Anda di halaman 1dari 7

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI 1.

Tulang Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Kesahatan dan fungsi system musculoskeletal sangat bergantung pada system tubuh lain. Struktur tulang member perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung dan paru-paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh bergerak. a. Jenis Tulang Ada empat jenis tulang, yaitu : 1) Tulang Panjang Tulang panjang (mis, femur, humerus) bentuknya silindris dan berukuran panjang seperti batang (diafisis) tersusun atas tulang kompakta, dengan kedua ujungnya berbentuk bulat (epifisis) tersusun atas tulang kanselus. Tulang diafisis memiliki lapisan luar berupa tulang kompakta yyang melindungi sebuah rongga tengah yang disebut kanal medulla yang mengandung sumsum kuning. Sumsum kuning terdiri dari lemak dan pembuluh darah, tetapi suplai darah atau eritrositnya tidak banyak. Tulang epifisis terdiri dari tulang spongiosa yang mengandung sumsuum merah yang isinya sama seperti sumsum kuning dan dibungkus oleh selapis tipis tulang kompakta. Bagian luar tulang panjang dilapisi jaringan fibrosa kuat yang disebut periosteum. Lapisan ini kaya dengan pembuluh darah yang menembus tulang. Periostenum member nutrisi tulang dibawahnya melalui pembuluh darah. Jika periostenum robek, tulang dibawahnya akan mati. Periostenum berperan untuk pertambahan kekebalan tulang melalui kerja osteoblas. Periostenum berfungsi protektif dan merupakan tempat pelekatan tendon. Peristium tidak ditemukan pada permukaan sendi. 2) Tulang Pendek Tulang pendek (mis,falang, karpal) bentuknya hampir sama dengan tulang panjang, tetapi bagian distal lebih kecil dari pada bagian proksimal, serta berukuran pendek dan kecil. 3) Tulang Pipih Tulang pipih (mis, sternum, kepala, scapula, panggul) bentuknya gepeng, berisi sel-sel pembentuk darah, dan melindungi organ vital dan lunak dibawahnya. Tulang pipih terdiri dari 2 lapis tulang kompakta dan di bagian tengahnya terdapat lapisan spongiosa. Tulang ini juga dilapisi oleh

periostenum yang dilewati oleh dua kelompok pembuluh darah menembus tulang untuk menyuplai tulang kompakta dan tulang spongiosa. 4) Tulang Tidak Beraturan Tulang tidak beraturan (mis, vertebra, telinga tengah) mempunyai bentuk yang unik sesuai fungsinya. Tulang tidak beraturan terdiri dari tulang spongiosa yang dibungkus oleh selapis tipis tulang kompakta. Tulang ini diselubungi periostenum kecuali pada permukaan sendinya seperti tulang pipih. Periostenum ini member dua kelompok pembuluh darah untuk menyuplai tulang kompakta dan spongiosa. 5) Tulang Sesamoid Tulang sesamoid (mis, patella) merupakan tulang kecil yang terletak disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian, berkembang bersama tendon dan jaringan fasia.

b. Struktur Tulang Tersusun oleh jaringan tulang kompakta (kortikal) dan kanselus (trabekular atau spongiosa ). Tulang kompakta terlihat padat. Akan tetapi jika diperiksa dengan makroskop terdiri dari system havers. System havers terdiri dari kanal havers. Sebuah kanal havers mengandung pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe,lamela (lempengan tulang yang mengelilingi kanal sentral), kaluna (ruang diantara lamella yang mengandung sel-sel tulang atau osteosit dan saluran limfe), dan kanalikuli ( saluran kecil yang menghubungkan lacuna dan kanal sentral). Saluran ini mengandung pembuluh limfe yang membawa nutrient dan oksigen ke osteosit. c. Sel Sel Penyusun Tulang Terdiri dari: 1) Osteoblas Osteoblas berfungsi menghasilkan jarinagan osteosid dan menyekresi sejumlah besar fosfatase alkali yang berperan penting dalam pengendapan kalsium dan fosfat kedalam matriks tulang. 2) Osteosit Yaitu sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. 3) Osteoklas Yaitu sel-sel berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Sel-sel ini menghasilkan enzim proteolitik yang

memecah matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam darah.

