Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RM
: : : : : :
OS meneluh pusing muter-muter 5 jam SMRS, mual (+), muntah (+) 2 kali, setiap muntah kira-kira 100ml, nafsu makan menurun, Cuma makan 3 sendok pegel di leher bagian belakang, sering susah tidur, merasa mudah marah, Riwayat hipertensi tetapi tidak rutin minum obat antihipertensi. Pasien juga merasakan nyeri di bagian di uluhati dan perut bagian tengah. BAB (+), BAK (+) jumlahnya sama seperti hari biasa
Tekanan darah
: 160/100 mmHg Nadi : 108 x/menit Suhu badan : 36,4oC Pernafasan : 20 x/menit
Pemeriksaan kulit: Turgor dan elastisitas dalam batas normal, kelainan kulit (-), sianosis (-) Pemeriksaan kepala
Rambut merata
Pemeriksaan mata : Palpebra edema (-/-), Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-) Pupil : Reflek cahaya (+/+), isokor Pemeriksaan Telinga : Otore (-/-), nyeri tekan (-/-), serumen (-/-) Pemeriksaan Hidung : Sekret (-/-), epistaksis (-) Pemeriksaan Leher :
Kelenjar tiroid Tidak membesar Kelenjar lnn Tidak membesar, nyeri (-)
Inspeksi : Retraksi (-), simetris (+) Palpasi : ketinggalan gerak (-) Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi : Suara dasar : vesikuler - Suara tambahan : Ronkhi kering (-), wheezing (-), krepitasi (-), S1 S2 reguler
Inspeksi : supel (+), defans muskular (-), venektasi (-), sikatrik (-) Auskultasi: Peristaltik usus (+) Perkusi : Timpani, nyeri ketok kostovertebra (-), pekak beralih (-), undulasi (-) Palpasi: Nyeri tekan abdomen (+) bagian epidastrik dan umbilikalis, nyeri tekan hepar (-), lien tak teraba membesar, nyeri lepas tekan (-), massa (-), Nyeri tekan suprapubik (-).
Extremitas atas edema (-/-), nadi kuat (+), akral hangat (+). Extremitas bawah: edema (-/-), nadi kuat (+), akral hangat (+).
Ro thorax : Pulmo dan besar cor dalam batas normal. EKG: sinus takikardi, hipertropi atrium ventrikel (-), stemi (-). HR: 101 bpm Urine rutin tidak dilakukan
hipertensi
vertigo.
dispepsia,
grade II,
S: os masih meresa pusing, nyeri kepala mutermuter belum mereda, pegel di leher belakang, mual (-), muntah (-), merasa kembung dan nyeri perut bagian uluhati dan bagian tengah. O: ku baik cm BP: 150/90 mmhg, HR: 96x, RR: 20x, T: 36 Tx: Infus RL 10 tpm Inj Ranitidin 1A/12jam Captopril 3x25mg tab Versilon 3x1 Paracetamol 500 mg, kalo perlu Antasid syr 3x1
Infus RL 10 tpm Inj Ranitidin 1A/12jam Captopril 3x25mg tab Versilon 3x1 Paracetamol 500 mg, kalo perlu Antasid syr 3x1
Hipertensi
Menurut WHO adalah peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHG. JNC 7: Klasifikasi
Normal Prahipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 Siastol (mmHg) < 120 120-139 140-159 160 Dan Atau Atau Atau Siastol (mmHg) < 80 80-89 90-99 100
Hipertensi Kardiovaskuler peningkatan kronik resistensi perifer total yang disebabkan oleh ateroslerosis Hipertensi renal (ginjal) Dapat terjadi akibat dua defek ginjal : oklusi parsial arteri renalis atau penyakit jaringan ginjal Hipertensi endokrin Feokromositoma adalah suatu tumor medula adrenal yang mengeluarkan adrenalindalam jumlah yang berlebihan Hipertensi neurogenik Akibat lesi saraf, Masalahnya mungkin adalah kesalahan kontrol tekanan darah akibat defek di pusat kontrol kardiovaskuler atau di baroreseptor.
Hipertensi Darurat (emergency hypertension) dimana selain tekanan darah yang sangat tinggi terdapat kelainan/kerusakan target organ yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera (dalam menit-jam) agar dapat mencegah / membatasi kerusakan target organ yang terjadi. Tekanan darah >220/140 mmHg, fundoskopi perdarahan, Status neurologi sakit kepala lethargi gangguan kesadaran, kejang, gangguan lateralisasi, ginjal uremia proteinuria, gastrointestinal mual muntah Hipertensi Mendesak (Urgency hypertension) dimana terdapat tekanan darah yang sangat tinggi tetapi tidak disertai kelainan / kerusakan organ target yang progresif, sehingga penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam-hari).
Tujuan evaluasi pasien hipertensi : Mengidentifikasi penyebab hipertensi. Menilai adanya kerusakan organ target dan penyakit kardiovaskuler, beratnya penyakit, serta respon terhadap pengobatan. Mengidentifikasi adanya faktor risiko kardiovaskuler yang lain atau penyakit penyerta, yang ikut menentukan prognosis dan ikut menentukan panduan pengobatan Gejala: pusing, nggliyer, pegel leher belakang, dada berdebar-debar, mudah marah, susah tidur. Pengukuran tekanan darah: posisi duduk, istirahat 5 menit, 30 menit bebas dari asap rokok dan cafein, pengukuran dilakukan minimal 2 kali untuk memastikan.
Ro thorax EKG, profil lipid dan Urine rutin Elektrolit Na, K, Cl dilakukan untuk mengetahui adanya pencetus, penyakit penyerta atau komplikasi.
