Anda di halaman 1dari 66

Daftar Isi

Halaman Judul .................................................................................................................. i Halaman Pengesahan ....................................................................................................... ii Daftar Isi .......................................................................................................................... 1 Kata Pengantar ........................................ ......................................................................... 2 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ................................. ......................................................................... 3 1.2 Tujuan Penelitian .............................. ......................................................................... 4 1.3 Pembatasan Masalah ......................... ......................................................................... 4 1.4 Metode Pembahasan ......................... ......................................................................... 4 1.5 Manfaat Penelitian ............................ ......................................................................... 5 BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Kerja Batu ....................... ......................................................................... 6 2.2 Teknik Kerja Batu 2.2.1 Spesi Untuk Pasangan ...........................................................................................7 2.2.2 Penakaran Bahan- Bahan ............ .........................................................................7 2.2.3 Pengadukan Mortar ...............................................................................................7 2.2.4 Pengetesan Mortar ............................................................................................... 8 2.2.5 Macam macam ikatan batu bata ....................................................................... 9 2.2.6 Pengaturan tempat kerja ................................................................................ ......13 2.2.7 Penempatan Bahan dan Alat ........ ..........................................................................13 2.3 Bahan bahan Kerja Batu .............. .........................................................................15 BAB III Pengenalan Alat 3.1 Macam Macam Alat yang Digunakan .......... .................................................... ...27 BAB IV Pembahasan Job Sheeet 1. Memasang dinding bata ................................................................................... ... 36 2. Memasang dinding 1 bata .................................................................................... ... 37 3. Memplester Bata ................................................................................................... .. 37 4. Memasang ubin dinding ...................................................................................... .... 38 5. Memasang ubin lantai ....................................................................................... ...... 38 6. Membuat pondasi batu kali ................................................................................ ..... 39 BAB V Job Sheet 1. Memasang dinding batu ................................................................................. ..... 41 2. Memasang dinding 1 bata ................................................................................... .... 46 3. Memplester dinding ........................................................................................... ..... 49 4. Memasang ubin dinding ..................................................................................... ..... 53 5. Memasang ubin lantai ........................................................................................ ..... 57 6. Membuat pondasi batu kali ................................................................................. .... 61 7. Melakukan finishing .......................................................................................... ..... 64 BAB VI Penutup 1. Kesimpulan ......................................................................................................... .... 66 2. Saran .................................................................................................................... ... 67

Kata Pengantar

Puji syukur penults panjatkan ke hadirat ALLAH SWT.,karena atas berkat rahmatNya lah penults dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Batu ini tepat pada waktunya. Maksud penyusunan Laporan Praktek Kerja Batu ini adalah guna untuk memenuhi syarat mata kuliah praktek kerja batu pada jurusan Teknik Sipil. Selain itu juga bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa dalam bidang pekerjaan batu. Pada kesempatan ini penults ingin mengucapkan terima kasih kepada : Bapak Drs.Dafrimon, selaku instruktur yang telah banyak membimbing dalam pelaksanaan praktek kerja batu. Rekan-rekan seprofesi yang banyak membantu dalam praktek di Bengkulu. Dalam penulisan laporan ini, penulis masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, oleh karena itu penults mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dan mendidik agar menjadi koreksi dalam penulisan laporan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua,terutama bagi mahasiswa Teknik Sipil.

Palembang,1 April 2011

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mendorong

pembangunan di bidang konstruksi sipil untuk semakin marak dan beragam. Hal ini terlihat dengan adanya bermacam-macam bentuk bangunan sipil, seperti gedung, jalan, jembatan, perumahan dan berbagai macam model konstruksi sipil yang kian meramaikan pembangunan. Sejak zaman dahulu hingga sekarang ini, bahan utama yang digunakan dalam pembuatan bangunan adalah kayu dan batu. Namun perbedaannya di zaman yang semakin modern seperti sekarang ini pembangunan sipil sudah ditopang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari semakin beragamnya bentukbentuk bangunan sipil seperti bentuk-bentuk dari aplikasi konstruksi kayu, batu dan baja. Dampak dari pesatnya teknologi konstruksi sipil tersebut membuat manusia semakin kritis terhadap permasalahan sipil sehingga hal ini menuntut manusia untuk dapat membangun suatu konstruksi bangunan yang kuat dan dengan biaya yang relatif rendah. Salah satu bentuk aplikasi dari kemajuan dibidang konstruksi bangunan adalah konstruksi batu yang sangat berkaitan erat dengan konstruksi bangunan itu sendiri. Yang dimaksud konstruksi batu disini adalah pekerjaan yang meliputi pemasangan dinding bata,pondasi batu kali,pemasangan ubin dinding dan ubin lantai,pemasangan rollag dan plesteran dinding. Dalam pelaksanaannya konstruksi batu menuntut perlakuan khusus, misalnya tidak setiap orang mampu merencanakan dan membuat konstruksi batu. Oleh karena itu
3

diperlukan keahlian dan keterampilan khusus yang mampu mendukung pelaksanaannya serta banyak factor yang memegang peranan penting dalam pelaksanaannya. Faktor dominan dalam pelaksanaan lapangan adalah sumber daya manusia atau tenaga kerja. Berbicara tentang tenaga kerja lapangan pada konstruksi batu adalah berkisar permasalahan tukang batu, sebab yang dikatakan memasang batu bukan hanya itu saja, tetapi ada aturan dan teknik tertentu pula.

1.2

Tujuan Penelitian Untuk membuat suatu bangunan konstruksi maka dibutuhkan perencanaan yang

baik dan benar, dengan mengetahui cara kerja yang baik dan fungsi serta alat-alat yang digunakan. Oleh karena itu, tujuan kerja praktek dilapangan sangat penting untuk memberikan bekal kepada mahasiswa pada saat bekerja dilapangan nantinya.

1.3

Pembatasan Masalah Dalam hal ini yang terpenting adalah bagaimana penerapan ilmu kerja batu di

lapangan dan bagaimana dalam menggunakan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan kerja batu . Juga bagaimana cara menggunakan alat-alat pada konstruksi kerja batu..

1.4

Metode Pembahasan Metode pembahasan dilakukan dengan menggunakan suatu metode studi literature,

yaitu dengan mengumpulkan data-data dari berbagai macam buku yang berhubungan dengan permasalahan serta dengan menggunakan metode pengambilan data-data di lapangan pada saat melaksanakan pekerjaan kayu.

1.5

Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan adalah

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami dasar pembangunan suatu bangunan Mahasiswa mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi batu Mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang dimiliki untuk bekerja di lapangan pada saatnya nanti

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Kerja Batu Kerja batu adalah suatu pekerjaan yang berhubungan dengan penyusunan

pemasangan atau pengaturan batu, baik itu batu alam maupun batu buatan. Adapun yang tercakup dalam kerja batu ini meliputi pasangan pondasi batu kali, pasangan dinding bata, pasangan superbata, pasangan batako, pasangan ubin lantai, pasangan ubin dinding dan pelesteran dinding. Tujuan dari praktek kerja batu ini adalah supaya kita mengetahui hal-hal berikut ini: Bagaimana cara mencampur dan mengaduk mortar yang baik Mengetahui daya hisap 1 cm permukaan bata, agar dapat menentukan keenceran mortar dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merendam bata sebelum pemasangan Hal-hal yang mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortar dan bata setelah selesai pemasangan Bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan pasangan batu Bagaiamana mengetahui ikatan yang baik dalam suatu pasangan Perawatan setelah dilakukan pemasangan Hal utama dalam konstruksi batu adalah teknik pengerjaannya, walaupun kita sudah menggunakan bahan-bahan yang bermutu baik kita tidak dapat menjamin bangunan yang telah dikerjakan akan memiliki hasil yang baik juga, maka dari itu teknik pemasangan dan pencampuran bahan dalam konstruksi batu harus lebih diperhatikan lagi.
6

Maka dari itu untuk menghasilkan bangunan yang bermutu tingi maka kita harus memiliki teknik pemasangan,pencampuran dan pemilihan bahan-bahan yang baik. Apabila ketiga teknik tersebut telah terlaksana dengan baik maka kita dapat menghasilkan bangunan yang berkualitas tinggi.

2.2

Teknik Kerja Batu

2.2.1 Spesi Untuk Pasangan Spesi atau mortar adalah suatu adonan yang terbuat dari campuran semen, pasir, air,dan kadang juga ditambah kapur.Semen berfungsi sebagai bahan pengikat, pasir berfungsi sebagai bahan pengisi dan air berfungsi sebagai penghidrasi. Fungsi dari spesi sendiri yaitu sebagai pengisi antara bata yang satu dengan yang lainnya dalam pasangan batu. Pembuatan mortar dilakukan di bawah atap dengan tangan atau mesin.

