Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Kemajuan pertanian suatu negara sangat ditentukan jumlah varietas unggul baru yang diperoleh. Daya kompetisi perusahaan benih sangat tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan terutama yang berkaitan dengan kemampuan produksi, kualitas dan ketahanan terhadap hama-penyakit. Varietas unggul tersebut hanya dapat diperoleh dengan melalui proses pemuliaan tanaman. Perusahaan-perusahaan tersebut sangat memerlukan tenaga pemulia yang terampil dan cerdas. Oleh sebab itu program studi pemuliaan tanaman merupakan salah satu program studi yang sangat strategis di bidang pertanian. Di masa yang akan datang, akan lebih banyak lagi pemulia tanaman yang dibutuhkan untuk mempercepat kemajuan teknologi dan perkembangan ekonomi petani Indonesia Dua dekade lagi, kira-kira pada tahun 2025, negara kita diprediksikan akan dihuni oleh penduduk yang mencapai sekitar 273 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 0.9% sampai 1.3 % per tahun (BPS, 2007). Adanya jumlah penduduk yang sangat besar menyebabkan kebutuhan akan pangan menjadi meningkat, terutama terhadap beras, ditambah dengan adanya beragam permasalahan krusial lainnya yang terkait erat dengan bidang pertanian, seperti diantaranya: produksi beberapa komoditas yang masih belum mencukupi kebutuhan/stok dalam negeri (misalnya padi, kedelai dan jagung). Terkait

dengan hal tersebut dan terlebih mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi, salah satu strategi yang sangat potensial dalam rangka meningkatkan produktivitas, kualitas serta daya saing komoditas tanaman adalah melalui pendekatan pemuliaan tanaman. Melalui kegiatan pemuliaan, diharapkan dapat dihasilkan beragam kultivar unggul baru, selain memiliki produktivitas yang tinggi, juga memiliki beberapa karakter lain yang mendukung upaya peningkatan kualitas dan daya saing. Pemuliaan tanaman sendiri didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 1

genetik

tanaman

(modifikasi

gen

ataupun

kromosom)

untuk

merakit

kultivar/varietas unggul yang berguna bagi kehidupan manusia. (Agus krisno 2012)

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas adalah sebagai berikut : A. Apa pengertian dari mutasi dan pemuliaan tanaman? B. Apa faktor faktor penyebab mutasi C. Apa jenis jenis mutasi? D. Apa yang dimaksud mutasi acak? E. Apa yang dimaksud dengan laju mutasi?

1.3 Tujuan Penulisan A. Menjelaskan pengertian mutasi dan pemuliaan tanaman. B. Menjelaskan faktor faktor penyebab mutasi. C. Menjelaskan jenis jenis mutasi. D. Menjelaskan tentang mutasi acak. E. Menjelaskan tentang laju mutasi.

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Mutasi dan Pemuliaan Tanaman Mutasi adalah berasal dari kata Mutatus (bahasa latin) yang artinya adalah perubahan. Mutasi didefenisikan sebagai perubahan materi genetik (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis keketurunannya. Mutasi adalah suatu proses dimana suatu gen mengalami perubahan struktur. Gen yang berubah karena mutasi disebut mutan. Mutan adalah sel-sel dari individu yang membawa mutasi tersebut. Dalam arti lain mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable). Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau komposisi genom suatu jasad yang dapat terjadi karena faktor luar (mutagen) atau karena kesalahan replikasi. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan faktor penyebab mutasi disebut mutagen (mutagenic agent). Perubahan urutan nukleotida yang menyebabkan protein yang dihasilkan tidak dapat berfungsi baik dalam sel dan sel tidak mampu mentolerir inaktifnya protein tersebut, maka akan menyebabkan kematian (lethal mutation). Dalam arti luas, mutasi dihasilkan dari segala macam perubahan keturunan yang menyebabkan perubahan kenampakan fenotipe yang diturunkan. Batasan ini termasuk keragaman kromosom dan position effect maupun mutasi gen. Mutasi dapat mempengaruhi DNA maupun kromosom. DNA dapat dipengaruhi pada saat sintesis DNA (replikasi). Pada saat tersebut faktor mutagenik mempengaruhi pasangan basa nukleutida sehingga tidak berpasangan dengan basa nukleutida yang seharusnya (mismatch). Misalnya triplet DNA cetakan adalah TTA. Namun karena adanya mutagen menyebabkan DNA polymerase memasangkan A dengan C, bukan dengan T. Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 3

penggunaan berbagai macam unggulan dari tanaman dengan peningkatan produksi yang dirasa semakin meningkat.

