(M10A206) 3 (2-1)
FARMAKODINAMIKA
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Definisi Umum
Farmakon Bahan Obat (Senyawa aktif biologi secara umum, baik yang digunakan untuk pemakaian terapeutik ataupun tidak) Farmakologi Ilmu tentang interaksi antara senyawa kimia dengan sistem biologi Ilmu tentang kerja obat pada organisme sehat atau sakit Farmakokinetika (Bagian dari Farmakologi) Mempelajari perubahan-perubahan konsentrasi obat dalam organisme terhadap waktu Farmakodinamika (Bagian dari Farmakologi) Mempelajari tentang dinamika (mekanisme) kerja obat pada tempat kerjanya
Interaksi Obat-Reseptor
Senyawa obat dibagi 2 jenis, yaitu: Senyawa yang bekerja tidak spesifik Zat berkhasiat ini mempunyai ciri 1. tidak bereaksi dengan reseptor spesifik 2. bekerja pada dosis yang relatif besar 3. menimbulkan efek yang mirip walaupun strukturnya berbeda 4. kerjanya hampir tidak berubah pada modifikasi yang tidak terlalu besar Senyawa dengan kerja spesifik
Senyawa dengan kerja spesifik Bekerja melalui interaksi dengan reseptor spesifik Efeknya sangat bergantung pada struktur kimia Berkhasiat dalam konsentrasi yang lebih kecil daripada senyawa yang bekerja tidak spesifik Perubahan yang sangat kecil pada struktur kimianya dapat sangat mempengaruhi khasiat farmakologinya Senyawa yang berkaitan dengan reseptor yang sama memiliki bagian struktur yang sama, yang disebut dengan gugus farmakofor. Gugus farmakofor adalah bagian dari struktur senyawa obat yang berinteraksi dengan reseptor
Reseptor adalah makromolekul (biopolimer) khas atau bagiannya dalam organisme, tempat senyawa obat terikat, dengan kata lain, tempat aktif biologi. Persyaratan untuk interaksi obat-reseptor adalah pembentukan kompleks obat-reseptor. Pembentukan kompleks obat-reseptor bergantung pada afinitas/daya ikat obat terhadap reseptor. Kemampuan suatu obat untuk menimbulkan suatu rangsang dan mengakibatkan efek setelah membentuk kompleks dengan reseptor disebut aktivitas intrinsik.
Yang terlibat pada pengikatan dengan reseptor adalah semua jenis ikatan, yaitu: Ikatan ion Ikatan hidrogen Ikatan hidrofob (melalui gaya Van der Waals) Interaksi dipol-dipol
Teori Reseptor
Teori yang memaparkan bagaimana pembentukan kompleks obat-reseptor, terdiri dari beberapa teori, yaitu: Teori pendudukan Teori laju Teori induced-fit Model dua keadaan
Teori Pendudukan
Menurut teori ini, digunakan hukum kerja massa dalam arti kinetika enzim klasik. Digunakan untuk menggambarkan secara kuantitatif interaksi antara reseptor dan obat. Efek sebanding dengan jumlah reseptor yang diduduki. Semakin banyak reseptor yang diduduki, semakin besar efek. Disini disyaratkan bahwa afinitas obat terhadap semua reseptor sama. Efek maks dicapai jika semua reseptor terduduki.
Teori Laju
Menurut teori ini efek tidak sebanding dengan jumlah reseptor yang diduduki, melainkan merupakan fungsi dari jumlah asosiasi (penggabungan) obat dan reseptor. Makin sering molekul obat bertemu dengan reseptor, makin cepat pula kompleks obat-reseptor yang terbentuk terdisosiasi kembali, maka makin besar efeknya. Dengan demikian, agonis ditandai oleh kecepatan asosiasi dan disosiasi yang tinggi, sedangkan antagonis menunjukkan kecepatan disosiasi yang rendah akibat pengikatannya yang kuat pada reseptor.
Teori Induced-fit
Teori induced-fit ini sama dengan reaksi pembentukan kompleks enzim-substrat. Pada pembentukan kompleks obat-reseptor, terjadi perubahan konformasi molekul obat dan makromolekul reseptor. Menurut teori ini, agonis adalah senyawa yang mampu menyebabkan perubahan konformasi reseptor, sedangkan antagonis, terikat pada reseptor tapi konformasinya tidak berubah.