2.2.3 Penakaran Bahan- Bahan Penakaran mortar yang baik dengan perbandingan berat, tapi di negara kita dengan perbandingan isi, yaitu dengan memakai kotak, ember dan sekop. Tetapi penakaran dengan sekop kurang baik, karena satu sekop pasir basah berbeda dengan satu sekop pasir kering, maka lebih baik memakai kotak yang terbuat dari papan atau besi. Takaran yang di gunakan untuk bahan yang basah harus sering dibersihkan karena sisa-sisa bahan yang lengket pada dinding dan dasar kotak mengakibatkan penakaran tidak sama.

2.2.3 Pengadukan Mortar Pengadukan mortar di lakukan dengan dua cara yaitu :

1.

Secara manual Pengadukan secara manual dilakukan dengan menggunakan alat cangkul atau

sekop. Semua bahan bahan dicampur dengan perbandingan tertentu dan kemudian dalam keadaan kering, sampai memberikan suatu warna yang sama dan rata. Kemudian dicampur dengan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk sehingga adukan menjadi rata dan pulen. Alat- alatnya Cangkul Sekop Kotak takaran Kotak tempat mengaduk Ember

2. Secara Mekanis Pengadukan secara mekanis yaitu dengan menggunakan mesin yang dinamakan mesin mollen atau miyer yang banyak dilakukan pada proyek proyek berskala besar.

3.1.1

Pengetesan Mortar

Untuk menghasilkan konstruksi yang baik, diperlukan bahan yang bermutu baik. Oleh sebab itu harus dites dan diuji dulu bahan bahan yang akan digunakan. Pada umumnya mortar menyusut setelah bersinggungan dengan bata dan mulai mengikat. Tetapi dalam waktu singkat mortar masih dalam bentuk yang plastis, sehingga penyusutan yang timbul tidak menyebabkan retak retak.

Pada dasarnya penyusutan bebas mortar merupakan perpendekan dari kubus besar / mortar yang terjadi selama masa perawatan. Mortar dari semen susutannya lebih besar dari mortar yang bahannya dari kapur. Hal hal yang dapat mencegah penyusutan mortar adalah : 1. Mutu bahan yang digunakan harus baik dan gradasi agregatnya baik. 2. Air yang digunakan bersih. 3. Bahan pengikat hendaknya dicampur dengan kapur atau bahan tambahan lainnya. 4. Faktor air semen dalam adukan harus tepat. 5. Mortar harus terlindung dari sinar matahari selama masa pengikatannya berlangsung 6. Melindungi penguapan air dari mortar sehingga pengeringan berjalan sempurna.

2.2.5 Macam macam ikatan batu bata. Tujuan dari kita mengetahui ikatan batu bata adalah : 1. Agar dapat mengetahui ikatan pemasangan batu bata yang kuat dan rapi. 2. Agar dapat membuat ikatan pasangan batu bata yang dapat menahan beban. 3. Agar dapat mengetahui dan membuat macam ikatan pasangan batu bata yang indah dan arsitektur. Adapun ikatan ikatan batu bata tersebut adalah : 1. Ikatan Biasa Bata dipasang memanjang paada tiap lapisnya dan biasanya tebal dinding 15 cm ( sudah diplester ). Pemasangan batu bata yang terakhir dipasang batu dan pada lapisan kedu bata batu dipasang batu utuh sehingga menjadikan siar tegak tidak sejajar dan merupakan zig zag.

2. Ikatan kepala ( Header Bond ) Ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya 30 cm atu 1 batu. Bata dipasang melintang dan setiaap satu lapis awal pemasangan dengan dimulai batu bata. Jenis ikatan ini digunakan pada pada dinding sebelah bawah, dinding yang melengkung pada pondasi.

10

3 Ikatan Inggris Ikatan ini dipasang dengan berselang seling yaitu 1 lapis dipasang arah melintang batu dan yang lain dipasang arah memanjang batu, tetapi pada melintang batu dan yang lain dipasang bata yang berguna memenuhkan permukaan pasangan dan menjaga agar siar tegak tidak segaris.

4. Ikatan Flemish Ikatan flemish adalah ikatan yang memanjang dan melintang dalam satu lapis. Antara setiap lapis dipasang bata untuk memenuhkan bata dan membuat siar tegak tidak segaris. Jenis ikatan ini digunakan pada dinding yang tebalnya 30cm dipasang pasangan super bata yang bersih tanpa plesteran. dan biasanya

11

Pada lapisan keempat. Setelah dipasang melintang / memanjang diikuti oleh bata yang melintang. Untuk lapisan satu sama dengan lapisan ketiga yaitu batu bata yang dipasang melintang. Ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya 30 cm dan biasanya merupakan pasangan batu bersih.

5. Ikatan Jerman (Dutch) Ikatan Jerman ini adalah tipe yang hampir sama dengan ikatan Inggris, dimana bata dipasang berselang-seling tiap lapis antara bata memanjang bata melintang tetapi disini tidak ada bata dipasang. Setiap lapisan bata yang memanjang diawali dengan pasangan bata dan diikuti oleh sebuah bata melintang, dan seterusnya dipasang bata melintang biasa saja, siar tegak disini merupakan tangga. Biasanya ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya 30 cm.

12

2.2.6

Pengaturan tempat kerja.

Tujuan dari pengaturan tempat kerja adalah : 1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja. 2. Agar dapat memudahkan dalam bekerja. 3. Agar dapat meningkatkan produktivitas kerja. 4 Agar dapat menghindari kerusakan alat alat. 5. Agar dapat meningkatkan mutu kerja. 6. Agar dapat mengurangi kejenuhan dan kelelahan dalam bekerja.

2.2.7

Penempatan Bahan dan Alat Dalam bekerja kita membutuhkan bahan-bahan yang banyak seperti spesi, batu

bata, air dan sebagainya. Agar leluasa saat bekerja maka kita harus mengatur penempatan bahan dan alat yang digunakan antara lain : 1. Kotak spesi kita tempatkan sejauh 70 cm dari bidang pasangan. 2. Air dalam ember kita letakkan di belakang bak spesi.
13

3. Arah badan kita yaitu sebelah kanan adalah adukan dan sebelah kiri adalah bidang pasangan batu kita. 4. Batu bata diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri menurut arah lebarnya sebanyak tiga lapis. Agar peralatan yang kita gunakan tidak menimbulkan bahaya dan mempermudah dalam pengambilan maka kita atur sebagai berikut. 1. Sendok spesi kita letakkan di samping kotak spesi. 2. Waterpass dan tongkat ukur kita letakkan diatas permukaan kotak spesi bagian sisi belakang. 3. Plat siku kita letakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi agar tidak terinjak. 4. Line Bobyn kita simpan disebelah ember dan jangan diletakkan diatas bata. 5. Palu pemotong bata kita dirikan disisi bata dengan mata yang tajam menghadap ke dalam. 6. Usahakan potongan-potongan bata tidak berserakan tapi terkumpul pada suatu tempat. 7. Jangan menaruh atau meletakkan benda-benda tajam di tempat yang sering dilewati sewaktu melakukan pemasangan. 8. Letakkan waterpass diatas tempat yang aman, jangan sekali-kali meletakkannya diatas pasangan karena jika kita lengah, waterpass akan jatuh dan pecah.

Jadi, dengan mengatur lokasi kerja dalam penempatan bahan dan peralatan dengan baik, maka si pekerja akan :
14

1. Terhindar dari bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan. 2. Dapat meningkatkan produktivitas kerja dengan kecepatan kerja. 3. Menghindari kerusakan alat. 4. Mengurangi kejenuhan dan kelelahan kerja. 5. Meningkatkan mutu pekerjaan.

