03 Langkah Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015
03 Langkah Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015
OUTLINE
I
Pendahuluan
II
Komitmen Indonesia pada Trade in Goods Produk Tekstil di ASEAN Perkembangan Perdagangan Internasional ASEAN Daya Saing dan Tantangan menuju 2015
II
III
IV
4/16/2013
Pendahuluan
TAC/Bali Concord I 1976 Deeper Ec. Integration 1990s ASEAN didirikan 1967
The 9th ASEAN Summit, Bali 2003 AEC The 13th ASEAN Summit, Singapore 2007
4/16/2013
Inpres No.5 Tahun 2008 Fokus Program Ekonomi, yang mencakup pelaksanaan komitmen AEC 2015.
Inpres No.11 Tahun 2011 Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru ASEAN Tahun 2011 R-Inpres 2012 Peningkatan Daya Saing Nasional dalam menghadapi AEC 2015
Koordinasi internal Pemerintah terus dilakukan dalam memantau perkembangan AEC, dimana koordinasi dilakukan oleh Kemenko Bidang Perekonomian. Langkah-langkah koordinasi dilakukan dengan membuat 3 inpres terkait AEC 2015.
6
4/16/2013
II
1. CEPT AFTA / ATIGA Common Effective Preferential Tariff (CEPT) ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) efektif mulai tahun 1993 Sejak 2010, CEPT AFTA digantikan oleh ATIGA (ASEAN Trade in Goods Agreement) 5 kategori produk: Inclusion List (IL), Sensitive List (SL), Highly Sensitive List (HSL), Temporary Exclusion List (TEL), General Exception List (GEL)
4/16/2013
2. Modalitas
IL terdiri atas Fast Track (FT) dan Normal Track (NT) - FT, tarif 20% -> 0-5% pada 1998 - FT, tarif > 20% -> 0-5% pada 2000 - NT, tarif 20% -> 0-5% pada 2000 - NT, tarif > 20% -> 20% pada 1998, 0-5% pada 2003 TEL menjadi IL dalam 5 tahap tahunan, mulai 1996 hingga 2000 - TEL, tarif 20% -> 0-5% pada 2003 - TEL, tarif > 20% -> 20% pada 1998, 0-5% pada 2003 SL dan HSL akan menjadi IL sesuai jadwal - ASEAN-6: tarif -> 0-5% pada 2010 - SL merupakan sebagian dari produk kategori Unprocessed Agricultural Products - HSL untuk Indonesia : beras dan gula GEL tidak dikenakan penurunan atau penghapusan tarif, tapi terkait dengan AEC GEL pun telah disepakati akan menjadi IL. - GEL Indonesia: 96 pos tarif (ex: minuman beralkohol, narkotika, senjata, amunisi)
Selain kelima kategori di atas, dlm skema AFTA juga terdapat 12 sektor PIS (Priority Integration Sector) dengan ketentuan liberalsiasi pada tahun 2007 untuk ASEAN-6 dan 2012 9 untuk CLMV.
2. Modalitas (cont.)
ASEAN mengelompokkan kembali jadwal liberalisasi produk menjadi beberapa schedule ketika ATIGA ditetapkan pada 2009.
