Anda di halaman 1dari 16

DEFINISI Anemia Hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya penghancuran sel darah merah.

Dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari. Jika menjadi tua, sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan merusaknya.

Jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya (hemolisis), sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal.

Jika penghancuran sel darah merah melebihi pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik.

PEMBESARAN LIMPA.

Banyak penyakit yang dapat menyebabkan pembesaran limpa. Jika membesar, limpa cenderung menangkap dan menghancurkan sel darah merah; membentuk suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang terjebak, limpa semakin membesar dan semakin membesar limpa, semakin banyak sel yang terjebak.

Anemia yang disebabkan oleh pembesaran limpa biasanya berkembang secara perlahan dan gejalanya cenderung ringan. Pembesaran limpa juga seringkali menyebabkan berkurangnya jumlah trombosit dan sel darah putih.

Pengobatan biasanya ditujukan kepada penyakit yang menyebabkan limpa membesar. Kadang anemianya cukup berat sehingga perlu dilakukan pengangkatan limpa (splenektomi).

KERUSAKAN MEKANIK PADA SEL DARAH MERAH

Dalam keadaan normal, sel darah merah berjalan di sepanjang pembuluh darah tanpa mengalami gangguan. Tetapi secara mekanik sel darah merah bisa mengalami kerusakan karena adanya kelainan pada pembuluh darah (misalnya suatu aneurisma), katup jantung buatan atau karena tekanan darah yang sangat tinggi.

Kelainan tersebut bisa menghancurkan sel darah merah dan menyebabkan sel darah merah mengeluarkan isinya ke dalam darah. Pada akhirnya ginjal akan menyaring bahan-bahan tersebut keluar dari darah, tetapi mungkin saja ginjal mengalami kerusakan oleh bahan-bahan tersebut.

Jika sejumlah sel darah merah mengalami kerusakan, maka akan terjadi anemia hemolitik mikroangiopati. Diagnosis ditegakkan bila ditemukan pecahan dari sel darah merah pada pemeriksaan contoh darah dibawah mikroskop.

Penyebab dari kerusakan ini dicari dan jika mungkin, diobati.

REAKSI AUTOIMUN

Kadang-kadang sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan fungsi dan menghancurkan selnya sendiri karena keliru mengenalinya sebagai bahan asing (reaksi autoimun). Jika suatu reaksi autoimun ditujukan kepada sel darah merah, akan terjadi anemia hemolitik autoimun.

Anemia hemolitik autoimun memiliki banyak penyebab, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui (idiopatik).

Diagnosis ditegakkan jika pada pemeriksaan laboratorium ditemukan antibodi (autoantibodi) dalam darah, yang terikat dan bereaksi terhadap sel darah merah sendiri.

Anemia hemolitik autoimun dibedakan dalam dua jenis utama, yaitu anemia hemolitik antibodi hangat (paling sering terjadi) dan anemia hemolitik antibodi dingin.

Anemia Hemolitik Antibodi Hangat.

Anemia Hemolitik Antibodi Hangat adalah suatu keadaan dimana tubuh membentuk autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah pada suhu tubuh.

Autoantibodi ini melapisi sel darah merah, yang kemudian dikenalinya sebagai benda asing dan dihancurkan oleh sel perusak dalam limpa atau kadang dalam hati dan sumsum tulang. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita.

Sepertiga penderita anemia jenis ini menderita suatu penyakit tertentu (misalnya limfoma, leukemia atau penyakit jaringan ikat, terutama lupus eritematosus sistemik) atau telah mendapatkan obat tertentu, terutama metildopa.

Gejalanya seringkali lebih buruk daripada yang diperkirakan, mungkin karena anemianya berkembang sangat cepat. Limpa biasanya membesar, sehingga bagian perut atas sebelah kiri bisa terasa nyeri atau tidak nyaman.

Pengobatan tergantung dari penyebabnya. Jika penyebabnya tidak diketahui, diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) dosis tinggi, awalnya melalui intravena , selanjutnya per-oral (ditelan).

Sekitar sepertiga penderita memberikan respon yang baik terhadap pengaobatan tersebut. Penderita lainnya mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat limpa, agar limpa berhenti menghancurkan sel darah merah yang terbungkus oleh autoantibodi.

Pengangkatan limpa berhasil mengendalikan anemia pada sekitar 50% penderita. Jika pengobatan ini gagal, diberikan obat yang menekan sistem kekebalan (misalnya siklosporin dan siklofosfamid).

Transfusi darah dapat menyebabkan masalah pada penderita anemia hemolitik autoimun. Bank darah mengalami kesulitan dalam menemukan darah yang tidak bereaksi terhadap antibodi, dan transfusinya sendiri dapat merangsang pembentukan lebih banyak lagi antibodi.