2.3 Bahan bahan Kerja Batu 3.3.1 Bahan Batuan 1. Batu Alam Batu alam adalah bahan yang didapatkan dari dasar sungai atau dari gunung. Kegunaannya adalah untuk konstruksi yang memerlukan tekanan yang kuat misalnya pasangan pondasi, lantai pemikul dan untuk penurapan. Batu alam terdiri atas beberapa macam yaitu : Batu Kali Batu kali adalah batu alam yang didapat dari dasar sungai. Biasanya dari tempat pengambilannya dibawa dengan truk ke proyek yang memerlukannya. Kegunaan batu kali adalah: Untuk pasangan pondasi Untuk lantai pemikul dan lain-lain

Kualitasnya dapat diperiksa secara visual di lapangan. Batu kali yang baik pori-porinya tidak terlalu banyak dan kelihatan keras tidak rapuh. Penimbunannya dilapangan sebaiknya ditempatkan pada tempat yang kering, agar permukaan tanah keras/batu yang tidak terkena lumpur. Seandainya batu yang digunakan terlalu besar maka batu tersebut dapat dipecahkan dengan menggunakan martel atau mesin pemecah batu.
15

Batu Gunung Merupakan batuan yang berasal dari gunung atau daerah berbukit.

Batu belah Batu belah biasanya digunakan untuk keperluan pasangan yang bersih tanpa pelesteran.

Batu belah mempunyai permukaan yang padat, keras dan kuat. Selain itu batu belah juga harus cukup bersih dan tidak boleh terlihat lapuk.

2.

Batu Bata Merah Bata merah terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan beberapa bahan lain seperti

serbuk gergaji, pasir dan sekam padi. Campuran dari tanah liat ini dipadatkan kemudian dicetak pengerasannya sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam air. Ukuran standar bata merah di Indonesia adalah - 52 mm x 115 mm x 240 mm - 50 mm x 110 mm x 230 mm Menurut mutunya batu bata merah dapat dikelompokkan dalam tiga tingkat yaitu
Mutu Bata Merah Tingkat I Tingkat II Tingkat III Kuat Tekan Rata-rata (kg/cm2) Lebih dari 100 kg/cm2 100 - 80 kg/cm2 80 - 60 kg/cm2

Berat batu biasa yang digunakan berkisar 0,8 kg-1,4 kg. Untuk 1

pasangan bata batu

diperlukan 68 buah bata, sedangkan untuk 1 bata.

pasangan 1 bata diperlukan 130 buah

16

Penimbunannya dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang-seling empat-bata-empat-bata, dengan ketinggian maksimum 2m. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengambilan, selain itu juga tumpukan batu ini harus ditutup dengan terpal atau dengan plastic agar air hujan tidak terserap oleh bata tersebut. Batu bata ada 2 jenis, yaitu batu bata berlubang dan batu bata pejal(tipis). Kedua batu bata tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.Adapun keuntungan menggunakan batu bata berlubang yaitu: 1) Bobot atau beratnya lebih ringan dibandingkan dengan batu bata yang tak berongga. 2) Mortar yang ada dalam rongga akan semakin memperkuat ikatan mortar dengan bata 3) Sebagai isolasi panas dan bunyi. 4) Dalam pengeringan dan pembakaran akan lebih cepat dan merata.

3.

Super Bata Ialah bahan bangunan yang bentuk serta kegunannya sama seperti bata merah. Super

bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur dengan pasir halus. Pembuatannya melalui proses mekanik, oleh karena itu super bata mempunyai permukaan yang halus dengan ukuran yang sama. Karena super bata mempunyai permukaan yang halus sehingga dalam pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran. Penimbunan super bata dilapangan sama dengan cara penimbunan bata merah. Kita tidak perlu lagi merendam bata sebelum pemasangan, cukup dengan membasahinya saja, karena super bata mempunyai lubanglubang yang kokoh (memperkokoh) ikatan antara mortar dan bata.

4.

Batako Lokal

17

Batako lokal atau sering disebut juga bata cetak adalah suatu bahan yang diproduksi oleh masyarakat yang terbuat dari trass dan kapur dengan perbandingan 5 : 1. Keuntungan yang kita dapat dari pemakaian batu cetak ini, umpamanya untuk

pemasangan 1

dinding, lebih sedikit jumlah batu yang digunakan dan juga mengurangi

keperluan mortar sampai 30 50%. Keuntungan jauh lebih ringan dari konstruksi bata merah bias 50% lebih ringan, sehingga tidak dapat diperlukan lagi pondasi yang tidak terlalu dalam. Tipe dan bentuk batu cetak :
Tipe A B C D E F Ukuran (cm) 20 x 20 x 40 20 x 20 x 40 10 x 20 x 40 10 x 20 x 40 20 x 20 x 40 8 x 20 x 40 Digunakan pada Dinding Pemikul dengan Tebal 20 cm Dinding sebagai Penutup pada sudut-sudut & Pertemuan Dinding Pengisi / Pemisah Dinding Pengisi / Pemisah Dinding dalam Ruangan Dinding Pengisi

Untuk ukuran setengah batu, dan lain-lain dapat dipesan khusus pada perusahaan yang membuat.

5.

Batako Press Batako Press Terbuat dari adukan kapur, Pasir, Tras dan Semen. Pencetakkanya

dilakukan dengan mesin Press, dibuat berlubang untuk menghemat bahan dan juga untuk isolasi suara dan panas. Dan biasanya bagian luarnya tidak diplester lagi, kecuali pada bagian dalam dinding. Tabel penggunaan Batako Press :
Jenis Jumlah / m3 HB, 10 13 Buah HB, 20 13 Buah Batu bata 60 Buah Mortar 12 Lt 20 Lt 30 Lt Berat Pasangan 120 Kg 200 Kg 250 Kg Waktu Pemasangan 0,7 Jam 1,25 jam 1,24 jam

18

6.

Ubin Lantai Ubin lantai adalah bahan bangunan yang terbuat dari adukan pasir dan semen yang

dipakai untuk permukaan lantai. Pembuatan melalui mesin press dan salah satu permukaan di finishing dengan semen agar halus. Untuk menentukan mutu ubin ini dapat dilakukan dengan : a. b. c. keteguhan kejut Lapis Aus Kuat Tekan

7.

Ubin Porselin Ubin Porselin terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau tanpa bahan campuran

yang ditambah melalui proses pembakaran sedemikian rupa, sehingga tidak dapat hancur kembali bila direndam dengan air. Ubin porselin halus dan rata permukaannya dan sisinya harus saling tegak lurus satu dengan yang lainnya, dan tepinya harus lurus dan tajam. Penimbunannya dilapangan harus diberi kotak dan tepinya disusun sedemikian rupa agar tidak merusak ubin itu sendiri.

8.

Bahan Perekat Kapur Kapur (lime stone) diperoleh dari pembakaran batu kapur atau batu napal, ada juga

dari kulit karang. Pembakaran kapur biasanya dengan suhu 1000C - 2000C. Kapur berfungsi sebagai : Bahan pengikat dalam adukan. Untuk mencegah penyusutan adukan. Untuk memudahkan pekerjaan.
19

Jenis-jenis kapur a. Kapur Gemuk Dalam pengembangannya diperlukan waktu penyiraman atau pemadat6an

menghasilakn 3,5 4 kali lipat dari isi semula, dan bersifat sangat lunak dan bila dipegang seakan-aikan berminyak . Kegunaannya Menjernihkan plesteran Mengapur garasi Membuat bata

b. Kapur Kurus Bila sewaktu pemadaman kapur mengembang hanya 1,5 2 kali lipat dari volume semula dan member perasaan kalau dipegang. c. Kapur Hidrolik Yaitu kapur yang mengandung sedikit atau banyak bahan lain misalnya tanah liat yang telah menjadi satu sewaktu pembakaran dan sifatnya membantu bila kena air

Sifat-sifatnya Membantu / Membeku bila terkena air. Bersifat hidrolik. Kekuatannya rendah. Berat jenisnya rata-rata 1 ton / m. Dapat terbawa arus dan mudah lapuk.

Kegunaannya Untuk adukan tembok.


20

Untuk lapisan balok plesteran. Sebagai bahan pembantu untuk beton indah. Untuk plesteran.

d. Kapur Udara Yaitu kapur yang hanya dapat mengeras di udara, karena pengambilan zat arang di udara./ Kapur ini baik sekali untuk pencegahan penyusutan dalam pasangan dan juga memberikan work ability. OLeh karena itu kapur bersifat higroskopis, maka penimbunannya di lapangan harus dalam ruangan yang beratap dan berlantai kedap air.

9.