Schedule Jadwal liberalisasi 2009: tarif 0% untuk 80% produk A 2010: tarif 0% untuk 100% produk PIS 2012: tarif 0% D 2010: tarif 0-5% H stay still
10
4/16/2013
3. Komitmen Indonesia Pada tahun 2009, komitmen Indonesia dalam skema CEPT AFTA adalah sebagai berikut
Kategori IL TEL GEL SL/HSL Total Tarif Jumlah Pos Tarif Persentase (AHTN 2007) Jumlah Pos Tarif 8632 96 9 8737 0% 6900 79,94% > 0 - 5% 1725 19,98% > 5% 7 0,08% (AHTN 2007) Total 8632 100%
11
(AHTN 2012)
1800 TA 1699 0
12
4/16/2013
4. Cakupan Produk Tekstil Dalam HS 2007, pos tarif tekstil dan produk tekstil (TPT) = 1019 pos tarif dari HS 50 63
Komoditas Serat Benang Kain Lembaran Pakaian Jadi Barang Jadi Permadani Total Jumlah HS 62 133 348 311 130 35 1019 Persentase 6,08% 13,05% 34,15% 30,52% 12,76% 3,43% 100,00%
Dalam HS 2012, pos tarif Tekstil (TA) = 1699 pos tarif HS 4143, 50-68, 71, 90-97
13
14
4/16/2013
Note: 2004-2006 menggunakan AHTN 2004 2007-2011 menggunakan AHTN 2007 2012 menggunakan AHTN2012
15
III
4/16/2013
17
Imports
12.362,3 6.710,6 203.496,7 1.746,5 228.179,1 8.119,2 48.042,2 409.443,5 228.820,7 95.365,6
2.460,0 6.133,6 177.435,6 2.209,4 187.542,8 6.805,9 63.709,4 365.709,1 230.083,6 104.216,5
1.721,1 833,7 42.098,9 959,8 56.049,7 3.957,4 8.635,3 127.544,5 72.226,6 13.504,8
1.191,1 2.170,1 57.254,3 1.570,5 52.090,0 3.250,3 15.040,3 78.126,4 39.224,2 20.793,2
48,42% 35,38% 32,27% 71,08% 27,77% 47,76% 23,61% 21,36% 17,05% 19,95%
Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Vietnam
Pada Tabel diatas terlihat bahwa mayoritas perdagangan negara-negara anggota ASEAN dilakukan dengan negara-negara non-ASEAN. Hal tersebut menunjukan bahwa potensi perdagangan intra-regional ASEAN belum sepenuhnya dimanfaatkan.
18
4/16/2013
Exports
Brunei
Japan 45.2% South Korea 15.9% Australia 11.4%
Cambodia Indonesia
US 39.5% Japan 16.6%
Lao PDR
Malaysia
Thailand
Vietnam
US 18%
US 14.8%
China 11%
Singapore 9.1%
India 14.1%
China 12.7%
China 10.4%
Indonesia 8.1%
US 8.3%,
Japan 6.6%
India 5.7%
Vietnam 6%
Thailand 5.1%,
China 4.4%
Japan 4.5%
Singapore 5%
Malaysia 5.4%
India 4.1%
Indonesia 4.4%
Pasar tujuan ekspor Negara-negara ASEAN didominasi oleh negara-negara Asia Timur seperti China, Korea dan Jepang serta negara-negara ekonomi utama seperti Amerika Serikat dan India serta beberapa negara-negara Eropa.
19
Imports
Brunei
Singapore 27.4%,
Cambodia Indonesia
Thailand 24.6%, Vietnam 20.6%, China 14.8%,
Lao PDR
Thailand 65.2%,
Malaysia
China 13.2%, Singapore 12.8%,
Vietnam
Malaysia 10.7% Japan 18.4% China 22% South Korea 13.2% Japan 10.4%
India 15.4%,
US 10.7%
China 13.4%
China 10.4%
UAE 6.3%
Singapore 8.1% Japan 7.2% South Korea 7.3% Thailand 5.8% Saudi Arabia 5.4% Malaysia 4.4% South Korea 5.9% Taiwan 5.9%
Taiwan 8.6%
Thailand 6.4%
Germany 7.9%
Thailand 5.9%,
Japan 4.1%
Malaysia 5.9%
Fenomena yang sama juga terjadi pada pasar asal produk impor negara-negara ASEAN dimana mitra utama impor negara-negara tersebut masih didominasi oleh negara-negara Asia Timur dan Amerika Serikat serta beberapa negara Eropa. AEC menjadi penting dalam rangkan mendorong peningkatan perdagangan intraregional ASEAN.
20
10
4/16/2013
Impor Ekspor
90% perdagangan produk tekstil aneka Indonesia di ASEAN terjadi dengan Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Defisit untuk produk tekstil aneka terjadi dengan Cambodia, Thailand, dan Vietnam
21
Countries Brunei Darussalam Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Vietnam EU, ASEAN, Japan
Major Investors
China, Republic of Korea, ASEAN, USA, EU Japan, Hongkong, Taiwan, UK, Singapore ASEAN, China, Japan, France, India Japan, Netherlands, Australia, USA, Singapore UK, Thailand, Singapore USA, Japan, Republic of Korea, Germany, France US, EU, Japan Japan, China, Republic of Korea Germany, France USA, Japan, Taiwan, Hongkong, Republic of Korea
Seperti halnya perdagangan, pada sisi investasi juga terlihat bahwa sumber-sumber investasi utama pada negara-negara anggota ASEAN bukanlah berasal dari internal regional ASEAN. Jepang merupakan investor utama negara-negara anggota ASEAN.