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 4

2.2 Tujuan Pemuliaan Tanaman Adapun beberapa tujuan dari pemuliaan adalah peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkan. Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada peningkatan daya hasil cepat dipanen, ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik serta kesesuaian terhadap perkembangan teknologi pertanian yang lain. Perbaikan kualitas produk diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu (atau penambahan serta penghilangan substansi tertentu), pembungan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan atau keindahan serta keunikan.

2.3 Faktor Faktor Penyebab Mutasi Secara umum penyebab mutasi adalah keadaan atau faktor-faktor lingkungan, di samping keadaan atau faktor internal materi genetik. Terdapat dua macam mutasi yakni mutasi spontan dan mutasi terinduksi. Mutasi spontan adalah mutasi yang terjadi tanpa sebab-sebab yang jelas sedangkan mutasi terinduksi adalah mutasi yang terjadi karena pemaparan makhluk hidup pada penyebab mutasi semacam radiasi pengion, radiasi ultraviolet, dan berbagai senyawa kimia. Berikut ini merupakan faktor faktor penyebab mutasi antara lain : A. Faktor Internal Faktor internal yang dapat menjadi sebab terjadinya mutasi yaitu : 1. Kesalahan pada replikasi DNA, misalnya yang terkait dengan tautomerisme (sebagai akibat perubahan posisi sesuatu proton yang mengubah sesuatu sifat kimia molekul). 2. Penggelembungan susunan di saat replikasi, perubahan kimia tertentu secara spontan, transposisi elemen transposabel, dan efek mutator. Penggelembunagn susunan DNA di saat replikasi dapat terjadi pada susunan lama maupun susunan baru. Jika penggelembungan tejadi

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 5

pada susunan lama maka akan terjadi delesi pada susunan baru, sebaliknya jika penggelembungan terjadi pada susunan baru, maka akan terjadi adisi pada susunan baru tersebut. 3. Depurinasi dan deaminasi yang merupakan peristiwa kimia yang dapat menyebabkan mutasi. Pada depurinasi, suatu purin tersingkir dari DNA karena terputusnya ikatan kimia antara purin dan gula deoksiribosa. Sedangkan pada deaminasi, suatu gugus amino tersingkir dari basa. Dalam peristiwa depurinasi, jika tersingkirnya purin itu tidak diperbaiki maka disaat replikasi tidak terbentuk pasangan basa komplementer yang lazim. 4. Perpindahan atau transposisi elemen transposable. Peristiwa ini terjadi karena terjadi insersi dalam gen. 5. Gen mutator merupakan gen-gen yang ekspresinya mempengaruhi mempengaruhi frekuensi mutasi gen-gen lain. B. Faktor Eksternal atau Lingkungan Radiasi dan suhu. Radiasi sebagai penyebab mutasi dibedakan menjadi radiasi pengion berenergi tinggi. Berkenaan dengan radiasi pengion diketahui bahwa perubahan tekanan oksigen dan suhu, jika berhubungan dengan proses penyinaran juga dapat mengubah mutasi secara signifikan. Tekanan oksigen yang rendah dapat menurunkan mutasi. Oksigen dapat memperbesar efek penyinaran, tetapi hanya selama penyinaran. Oksien meperlihatkan efek yang lebih rendah pada kondisi penyinaran tinggi dibandingkan pada kondisi penyinaran moderat. Sinar UV tidak meninduksi ionisasai melainkan mengiatkan atom-atom yang dijumpai. Dalam molekul DNA, senyawa yang paling digiatkan adalah purin dan pirimidin, karena kedua macam seneyawa itu meyerap cahaya pada panjang gelombang 254-260 nm yang merupakan rentang panjang gelombang sinar UV. Hasil penelitian in vitro membuktikan baha pirimidin dan timin sangat kuat menyerap sinar UV pada panjang gelombang 254 nm ,sehingga menjadi sangat reaktif. Dua produk hasil penyerapan UV adalah hidrat pirimidin dan dimer pirimidin. Efek utama

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 6

dari radiasi UV adalah dimerisasi timin yang menimbulkan suatu mutasi tidak langsung dalam dua cara yaitu:
1. Dimer timin mengganggu heix ganda DNA serta mengambat

replikasi DNA secara akurat.


2.

Kesalahan yang kadang-kadang terjadi selama proses sel memperbaiki DNA yang rusak seperti DNA yang mengandung dimer timin.