Semen (Portland) Merupakan serbuk halus dan berwarna abu-abu atau coklat abu-abu yang komponen

utamanya merupakan kristal-kristal silikat,kalsium dan aluminium. Bahan dasar dari semen ialah campuran antara kapur dan tanah liat yang perbandingannya selalu diteliti dan dianalisa terlebih dahulu dan kemudian dicampurkan menjadi satu dalam suatu perbandingan. Semen merupakan campuran dari kapur dengan tanah liat dengan perbandingan 4:1 yang dipijarkan hingga lebur dan berubah menjadi suatu massa seperti batu, setelah dingin batu-batu ini dihancurkan dengan mesin menjadi potongan-potongan kecil, kemudian potongan-potongan itu digiling hingga menjadi seperti tepung yang sangat halus dan kemudian diayak. Untuk pembakaran ini biasanya diperlukan temperature 1400C - 2000C. Sifat-sifat semen : a. Warna Semen tanpa tercampur dengan bahan-bahan lain berwarna abu-abu kehijauan dan setelah membatu akan berwarna abu-abu kebiru-biruan.
21

b. Berat Jenis Semen dalam keadaan membatu mempunyai berat jenis yang berlainan tergantung dari kadar kapurnya dan ketelitiannya ketika dibuat. Pada umunya berta jenis semen antara 3,12 s/d 3,25. Angka ini lebih tinggi dari bahan-bahan ikat lainnya. c. Pengikatan Proses perubahan semen dari keadaan lunak menjadi keras dikenal sebagai proses pengikatan, dan waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut disebut waktu ikat. Biasanya waktu ikat semen di Indonesia antara 1,5 2 jam. Pengikatan semen bersifat higroskopis, yaitu cepat menyerap air muka. Semen harus disimpan ditempat yang kering dan terlindung dari hujan. Jenis-jenis semen (Portland) 1. Tipe I : untuk pemakaian umum tanpa persyaratan khusus 2. Tipe II : semen yang mempunyai sifat ketahanan sedang terhadap garam sulfat dalam air
3. Tipe III : cepat mengeras atau semen yang mempunyai kekuatan tinggi pada umur

muda, misal

S dan

A tinggi butiran halus.

4. Tipe IV : panas hidrasi rendah, pengerasannya serta perkembangannya lambat,

maksimal 35% dan

A maksimal 5%.

5. Tipe V : tahan terhadap sulfat, mengeluarkan panas 25-40% lebih rendah dari Tipe I. 10. Trass (Pozzolan)
22

Trass adalah hasil dari penghancuran batu-batu merah dan juga batu-batu lain. Trass yang terdapat di Indonesia berwarna kuning, merah muda, abu-abu,yang setelah digiling halus, diayak terus dijual. Trass buatan yang terkenal dengan sem,en merupakan yang merupakan hasil pembakaran tanah liat merah atau pecahan-pecahan bata maupun genteng yang digiling dan diayak halus dan digunakan sebagai bahan campuran pada adukan itu menjadi sifat hidrolik. Syarat-syarat dan pengujian trass serta semen merah tercantum dalam Peraturan Trass dan Semen Indonesia (NILO).

Bahan Pengisi 11. Pasir Pasir adalah butiran-butiran mineral atau agregat halus yang mempunyai kekasaran 0-4 mm. Di Indonesia ada beberapa macam pasir kalau diselidiki menurut tempat pengambilannya dan penggunaanya. Tempat pengambilannya Digunakan untuk 1.Pasir sungai yang airnya Pasangan batu mengalir 2.Dasar sungai airnya tenang 3.Digali pada tebing beton yang Dicuci dahulu dan dan

dapat untuk plesteran Pasangan dan urukan

Pengetesan visual guna mengetahui baik atau buruk mutu pasir, antara lain dilakukan dengan cara : 1. Pasir digenggam dengan tangan, lalu digosok-gosokkan ke telapak tangan yang satu lagi 2. kemudian kita lihat telapak tangan itu, bila kotor sekali atau sebagian besar pasir melekat pada tangan itu menandakan pasir itu jelek. 3. Pasir dimasukkan kedalam botol yang kacanya jernih dan tembus cahaya kira-kira
23

bagian, kemudian tambahkan air ke dalam botol hingga penuh, lalu dikocok-kocok selama 10 menit hingga rata. Kemudian botol tersebut didiamkan selama 30 menit lalu lihat hasilnya, air akan kembali agak jernih dan di bagian bawah botol akan terlihat butiranbutiran pasir yang kasar dan diatasnya terlihat lapisan pasir-pasir yang halus sekali dan ini disebut lumpur. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 15% dari jumlah pasir yang ada dalam botol. Penimbunan pasir dilapangan harus diberi lantai dari kayu atau plat baja, agar pasir tidak tercampur dengan tanah dan lumpur. Dan diatasnya diberi terpal agar terhindar dari hujan karena kalau terhindar dari air hujan akan menghasilkan mortar yang baik.

12.

Air Air yang dipakai untuk sebuah adukan, hendaknya memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan. Air laut dapat merusak tembok, begitupun air yang mengandung bahan-bahan busuk, seperti : air danau yang mengandung lsrutan asam humus janganlah digunakan. Untuk membuat suatu adukan kita harus memakai air-air yang bersih kalau mengandung zat lain, itupun kadarnya harus sangat kecil.

24

BAB III PENGENALAN ALAT- ALAT

Peralatan yang lengkap menunjang produktivitas kerja, yang perlu diperhatikan dalam pengguanaan peralatan adalah alat yang digunakan sesuai dengan fungsinya. Alat jangan sekali-kali digunakan tidak sesuai dengan fungsinya karena akan dapat merusak alat tersebut sehingga hasil yang akan dicapai tidak dapat memuaskan bahkan akan mengakibatkan suatu bangunan yang buruk. Alat-alat yang telah selesai digunakan harus segera dibersihkan dan diberi atau dioleskan minyak oli bagi alat yang terbuat dari logam atau besi agar terhindar dari karat. Adapun tujuan dari pelajaran alat ini adalah : 1. Dapat menyebutkan nama alat yang digunakan dalam konstruksi batu ini
25

2. Mengetahui cara penggunaan alat sesuai fungsinya dan dapat memelihara alat tersebut Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat antara lain : 1. Pelajari dahulu tata cara penggunaan alat sebelum digunakan. 2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya. 3. Tempatkan peralatan di tempat yang baik dalam bekerja sehingga tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan. 4. Menggunakan alat dengan teliti sehingga tidak terjadi kecelakaan. 5. Mengikuti petunjuk insruktur jika masih ragu dalam penggunaan alat. 6. Tanyakan pada instruktur jika masih ragu dalam penggunaan alat. 7. Bersihkan alat sebelum di simpan. 8. Bekerja dengan penuh konsentrasi. 3.1 Macam Macam Alat yang Digunakan

1. Sendok Spesi Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayo. Digunakan untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan. Daun sendok ini berbentuk segitiga dan sisinya sama panjang dengan bata. Daun sendok : panjang sisi samping 23 cm dan belakang 20 cm tebal plat 0,1 cm Tangkai : panjang tangkai 13 cm dan diameter 3 cm

26

2. Sendok Plesteran Terbuat dari plat baja tipis dan bertangkai kayu. Berguna untuk memadatkan mortar saat memplester dinding dan juga untuk menghaluskan permukaan plesteran.

3. Waterpass Kerangka terbuat dari aluminium dan dilengkapi dengan tabung nivo yang berisi cairan eter dan terdapat gelembung udara didalamnya. Gunanya untuk mengecek kedataran dan ketegakan pasangan. Spesifikasinya adalah : - Panjang : - Lebar - Tebal : : 60 120 cm. 5 3 cm. cm. :
1

- Diameter tabung gelas

/2 cm.

4. Plat Siku Terbuat dari plat baja atau besi membentuk sudut 90 atau bentuk siku dan dilengkapi dengan ukuran dalam cm. Gunanya adalah untuk mengukur kesikuan pertemuan/sudut dinding dalam pasangan bata. Spesifikasinya adalah :
27

- Panjang sisi masing-masing - Lebar plat - Tebal plat

: 60 80 cm : 5 cm : 2 cm

5. Line Bobyne Alat ini dibuat dari plat besi atau seng yang dibentuk sedemikian yang dapat membentuk sudut siku pada salah satu sudutnya. Dan dihubungkan dengan tali. Gunanya untuk mengukur kelurusan pada pemasangan batu.

6. Unting-unting/Lot Digunakan sebagai pengganti waterpass vertical. Gunanya untuk mengukur ketegakan. Dapat dibuat dari kuningan, besi atau timah. Beratnya 100 gr sampai 500 gr. Tepat ditengah-tengah unting-unting dipasang benang yang panjangnya tergantung keperluan konstruksi. Spesikasinya : - Panjang - Diameter tengah - Berat : 12,5 cm : 4 cm : 100 gr

7. Kotak Spesi

28

Sebaiknya kotak spesi terbuat dari plat besi berbentuk trapezium dan pada kedua sisinya diberi tangkai agar mudah diangkat pada saat dipindahkan. Gunanya untuk tempat meletakkan adukan mortar yang siap dipakai. Spesifikasinya : - Bagian atas - Bagian bawah : : Panjang 70 cm dan lebar 45 cm. Panjang 50 cm, lebar 30 cm, tinggi 40 cm dan tebal 2 mm.