Anemia Hemolitik Antibodi Dingin.

Anemia Hemolitik Antibodi Dingin adalah suatu keadaan dimana tubuh membentuk autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah dalam suhu ruangan atau dalam suhu yang dingin.

Anemia jenis ini dapat berbentuk akut atau kronik. Bentuk yang akut sering terjadi pada penderita infeksi akut, terutama pneumonia tertentu atau mononukleosis infeksiosa. Bentuk akut biasanya tidak berlangsung lama, relatif ringan dan menghilang tanpa pengobatan.

Bentuk yang kronik lebih sering terjadi pada wanita, terutama penderita rematik atau artritis yang berusia diatas 40 tahun.

Bentuk yang kronik biasanya menetap sepanjang hidup penderita, tetapi sifatnya ringan dan kalaupun ada, hanya menimbulan sedikit gejala.

Cuaca dingin akan meningkatkan penghancuran sel darah merah, memperburuk nyeri sendi dan bisa menyebabkan kelelahan dan sianosis (tampak kebiruan) pada tangan dan lengan. Penderita yang tinggal di daerah bercuaca dingin memiliki gejala yang lebih berat dibandingkan dengan penderita yang tinggal di iklim hangat.

Diagnosis ditegakkan jika pada pemeriksaan laboratorium ditemukan antibodi pada permukaan sel darah merah yang lebih aktif pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh.

Tidak ada pengobatan khusus, pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejalanya. Bentuk akut yang berhubungan dengan infeksi akan membaik degnan sendirinya dan jarang menyebabkan gejala yang serius. Menghindari cuaca dingin bisa mengendalikan bentuk yang kronik.

HEMOGLOBINURIA PAROKSISMAL NOKTURNAL.

Hemoglobinuria Paroksismal Nokturnal adalah anemia hemolitik yang jarang terjadi, yang menyebabkan serangan mendadak dan berulang dari penghancuran sel darah merah oleh sistem kekebalan.

Penghancuran sejumlah besar sel darah merah yang terjadi secara mendadak (paroksismal), bisa terjadi kapan saja, tidak hanya pada malam hari (nokturnal), menyebabkan hemoglobin tumpah ke dalam darah. Ginjal menyaring hemoglobin, sehingga air kemih berwarna gelap (hemoglobinuria).

Anemia ini lebih sering terjadi pada pria muda, tetapi bisa terjadi kapan saja dan pada jenis kelamin apa saja. Penyebabnya masih belum diketahui.

Penyakit ini bisa menyebabkan kram perut atau nyeri punggung yang hebat dan pembentukan bekuan darah dalam vena besar dari perut dan tungkai.

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium yang bisa menemukan adanya sel darah merah yang abnormal, khas untuk penyakit ini.

Untuk meringankan gejala diberikan kortikosteroid (misalnya prednison). Penderita yang memiliki bekuan darah mungkin memerlukan antikoagulan (obat yang mengurangi kecenderungan darah untuk membeku, misalnya warfarin).

Transplantasi sumsum tulang bisa dipertimbangkan pada penderita yang menunjukkan anemia yang sangat berat.

PENYEBAB Sejumlah faktor dapat meningkatkan penghancuran sel darah merah: - Pembesaran limpa (splenomegali) - Sumbatan dalam pembuluh darah - Antibodi bisa terikat pada sel darah merah dan menyebabkan sistem kekebalan menghancurkannya dalam suatu reaksi autoimun - Kadang sel darah merah hancur karena adanya kelainan dalam sel itu sendiri (misalnya kelainan bentuk dan permukaan, kelainan fungsi atau kelainan kandungan hemoglobin) - Penyakit tertentu (misalnya lupus eritematosus sistemik dan kanker tertentu, terutama limfoma) - Obat-obatan (misalnya metildopa, dapson dan golongan sulfa).

GEJALA Gejala dari anemia hemolitik mirip dengan anemia yang lainnya.

Kadang-kadang hemolisis terjadi secara tiba-tiba dan berat, menyebabkan krisis hemolitik, yang ditandai dengan: - demam - menggigil - nyeri punggung dan nyeri lambung - perasaan melayang - penurunan tekanan darah yang berarti.

Sakit kuning (jaundice) dan air kemih yang berwarna gelap bisa terjadi karena bagian dari sel darah merah yang hancur masuk ke dalam darah.

Limpa membesar karena menyaring sejumlah besar sel darah merah yang hancur, kadang menyebabkan nyeri perut.

Hemolisis yang berkelanjutan bisa menyebabkan batu empedu yang berpigmen, dimana batu empedu berwarna gelap yang berasal dari pecahan sel darah merah.