Suhu

diketahui

menyebabkan

terjadinya

peristiwa

terjadinya

poliploidi. Selain faktor radiasi dan suhu, perlakuan dengan tekanan hidrostatik juga dapat menginduksi terjadinya mutasi. C. Faktor Eksternal yang Bersifat Kimiawi Penyebab mutasi dalam lingkungan kimiawi disebut sebagai mutagen kimiawi. Mutagen kimiawi dapat dipilah menjadi tiga kelompok yaitu: analog basa, agen pengubah basa (basa modifying agent), dan agen penyela (intercalating agent).
1. Analog Basa

Senyawa-senyawa yang tergolong analog basa adalah yang memiliki struktur molekul yang sangat mirip dengan yang dimiliki basa pada umumnya terdapat pada DNA. Dua contoh analog basa tersebut adalah 5-Bromourasil (5BU) dan 2-aminopurin (2-AP). 5bromourasil adalah sutu analog timin. Proses mutasi yang terjadi adalah posisi gugus 5 ditempati oleh gugus brom, padahal sebelumnya ditempati oleh gugus metal (CH3). Keberadaan gugus bro mini menyebabkan terubahnya distribusi muatan serta meningkatkan peluang perubahan tautomerik. ). 5-BU ini menginduksi mutasi melalui peralihan antara kedua bentukan 5-BU, sesaat setelah analog basa itu diinkorporasikan dalam bentuk keto (bentuk normal), maka analog basa itu berpasangan dengan adenine. Selanjutnya jika bentuk keto 5-BU beralh ke bentuk enol (bnetuk yang jarang) selama replikasi, maka analog basa ini akan berpasangan dengan guanine, dan

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 7

pada proses replikasi berikut dari pasangan G-5 BU akan muncul pasangan G-C dan ukan A-T. dalam hal ini sudah terjadi suatu mutasi transisi dari A-T menjadi G-C Ke dua adalahmutagen 2 aminopurin (2AP) adalah 5 BU. 2AP memiliki dua bentuk yaitu bentuk amino (bentuk normal ) serta bentuk imino (bentuk yang jarang) pada bentuk amino 2AP berperan sebagai adenine dan berpasangan dengan timin. Pada bentuk imino, 2 AP berpasangan dengan guanine dan berpasangan dengan sitosin. Selanjutnya 2 AP menginduksi mutasi transisi, yaitu AC menjadi GC atau GC menjadi AT tergantug bentuknya (amino transisi yaitu AC). Seperti pada 5 BU, 2 AP juga menginduksi mutasi transisi, yaitu A-C menjadi G-C atau G-C menjadi A-T, tergantung bentuknya apakah dalam bentuk amino ataukah amini). Berkenaan dengan mutasi transisi yang diinduksi oleh analog basa tersebut 2 AP dapat mengubah kembali mutan yang diinduksi oleh 5 BU, demikian pula sebaliknya.
2.

Agen Pengubah Basa (Basa Modifying Agent) Senyawa yang tergolong agen pengubah basa yaitu mutagen yang secara langsung mengubah struktur maupun sifat kimia basa. Yang termasuk kelompok ini adalah agen demiasi (diaminating agen), agen hidroksilasi (hydroxylation agent) serta agen alkilasi (alkylating agent). Asam nitrit (HNO2) menyingkirkan gugus amino (-NH2) dari basa guanine, sitosin dan adenine. Perlakuan dengan asam nitrit atas guanine menghasilkan xarthin yang berperilaku layaknya guanine sehingga tidak ada mutasi yang terjadi. Perlakuan asam nitrit dengan sitosin menghasilkan urasil yang berpasangan dengan adenine sehingga terjadi mutasi transisi (selama replikasi) C G menjadi T A. di lain pihak akibat adanya perlakuan asam nitrit, adenine berubah menjadi xypoxantin yang lebih berpeluang berpasangan dengan sitosin dibanding dengan timin dan sebagai akibatnya terjadi mutasi transisi A T menjadi G C. Kerja dari kelompok agen pengubah basa atau base modifying

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 8

agent sebagai agen hydroksilasi, mutagen hydroxylamine NH2OH bereaksi khusus dengan sitosin, mengubahnya dengan menambah gugus hidroksil (OH), sehingga terbentuk hidroxylaminosytosine yang hanya berpasangan dengan adenine, dan sebagai akibatnya terjadi mutasi transisi C G menjadi T A. mutan yang terbentuk dapat pulih karena pengaruh mutasi yang diinduksi oleh mutgen lain seperti 5 BU, 2 AP, maupun asam nitrit. Agen alkilasi MMS (Methilethane Sulfonate) mengintriduksi gugus alkil misal ( -CH3CH2-CH3) ke dalam basa dalam sejumlah posisi. Dalam hal ini agen alkilasi menyebabkan perubahan pada basa yang berakibat terbentuknya pasangan yang tidak lazim.
3. Agen Interkalasi