8. Tongkat ukur Terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai mistar untuk mengukur dan terdiri dari beberapa potong kayu yang disambung.

9. Ember Ember dari plat baja ataupun dari plastic dengan bentuk pyramid terpancung,dan diberi tangkai untuk tempat pegangan. Gunanya untuk mengambil air, menakari bahan(mortar), membawa adukan dan lain-lain. Spesifikasi : Diameter atas 25 cm dan diameter bawah 18 cm Tinggi 24 cm dan tebal plat 1mm

29

10. Cangkul Aduk Terbuat dari plat besi yang berbentuk segi empat dan ada lubangnya agar mempercepat pekerjaan meratakan adukan. Gunanya untuk mengaduk mortar dan lain-lain.

Spesifikasinya : - Mata cangkul : Panjang sisi = 22 cm Lebar = 17 cm Tebal plat = 2 mm - Tangkai : Panjang = 80 cm Diameter tangkai = 5 cm

11. Sekop Terbuat dari plat besi yang diberi tangkai kayu dan mata sedikit dilengkukkan agar mudah dalam mengangkaut pasir, mortar atau bahan laniiya. Gunanya untuk mengaduk mortar, menggali tanah dan sebagainya. Spesifikasinya : - Daun sekop - Tangkai : Panjang 30 cm dan lebar 24 cm dan tebal 2 mm. : Panjang 65 cm dan diameter 4 cm.

30

12. Meteran Terbuat dari plat baja tipis tapi ada juga yang terbuat dari kayo yang disebut meteran lipat. Pada meteran tercantum garis ukuran cm,mm, atau inchi. Gunanya untuk mengukur jarak.

Spesifikasinya - Panjang - Tebal Lebar : : : 2 5 m. 0.2 mm.

1 2 cm.

13. Jidar/Straight Edge Terbuat daru kayu empat persegi panjang yang diberi lubang sebagai tempat pegangan. Gunanya untuk meratakan plesteran. Spesifikasinya : - Panjang - Lebar : 2 m - Tebal : 2 cm

: 10 cm

31

14. Jointer Terbuat dari besi yang dibengkokkan dan diberi tangkai kayu. Gunanya untuk membersihkan siar pada pasangan bata. Spesifikasinya : Panjang 17 1/2 cm, Lebar 1 cm dan Tebal 2 mm Panjang tongkat 13 cm dan diameternya 3 cm

15. Ruskam Terbuat dari kayu dan ada juga yang terbuat dari plat besi. Gunanya untuk memadatkan, meratakan dan menghaluskan plesteran. Cara menggunakannya yaitu dengan menggosok plesteran dengan arah memutar. Spesifikasinya : - Panjang - Lebar - Tebal : : : 24 45 cm 15 25 cm 2 cm

16. Skrap Besi

32

Terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk persegi panjang yang salah satunya dibuat bergerigi. Fungsinya untuk meletakkan aci pada permukaan plesteran pada waktu pemasangan ubin dinding. Spesifikasinya : - Daun Skrap : Panjang sisi depan 12 cm, samping 8 cm Tebal plat1 mm, lebar gerigi 7 mm, dalam geri - Tangkai : Panjang 7 cm , lebar 6 cm, dan tebal 3 mm

17. Sikat Kawat Terbuat dari kawat baja dan bertangkai kayu. Gunanya untuk membersihkan permukaan pasangan sebelum diplester.

18. Ayakan Pasir Gunanya untuk menyaring pasir dari kotoran dan menghasilkan agregat yang halus. Spesifikasinya : - Panjang : 60 120 cm
33

- Lebar - Kekasaran

: 40 80 cm : 2,4 4,8 mm

19. Palu Pemotong Bata Palu ini digunakan untuk memotong bata, membelah dan menajamkan bata Spesifikasi adalah : Mata Palu : Panjang muka 12 cm dan belakang 7 1/2 cm Lebar muka 5 1/2 cm. Tangkai : Lebar belakang 3 cm dan panjangnya 23 cm Diamater tangkai 3 1/2 cm.

20. Gerobak Dorong Gunanya untuk mempermudah dalam pengangkutan bahan ke lokasi pekerjaan.

34

21. Kotak Adukan Kotak adukan terbuat dari plat besi berbentuk empat persegi panjang yang berfungsi sebagai tempat pengaduk mortar atau tempat menampung mortar yang selesai di aduk oleh mesin pengaduk.

BAB IV PEMBAHASAN JOB SHEET

1. Job I Memasang dinding bata (menyiku) Dinding merupakan pembatas gedung terhadap halaman dan juga sebagai pembatas ruangan didalam gedung. Dinding yang dibuat harus sesuai dengan daerahnya dan kegunaannya. Pada umumnya orang menggunakan cara pemasangan batu adalah dengan cara membujur atau yang disebut tiga dengan dinding bata (1/2 BT).Siar tegak dinding tidak boleh segaris karena akan mengurangi kekuatan dari dinding itu sendiri dan dinding

35

pun dapat mudah roboh, maka siar harus dibuat zigzag yang harus bergeser/berselisish minimum bata. Dinding setengah bata adalah dinding yang ketebalannya selebar batu bata, berfungsi sebagai pembatas antar ruangan. Jenis ikatan yang dimiliki oleh dinding bata yaitu ikatan klesor dan ikatan liar, tapi yang biasa digunakan adalah ikatan biasa/ ikatan batu karena lebih ekonomis. Caranya adalah seluruh lapisan bata disusun membujur.Untuk mencegah agar siar tidak segaris lurus maka pada setiap awal lapisan genap dimulai dengan bata . Untuk pemasangan dinding terlebih dahulu kita memasang profil profilnya terlebih dahulu dengan benar, sebagai pedoman kita dalam memasang dinding, dengan tujuan agar kita mendapatkan hasil pemasangan batu dengan baik. Persyaratan pemasangan : Pasangan batu harus lurus, tegak dan datar Siar tegak dan datar harus terisi penuh dan padat Tebal siar datar 8-10mm Tebal siar tegak 10-15mm

2. Job II memasang dinding bata 1 batu dengan ikatan tertentu Dinding bata 1 batu adalah dinding yang tebalnya sama dengan panjang batu bata. Fungsi dari dinding bata 1 batu adalah untuk bangunan-bangunan yang memikul beban berat, misalnya dipakai pada pabrik beras yang memikul beban berat.

3. Job III Memplester dinding bata Plesteran berguna untuk melindungi sekaligus untuk mempertinggi kekuatan serta keawetan bidang yang akan diplester serta memperindah permukaan. Plesteran yang digunakn untuk permukaan luar harus lebih awet serta dapat menahan rembesan air dari luar secara merata, serta tahan terhadap cuaca. Keawetan suatu plesteran tergantung sekali pada susunan campuran ikatannya dengan lembab serta keahlian pemasangnya.
36

Untuk mendapat plesteran yang awet dan bebas dari retakan, maka factor yang harus diperhatikan yaitu : a. Teknologi serta peralatan yang menunjang b. Sifat-sifat bahan campuran c. Sifat-sifat dari dinding yang akan diplester Adapun kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada dinding plesteran yaitu a. Retakan-retakan serta ikatan yang lemah b. Melepuh dan mengembang c. Berlobang d. Lunak dan banyak mengandung butiran yang kasar Sebab-sebab kerusakan pada dinding plesteran a. Retakan disebabkan oleh plesteran yang memuai b. Mortar yang kita aduk terlalu encer/kering (kesalahan dalam pengadukan mortar) c. Apabila mengembang disebabkan plesteran mengembang atau tembok yang menyusut.

4.

Job IV Memasang ubin dinding Pasangan ubin dinding adalah sudunan dari pasangan ubin yang dibuat vertikal dan

membuat satu kesatuan yang utuh dan terpadu sehingga indah dipandang mata dan juga sebagai finishing.

5.

Job V Memasang ubin Lantai Pasangan ubin lantai adalah susunan dari pada ubin yang dibuat datar dan membentuk

satu kesatuan yang utuh dan terpadu sehingga indah dipandang mata. Fungsi dari ubin lantai Meratakan permukaan lantai menjadi datar dan membentuk satu kesatuan yang utuh
37

dan indah. Mengatasi air tanah yang naik ke permukaan lantai.

