Anggoro Wiseso
Annisa
Denia Apriliani Rahman Gayatri Prameswari
Lucia Purwanti
Page 2
Page 3
Pengertian manusia yang diutarakan oleh para ahli maupun para filsuf bersifat kaku dan hanya pada satu sisi saja. Sempit dan tidak menyeluruh
Page 4
Al Insan
An Naas
Al Bad
Al naas
menunjukkan jama (beberapa manusia) dan tidak ada kata singularnya. Al abd
manusia merupakan hamba Allah dan wajib menyembah-Nya.
Artinya: Dan tidak aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku (Adz-Zariyat: 56)
Page 7
Kejadian Fisik
Keistimewaan Manusia
Page 8
Kejadian Fisik Bentuk fisik manusia sangat sempurna dan dapat dilihat secara kasat mata. Kejadian fisik dimulai sejak bersatunya sperma dengan sel telur hingga berkembang menjadi sel-sel baru.
Keistimewaan Manusia
Page 9
Kejadian Rohaniah
Al insaan
Al nafs
Al ruh
Al qalb
Page 10
Keistimewaan Manusia
Ciri-Ciri Manusia
Page 11
Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan) beriman kepada Allah. " Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. " (QS 7:172)
Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya. "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS 51:56)
Page 12
Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifahnya di bumi. "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesunggunya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. " (QS 2:30) Manusia dilengkapi akal, perasaan, dan kemauan atau kehendak. "Dan katakanlah: kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. " (QS 18:29} Manusia secara individual bertanggung jawab atas segala perbuatannya. " Setiap orang (manusia) terikat (bertanggung jawab) terhadap apa yang dilakukannya." (QS 52:21) Manusia itu berakhlak, hal ini yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya ciptaan Allah. Kedudukan dan kemuliaan manusia ditentukan oleh akhlaknya.
Makhluk kontroversial, manusia dapat memilih dirinya untuk menjadi mulia ataupun hina bergantung dengan sikap yang ditentukannya Page 13
Page 14
Page 16
Al-Quran (Kitabullah)
Al-Sunnah (Al-Hadits)
Page 17
Al-Quran
Al-Quran adalah firman Allah s.w.t. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Secara berangsur-angsur melalui malaikat Jibril sebagai mukjizat dan pedoman hidup bagi umatnya yang bernilai ibadah bagi orang yang membacanya.
Page 18
Kandungan Al-Quran
Petunjuk mengenai akidah
Petunjuk mengenai syariah Petunjuk tentang akhlak Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau
Page 19
Kedudukan Al-Quran
Al-Quran berada pada tingkat paling atas dalam hierarki sumber ajaran Islam.
Fungsi Al-Quran
Petunjuk bagi manusia, sekaligus pembeda antara kebenaran dengan kebatilan Mengajak umat manusia mewujudkan persaudaraan, persatuan, solidaritas, meningkatkan kualitas hidup berdasarkan ilmu pengetahuan dan kesucian jiwa Kadang menjelaskan perkara yang tidak mungkin terwujud kecuali kecuali pada masa yang akan datang.
Page 20
Al-Sunnah
Page 21
Macam-macam Sunnah
Sunnah taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan Rasulullah terhadap pernyataan ataupun perbuatan
Page 22
Fungsi Sunnah
Bayan al-Taqrir wa al-Takid (menetapkan dan memperkuat al-Quran)
Bayan al-Tafsir wa al-Tafshil (penjelas dan perinci ayat-ayat al-Quran yang masih umum) Bayan al-Tasyri (sumber hukum tersendiri)
Page 23
Ijtihad
Ijtihad adalah penggunaan akal semaksimal mungkin guna menemukan sesuatu ketetapan hukum yang tidak ditetapkan secara tegas dalam AlQuran maupun Sunnah.