Mutagen kimia berupa agen interkalasi bekerja dengan cara melakukan insersi antara basa-basa berdekatan dengan pada satu atau dua unting DNA. Contoh agen interkalasi antara lain proflavin, acridine, ethidium bromide, dioxin dan ICR-70. Mutasi yang terjadi karena agen interkalasi Mutasi rangka (frameshift mutation) yang terjadi melalui adisi Mutasi rangka yang terjasi melalui delesi Jika agen interkalasi melakukan insersi antara pasangan basa yang berdekatan pada DNA template (pada waktu replikasi) maka suatu basa tambahan dapat diinsersikan pada unting DNA baru berpasangan dengan agen interkalasi. Setelah beberapa kali terjadi replikasi yang diikuti oleh hilangnya agen interkalasi, akibat yang muncukl adalah terjadinya suatu mutasi rangka (frameshift mutation) karena insersi suatu pasangan basa, mutasi rangka juga dapat dikerenakan karena delesi satu pasang basa. Hal yang diakibatkan dari adanya mutasi rangka adalah semua asam amino yang dikode sesudah titik mutasi dapat dikatakan menyimpang sehingga protein yang dihasilkan bersifat nonfungsional. Dampak mutasi rangka dapat diperbaiki melalui perlakuan dengan agen-agen interkalasi. Mutagen-mutagen

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 9

kimiawi tersebut dapat dipilah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok mutagen kimiawi yang pertama terhadap DNA yang sedang bereplikasi maupun yang sedang tidak bereplikasi. Kelompok mutagen kimiawi yang ke dua adalah hanya berpengaruh terhadap DNA yang sedanga bereplikasi contohnya analog basa.

2.4 Jenis Jenis Mutasi Jenis jenis mutasi terbagi menjadi tiga, yaitu : A. Menurut Kejadiannya 1. Mutasi Alami atau Mutasi Spontan Mutasi spontan adalah mutasi (perubahan materi genetik) yang terjadi akibat adanya sesuatu pengaruh yang tidak jelas, baik dari lingkungan luar maupun dari internal organisme itu sendiri secara kebetulan, dan jarang terjadi. Contoh , mutagen alam adalah sinar kosmis, radioktif alam dan sinar ultraviolet. 2. Mutasi Buatan Mutasi buatan adalah mutasi yang terjadi dengan campur tangan manusia atau terjadi akibat paparan dari sesuatu yang jelas. Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja di usahakan oleh manusia dengan zat kimia, sinar X, radiasi dan sebagainya. Sehingga di sebut juga mutasi induksi. B. Berdasarkan Macam Sel yang Bermutasi 1. Mutasi Somatik Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik yaitu terjadi pada sel-sel tubuh atau soma, mutasi ini kurang mempunyai arti genetis. Mutasi tidak diturunkan. 2. Mutasi Gematik atau Germinal somatik dapat diturunkan dan dapat pula

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 10

Mutasi gametik atau germinal adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet, atau sel-sel kelamin. karena terjadinya di sel gamet, sehingga dapat diwariskan. C. Berdasarkan Arah Mutasi 1. Mutasi Maju atau Forward Mutation Mutasi Maju atau Forward Mutation aitu mutasi dari fenotipe normal menjadi abnormal. 2. Mutasi Balik atau back mutations Mutasi Balik atau back mutations yaitu peristiwa mutasi yang dapat mengembalikan dari fenotipe tidak normal menjadi fenotipe normal. D. Berdasarkan Bagian Bermutasi Berdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Mutasi DNA

Mutasi DNA terdiri atas :


a. Mutasi transisi, yaitu suatu pergantian basa purin dengan basa

purin lain atau pergantian basa pirimidin dengan basa pirimidin lain; atau disebut juga pergantian suatu pasangan basa purinpirimidin dengan pasangan purin-pirimidin lain.
b. Mutasi tranversi, yaitu suatu pergantian antara purin dengan

pirimidin pada posisi yang sama.


c.

Insersi, yaitu penambahan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen.

d. Delesi, yaitu pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida

pada suatu gen.


2. Mutasi Gen

Mutasi gen merupakan perubahan yang terjadi pada nukleutida DNA yang membawa pesan suatu gen tertentu. Mutasi gen pada dasarnya merupakan mutasi titik. Mutasi titik (point mutation) merupakan perubahan kimiawi pada satu atau beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal. Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi dalam lingkup gen.

