0106
Golongan darah
Sistem golongan darah pada manusia sangat banyak antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sistem golongan darah Sistem golongan darah Sistem golongan darah Sistem golongan darah Sistem golongan darah Sistem golongan darah : a, b, o. : rhesus : kell : duffy : mnss : lewis, dll
Sistem : A, B, O Ag : terletak pada permukaan erytrosit, lekosit, trombosit, spermatozoa yang larut air dapat ditemukan pada : saliva, cairan amnion
Fenotipe A AB B O
Menurut Land Stainer: serum mengandung anti a ( aba ) bila ertrosit tdk mengandung aga serum mengandung anti b( abb) bila eritrosit tdk mengandung agb
Ag A + Ab A : terjadi reaksi positif Ag B + AbB : reaksi negatif Anti A (AbA) : disebut aglutinin alfa Anti B (AbB) : disebut aglutini beta
Tranfusi Darah
Pada transfusi darah ( sistem A, B,O) yang pelu diperhatikan adalah: Aglutinogen ( ag) dari donor Aglutinin (ab) dari recipien.
Transfusi
Cara penentuan golongan darah : direct dan indiect Pada persiapan transfusi : dilakukan tes kompatibilitas ( reaksi silang / cross matching)
Tujuannya : 1. Utk mengetahui adanya antibodi dalam serum penderita 2. Untuk mendeteksi kesalahan pada waktu enentuan golongan darah ( a, b, o ) 3. Untuk mengetahui kesalahan pada waktu : label record identifikasi donor/ recipien
M : campuran sel donor dengan serum recipien m : campuran sel recipien dengan serum donor
Sifat antigen rhesus : rusak pada 56 derajad c (5- 10 ) Ag rhesus umumnya bersifat imun
Frequensi golongan darah rhesus : 1. Caukasia : 85% rh(+) 2. Negroid : 90% rh(+) 3. Jepang, cina, mongoloid : 100 % rh(+)
Kepentingan Dalam Klinik : 1. Transfusi : rh(-) : 50% memberikan anti rhesus, bila ditransfusi darah rh(+) 2. Pada kehamilan: dapat menimbulkan enyakit hemolitik anemi pada janin bila ibu rh(-) dan anak rh(+) -------- proses transplacenta
A. Reaksi hipersensitivitas tipe-i ( alergi ) Pada reaksi ini yang paling berperan adalah : mast cell/ basofil dan ige, dan atopi ( sifat kecenderungan menderita alergi ) Mekanismenya
B. Reaksi hipersensitivitas tipe-ii Terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe-ii ini sangat erat kaitannya dengan adanya suatu proses penanggulangan munculnya sel klon baru. Adanya sel klon baru tersebut dapat ditemukan pada :
Sel target ini adalah suatu sel karena adanya faktor lingkungan sel tersebut mengalami perubahan dna (kecacatan-dna ). Oleh karena itu maka sel tersebut harus diperbaiki ( dna repair) atau dimusnahkan melalui mekanisme imunologik. Karena sel yang mengalami kecacatan-dna bila tidak dimusnahkan oleh sistem imun tubuh, maka sel tersebut akan berkembang menjadi klon baru yang selanjutnya dapat menimbulkan suatu gangguan ( penyakit )
Reaksi hipersensitivitas ini dapat melalui 2 (dua) jalur : B.1. Melalui jalur adcc ( antibody dependent cell cytotoxicity )