar sehingga tidak mungkin ditemukan di dalam rumah. Hal itu pula yang menyebabkan mengapa mereka tidak membuat sarang di dalam tanah, melainkan pada pohon. Selain perilakunya yang khas dalam membuat sarang, tubuh semut rangrang lebih besar dan perilakunya lebih agresif daripada semut lainnya. Semut ini mempunyai nama berbeda-beda, misalnya semut kuning (Vietnam, Cina), semut merah (Thailand) dan semut hijau (Australia). Klasifikasi berdasarkan warna bukan cara yang tepat digunakan untuk membandingkan spesies semut pada suatu negara, antarnegara, apalagi antarbenua. Untuk membedakan dengan semut lain, para ahli memberikan nama Oecophylla, atau lebih spesifik Oecophylla smaragdina untuk semut rangrang yang ada di Asia, dan Oecophylla longinoda untuk semut rangrang yang ada di Afrika. Ratu Semut Semut rangrang mempunyai kehidupan sosial seperti halnya semut pada umumnya. Hewan ini hidup dalam kelompok sosial di mana pekerjaan dibagi sesuai dengan tipe individunya (kastanya). Dengan kerja sama dan organiasi yang baik serta disiplin, mereka dapat melakukan banyak hal. Masyarakat semut dari yang beranggotakan beberapa ekor hingga yang beranggotakan beberapa sarang dinamakan koloni. Dalam satu koloni terdapat beberapa tipe individu, yaitu yang pertama adalah ratu semut. Dalam tiap-tiap koloni yang terdiri dari satu atau beberapa sarang, dapat ditemukan satu atau beberapa ekor ratu semut. Ratu semut mudah dikenali karena tubuhnya lebih besar, berwarna hijau hingga coklat dengan perut besar dan menghasilkan banyak telur.

Yang kedua adalah semut jantan, biasanya tubuhnya lebih kecil daripada ratu semut, berwarna kehitam-hitaman dan hidupnya singkat. Setelah mengawini ratu, ia mati. Di laboratorium semut jantan dapat hidup selama 1 minggu, sedangkan ratu semut dan semut pekerja dapat hidup beberapa bulan. Kemudian yang ketiga adalah semut pekerja, semut pekerja adalah semut betina yang mandul. Mereka tinggal di dalam sarang dan merawat semut-semut muda. Dan yang terakhir adalah semut prajurit merupakan anggota yang paling banyak jumlahnya alam koloni dan bertanggung jawab untuk semua aktivitas dalam koloninya. Mereka menjaga sarang dari serangan pengacau, mengumpulkan dan membawa makanan untuk semua anggota koloninya, serta membangun sarang. Makanan Makanan semut sangat beragam, namun dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu protein dan gula. Tidak seperti semut lain, semut jenis ini lebih menyukai protein daripada gula. Protein dapat ditemukan pada daging, ikan, ayam, tikus dan serangga. Semut rangrang aktif mencari makanan dan membawanya ke dalam sarang untuk seluruh anggota sarang tersebut. Mereka memangsa berbagai jenis hama, misalnya ngengat yang aktif pada malam hari maupun yang bersembunyi di bawah daun pada siang hari. Selain butuh protein, semut rangrang memerlukan makanan tambahan berupa gula. Untuk mendapatkan gula, semut rangrang lebih suka mencari cadangan gula seperti embun madu (yang dikeluarkan oleh serangga pengisap cairan tanaman) atau nektar. Embun madu tersebut diperlukan sebagai energi tambahan pada periode awal pembangunan sarang. Maka, ketika membangun sarang, semut rangrang mencari daun-daun muda yang dihuni oleh serangga penghasil embun madu dan memasukkannya ke dalam sarang. Yang mengagumkan, ternyata semut ini memiliki perilaku yang layak ditiru oleh manusia, diantaranya adalah pemberani. Rangrang dikenal berani menyerang organisme lain yang mengganggu meskipun ukuran tubuhnya 100 kali lebih besar dari mereka. Selain itu semut ini juga sangatlah lincah dan dapat berlarian ke atas dan ke bawah pohon sepanjang hari. Disiplin Koloni semut rangrang juga sangat disiplin. Apabila ada aktivitas yang harus dilakukan secara berkelompok, maka semua akan berperan serta dalam aktivitas tersebut. Tak seekor semut pun yang meninggalkan kelompoknya. Cobalah amati bila mereka sedang membangun sarang. Yang terakhir, semut tersebut juga dikenal cerdas. Kelompok semut rangrang membangun sistem komunikasi di antara mereka dengan mengeluarkan aroma dan sentuhan tertentu. Dalam waktu singkat, semua anggota kelompok dapat mengetahui apabila terjadi sesuatu dalam kelompoknya dan mereka akan langsung melakukan pembagian tugas, apa yang harus dilakukan. Semut itu memang memiliki kebiasaan menggigit manusia yang datang mendekati sarangnya atau lintasannya. Orang yang belum mengetahui manfaatnya, akan menganggap semut rangrang sebagai suatu masalah, padahal sebenarnya gigitan semut itu tidak begitu sakit dan rasa sakit tersebut cepat menghilang. Dan jangan salah, si merah ini ternyata memiliki kelebihan tersendiri. Bagi para petani, semut itu cukup berguna sebagai pembasmi dan pengendali hama tanaman. Semut rangrang dapat membunuh hama tanaman yang menyebabkan tanaman para petani itu tumbuh dengan baik. Siapa sangka, semut rangrang yang cukup ditakuti keberadaannya ini ternyata bermanfaat juga. Manfaat semut rangrang untuk tanaman telah dikenal di banyak negara. Demikian pula, petanipetani di Delta Mekong (Vietnam) dan di Kalimantan Timur (Indonesia), mempunyai