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 11

Peristiwa yang terjadi pada mutasi gen adalah perubahan urutan-urutan DNA. Jenis-jenis mutasi gen adalah sebagai berikut:
a. Mutasi salah arti (missens mutation), yaitu perubahan suatu kode

genetic (umumnya pada posisi 1 dan 2 pada kodon) sehingga menyebabkan asam amino terkait (pada polipeptida) berubah. Perubahan pada asam amino dapat menghasilkan fenotip mutan apabila asam amino yang berubah merupakan asam amino esensial bagi protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh peristiwa transisi dan tranversi.
b. Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan

basa dalam gen (pada posisi 3 kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino yang dikode. Mutasi diam biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi transisi dan tranversi.
c. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahan kodon

asam amino tertentu menjadi kodon stop. Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pada inaktifnya suatu protein sehingga menghasilkan fenotip mutan. Mutasi ini dapat terjadi baik oleh tranversi, transisi, delesi, maupun insersi. Mutasi perubahan rangka baca (frameshift mutation), yaitu mutasi yang terjadi karena delesi atau insersi satu atau lebih pasang basa dalam satu gen sehingga ribosom membaca kodon tidak lengkap. Akibatnya akan menghasilkan fenotip mutan.
3.

Mutasi kromosom (aberasi) Mutasi kromosom yaitu mutasi yang disebabkan karena perubahan

struktur kromosom atau perubahan jumlah kromosom. Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedangkan perubahan kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau mutasi besar/ gross mutation atau aberasi. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan pada meiosis maupun pada mitosis. Pada

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 12

prinsipnya, mutasi kromosom digolongkan rnenjadi dua, yaitu sebagai berikut. a. Mutasi Kromosom Akibat Perubahan Jumlah Kromosom Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid) melibatkan kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid, sedang yang hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genorn disebut aneuploid. 1) Euploid (eu = benar; ploid = unit) yaitu jenis mutasi dimana terjadi perubahan pada jumlah n. Makhluk hidup yang terjadi dari perkembangbiakan secara kawin, pada umumnya bersifat diploid, memiliki 2 perangkat

kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n kromosom). Organismee yang kehilangan I set

kromosomnya sehingga memiliki satu genom atau satu perangkat kromosom (n kromosom) dalam sel somatisnya disebut monoploid. Sedang organisme yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid. Mutasi poliploid ada dua yaitu: a) Autopoliploid yang terjadi akibat n-nya

mengganda sendiri karena kesalahan meiosis dan terjadi pada krornosom homolog, misalnya

semangka tak berbiji. b) AlopoIiploid yang terjadi karena perkawinan atau hybrid antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya dan terjadi pada kromosom non homolog, misalnya Rhaphanobrassica (akar

seperti kol, daun mirip lobak). 2) Aneuploid (an = tidak; eu = benar; Ploid = Unit) yaitu jenis mutasi dimana terjadi perubahan jumlah kromosom. Mutasi kromosom ini tidak melibatkan seluruh genom

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 13

yang berubah, melainkan hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genom. Mutasi ini disebut juga dengan istilah aneusomik.Contohnya adalah sindrom

Down. Penyebab mutasi ini adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya benang-benang spindle ke sentromer) dan nondisjunction (gagal berpisah). Macam-macam aneusomik antara lain sebagai berikut: a) Monosomik (2n-1); yaitu mutasi karena

kekurangan satu kromosom, misalnya Sindrom Turner pada manusia dimana jumlah

kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin (22AA+X0). b) Nullisomik (2n-2); yaitu mutasi karena

kekurangan dua kromosom. c) Trisomik (2n + 1); yaitu mutasi karena kelebihan satu kromosom, misalnya Sindrom Klinefelter pada manusia dengan kariotipe 22AA+XXY dan Sindrom Jacobs (22AA+XYY). d) Tetrasomik (2n + 2); yaitu mutasi karena

kelebihan dua kromosom. b. Mutasi Kromosom Akibat Perubahan Struktur Kromosom Mutasi karena perubahan struktur kromosom atau kerusakan bentuk kromosom disebut juga dengan istilah aberasi. Macammacam aberasi dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Delesi adalah mutasi karena kekurangan segmen

kromosom. Penghilangan dapat terjadi pada segmen panjang lengan kromosom seperti yang dilaporkan pada tanaman gandum. Tergantung pada gen dan tingkat ploidi, defisiensi dapat menyebabkan kematian, separuh kematian, atau menurunkan viabilitas. Pada tanaman defisiensi yang ditimbulkan oleh perlakuan bahan