Page 24
Maslahah mursalah
Istihsan
Sududz Dzariah
Qiyas
Istishab
Ijma
Macammacam Ijtihad
Urf
Page 25
Macam-macam Ijtihad
Ketentuan-ketentuan Ijtihad
Tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah
Sifatnya kondisional dan situasional Tidak boleh bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah Tidak absolut
Page 26
Peranan Ijtihad
Agar hukum Islam dapat ditetapkan secara fleksibel Sesuai dengan perkembangan zaman
Memudahkan penerapan
Page 27
Secara etimologi
diambil dari bahasa Arab, salima- yaslamu-salamatan wa salaman, berarti selamat, damai, tunduk, patuh, pasrah, menyerahkan diri, rela, puas, menerima, sejahtera dan tidak cacat.(al-Munawwir 1984: 669)
Secara morfologi
Diambil dari aslama-yuslimu-islaman berarti : 1. Ketaatan
Pengertian Islam
Page 29
Secara terminologi Islam adalah agama atau peraturan-peraturan Allah SWT yang di wahyukan pada nabi dan rasul-Nya sebagai petunjuk bagi umat manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Pengertian Islam
Page 30
Page 31
2. Syariat
Menurut bahasa berarti jalan, sumber air, petunjuk menuju sumber air atau jalan yang harus ditempuh setiap orang. Menurut terminologi berarti peraturan-peraturan yang ditetapkan Allah SWT sebagai pedoman hidup dan kehidupan manusia.
Terdiri dari 2 bagian, yaitu : a. Ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan
b. muamalah yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan makhluk lain.
Page 32
3. Akhlak
Menurut bahasa berarti perbuatan, adat, perangai, tingkah laku secara umum, baik terpuji maupun tercela.
Menurut sosiologis berarti perbuatan atau tingkah laku yang terpuji Menurut istilah akhlak adalah al-akhlak al-islamiyah atau al-akhlak al-karimah, yaitu tingkah laku, perbuatan dan perangai terpuji berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah.
Page 33
a. Akhlak terhadap Khalik atau Pencipta (Allah SWT) b. Akhlak terhadap makhluk (yang diciptakan)
manusia: Nabi/Rasul, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara selain manusia : alam jamadi (benda mati), alam nabati (flora), alam hewani (fauna)
Page 34
4.
Page 35
- malaikat datang seperti suara gemerincing bel, dalam riwayat lain seperti suara lebah.
Page 36
Page 37
Bertujuan untuk :
manusia berkualitas (spiritual, intelektual, moral), menunjang kebaikan dan melarang kemungkaran, menjauhan dari kemusyrikan, perdamaian, rekonsiliasi global
Page 38
Rabbaniyah (ketuhanan) Insaniyyah (kemanusiaan) Syumuliyyah (menyeluruh) Al-Waqiiyyah (real) Al-Wasathiyyah (moderat,seimbang) Al-Wudhuh (jelas)
Page 39
Sifat Jibilyah: sesuai naluri, tabiat, dan bawaan alam manusia. Wajar dan tidak menyulitkan.
Mengedepankan nilai kebenaran dan keadilan dengan tujuan menyejeterahkan dan mencerahkan umat manusia.
Page 40
4. Islam Agama Universal Menghargai pluralitas umat beragama, inklusivitas, moderat, dan toleransi terhadap perbedaan. 5. Islam Agama Fleksibel Konsep azimah (tuntutan) dan rukhsah (keringanan). Ajaran Islam penuh dengan kemudahan agar memudahkan tiap manusia menjalankan syariat.
Page 41
Islam bersifat dinamis dan mengikuti perkembangan zaman. Islam sebagai fondasi awal yang mapan mencakup berbagai bidang kehidupan.
7. Islam Agama Ilmu Pengetahuan Memerintahkan umat agar rajin mencari ilmu untuk menuju kebenaran dan kesuksesan. Islam bersifat argumentatif dan filosofis.
Page 42
Menjunjung tinggi kebebasan dan kemerdekaan yang bertanggung jawab sesuai dengan petunjuk Al Quran.
9. Islam Bersifat Gradual
Metode Qurani : ajaran Islam diturunkan secara bertahap, gradual, dan tidak sekaligus (tadarruj)
Page 43
Periode Rasulullah
Page 45
Page 46
Langkah Strategis Memperkokoh Masyarakat Madinnah : 1. Membangun masjid sebagai tempat ibadah sekaligus pusat kegiatan dakwah, politik pemerintahan, dan tempat bermusyawarah 2. Mempersaudarakan kaum Muhajirin (para imigran Makkah) dan kaum Anshar (penduduk asli Madinnah 3. Membuat Piagam Madinnah untuk mempersatukan berbagai kalangan di Madinnah
Page 47
Pemberontakan Muawiyah
Perang Shiffin
Page 48
Page 50
Islam masuk ke Sumatera pada abad ke-7 Masehi, ketika di Sumatera telah berdiri kerajaan Budha di Sriwijaya (683-1030 M), kehancuran Kerajaan Sriwijaya karena serangan Raja Rajendracoladewi dari India pada 1030 M.