pengalaman mengenai bagaimana semut rangrang dapat meningkatkan kualitas buah. Buah yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan lebih segar. Jika diamati dengan seksama, semut rangrang dapat mengganggu, menghalangi atau memangsa berbagai jenis hama seperti kepik hijau, ulat pemakan daun, dan serangga-serangga pemakan buah. Populasi semut rangrang yang tinggi dapat mengurangi permasalahan hama tungau, pengorok daun dan penyakit greening pada kebun jeruk. Semut rangrang diketahui juga dapat melindungi Eucalyptus dan pohon-pohon kayu lainnya. Semut ini dapat mengendalikan sebagian besar hama pada tanaman jeruk dan mete, melindungi tanaman kelapa dan coklat dari serangan kepik, sehingga meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen. Semut rangrang juga dapat menghalangi serangan tikus. Bukankah itu sesuatu yang mengagumkan? Ternak semut..? Ya semut sekarang sudah bisa diternak atau di budidayakan. Jenis semut yang bisa dibudidayakan atau diternak adalah semut rangrang karena semut ini menghasilkan kroto. Kroto di masyarakat biasa digunakan untuk pakan burung kicau, umpan pancing dll. Kebutuhan akan kroto dipasar lokal cukup tinggi. peluang usaha budidaya semut rangrang penghasil kroto cukup menjanjikan sehingga budidaya semut kroto secara profesional dan modern mulai menjamur diberbagai daerah. Biasanya untuk memenuhi kebutuhan kroto para penjual dipasok dari para pengumpul kroto hasil buruan dari alam. Karena semakin marak diburu, kroto-kroto yang terdapat dialam semakin berkurang. Budidaya semut rangrang tanpa pohon dikembangkan oleh para peternak semut. Media untuk budidaya semut bermacam-macam diantaranya dengan menggunakan media toples plastik yang transparan. Harga toples untuk media ternak semut beragam tergantung besar ukuran. Cara budidaya semut / kroto dengan menggunakan media toples plastik. Bahan : Toples plastik transparan nampam plastik (untuk tempat air) Dudukan toples (bisa menggunakan batu-bata dll) Toples plastik dilubangi bagian bawah kira-kira 7 cm. Letakan nampan plastik dengan posisi datar ,tuangkan air hingga setengah nampan. Letakan toples plastik ditengah nampan diatas dudukan agar toples tidak terendam oleh air. Letakan toples secara terbalik. Proses pemindahan semut rangrang dari alam kedalam toples bisa dilakukan dengan berbagai cara. Lakukan cara yang menurut anda paling mudah. Bisa lakukan dengan cara jembatan. Sarang yang diperoleh dari alam dimasukan kedalam wadah misal ember. kemudian pasang kayu atau sejenisnya antara ember dengan toples. Beri makanan di toples agar semut rangrang tertarik dan akhirnya hijrah kedalam toples. Makanan untuk semut rangrang ternak sama seperti halnya semut rangrang di alam bebas. Pada dasarnya semut menyukai segala macam makanan. namun untuk menghasilkan kroto yang banyak perlu diberi makanan yang berprotein. Sebagai pakan awal bisa diberi ulat hingkong dan diberi minum air gula yang sedikit kental. Rawat semut dengan tekun dan kasih sayang dan tunggu timbal balik yang semut rangrang berikan.

