Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rahardyan Dika NIM : 111.

0106

Kelas : S1.2B Pertemuan 4

Golongan darah
Sistem golongan darah pada manusia sangat banyak antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sistem golongan darah Sistem golongan darah Sistem golongan darah Sistem golongan darah Sistem golongan darah Sistem golongan darah : a, b, o. : rhesus : kell : duffy : mnss : lewis, dll

Sistem : A, B, O Ag : terletak pada permukaan erytrosit, lekosit, trombosit, spermatozoa yang larut air dapat ditemukan pada : saliva, cairan amnion

Freq. Golongan darah : Ab A B O :5% : 20 % : 27 % : 48 %

Fenotipe A AB B O

Genotipe AA, OA AB BB, OB OO

Menurut Land Stainer: serum mengandung anti a ( aba ) bila ertrosit tdk mengandung aga serum mengandung anti b( abb) bila eritrosit tdk mengandung agb

Ag A + Ab A : terjadi reaksi positif Ag B + AbB : reaksi negatif Anti A (AbA) : disebut aglutinin alfa Anti B (AbB) : disebut aglutini beta

Tranfusi Darah
Pada transfusi darah ( sistem A, B,O) yang pelu diperhatikan adalah: Aglutinogen ( ag) dari donor Aglutinin (ab) dari recipien.

Transfusi

Cara penentuan golongan darah : direct dan indiect Pada persiapan transfusi : dilakukan tes kompatibilitas ( reaksi silang / cross matching)

Tujuannya : 1. Utk mengetahui adanya antibodi dalam serum penderita 2. Untuk mendeteksi kesalahan pada waktu enentuan golongan darah ( a, b, o ) 3. Untuk mengetahui kesalahan pada waktu : label record identifikasi donor/ recipien

M : campuran sel donor dengan serum recipien m : campuran sel recipien dengan serum donor

Golongan Darah Rhesus (Rh)


Antigen golongan darah rhesus mempunyai imunogenesistas yang berbeda Antigen golongan darah rhesus ada 5 varian ( berdasarkan pada epitopnya/ antigen determinan) yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Rho (d), antigen yang terkuat. rh rh hr hr

Sifat antigen rhesus : rusak pada 56 derajad c (5- 10 ) Ag rhesus umumnya bersifat imun

Frequensi golongan darah rhesus : 1. Caukasia : 85% rh(+) 2. Negroid : 90% rh(+) 3. Jepang, cina, mongoloid : 100 % rh(+)

Kepentingan Dalam Klinik : 1. Transfusi : rh(-) : 50% memberikan anti rhesus, bila ditransfusi darah rh(+) 2. Pada kehamilan: dapat menimbulkan enyakit hemolitik anemi pada janin bila ibu rh(-) dan anak rh(+) -------- proses transplacenta

Penyimpangan Respons Imun


Pada pokok bahasan ini akan dibahas mekanisme terjadinya penyimpangan sistem imun, yaitu meliputi : 1. Reaksi Hipersensitivitas Reaksi hipersensitivitas dikenal ada 4 (empat) tipe yaitu : a) b) c) d) Reaksi hipersensitivitas tipe-i ( reaksi alergi ) Reaksi hipersensitivitas tipe-ii ( reaksi sitotoksik ) Reaksi hipersensitivitas tipe-iii ( imun kompleks ) Reaksi hipersensitivitas tipe-iv ( delayed type hypersensitivity )

A. Reaksi hipersensitivitas tipe-i ( alergi ) Pada reaksi ini yang paling berperan adalah : mast cell/ basofil dan ige, dan atopi ( sifat kecenderungan menderita alergi ) Mekanismenya

B. Reaksi hipersensitivitas tipe-ii Terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe-ii ini sangat erat kaitannya dengan adanya suatu proses penanggulangan munculnya sel klon baru. Adanya sel klon baru tersebut dapat ditemukan pada :

Sel target ini adalah suatu sel karena adanya faktor lingkungan sel tersebut mengalami perubahan dna (kecacatan-dna ). Oleh karena itu maka sel tersebut harus diperbaiki ( dna repair) atau dimusnahkan melalui mekanisme imunologik. Karena sel yang mengalami kecacatan-dna bila tidak dimusnahkan oleh sistem imun tubuh, maka sel tersebut akan berkembang menjadi klon baru yang selanjutnya dapat menimbulkan suatu gangguan ( penyakit )

Reaksi hipersensitivitas ini dapat melalui 2 (dua) jalur : B.1. Melalui jalur adcc ( antibody dependent cell cytotoxicity )

B.2 melalui aktifitas komplemen

Anda mungkin juga menyukai