Bahan ubin lantai dibuat melalui proses, yaitu : 1. Proses Basah 2. Proses kering Terdiri dua lapisan yaitu perekat dan pastas semen yang diberi pewarna sedangkan bagian bawahnya terdiri dari perekat semen dan dicampur dengan baik. Untuk memperoleh pasangan ubin yang baik harus diperhatikan perencanaan menyeluruh dari semua ruangan terutama pada ruangan-ruangan di satu kelompok. Syarat-syarat pemasangan ubin yang lurus adalah - Permukaannya harus rata antara satu dengan yang lainnya - Siar tegak ( sela-sela ubin) harus sama tebal dan merupakan garis lurus - Ikatan ubin dan dinding harus merata - Dibawah ubin harus penuh dan padat

6.

Job VI Membuat pondasi batu kali Pondasi adalah suatu konstruksi paling dasar dari sebuah bangunan yang berguna

untuk menahan/memikul seluruh bobot konstruksi dan kegiatan yang ada diatasnya. Pondasi berdasarkan letaknya : Pondasi dangkal, merupakan pondasi yang letaknya pada lapisan tanah keras < 3m dan pondasi ini menggunakan konstruksi langsung Pondasi sedang (setengah dalam), yang berada pada lapisan tanah>3<6m dan Menggunakan konstruksi langsung atau tak langsung Pondasi dalam, yang berada pada lapisan tanah >6m dan menggunakan konstruksi tak Langsung.
38

Pondasi berdasarkan bahan pembuatannya : - Pondasi batukali - Pondasi batu bata - Pondasi tumbuk - Pondasi bertulang Perbedaan dari pondasi batu kali dan batu bata adalah jika pada batu kali bagian bawahnya dibuat pasangan batu kosong, yaitu batu kali yang hanya diisi dengan pasir tanpa mortar. Sedangkan pada pondasi batu bata tidak memerlukan pasangan batu kosong. Fungsi dari pasangan pondasi, yaitu : 1. 2. Agar kedudukan bangunan mantap (stabil) Meratakan tekanan apabila turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar sehingga tidak akan terjadi pecah. Syarat-syarat pondasi batu kali ; Diameter batu kali yang digunakn max=60% etrhadap bidang pasang Batu harus keras dan bersih Siar tegak tidak segaris terus menerus Siar-siar harus terisi penuh dan padat Pemasangan arah vertikal secara terus-menerus max1,2 m

7. Job VII Finishing ( pembersihan tempat dan alat-alat kerja) Setelah para mahasiswa melakukan tugasnya dibengkel dengan baik dan tepat waktu, maka biasanya tugas terakhirnya adalah membersihkan lokasi serta alat-alat yang telah digunakan selama kegiatan yang ada dibengkel berlangsung. Kegian seperti ini biasanya disebut proses finishing.

39

BAB V JOB SHEET

JOB Judul

:1 : Memasang dinding bata membentuk sudut siku Paraf Tanggal : :

Tujuan - Dapat menentukan bahan-bahan apa saja yang digunakan - Dapat membuat mortal - Dapat memasang bata yang tinggi dan benar - Dapat memotong bata dengan benar - Tujuan utamanya adalah untuk memahami/mengerti cara memasang dinding bata batu membentuk sudut siku
40

Instruksi Umum 1. Teknik perletakan mortar dan batu bata harus benar. 2. Setiap tebal siarnya 1 1,5 cm dan harus sama tebal. 3. Penekanan untuk m,enurunkan bata dengan menggeser bata, jangan diketok karena akan mengurangi kekuatan nantinya. 4. Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi dari sebelah kanan. Bahan Batu bata besar dan berlubang

- Semen - Pasir - Air - Benang - Paku - Kayu propil - Pensil Alat Sendok spesi Waterpass Enber Kotak aduk Sekop Cangkul aduk.

Keselamatan kerja
41

Kerjakanlah pekerjaan sesuai dengan petunjuk dari instruktur Gunakanlah alat sesuai dengan kegunaannya Konsentrasilah pada pekerjaan

Langkah Kerja Bersihkan lokasi yang akan digunakan siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan taruhlah di tempat tersebut. Mengambil satu sendok spesi dan sebuah bata, pasang melintang dengan jarak 5 20 cm dari ujung pasangan bata yang akan di bangun lalu ukur kedataran dengan waterpass. Begitu juga pada ujung satunya, lalu buat juga bata dengan membentuk sudut siku dengan menggunakan siku-siku dengan ketentuan ukuran sisi 6 bat dan 5 bata untuk sisinya. Mengambil tongkat ukur letakkan diatas waterpass, lihat posisi nivo sudah ditengah atau belum, jika belum pas ditengah naikkan atau turunkan bata tsb sampai pas nivo benar- benar membentuk sudut siku. Pasanglah line bobbyn pada ujung-ujung bata tersebut. Kemudian letakkan mortar dilantai kerja dengan sisi bata yang panjang sejajar dengan benang. Pertemuan antar bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh spesi setebal 1 cm sebagai siar sebagai pasangan. Lakukan hal yang sama pada pemasangan bata berikutnya hingga selesai. ditengah.lakukanlah juga pada bata yang

42

Gambar Tampak atas Untuk memasang pada lapisan berikut, siapkan siar pada lapisan kedua yang tepat ditengah lapisan bata, pada bagaian 6 di buat membentuk tangga dan pada ukuran 5 ujung bata harus tegak lurus, di ukur menggunakan waterpass. Dan siar tersebut harus berisi padat. Sisi lapisan pertama harus tegak lurus dengan lapisan kedua dengan mengunakan waterpass. Pada ujung bata, kita akan mengukur kedataranya dengan waterpass dengan bantuan tongkat ukur. Selanjutnya pasang line bobbyn pada kedua ujung pasangan yang sudah sama kedatarannya. Untuk memasang lapisan ketiga pada bagian 6 bata dikurang 1 batu dan pada bagian 5 bata harus tegak lurus dengan lapisan yang lain. Memasang seterusnya pada 6 bata di kurang satu bata terus sehingga membentuk tangga. Dan pada bagian 5 bata, bata untuk tiap lapisan. Dan menggunakan waterpass untuk memeriksa kulurusan bata. Untuk seterusnya lakukan lakukan sesuai dengan lapisan yang lainnya. Memasang selapis demi selapis sampai lapisan kedelapan.

43

44

JOB Judul

: II : Memasang Dinding 1 Batu Ikatan Inggris Paraf :

Tanggal :

Tujuan 1. Dapat membuat pasangan satu bata dalam ikatan Flemish 2. Dapat membentuk akhir pasangan dengan ketegakan serta kedataran yang baik dan benar. 3. Dapat menghitung kebutuhan bahan yang diperlukan dalam per meter panjang dan komposisi adukan tertentu. Instruksi Umum 1. Pasangan bata harus datar dan tegak lurus dan salah satu sisi yang lebar diabaiakan ketegakan ukuran bata yang relative tidak sama. 2. Pemasangan bata memanjang harus berurutan dan juga harus sejajar. 3. Setiap selesai memasang bata satu lapis dikontrol ketegakan dan kelurusannya menggunakan waterpass. 4. Perletakan bata pada bagian depan harus lurus dan siarnya sama ketebalanya.
45

5. pada kedua ujungnya di buat tegak lurus saja. Alat dan Bahan - Sendok spesi - Waterpass - Palu Pemotong bata - Rol meter - Kotak spesi - Tongkat ukur - Ember - Kapur Langkah Kerja 1. Siapkan adukan dan bahan-bahan yang diperlukan. 2. Tempatkan perlatan dan bahan sesuai aturan dan lokasi kerja. 3. Gambar dan buatlah rencana kerja pada lokasi kerja menggunakan alat yang tersedia. 4. Ukurlah besar dan lebar bata dan ambil ukuran yang paling panjang 5. Rendamlah batu bata yang akan digunakan terlebih dahulu agar batu bata tersebut jenuh air. 6. Letakan batu pada ujung yang terlebih dahulu di letakkan siar di tiap pemasangan batu bata, di lakukan peletakan dengan melintang. 7. Letakkan tongkat ukur dan waterpass pada pasangan serta atur kedataran dan ketinggianya. 8. Mulailah pemasangan dengan mengambil benang tadi sebagai patokan untuk ketinggian batu bata yang akan di pasang. 9. Pemasangan dilakukan dengan tangan kiri memegang, batu bata dan tangan kanan memegang sendok spesi. 10. Jarak antara batu / siar lebih kurang 1 cm, yang harus diisi dengan spesi yang penuh dan padat. - Semen Pasir Batu-bata

- Air - Sekop

46

11. Letakkan batu bata dengan menekan dan mengeser-geserkanya, tetapi jangan diketok dan diletakan begitu saja. 12. Cara pemasangan pada lapisan ke dua adalah batu bata dipasang melintang dengan syarat tidak ada siar segaris harus zig-zag. 13. Pemasangan bata pada lapisan ketiga pasang batu bata dengan cara memanjang 14. Lapisan ke empat bata dipasang melintang, dan bata selanjutnya dibuat memanjang. 15. Lapisan ke lima sama dengan lapisan ke ketiga, begitu selanjutnya sampai lapisan ke delapan. 16. Siar datar berukuran kurang lebih 0,8 1,2 cm. 17. Cek kedataran dan ketegakkan dengan menggunakan waterpass. 18. Koreksi dan Periksa pekerjaan bata pada insruktur.