Kroto, larva dan pupa semut


Kasus dari Indonesia oleh Nicolas Csard dan Irdez Azhar Pujian untuk kroto: Makanan burung yang lezat Kroto adalah nama yang diberikan oleh orang Jawa untuk campuran larva dan pupa semut penganyam Asia (terutama Oecophylla smaragdina). Campuran ini terkenal di kalangan pencinta burung dan nelayan di Indonesia, karena larva semut populer sebagai umpan ikan, dan juga sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan ketrampilan burung-burung pedendang. Para penggemar burung memberi kroto yang kaya protein dan vitamin untuk burung peliharaannya demi kepuasan mereka mendengarkan kicauan burung yang merdu atau waktu mereka menyiapkan burung-burungnya untuk mengikuti lomba burung pedendang. Semut penganyam dapat ditemukan mulai dari India sampai Australia dan di seluruh kepulauan Indonesia, kisaran habitatnya* luas, termasuk kawasan pesisir, hutan-hutan sekunder* dan perkebunan. Semut ini terkenal sebagai pemangsa yang agresif dan membuat sarang di pepohonan. Semut-semut ini bisa menyerbu hampir semua jenis pohon, tetapi cenderung lebih menyukai pohon buah-buahan, seperti nangka atau mangga. Koloni tertentu mungkin membuat sarang di sebuah pohon atau bahkan beberapa pohon. Ratu semut terdapat di salah satu sarang yang paling tinggi, telur-telurnya tersebar di beberapa tempat koloni lain yang berdekatan. Bentuk sarang semut penganyam paling rumit di antara sarang-sarang semut lainnya, karena spesies Oecophylla menggunakan kelenjar sutera yang sudah berkembang dengan baik di dalam larvanya untuk menganyam dan merekatkan sarang yang terbuat dari dedaunan segar itulah asal namanya semut penganyam. Memanen sarang semut Kroto dipanen dan dijual sepanjang tahun di pulau Jawa dan Sumatera. Kegiatan memanen kroto dilakukan sendirian, mulai dari identifikasi pohon-pohon inang*. Selama musim kering, sumber sarang kurang melimpah tetapi selama musim hujan, larva yang lebih kecil seperti beras lebih banyak, kualitasnya lebih baik dan harganya juga lebih mahal. Karena selama tahun-tahun belakangan ini permintaan dan persaingan untuk memperoleh kroto meningkat, beberapa kawasan dipanen secara berlebihan dan akibatnya larva yang bisa didapatkan oleh para pengumpul juga lebih sedikit. Untuk memenuhi keranjang mereka, giliran untuk memanen pohon inang/induk menjadi jauh lebih pendek, yang akhirnya mempengaruhi kemampuan populasi semut untuk pulih kembali. Pada tingkat pengumpulan sarang yang tidak terlalu intensif, semut umumnya membangun kembali sarangnya dengan cepat. Sarang-sarang yang terlalu kecil, terlalu tinggi atau sulit dijangkau mungkin dibiarkan saja. Namun, para pengumpul sarang hafal dengan lokasi-lokasi tersebut untuk mencari sarang dikemudian hari, dengan menunggu beberapa minggu semut-semut ini akan pindah ke tempat-tempat yang mudah dijangkau atau membangun sarang-sarang baru.