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 14

mutagen (radiasi) sering ditunjukkan dengan munculnya mutasi klorofil. Kejadian mutasi klorofil biasanya dapat diamati pada stadia muda (seedling stag), yaitu dengan adanya perubahan warna pada daun tanaman. Macam-macam delesi antara lain: a) Delesi terminal, ialah delesi yang kehilangan ujung segmen kromosom. b) Delesi intertitial, ialah delesi yang kehilangan bagian tengah kromosom. c) Delesi cincin, ialah delesi yang kehilangan segmen kromosom sehingga berbentuk lingkaran seperti cincin. d) Delesi loop, ialah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom lainnya. 2) Duplikasi Mutasi karena kelebihan segmen kromosom. Mutasi ini terjadi pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan adanya kromosom lain (homolognya) yang tetap normal. Duplikasi menampilkan cara peningkatan jumlah gen pada kondisi diploid. Duplikasi dapat terjadi melalui beberapa cara seperti: pematahan kromosom yang kemudian diikuti dengan transposisi segmen yang patah, penyimpangan dari mekanisme crossing-over pada meiosis (fase pembelahan sel), rekombinasi kromosom saat terjadi translokasi, sebagai konsekuensi dari inversi heterosigot, dan sebagai konsekuensi dari perlakuan bahan mutagen. Beberapa kejadian duplikasi telah dilaporkan dapat meningkatkan viabilitas tanaman. Pengaruh radiasi terhadap duplikasi kromosom telah banyak dipelajari pada bermacam jenis tanaman seperti jagung, kapas, dan barley.

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 15

3) Translokasi Translokasi ialah mutasi yang mengalami pertukaran segmen kromosom ke kromosom non homolog. Macam-macam translokasi antara lain sebagai berikut: a) Translokasi homozigot (resiprok) Translokasi homozigot ialah translokasi yang mengalami pertukaran segmen kedua kromosom homolog dengan segmen kedua kromosom non homolog. b) Translokasi heterozigot (non resiprok) Translokasi heterozigot ialah translokasi yang hanya mengalami ke pertukaran satu segmen satu segmen

kromosom nonhomolog.

kromosom

c) Translokasi Robertson Translokasi Robertson ialah translokasi yang terjadi karena penggabungan dua kromosom akrosentrik menjadi satu kromosom metasentrik, maka disebut juga fusion (penggabungan).

Translokasi terjadi apabila dua benang kromosom patah setelah terkena energi radiasi, kemudian patahan benang kromosom bergabung kembali dengan cara baru. Patahan kromosom yang satu berpindah atau bertukar pada kromosom yang lain sehingga terbentuk kromosom baru yang berbeda dengan kromosom aslinya. Translokasi dapat terjadi baik di dalam maupun satu antar kromosom kromosom

(intrachromosome)

(interchromosome). Translokasi sering mengarah pada ketidakseimbangan gamet sehingga dapat menyebabkan kemandulan (sterility) karena

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 16

terbentuknya chromatids dengan duplikasi dan penghapusan. Alhasil, pemasangan dan

pemisahan gamet jadi tidak teratur sehingga kondisi ini menyebabkan terbentuknya tanaman aneuploidi. Translokasi dilaporkan telah terjadi pada tanaman Aegilops umbellulata dan Triticum aestivum yang menghasilkan mutan tanaman tahan penyakit. 4) Inversi Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen-gen, karena selama meiosis kromosom terpilin dan terjadi kiasma. Inversi terjadi karena kromosom patah dua kali secara simultan setelah terkena energi radiasi dan segmen yang patah tersebut berotasi 180 dan menyatu kembali. Kejadian bila centromere berada pada bagian kromosom yang terinversi disebut pericentric, sedangkan bila centromere berada di luar kromosom yang terinversi disebut paracentric. Inversi pericentric berhubungan dengan duplikasi atau penghapusan chromatid yang dapat menyebabkan aborsi gamet atau pengurangan frequensi rekombinasi gamet. Perubahan ini akan ditandai dengan adanya aborsi tepung sari atau biji tanaman, seperti dilaporkan terjadi pada tanaman jagung dan barley. Inversi dapat terjadi secara spontan atau diinduksi dengan bahan mutagen, dan dilaporkan bahwa sterilitas biji tanaman heterosigot dijumpai lebih rendah pada kejadian inversi daripada translokasi. Macam-macam inversi antara lain sebagai berikut. a) Inversi parasentrik; teriadi pada kromosom yang tidak bersentromer.

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 17

b)

lnversi perisentrik; terjadi pada kromosom yang bersentromer.

5) Isokromosom Isokromosom ialah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu menduplikasikan diri, pembelahan sentromernya mengalami terbentuklah perubahan dua arah pembelahan yang sehingga

kromosom

masing-masing

berlengan identik (sama). Dilihat dari pembelahan sentromer maka isokromosom disebut juga fision, jadi peristiwanya berlawanan dengan translokasi Robertson (fusion) yang mengalami penggabungan. 6) Katenasi Katenasi ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non homolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu ujungujungnya sehingga membentuk lingkaran.

