Anda di halaman 1dari 9

Waktu-Waktu Terkabulnya Doa

Kategori: Doa dan Wirid 122 Komentar // 1 Juli 2010 Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Taala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Taala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair: Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi bonus berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Taala berfirman dalam sebuah hadits qudsi: Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu (HR. At Tirmidzi, ia berkata: Hadits hasan shahih) Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai. Maka kita tidak perlu heran jika Allah Taala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Taala berfirman: Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina (QS. Ghafir: 60) Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hambaNya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb Berdoa Di Waktu Yang Tepat

Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Taala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktuwaktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah: 1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir Allah Taala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Taala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya: Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan (QS. Adz Dzariyat: 18) Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Taala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam: : Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758) Namun perlu dicatat, sifat turun dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Taala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwa Allah Taala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam diberi julukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya. Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa. 2. Ketika berbuka puasa Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits: :

Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak (HR. Muslim, no.1151) Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam: Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi) Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits Biasanya Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa: /Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/ (Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah) (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232) Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut: adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahualaihi Wasallam. Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa. Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal: :

Biasanya Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samiiul aliim Dalam Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341), dinukil perkataan Ibnu Hajar Al Asqalani: Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar. 3. Ketika malam lailatul qadar Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Quran. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Taala: Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan (QS. Al Qadr: 3) Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Muminin Aisyah Radhiallahuanha: Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah: Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fafu anni ['Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku''](HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: Hasan Shahih) Pada hadits ini Ummul Muminin Aisyah Radhiallahuanha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut. 4. Ketika adzan berkumandang Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang (HR.

Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: Hasan Shahih) 5. Di antara adzan dan iqamah Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam: Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: Hasan Shahih) Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda,

Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Quran, atau beliau berkata, Dalam shalat, (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16). Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Quran dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya. 6. Ketika sedang sujud dalam shalat Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: . Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu (HR. Muslim, no.482) 7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: Diakhir malam dan diakhir shalat wajib (HR. Tirmidzi, 3499) Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Maad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud akhir shalat wajib adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahualaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Taala berfirman: Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman berdzikirlah, bukan berdoalah. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216). Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam. 8. Di hari Jumat Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda, : . Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahuanhu) Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat. Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jumat, berdasarkan hadits: Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jumat selesai (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asyari Radhiallahuanhu). Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.

Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits: Dalam 12 jam hari Jumat ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahuanhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama. Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jumat. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini. Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu Abdil Barr berkata: Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jumat tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Abdil Barr. 9. Ketika turun hujan Hujan adalah nikmat Allah Taala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Taala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Taala: : Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami, 3078) 10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahuanhu: : Nabi shalallahu alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya

Dalam riwayat lain: Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: Semua perawinya tsiqah, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185) 11. Ketika Hari Arafah Hari Arafah adalah hari ketika para jamaah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jamaah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi) 12. Ketika Perang Berkecamuk Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Taala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas: Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: Hasan Shahih) 13. Ketika Meminum Air Zam-zam Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502) Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Taala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita. Amiin Ya Mujiibas Sailiin.

Dari artikel 'Waktu-Waktu Terkabulnya Doa Muslim.Or.Id'

Anda mungkin juga menyukai