22
11
4/16/2013
IV
1. Peringkat Daya Saing Beberapa Negara Asia dalam Global Competitiveness Report 2011-2012
Country Singapore Japan Hong Kong SAR Taiwan Malaysia Korea China Thailand Indonesia India Vietnam Philipinnes Cambodia 2012 2 9 11 13 21 24 26 39 46 56 65 75 97 2011 3 6 11 13 26 22 27 38 44 51 59 83 105 + + +
24
Change + -
Peringkat Indonesia pada Global Competitiveness Report 2011-2012 masih berada di bawah negaranegara ekonomi utama di ASEAN seperti Thailand, Malaysia dan Singapura.
12
4/16/2013
2. Peringkat Trade Performance Index (Current Index) Negara-Negara ASEAN Vs. Indonesia 2010
INDONESIA Jumlah Produk Unggul Indonesia Terhadap Negara ASEAN
SITC Rev. 3
Fresh food
Process ed food
Wood products
Textiles
Chemicals
Leather products
Non-electronic machinery
Rank of Current Index (Indonesia) Brunei Malaysia Thailand Phillipines Singapore Vietnam Cambodia Myanmar Laos Indonesia Unggul Atas Negara ASEAN
36 Menang (175) Menang (64) Kalah (9) Menang (99) Kalah (32) Kalah (12) Menang (154) Menang (66) Menang (120)
6
31 Kalah (18) Kalah (12) Menang (87) Kalah (8) Menang (83) Menang (123) Menang (141) Menang (152)
5
9 Kalah (5) Menang (18) Menang (88) Menang (49) Menang (79) Menang (132) Menang (68) Menang (85)
7
16 Kalah (13) Kalah (5) Menang (73) Menang (31) Menang (38) Menang (124) Menang (131) 5
40 Menang (92) Kalah (22) Kalah (12) Menang (77) Kalah (2) Menang (67) Menang (133) Menang (153) Menang (143)
6
12 Menang (35) Kalah (5) Menang (96) Menang (24) Kalah (2) Menang (48) Menang (95) Menang (88)
6
63 Menang (125) Kalah (36) Kalah (40) Menang (80) Kalah (31) Kalah (51) Menang (134) Menang (149) Menang (110)
5
69 Menang (127) Kalah (36) Kalah (32) Menang (77) Kalah (15) Menang (72) Menang (123) Menang (150) Menang (134)
6
9 4 2 12 5 9 11 14 12
25
2. Peringkat Trade Performance Index (Current Index) Negara-Negara ASEAN Vs. Indonesia 2010
INDONESIA Jumlah Produk Unggul Indonesia Terhadap Negara ASEAN
SITC Rev. 3
Electronic components
Transport equipment
Clothing
Miscellaneou s manufacturi ng
Minerals
Rank of Current Index (Indonesia) Brunei Malaysia Thailand Phillipines Singapore Vietnam Cambodia Myanmar Laos Indonesia Unggul Atas Negara ASEAN
29 Menang (86) Kalah (1) Kalah (14) Kalah (26) Kalah (4) Kalah (23) Menang (130) 2
47 Menang (99) Kalah (43) Kalah (38) Kalah (23) Kalah (9) Menang (67) Menang (132) Menang (118) 4
41 Kalah (32) Kalah (9) Menang (62) Kalah (18) Menang (67) Menang (69) Menang (142) Menang (121) 5
22 Menang (103) Menang (34) Kalah (17) Menang (47) Menang (26) Kalah (8) Menang (32) Menang (51) Menang (44) 7
26 Menang (131) Kalah (7) Kalah (15) Menang (49) Kalah (3) Menang (34) Menang (85) Menang (132) Menang (108) 6
7 Menang (32) Menang (9) Menang (78) Menang (96) Menang (55) Menang (88) Menang (125) Menang (113) 8 9 4 2 12 5 9 11 14 12
26
13
4/16/2013
Malaysia
Thailand
Phillipines
Fresh food, processed food, wood products, textiles, chemicals, leather products, Fresh food, wood products, textiles, chemicals, basic manufactures, basic manufactures, non-electronic machinery, transport equipment, miscellaneous non-electronic machinery, electronic components, miscellaneous manufacturing dan minerals. manufacturing dan minerals. Wood products, textiles, leather products, clothing dan minerals. Fresh food, processed food, wood products, textiles, chemicals, basic manufactures, non-electronic machinery, IT & consumer electronics, electronic components, clothing dan miscellaneous manufacturing.