2.5 Mutasi Acak Mutasi sering dikatakan sebagai kejadian yang bersifat kebetulan, tidak terarah, serta acak (ayala, dkk, 1984). Sekalipun sifat-sifat kejadian mutasi seperti tersebut dipandang sinonim, tetapi sekurang-kurangnya terdapat tiga makna yang berbeda. A. Mutasi adalah kejadian kebetulan karena merupakan pengecualian yang jarang terhadap keteraturan proses replikasi DNA. B. Mutasi adalah kejadian kebetulan atau acak, karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah suatu gen tertentu akan bermutasi pada suatu sel tertentu atau suatu generasi tertentu. Untuk suatu gen kita dapat meramalkan individu mana yang akan mengalami mutasi dan mana yang tidak mengalami mutasi pada suatu individu, akan tetapi hal ini bukan menyatakan secara tak langsung bahwa tidak ada keteraturan pada proses mutasi.

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 18

C. Mutasi adalah kejadian kebetulan, tidak terarah atau karena tidak diarahkan untuk kepentingan adaptasi. Dalam hal ini mutasi terjadi begitu saja, tanpa memperhatikan apakah muatan yang terbentuk adaptif atau tidak adaptif terhadap lingkungan makhluk hidup. Bahwa mutasi terjadi begitu saja dan tidak di arahkan untuk kepentingan adaptasi, Hal itu sudah dibuktikan oleh J. Dan EW. M Lederberg yang menggunakan tekhnik replica-plating untuk membuktikan bahwa mutasi terjadi bukan untuk kepentingan adaptasi.

2.6 Laju Mutasi Laju mutasi adalah peluang terjadinya mutasi pada sebuah gen dalam satu generasi atau dalam pembentukan satu gamet. Pengukuran laju mutasi penting untuk dilakukan di dalam genetika populasi, studi evolusi, dan analisis pengaruh mutagen lingkungan. Mutasi spontan biasanya merupakan peristiwa yang sangat jarang terjadi sehingga untuk memperkirakan peluang kejadiannya diperlukan populasi yang sangat besar dengan teknik tertentu. Ada dua parameter yang digunakan untuk mengukur kejadian mutasi, yaitu: A. Laju mutasi (mutation rate) yaitu, menggambarkan peluang sesuatu macam mutasi tertentu sebagai suatu fungsi dari waktu, B. Frekuensi mutasi (mutation frequency) yaitu, jumlah kejadian sesuatu macam mutasi tertentu pada suatu macam populasi sel atau populasi individu. Pada umumnya laju mutasi yang teramati rendah, tetapi beberapa gen jelas terlihat sering bermutasi daripada yang lainnya (yang dimaksud adalah yang berhubungan dengan mutasi spontan yang dikemukakan oleh Gardner). Dikatakan bahwa mutasi spontan jarang terjadi, sekalipun frekuansi yang teramati berbeda dari gen ke gen maupun dari makhluk hidup ke makhluk hidup. Laju mutasi gengen tertentu pada berbagai makhluk hidup, sedangkan frekuensi mutasi spontan di lokus-lokus tertentu pada berbagai makhluk hidup. Dalam hal ini tersirat bahwa kesimpulan tentang laju mutasi yang teramati rendah serta mutasi spontan yang jarang terjadi itu didasarkan pada mutasi yang

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 19

dampaknya teramati (terdeteksi), dan sama sekali tidak termasuk mutasi yang dampaknya tidak teramati (tidak terdeteksi), apalagi mutasi yang sudah sempat diperbaiki. Menurut Gardner dkk, mengatakan bahwa pengukuran frekuensi mutasi ke depan ( forward mutation) berkisar 10-8 hingga 10-10 mutasi yang dapat terdeteksi per pasangan nukleotida per generasi, demikian pula untuk makhluk hidup eukariotik, perkiraan mutasi ke depan berkisar sekitar 10-7 hingga 10-9 mutasi yang dapat terdeteksi per pasangan nucleotide per generasi. Seperti yang telah dikemukakan bahwa laju mutasi secara individual memang rendah. Akan tetapi, jika diperhatikan kenyataan bahwa tiap individu makhluk hidup mempunyai banyak gen, dan tiap spesies tersusun dari banyak individu, maka (dalam batas mutasi yang terdeteksi sekalipun) sebenarnya mutasi merupakan peristiwa yang biasa, tidak jarang. Pengukuran laju mutasi spontan pada bakteri dan fag relatif mudah dibanding pengukuran pada kelompok-kelompok makhluk hidup yang lebih tinggi. Pengukuran laju mutasi yang lebih mudah pada bakteri dan fag tersebut disebabkan karena kromosom kelompok-kelompok makhluk hidup tingkat rendah tersebut monoploid. Pengukuran laju mutasi pada makhluk hidup memang sangat sulit karena kromosom-kromosom makhluk hidup yang lebih tinggi bukan monoploid, tetapi (terutama) diploid, keadaan kromosom yang bukan monoploid, (misalkan diploid) memang menyebabkan mutan resesif tidak terdeteksi jika berada dalam kondisi heterozigot.