Lapisan I sama dengan lapisan III ( Tampak atas )

Lapisan II sama dengan lapisan ke IV ( Tampak atas )

47

JOB Judul

: III : Memplester dinding bata Paraf :

Tanggal :

Tujuan 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memplester dinding bata dengan baik dan benar. 2. Agar dapat melakukan perawatan terhadap dinding yang telah di plester. 3. Agar dapat memperkirakan bahan yang di butuhkan dalam memplester dinding bata. Instruksi Umum 1. Memplester permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis sampah atau kotoran yang berbentuk bongkahan semen atau tanah liat yang berasal dari pasir. 2. Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan kekokohan dari bangunan itu sendiri. 3. Keawetan suatu plesteran tergantung dari susunan pasaangan adukan atau campuran adukan, ikatannya yang lembab serta keahlian dalam pemasangan. Bahan
48

Semen Pasir Air Paku 211 Benang tukang

Alat Keselamatan Kerja - Selama pekerjaan berlangsung harus berpakaian dengan baik dan benar - Kerjakanlah pekerjaan menurut petunjuk instruktur - Gunakanlah alat sesuai dengan kegunaannya - Konsentrasilah pada pekerjaan Langkah Kerja 1. Sebelum melakukan plesteran dinding harus diperkirakan kelurusan, kedataran dan ketegakannya. 2. Bila dinding kurang lurus, rata serta dan kurang tegak maka harus dibuat kepala plesteran sebagai acuan. 3. Semua kotoran yang menempel pada permukaan dinding harus dibersihkan.
49

Ruskam Waterpass Kotak spesi Sendok spesi Sikat kawat Apply trowel

- Jidar - Cangkul aduk - Ember - Line bobbyn - Ayakan

4. Bila permukaan dinding terlalu kering, terlebih dahulu harus diperciki dengan air, agar ikatan dinding kuat dan mortar menjadi sempurna. 5. Buatlah kepala plesteran dengan menentukan titik plesteran pada permukaan atas dan sisi bawah max 1,5 cm. 6. Membuat kepala plesteran dengan cara mengisi dan menghubungkan kedua titik tadi, lalu diratakan dengan menggosoknya dengan jidar, arah atas dan arah bawah dengan pedoman kedataaran kedua titik plesteran tadi. 7. Setelah semua plesteran / kepala plesteran selesai, maka kita plester ruang antara kepala plesteran itu dengan adukan, plesteran adukan mulai dari sisi bawah sampai sisi atas. Tebal adukan tidak boleh terlalu tinggi lebihnya dari kepala plesteran tadi. 8. Meratakan adukan tadi dengan menggosokkan memakai jidar, sebagai pedoman kedataran, kedua kepala plesteran itu, menggosokkan dengan arah kiri dan kanan sambil didorong keatas. 9. Untuk menghaluskan dan meratakan permukaan plesteran, maka kita gosok dengan ruskam kayu dengan gosokkan melingkar searah jarum jam. Secara berulang-ulang. 10. Seandainya dinding yang diplester sewaktu-waktu terkena langsung sinar matahari, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran tidak menguap secara drastic, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran tidak dianggap, maka harus di tutup dengan lembaran plastic sebelum pekerjaan ditinggalkan. Supaya proses pengeringanberjalan sempurna.

50

JOB

: IV
51

Judul : Memasang Ubin Dinding

Paraf Tanggal

: :

Tujuan 1. Memasang ubin dengan rata. 2. Memasang ubin dengan baik dan benar. 3. Menghitung kebutuhan bahan yang diperlukan dalam ukuran tertentu. Instruksi Umum 1. Permukaan ubin satu sama lain harus rata. 2. Siar harus sama tebal dan merupakan garis lurus. 3. Ikatan ubin dan dinding harus kuat dan merata. Bahan - Semen - Pasir - Air - Paku 1 11 - Ubin dinding - Benang tukang - Kain pel (majun) - Waterpass - Kotak spesi - Sendok spesi - Pensil Alat Roll meter - Jidar - Cangkul aduk - Sekop - Line bobbyn - Ayakan
52

- Plat siku-siku - Selang plastik 5 mm Keselamatan Kerja 8. 9. 10.

- Ember - Gerobak dorong

Selama pekerjaan berlangsung harus berpakaian dengan baik dan benar Kerjakanlah pekerjaan menurut petunjuk instruktur Gunakanlah alat sesuai dengan kegunaannya - Konsentrasilah pada pekerjaan

Langkah Kerja 1. Menyiapakan alat-alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Menghitung jumlah bahan yang diperlukan. 3. Meletakkan peralatan sesuai dengan aturan pada loker kerja. 4. Merendam ubin dinding yang akan digunakan dan siramlah dinding kerja secukupnya. 5. Memasang paku dengan arah horizontal, untuk mendapatkan tinggi yang sama pergunakan selang yang berisi air. 6. Memasang paku dengan arah vertical kebawah dengan menggunakan unting . 7. Jarak benang ke didnding 1 cm. 8. Pekerjaan harus dilaksanakan secara hati-hati tetapi cukup terampil, karena memerlukan kerja yang cukup cepat. 9. Memasang ubin porselen / keramik pada ujung-ujung tembok sebagai pedoman dan untuk kedatarannya gunakan waterpas. 10. Pada bagian bawah supaya ubin pada saat dipasang tidak bergerak pasang papan tipis sebesar penahan. 11. Pemasangan ubin dilakukan kearah samping dan atas membentuk suatu dengan benang sebagai pedoman.
53

12. Gunakan skrap untuk meletakkan pasta semen ke ubin. 13. Tempatkan ubin pada dinding yang telah diberi pasta pada yang tempat yang diinginkan. 14. Untuk jarak siar (nat) antara ubin yang satu dengan yang lain gunakan paku (paku
). 3

15.

Jarak siar / nat 1 cm.

16. Pasanglah benang dan hubungkan antara ubin yang satu dengan ubin yang lainnya sehingga membentuk garis lurus dan ukur kedatarannya dengan waterpass. 17. Memasang ubin pengisinya. 18. Lakukan pekerjaan seperti di atas berulang-ulang sampai yang di kehendaki selesai dengan tetap menjaga kelurusan, kedataran dan kesikuan dengan menggunakan waterpass dan isi siar dengan adukan 1 sp + 1 Ps. 19. Dan gosoklah ubin porselen dengan kain hingga mengkilap. 20. Ukurlah ketegakkan masing-masing ubin dengan waterpass. 21. Periksalah pekerjaan kepada instruktur

54

JOB

: V Paraf :

Judul : Memasang Ubin Lantai

Tanggal : Tujuan
55

- Dapat mengetahui fungsi dan kegunaan pemasangan ubin lantai - Dapat menghitung kebutuhan bahan per m2 dan mengetahui alat serta bahan yang diperlukan dalam pemasangan ubin lantai - Dapat mengetahaui cara mempersiapkan bidang pasangan ubin lantai sesuai ketentuan yang ada - Dapat menggunakan peralatanyang telah disediakan untuk memasang ubin lantai - Memasang ubin lantai dengan teknik yang baik dan benar. Lurus dan datar serta celah-celah ubin yang diisi penuh dan rapi. Bahan - Semen - Pasir - Air - Paku 1 11 - Ubin lantai - Benang tukang - Kain pel (majun) Alat - Roll meter - Waterpass - Kotak spesi - Sendok spesi - Pensil - Plat siku-siku - Selang plastik 5 mm Keselamatan Kerja
56

- Jidar - Cangkul aduk - Sekop - Line bobbyn - Ayakan - Ember - Gerobak dorong

11. Selama pekerjaan berlangsung harus berpakaian dengan baik dan benar 12. Kerjakanlah pekerjaan menurut petunjuk instruktur 13. Gunakanlah alat sesuai dengan kegunaannya - Konsentrasilah pada pekerjaan Langkah Kerja 1. Sebelum melakukan pekerjaan terlebih dahulu kita periksa lokasi dimana akan dipasang, jika lantai kerja tidak rata maka kita perlu ratakan dengan memberi pasir urug kemudian diratakan dan dipadatkan. 2. Setelah pasir dipadatkan buat kepala pasangan diempat sudut ruangan. Dan jangan lupa ukur kedatarannya dengan line bobbyn, kemudian pasang line bobbyn pada kepala pasangan pertama, kedua, ketiga dan ukur pula kesikuannya.