Singapore
Vietnam
Fresh food, textiles, chemicals, leather products, basic manufactures, Processed food, wood products, textiles, chemicals, non-electronic machinery, non-electronic machinery, IT & consumer electronics, electronic electronic components, transport equipment, miscellaneous manufacturing dan components, transport equipment, clothing dan miscellaneous minerals. manufacturing. Fresh food, processed food, wood products, textiles, chemicals, leather products, Textiles, chemicals, basic manufactures, transport equipment dan basic manufactures, non-electronic machinery, transport equipment, clothing dan clothing. miscellaneous manufacturing. Fresh food, processed food, wood products, textiles, chemicals, leather products, basic manufactures, non-electronic machinery, IT & consumer electronics, Fresh food, textiles, leather products, basic manufactures, electronic electronic components, transport equipment, clothing, miscellaneous components, transport equipment, clothing dan minerals. manufacturing dan minerals. Fresh food, processed food, wood products, chemicals, leather products, basic Fresh food, leather products, basic manufactures, non-electronic manufactures, non-electronic machinery, electronic components, transport machinery, clothing dan minerals. equipment, clothing, miscellaneous manufacturing dan minerals. 27
Cambodia
Myanmar
Laos
4. Kesimpulan pada Industri Tekstil Indonesia Daya saing Tekstil Indonesia unggul terhadap Brunei, Philippine, Singapore, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Sedangkan daya saing produk pakaian jadi Indonesia unggul terhadap Brunei, Malaysia, Philippine, Singapore, Kamboja, Myanmar dan Laos. Sehingga secara umum dapat kita simpulkan bahwa industri tekstil dan pakaian jadi Indonesia relatif siap dalam menghadapi AEC 2015. Dalam rangka meningkatkan daya saing dengan Thailand dan selanjutnya ke depan, progtram revitalisasi permesinan harus dipercepat. Waktu sudah tidak banyak lagi, perlu diingat bahwa negara-negara seperti Vietnam, Myanmar, Kamboja dsb memiliki tenaga kerja dengan upah yang jauh lebih kompetitif dibandingkan Indonesia. Oleh karena itu, kalau kita tidak menyegerakan proses ini kita tidak dapat memanfaatkan pasar ASEAN, namun sebaliknya akan dimanfaatkan.
28
14
4/16/2013
4. Kesimpulan (cont.)
Kebutuhan akan tekstil dan produk tekstil di negara sebesar Indonesia masih akan terus membesar, bahkan untuk negara maju sekalipun mereka masih membutuhkan insutri tersebut. Namun tentunya jenis-jenis produk TPT nya sudah mengarah pada produk yang memiliki nilai tambah tinggi dan memiliki teknologi yang lebih maju dari yang kita miliki saat ini. Sebagai contoh Italy saja mampu mengekspor TPT sebesar USD 39.2 miliar yang terdiri dari USD 16.4 miliar ekspor tekstil dan USD 22.8 miliar ekspor produk tekstil di tahun 2009. Indonesia sebagaimana banyak diramalkan oleh ekonom akan menjadi suatu kekuatan ekonomi besar di dunia (no. 7 tahun 2030). Oleh karena itu, kita perlu mulai masuk ke segmen tekstil baru yang memiliki nilai tambah tinggi seperti misalnya technical textile. Balai Besar Tekstil harus mulai merencanakan ke mana arah dukungan industri tekstil di masa yang akan datang, khususnya untuk membangun kemampuan di bidang industrial materials parts.