Tekanan Darah =
Curah
Jantung,
Sistem Renin-Angiotensin Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) Sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Sistem Saraf Otonom terjadi karena interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin-angiotensin bersama sama dengan faktor lain termasuk natrium, volume sirkulasi, dan beberapa hormon
platelet, dan fibrinolisis. Diduga hipertensi dapat menyebabkan protombotik dan hiperkoagulasi yang semakin lama akan semakin parah dan merusak organ target
Disfungsi diastolik
Substansi vasoaktif transpor natrium mempertahankan tekanan darah dalam keadaan normal. Bradikinin, vasodilator yg potensial, Endothelin dapat meningkatkan sensitifitas garam pada tekanan darah serta mengaktifkan sistem renin-angiotensin lokal. Arterial natriuretic peptide: hormon yg diproduksi di atrium jantung dalam merespon peningkatan volume darah. Hal ini dapat meningkatkan ekskresi garam dan air dari ginjal yang akhirnya dapat meningkatkan retensi cairan dan hipertensi
Rekomendasi
Ace inhibitor
Beta blocker Calcium chennel blocker Angiiotensin receptor blocker (ARB)
Diuretiik : Menambah kecepatan pembentukan urin meningkatkan eskresi air, natrium, klorida. Menurunkan volume darah --> tekanan darah akibat berkurangnya curah jantung. HCT (proximal tubulus) Hydrochlorotiazide, menghambat ekskresi kalium dan uric acid, KI: gout, kehamilan. 1x/hari. Loop of henle diuretic: ekskresi natrium, klorida, kalium, menghambat resorpsi air dan elektrolit. Ex: Furosemid, Antagonist aldosteron: menstimulasi ekskresi natrium dan air serta meningkatkan retensi kalium. Ex: Spironolakton, KI: Gagal ginjal, hiperkalemia Diuretika hemat kalium (amilorid)
Angiotensin cenverting enzym inhibitor (ACE-I) Captopopril: menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II Menurunkan kadar angiotensin II, meningkatkan aktivitas renin, dan menurunkans ekresi aldosteron. Menurunkan tahanan perifer Dgradasi bradikinin dihambat ES batuk kering. KI: kehamilan, hiperkalemi, hipersensitif
1&2 blocker: menurunkan curah jantung & frekuensi kontraksi jantung , Bronkokontriksi ex: propanolol, pindolol. KI: ashtma bronchial, aritmia, angina, meningkat resiko stroke.
Selektif 1 bloker
Anti hipertensi ygmemblok adrenerguk reseptor 1 pada jaringan jantung Efek: memperlambat denyut jantung sinus dan menurunkan tek.darah KI: Gangguan ginjal dan hati bronkospasme Ex: Bisoprolol, Acebutolol Celiprolol
Dihidropirin (amlodipin 2.5, 5, 10 mg x 3. Nifedipin 10, 20, 30 mg x 3) Vasodilator (melebarkan arteriol perifer), menghambat influks kalsium ke dalam sel otot polos arteri (relaksasi) dan jantung kontraksi. Indikasi: hipertensi emergensi KI: hipertensi dengan edema , Hipersensitif, syok kardiogenik Stenosis aorta beratUnstable angina IMA, Hipotensi berat Gangguan hati. Warning: hipotensi, edema, nyeri kepala Diltiazem, Verapramil : Herbeser, penghambatan konduksi nodus AV dan nodus SA, vasodilatasi perifer, penurunan frekuensi denyut jantung, meningkatkan suplai oksigen dan menurunkan kebutuhan oksigen Ki av blok, chf
Menghambat sekresi aldosteron, hipoproliferasi otot Polos, efek kardioprotektif blok Angiotensin II(AT1) reseptor pd system karvas & renal. Hampir sama dengan captopril tapi tidak mempunyai efek batuk kering Ex: Losartan, Candesartan, Valsartan Ki: hiperkalemi, kehamilan, stenosis arteri
Diuretik: terutama jenis Thiazid atau aldosteron antagonist (aldo ant) Beta clocker Calcium channel blocker (CCB) atau Calcium antagonist Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEinhibitor) Angiotensin II receptor blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)
Terapi dilakukan bertahap dan target tekanan darah dicapai secara progresif secara lambat Dianjurkan menggunakan obat dengan masa kerja panjangan (efikasi 24 jam) Pilihan obat terapi dimulai dengan dosis rendah dengan melihat ada kontra-indikasi
Kombinasi yang terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien: Diuretik + ACE inhibitor atau ARB. Diuretik + CCB. CCB + ACE inhibitor atau ARB. CCB + BB. AB + BB. Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat.
Menghilangkan stres Menurunkan asupan garam Menurunkan berat badan berlebih Menurunkan konsumsi alkohol Latihan fisik Menghentikan merokok Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak.
Tekanan darah penderita hipertensi dikontrol oleh mekanisme serupa dengan orang normotensi, tetapi baroreseptor dan sistem kontrol tekanan volume darah ginjal tampak ditetapkan pada suatu tingakt tekana darah yang lebih tinggi 3 pendekatan utama dalam terapi hipertensi :
Menurunkan curah jantung Menurunkan volume darah Menurunkan resistensi perifer
Tujuan penatalaksanaan penderita hipertensi adalah menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis untuk menghindari komplikasi seperti stroke, penyakit jantung dan lainlain yang dilakukan seumur hidup untuk mengurangi gejala, faktor resiko dan komplikasi
Selasai Terima
kasih