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 20

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas maka, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: A. Mutasi berasal dari kata Mutatus (bahasa latin) yang artinya adalah perubahan. mutasi didefenisikan sebagaiperubahan materi genetic (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis keketurunannya. Mutasi dapat mempengaruhi DNA maupun kromosom. DNA dapat dipengaruhi pada saat sintesis DNA (replikasi). Pada saat tersebut factor mutagenic mempengarugi pasangan basa nukleutida sehingga tidak berpasangan dengan basa nukleutida yang seharusnya (mismatch). Misalnya triplet DNA cetakan adalah TTA. Namun karena adanya mutagen menyebabkan DNA polymerase memasangkan A dengan C, bukan dengan T. B. Penyebab mutasi adalah keadaan atau faktor-faktor lingkungan, di samping keadaan atau faktor internal materi genetik. Terdapat dua macam mutasi yakni mutasi spontan dan mutasi terinduksi. mutasi spontan adalah mutasi yang terjadi tanpa sebab-sebab yang jelas sedangkan mutasi terinduksi adalah mutasi yang terjadi karena pemaparan makhluk hidup pada penyebab mutasi semacam radiasi pengion, radiasai ultraviolet, dan berbagai senyawa kimia. C. Jenis-jenis Mutasi :

1. Menurut Kejadiannya Mutasi spontan adalah mutasi (perubahan materi genetik) yang terjadi akibat adanya sesuatu pengaruh yang tidak jelas, baik dari lingkungan luar maupun dari internal organisme itu sendiri. Dan Mutasi buatan adalah mutasi yang terjadi dengan campur tangan manusia atau terjadi akibat paparan dari sesuatu yang jelas. 2. Berdasarkan Sel yang Bermutasi

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 21

Berdasarkan jenis sel yang mengalami mutasi, mutasi dibedakan atas mutasi somatik dan mutasi gametik atau germinal. Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik. Sedangkan mutasi gametik atau germinal somatik adalah dapat mutasi yang terjadi dan pada sel pula

gamet. Mutasi

diturunkan

dapat

tidak diturunkan. Sedangkan mutasi gametik, karena terjadinya di sel gamet, maka akan diwariskan oleh keturunannya. 3. Berdasarkan Arah Mutasinya Berdasarkan arah mutasinya, mutasi dibedakan menjadi mutasi maju (forward mutations) dan mutasi balik (back mutations). 4. Berdasarkan Bagian yang Bermutasi Berdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi dibedakan menjadi mutasi DNA, mutasi gen dan mutasi kromosom. D. Mutasi sering disebut sebagai kejadian yang bersifat kebetulan, tidak terarah serta acak. 1. Mutasi adalah kejadian kebetulan karena merupakan pengecualian yang jarang terhadap keteraturan proses replikasi DNA. 2. Mutasi adalah kejadian kebetulan atau acak, karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah suatu gen tertentu akan bermutasi pada suatu sel tertentu atau suatu generasi tertentu. Untuk suatu gen kita dapat meramalkan individu mana yang akan mengalami mutasi dan mana yang tidak mengalami mutasi pada suatu individu, akan tetapi hal ini bukan menyatakan secara tak langsung bahwa tidak ada keteraturan pada proses mutasi. 3. Mutasi adalah kejadian kebetulan, tidak terarah atau karena tidak diarahkan untuk kepentingan adaptasi. Dalam hal ini mutasi terjadi begitu saja, tanpa memperhatikan apakah muatan yang terbentuk adaptif atau tidak adaptif terhadap lingkungan makhluk hidup. Bahwa muatsi gterjadi begitu saja dan tidak di arahkan untuk kepentingan adaptasi, Hal itu sudah dibuktikan oleh J. Dan EW. M Lederberg yang

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 22

menggunakan

tekhnik replica-plating untuk

membuktikan

bahwa

mutasi terjadi bukan untuk kepentingan adaptasi. E. Laju mutasi adalah peluang terjadinya mutasi pada sebuah gen dalam satu generasi atau dalam pembentukan satu gamet. Pengukuran laju mutasi penting untuk dilakukan di dalam genetika populasi, studi evolusi, dan analisis pengaruh mutagen lingkungan. Mutasi spontan biasanya merupakan peristiwa yang sangat jarang terjadi sehingga untuk memperkirakan peluang kejadiannya diperlukan populasi yang sangat besar dengan teknik tertentu.

Mutasi Dan Pemuliaan Tanaman | 23

Anda mungkin juga menyukai