29
4. Kesimpulan (cont.)
Sama halnya dengan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil yang kita miliki, tentunya harus menyesuaikan diri dan merencanakan ke arah itu. STTT harus mengupgrade wawasan ke depan, kemampuan para dosen termasuk infrastruktur pengajaran maupun peralatan praktek dan laboratorium agar lulusannya mampu berkiprah secara berarti untuk membangun industri tekstil generasi baru. Indonesia dari jauh hari sudah mempersiapkan diri datangnya AEC 2015, Sejak tahun 2007 Kemenperin telah menggulirkan program Revitalisasi mesin-mesin industri tekstil. Program ini telah dimaksudkan untuk meremajakan mesin tekstil. Sampai saat ini telah berhasil meremajakan mesin-mesin sejumlah 856 bantuan program dengan nilai investasi sebesar RP 9.6 triliun.
30
15
4/16/2013
4. Kesimpulan (cont.)
Namun disayangkan peremajaan mesin-mesin tenun masih kecil padahal persaingan ke depan intinya ada di area ini. Hanya 21 persen dari keseluruhan nilai investasi. Padahal investasi di mesin tenun jauh lebih besar dari jenis investasi lain. BBT harus mampu membantu dan mendorong modifikasi dan produksi mesin tekstil dalam negeri.
31
Plastics Paints Plated sheet Paint, coating Tire cord, airbag cushion fabric, seat coverbelt
Fashion Garment
EcoTesting Center
RoHS analysis Addictives Plasticizer, flame retardants VOC
Technical Textile
Accelerated Testing Service lifetime prediction Realibility assessment test method
Development/desi gn for new test method Intl Standardization Failure analysis Problem solving
32
16
4/16/2013
1. Pengembangan Kemampuan Sektor Industri 2. Pasar Dalam Negeri dan ASEAN sebagai Base-Load
1.Meningkatkan Daya Saing (Short Term) 2. Meningkatkan Daya Saing (Medium-Term) 3. Meningkatkan Daya Saing (LongTerm)
34
17
4/16/2013
1-Meningkatkan Daya
Saing (Short-Term)
Jaminan Pasokan Bahan Baku Pengawasan impor untuk meredam produk illegal Optimalisasi P3DN Menghilangkan gangguan keamanan Peningkatan Faktor Pendukung Industri Membangun kemampuan SDM Industri Membangun R&D industri
36
18
4/16/2013
Agro Industries (cocoa, rubber and CPO) Fish & fish products Textile & textile products Footwear, leather Furniture Food & Beverage Fertilizer & petrochemical Machinery & parts Basic metal, iron and steel
Dengan daya saing yang relatif baik di ASEAN, industri tekstil dan produk tekstil Indonesia disiapkan menjadi sub-sektor yang masuk dalam Strategi ofensif dalam mengisi pasar ASEAN.
37
Lintas Sektoral
Intensifikasi sosialisasi AEC kepada stakeholder industri Menghidupkan kembali skema insentif untuk indirect export Pemberlakuan antidumping dan safeguard yang lebih efektif Meningkatkan kualitas laboratorium uji dan kompetensi SDM Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) Penguatan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Mengembangkan wirausaha baru IKM
Sektor Industri
Untuk Pasar Domestik
Strategi Defensif
Source: Bahan Paparan Menteri Perindustrian Panel Diskusi Antisipasi AEC 2015
38
19
4/16/2013
39
40
20
4/16/2013
41
VI
21
4/16/2013
43
ASEAN-India 100.0% 82.6% 79.6% 74.3% 50.4% 75.8% 69.7% 84.1% 77.5% 73.6%
ASEAN-Japan 100.0% 96.4% 92.1% 96.9% 88.7% 96.0% 84.7% 76.0% 84.2% 79.4%
22
4/16/2013
ACFTA
AANZFTA
69%
AKFTA
ACFTA-AKFTA-AANZFTA ACFTA-AKFTA-AANZFTAAIFTA
ACJCEP
ACFTA-AKFTA-AANZFTAAIFTA-AJCEP
3599
35%
AIFTA
Kelompok Produk yang sama di seluruh FTAs ASEAN & 45 Mitra Dialog
Terima Kasih
23