57

Tampak atas

3. Ukur panjang lantai kerja yang akan dipasang ubin lalu bagi dengan lebar ubin ditambahkan setengah cm, sehingga diketahui jumlah ubin yang akan dipasang dalam satu baris. Pemasangan ubin pertama kita kasih jarak dari dinding sebesar lebar ubin ditambah setengah cm sebagai siarnya. Jadi, lebar ubin 20 cm ditambah lebar siar menjadi 20,5 dari dinding. Ubin dipasang mulai dari kepala pasangan D dan diberi jarak satu siar 4. Setelah jalur pertama terisi semua maka kita memasang ubin kepala pasangan C dan A. pindahkan pada jalur C dan A. Dan ukur kesikuanya denagan plat siku dan mualilah pemesangan ubin satu persatu sampai jalur ini terisi penuh/semua. 5. Setelah jalur C dan D terisi, sekarang kita isi dari jalur A ke B, sehingga pemasangan ubin ini seperti huruf U. dan jangan lupa untuk mengecek kedataran dengan waterpass. 6. Setelah pemasangan ubin tersebut huruf U maka kita memasang ubin dari ujung pintu, sebagai pedoman ubin yang telah lita pasang itu. Secara berurutan kita
58

memasang ubin dari ujung sampai dekat daun pintu, usahakan kerjakan dahulu yang jauh dari pintu kemudian mundur kebelakang hinggga penuh sampai daun pintu. Ini dilakukan agar ubin yang telah terpasang tidak terinjak. Pemasangan kepala pasangan A tadi agak rendah dibandingkan kepala pasangan B agar lebih mudah dalam pembersihan lantai, jika terjadi kebocoran maka akan lebih mudah untuk air kebawah lantai.

JOB Judul

: VI : Memasang Pondasi Batu Kali Paraf :

59

Tanggal : Tujuan Dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari pondasi batu kali Dapat menyebutkan syarat-syarat pemasangan batu kali Dapat menghitung kebutuhan bahan, dan mengetahui bahan-bahan apa saja yang diperlukan dalam pemasangan batu kali Dapat membuat/memasang pondasi batukali secara baik dan benar Bahan - Semen - Pasir - Air - Benang tukang - Kayu erang/bambu - Paku Alat - Sendok spesi - Waterpass - Ember - Kotak aduk - Sekop - Cangkul aduk - Palu cakar - Rollmeter Keselamatan Kerja
60

14. Selama pekerjaan berlangsung harus berpakaian dengan baik dan benar 15. Kerjakanlah pekerjaan menurut petunjuk instruktur 16. Gunakanlah alat sesuai dengan kegunaannya 17. Konsentrasilah pada pekerjaan Langkah Kerja 1. Menyiapkan dan membersihkan lokasi yang akan dipakai/dipasang. 2. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 3. Membuat papan duga atau profil yang sesuai dengan ketingian yang diinginkat dan dalam keadaan datar. 4. Tentukan as dari pondasi tersebut. 5. Mengukur sudut pondasi sesuai dengan kemiringan pondasi dan sudut siku dengan bantuan plat siku. 6. Pasang unting-unting pada as pondasi lalu ukurlah lebar bawah pondasi sesuai dengan ukuran yang ada. 7. Pengukuran lebar puncak pondasi dengan kemiringan pondasi dengan bantuan plat siku. 8. Memasang kayu lurus pada lebar puncak ujung bawah dari pondasi. 9. Lalu pada kayu yang dipasang pada papan duga tersebut dipasang benang satu sama lainya dengan benang yang tegang dan tidak kendor. 10. Pekerjaan biasanya dimulai dengan pekerjaan awal yaitu menguruk bagian bawah setinggi 5 cm dengan pasir dan setelah semuanya rata kemudian batu kali dimulai disusun dengan ukuran yang sesuai yaitu pemasabgan batu kali yang besar terlebih dahulu yang diletakan pada bagian bawah. 11. Selanjutnya memberi mortar pada siar batu kali tersebut. 12. Bila pasangan telah selesai, hasil pekerjaan dapat diperiksakan kepada instruktur.
61

JOB Judul

: VII : Finishing Paraf :

Tanggal :

62

Setelah para mahasiswa melakukan tugasnya dibengkel dengan baik dan tepat waktu, maka biasanya tugas terakhirnya adalah membersihkan lokasi serta alat-alat yang telah digunakan selama kegiatan yang ada dibengkel berlangsung. Kegian seperti ini biasanya disebut proses finishing Tujuan 18. Dapat memahami tujuan dari kegiatan finishing

19. Dapat megetahui dan menggunakan alat-alat untuk melakukan finishing serta prosesnya 20. Alat - Palu cakar - Palu 5 kg (godam) - Linggis - Sekop - Sapu - Ember Keselamatan Kerja - Palu pemotong bata - Sendok spesi - Cangkul - Gerobak dorong - Air Dapat melakukan finishing dengan baik dan benar

21. Selama pekerjaan berlangsung harus berpakaian dengan baik dan benar 22. Kerjakanlah pekerjaan menurut petunjuk instruktur 23. Gunakanlah alat sesuai dengan kegunaannya - Konsentrasilah pada pekerjaan Langkah kerja

63

1. Bersihkan lokasi dengan alat alat yang sudah ada seperti sapu. Dan sampah dan bahan-bahan yang sudah tidak diperlukan lagi dibuang ketempat yang sudah ditentukan 2. Bersihkan alat-alat dengan menggunakan air, jika perlu disikat dan dilap sampai bersih

BAB VI PENUTUP
64

1. Kesimpulan

Dalam kaitan praktek kerja batu pertama ini banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil. Adapun praktek kerja batu adalah merupakan suatu kegiatan yang sangat berhubungan erat sekali dengan konstruksi batu, dimana pada dasarnya konstruksi kerja batu ini berguna sekali dalam pembangunan jembatan, gedung, jalan dan lain-lain. Dalam praktek kerja batu ini mahasiswa tidak dituntut untuk menjadi ahli kerja batu melainkan agar mahasiswa dapat mengenal dan mengerti akan hal-hal yang berkaitan dengan konstruksi batu, selain itu mahasiswa juga diharapkan dapat mengenal alat-alat serta mengerti kegunaan dan fungsi dari masing-masing alat tersebut dalam pengerjaan suatu konstruksi kerja batu. Dalam praktek kerja batu ini hal yang sangat mendasar sekali dan sangat penting bagi mahasiswa untuk diingat adalah kegiatan yang selama ini dilakukan adalah merupakan dasar dalam praktek sebenarnya. Dan dalam praktek kerja batu ini telah memberikan hal yang sangat penting bagi mahasiswa karena telah dapat menambah pengetahuan secara umum, karena untuk menjadi seorang ahli dalam konstruksi batu ini, praktek tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang.

2. Saran Saran-saran yang penulis sampaikan mengenai kegiatan yang berhubungan dengan praktek kerja batu ini adalah :
65

1. Dalam kegiatan praktek maupun suau pekerjaan yang sesengguhnya hendaknya mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan tersebut tepat pada waktunya. 2. Untuk keselamatan kerja, hendaknya mahasiswa dapat mengerti hal-hal yang perlu dijaga baik itu kesehatan tubuh maupun berhati-hati dalam penggunaan alat-alat yang dapat membahayakan tubuh. 3. Diharapkan agar mahasiswa dapat menjaga alat-alat yang digunakan dalam praktek kerja batu. 4. Hendaknya mahasiswa swlalu memperhatikan apa yang telah dijelaskan oleh instruktur dalam praktek tersebut. 5. Bekerja sesuai dengan buku pedoman kerja atau saran instruktur .

66

Anda mungkin juga menyukai