Page 51
e. Sultan Iskandar
Kerajaan Aceh
Didirikan oleh : Sultan Ali Mughayat Syah Letak : Sumatera bagian utara Masa Kejayaan : Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan Islam, Kerajaan Aceh memiliki kekuasaan yang sangat luas. Untuk keperluan syiar Islam, ia mendirikan masjid Baiturrahman yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan pengajaran agama Islam.
Page 53
Wali Songo
Berdasarkan cerita tradisional dan babad-babad, para pembawa dan penyebar Islam di daerah-daerah pesisir utara Pulau Jawa diberi gelar wali. Jumlah wali di Jawa cukup banyak. Namun yang populer ada sembilan, sehingga dikenal sebutan Wali Songo Para wali itu disamping berasal dari luar negeri, juga terdapat para wali yang asli Jawa
Page 55
Wali Songo
1. 2. Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), ia dianggap tokoh pendiri pondok pesantren yang pertama Raden Rahmat, atau Sunan Ampel, berasal dari Kamboja
3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
Page 56
2.
Kesultanan Banjar
Page 58
Kesultanan Banjar
Tahun 1520 Zaman keemasan: abad ke-17 hingga abad ke-18 di pimpin oleh Sultan Agung
Kesultanan Kutai
Tahun 1300 Didirikan oleh Aji Batara Dewa Agung Sakti
Page 59
Pada abad ke-15, para pedagang muslim dari Jawa, Sumatera dan Malaka mulai berdatangan. Agama Islam disebarkan melalui jalur dakwah. Pada abad ke-16, agama Islam mulai dikenal di Sulawesi, ditandai dengan adanya beberapa kerajaan Islam, yaitu Gowa, Tallo, Bone dan Buton serta beberapa kawasan dengan penduduk muslim.
Page 61
Pada tahun 1051 H atau tahun Kerajaan Gowa-Tallo 1605, M. Datuk Ri Bandang dari Sumatera Barat menyebarkan Agama Islam di Kerajaan Gowa dan tepatnya pada tanggal 9 Jumadil Awal tahun 1051 H atau 20 September 1605 M, Raja I Mangerangi Daeng Manrabia menyatakan masuk agama Islam dan mendapat gelar Sultan Alauddin. Ini kemudian diikuti oleh Raja Tallo I Mallingkaang Daeng Nyonri Karaeng Katangka dengan gelar Sultan Awwalul Islam.
Page 62
Setelah Gowa-Tallo memeluk agama Islam, rakyatnya semakin bersemangat dalam menyebarkan agamanya ke seluruh penjuru Sulawesi. Hingga suatu hari, terjadi perseturuan antara Kerajaan Gowa dan Bone. Gowa menganggap, Bone tidak setaraf dengan Gowa apabila tidak memercayai Tuhan Yang Maha Esa, maka terjadilah sebuah peperangan. Peperangan ini kemudian dimenangkan oleh Gowa, dengan demikian Bone beserta rakyatnya memeluk agama Islam dan dianggap bertaraf sama dengan Gowa Page 63 karena seagama.
Kerajaan Bone
Kerajaan Buton
Page 64
Kerajaan Buton
Buton merupakan pulau kecil yang terletak di bawah Sulawesi bagian Tenggara. Kesultanan Buton menganut agama Islam tahun 1538 Miladiyah pada masa pemerintahan Raja Buton ke-6, iaitu Timbang Timbangan atau Lakilaponto atau Halu Oleo. Beliau diislamkan oleh Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman alFathani yang datang dari Johor.
Page 65
Awal Mula
Faktor pemicu
dampak adanya jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran Internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku
Cara penyebaran
Page 67
Bali
Maluku
Page 68
Islamisasi Maluku Merupakan pulau pertama yang dihadiri Islam, abad 15M Faktor : karena terkenal kaya dengan hasil bumi yang melimpah.
Kerajaan Ternate : kerajaan terbesar di Maluku. Pada saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512, raja ternate adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah. Raja Kerajaan Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin, bersyahadat pada tahun 1521. Kerajaan Jailolo juga dipengaruhi oleh ajaranajaran Islam dalam pemerintahannya.
Page 69
Page 70
Terima Kasih