d. Pertumbuhan Dan Metabolisme Pertumbuhan dan metabolism tulang dipengaruhi oleh sejumlah mineral dan hormon yang meliputi: 1) Kalsium dan fosfor. Jumlah kalsium dalam tulang 99% dan fosfor 90%. Konsentrasi kalsium dam fosfor mempunyai ikatan yang sangat erat. Jika kadar Ca meningkat, jumlah fosfor berubah. Keseimbangan kalsium dan fosfor dipertahankan oleh kalsitonin dan hormone paratiroid (PTH). 2) Kalsitonin Diproduksi oleh kelenjar tiroid dan menurunkan konsentrasi Ca serum. Jika jumlah kalsitonin meningkat diatas normal, kalsitonin menghambat absorpsi kalsium dan fosfor dalam tulang serta meningkatkan ekskresi kalsium dan fosfor melalui urine sehingga dibutuhkan Ca dan fosfor. 3) Vitamin D terkandung dalam lemak hewan, minyak ikan,dan mentega. Tubuh manusia juga dapat memproduksi vitamin D. sinar ultra violet sinar matahari dapat mengubah ergosterol pada kulit menjadi vit.D. vitamin D diperlukan agar kalsium dan fosfor dapat diabsorpsi dari usus dan digunakan tubuh. Defisiensi vitamin D mengakibatkan deficit mineralisasi , deformitas, patah tulang, penyakit rikets pada anak-anak, dan osteomalasia pada orang dewasa. 4) Hormone paratiroid (PTH). Pada saat kadar Ca menurun, sekresi PTH meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoblastik dan menyumbangkan kalsium ke darah. Jika kadar Ca meningkatkan sekresi PTH diminimalkan, hormone tersebut mengurangi ekskresi Ca diginjal dan memfasilitasi absorpsinya dari usus halus. Hal ini untuk mempertahankan suplai Ca ditulang. Respon ini merupakan contoh umpan balik system Loop yang terjadi dalam system endokrin. 5) Hormone pertumbuhan. Bertanggung jawab meningkatkan panjang tulang dan menentukan jumlah matriks tulang dibentuk sebelum masa pubertas. Sekresi yang meningkat selama masa kanak-kanak menghasilkan gigantisme dan menurunnya sekresi menghasilkan drawfisme. Pada orang dewasa,

peningkatan tersebut menyebabkan akromegali yang ditandai oleh kelainan bentuk tulang dan jaringan lemak. 6) Glukokortikoid. Mengatur metabalolisme protein. Pada saat dibutuhka, hormone dapat meningkatkan atau menurunkan katabolisme untuk mengurangi atau mengintensifkan matriks organik ditulang dan membantu dalam pengaturan kalsium di intestinum dan absorpsi fosfor. 7) Hormone seksual a) Estrogen mengstimulasi aktivitas osteoblastik dan cenderung

menghambat peran hormone paratiroid. Jumlah estrogen menurun saat menopause sehingga penurunan kadar kalsium pada tulang dalam waktu lama menyebabkan osteoporosis. b) Androgen seperti testosterone meningkatkan anabolisme dan massa tulang.

2. Sendi Pergerakan tidak mungkin terjadi jika kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.Kelenturan dimungkinkan oleh adanya persendian.Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling berdekatan.Fungsi utama sendi adalah memberikan pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh.Bentuk persendian ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakannya, sedangkan klasiikasi sendi berdasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan. a. Klasifikasi sendi 1) Sendi sinartrosis (sendi yang tidak bergerak sama sekali). Contohnya satura tulang tengkorak. 2) Sendi amfriartosis (sendi bergerak terbatas) contohnya pelvic, simfisis, dan tibia. 3) Sendi diartrosis/ sinoval (sendi bergerak bebas). Contohnya siku, lutut, dan pergelangan tangan. b. Struktur sendi Berdasarkan strukturnya,sendi dibedakan atas: 1) Fibrosa Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung pibrosa.

Contohnya, sutura tulang tengkorak perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal. 2) Kartilago. Sendi yang ujung-ujung tulungnya terbungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligament dan hanya dapat sedikit bergerak. Sendi ini terbagi menjadi 2,yaitu: a) Sinkondrosis sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hialin. Contohnya, sendi-sendi kostokondral. b) Simfisis sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contohnya, simfisis pubis dan sendi tulang punggung. 3) Sendi synovial Sendi tubuh yang dapat digerakan serta memiliki rongga sendi dan permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin. Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum dalam tubuh dan berasal dari kata sinovium yang merupakan membrane yang menyekresi cairan synovial untuk lumbrikasi dan absorpsi syok. Kondrosit merupakan satu-satunya sel hidup di dalam tulang rawan sendi. Kondrosit ini dipengaruhi oleh factor anabolic dan factor katabolic dalam mempertahankan keseimbangan sintesis dan degradasi. Factor katabolic utama diperankan oleh sitoksin interkeukin 1 beta, dan tumor necrosis factor alfa. Sedangkan factor anabolic diperankan oleh transforming growth factor( TGF beta) dan insulin-like growth factor 1 (IGF 1). Dalam menjaga keseimbangan atau homeostasis apabila terjadi osteoarthritis menyebabkan kondrosit akan meningkatkan mediator aktivitas inflamasi sitokinin dan yang matriks