Karena semut sangat aktif selama siang hari, pengumpulannya cenderung berlangsung pagi-pagi sekali, dan seorang pengumpul mungkin memanen larva dari 6-8 pohon dalam kawasan seluas 1 hektar. Sebuah sarang besar dari dedaunan hidup mungkin mengandung 30-60 gram larva dan selama musim panen (Juli-Agustus), para pengumpul bisa memanen larva hingga 2 kg per orang.

Menjual kroto ke pasar Pernahkah anda duduk di samping seorang penumpang bis yang memegang sebungkus larva yang sedang menggeliat? Karena kroto hanya bisa disimpan hidup selama dua hari, para pedagang sering mengirimkan kotak-kotak larva ke kota setiap hari. Karena permintaan yang terus meningkat dan kebutuhan ekonomi, seorang pedagang lokal mungkin menjual 10-30 kg larva per hari ke pasar. Mereka juga menjual kroto yang dikeringkan oleh para pengumpul. Kroto kering ini bisa disimpan selama enam bulan, tetapi harga jualnya hanya setengah harga larva hidup.

Batang bambu yang panjangnya lebih dari 5 m digunakan untuk menusuk dan membongkar sebuah sarang, dan larva yang ada di dalamnya kemudian digoyanggoyang supaya jatuh ke dalam kantong berbentuk kerucut yang tergantung di ujung batang bambu. Pengumpul melakukan pekerjaan ini di beberapa pohon inang dengan hati-hati sekali, supaya tidak disengat semut.

Karena larva hidup cepat sekali membusuk, keharusan untuk segera menjualnya menjadi hambatan paling besar dalam pemasaran kroto. Selama musim panen, para pengumpul mendapat bayaran US$ 1,20-1,40 per kg dari pedagang, yang kemudian menjualnya ke pengecer dengan harga US$ 1,60-1,70 per kg. Keuntungan yang mereka peroleh hanya sedikit setelah dikurangi biaya transportasi. Pasar-pasar burung di Jakarta menjual sekitar 100 kg kroto setiap hari dengan harga US$ 3,50-5,00 per kg; para pengecerlah yang memperoleh keuntungan paling besar dalam perdagangan kroto. Untuk memperoleh penghasilan yang lebih baik, para pengumpul sering menjual hasil panen harian mereka langsung ke pengecer kecil, yang sering mau membayar lebih mahal untuk kroto hidup.

Sekitar 60% dari larva yang dikumpulkan mungkin akan hilang selama transportasi dari lapangan ke rumah atau selama pemilahan. Kroto hidup tidak banyak memerlukan pengolahan, kecuali pembersihan dan pemilahan ukuran saja.

Di rumah-rumah pedagang lokal, yang membeli sebagian besar larva yang dipanen, para pengumpul memisahkan semut-semut yang masih ada dan remah-remah larva, kemudian mengemas kroto seberat 1 kg ke dalam sebuah kotak bambu.

Menurut hukum Islam, kroto mungkin dianggap sumber daya yang menjijikkan, sebaiknya tidak dikonsumsi oleh manusia atau binatang, dan uang hasil penjualannya dianggap sebagai uang haram. Namun, bagi banyak pengumpul, kroto merupakan sumber penghasilan penting dan dianggap sebagai salah satu cara bagi masyarakat miskin untuk memperoleh penghasilan dari sumber daya alam yang gratis. Para pengumpul menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (membeli makanan, pakaian, buku sekolah, dll.) atau menabungnya untuk masa-masa sulit. Para petani juga sering mengumpulkan kroto, sebagai cara untuk memperoleh penghasilan tambahan di antara dua musim panen padi.

Anda mungkin juga menyukai