dikeluarkannya

metalloproteinase(MMP). 3. Otot Otot skeletal secara volunteer dikendalikan oleh system syaraf pusat dan perifer.Penghubung antara saraf motorik perifer dan sel-sel otot dikenal sebagai motor end-plate. a. Macam otot

1) Otot rangka(lurik) Diliputi oleh kapsul jaringan ikat. Lapisan jaringan ikat yang membungkus otot disebut fasia otot atau episium. Otot ini terdiri dari berkas-berkas sel otot kecil yang dibungkus lapisan jaringan ikat yang disebut perimisium. Sel otot ini dilapisi jaringan ikat yang disebut endomisium. 2) Otot visceral (polos) Terdapat pada saluran pencernaan, saluran perkemihan, dan pembuluh darah. Otot ini dipersarafi oleh system saraf otonom dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan. 3) Otot jantung Ditemukan hanya pada jantung dan kontraksinya diluar control atau diluar keinginan. Otot berkontraksi jika ada rangsangan dari adenosine trifosfat (ATP) dan kalsium. b. Fungsi Otot Skelet Fungsi otot skelet adalah mengontrol pergerakan, mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan panas. 1) Eksitabilitas adalah kesanggupan sel untuk menerima dan merespons stimulus. Stimulus biasanya dihantarkan oleh nuerotransmiter yang dikeluarkan oleh neuron dan respons yang distransmisikan dan dihasilkan oleh potensial aksi pada membrane plasma dari sel otot. 2) Kontraktibilitas adalah kesanggupan sel untuk merespons stimulus dengan memendek secara paksa. 3) Ekstensibilitas adalah kesanggupan sel untuk merespons stimulus dengan memperpanjang dan memperpendek serat otot saat relaksasi ketika

berkontraksi dan memanjang jika rileks. 4) Elastisitas adalah kesanggupan sel untuk menghasilkan waktu istirahat yang lama setelah memendek dan memanjang. c. Kontraksi Otot Otot berkontraksi jika ada rangsangan. Energy kontraksi berasal dari pemecahan adenosine trifosfat (ATP) dan kalsium. Beberapa tipe kontraksi otot yaitu:

1) Tonik yaitu kontraksi sebagian otot secara terus menerus yang penting dalam mempertahankan postur tubuh.

2) Isotonic adalah kontraksi otot yang otot menjadi tegang, tetapi kontraksi tersebut tidak mengubah otot, hanya mengubah panjang otot (otot lebih pendek). 3) Isometric. Pada isometric ketegangan otot meningkat, namun otot menjadi lebih pendek. 4) Twich adalah reaksi sentakan (reflex) pada suatu stimulus. 5) Tetanik adalah kontraksi yang lebih menopang daripada twuch yang dihasilkan akibat rangkaian stimulus yang cepat. 6) Treppe adalah twich yang lebih kuat dalam merespons stimulus yang terus-menerus berulung secara konstan dan kuat. 7) Fibrillation adalah kontraksi asincronus pada setiap otot individu. 8) Konvulsi adalah kontraksi titanic yang tidak terkoordinir secara normal pada kelompok otot tertentu. 4. Struktur Lain Dalam Sistem Muskuloskeletal a. Ligamen Ligamen adalah sekumpulan jaringan fibrosa yang tebal yang merupakan akhir dari suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang. b. Tendon Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang membungkus setip otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan

penyambung yang mengelilingi tendon, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synovial yang member lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon. c. Fasia Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung langgar yang didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia superficial (sebagai pembungkus tebal) jarigan penyambung fibrosa yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah d. Bursae Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung, yang digunakan diatas bagian yang bergerak (mis, antara kulit dan tulung, antara tendon dan tulung/ otot). Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak (mis, bursae olekranon yang terletak diantara presesus dan kulit).

Anda mungkin juga menyukai