PENGOBATAN Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obat-obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-sel darah merah. Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah. http://jurnalkesehatanmu.blogspot.com/2010/10/anemia-hemolitik.html Gejala dan Penyebab Anemia Posted by Penyakit Anemia

Anemia adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau kandungan hemoglobin di dalam darah. Hemoglobin (hb) adalah suatu senyawa protein pembawa oksigen di dalam sel darah merah. Sel darah

merah diproduksi di sumsum tulang. Sebagai bahan baku diperlukan zat gizi dari makanan, termasuk berbagai vitamin (B2, B12) dan mineral (zat besi).

Skema bagian tubuh yang menjadi gejala dari anemia

Berikut adalah gejala yang dialami oleh penderita anemia :

- Mudah letih bila melakukan aktivitas fisik / mental - Nafas pendek - Pusing - Tidak nafsu makan - Wajah terlihat pucat

Apabila mengalami gejala anemia seperti diatas, sebaiknya waspada dan perlu mengetahui hal-hal yang merupakan penyebab anemia, seperti perdarahan (luka, haid berlebihan, dan cacing tambang), kerusakan sel darah merah yang berlebihan disebabkan oleh reaksi transfusi yang tidak cocok, serta produksi sel darah merah berkurang atau kurang gizi (zat besi, vitamin B2), gagal ginjal, kanker dan penyakit kronis lainnya.

Penyebab umum dari anemia : - Perdarahan hebat - Akut (mendadak) - Kecelakaan - Pembedahan - Persalinan - Pecah pembuluh darah

- Kronik (menahun) - Perdarahan hidung - Wasir (hemoroid) - Ulkus peptikum - Kanker atau polip di saluran pencernaan - Tumor ginjal atau kandung kemih - Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

Berkurangnya pembentukan sel darah merah : - Kekurangan zat besi - Kekurangan vitamin B12 - Kekurangan asam folat - Kekurangan vitamin C - Penyakit kronik

Meningkatnya penghancuran sel darah merah : - Pembesaran limpa - Kerusakan mekanik pada sel darah merah - Reaksi autoimun terhadap sel darah merah: - Hemoglobinuria nokturnal paroksismal - Sferositosis herediter - Elliptositosis herediter - Kekurangan G6PD - Penyakit sel sabit - Penyakit hemoglobin C

- Penyakit hemoglobin S-C - Penyakit hemoglobin E - Thalasemia http://penyakitanemia.com/gejala-dan-penyebab-anemia/

Obat tradisional anemia hemolitik autoimun


Obat tradisional anemia hemolitik autoimun - Pengobatan alami khasiat " JELLY GAMAT LUXOR " yang terbuat dari teripang gamat laut tepat untuk anda dalam mengobati penyakit anemia hemolitik autoimun dengan efektif, aman, dan tanpa efek samping . Dalam kandungannya, jelly gamat luxor kaya akan nutrisi terbaik untuk pengobatan dimana khasiatnya bersifat multikhasiat mampu mengobati berbagai macam keluhan penyakit dengan tuntas seperti untuk pengobatan Asam urat, Darah tinggi, Hepatiti, Sinusitis, Jantung bocor, terutama khaisatnya yang ampuh dalam mengontrol kadar asam lambung, darah, kolesterol, dan gula dalam tubuh sehingga dapat terkendali tidak berlebih sehingga tepat untuk solusi anemia hemolitik autoimun yang efektif . (Obat tradisional anemia hemolitik autoimun)

Obat tradisional anemia hemolitik autoimun dari jelly gamat luxor


Obat tradisional anemia hemolitik autoimun >> Jelly gamat luxor terbuat dari extra teripang gamat laut yang mengandung kaya nutrisi dengan dilengkapi Protein, mineral, omega 3, serta kandungan bio aktif element yang mampu bekerja luas keseluruh tubuh dalam menangkal radikal bebas penyebab penyakit, mampu memperbaiki sistem kerusakana tubuh sehingga ampuh mengobati anemia hemolitik autoimun .

Sekilas tentang penyakit anemia hemolitik autoimun

Penyakit anemia hemolitik autoimun merupakan suatu anemia hemolitik yang timbul karena terbentuknya aotuantibodi terhadap eritrosit sendiri sehingga menimbulkan destruksi (hemolisis) eritrosit (Bakta, 2006). Dan sebagian referensi ada yang menyebutkan anemia hemolitik autoimun ini merupkan suatu kelainandimana terdapat antibody terhadp sel-seleritrosit sehingga umur eritrosit memendek (Sudoyo.et all.,2006). Tapi sebenarnya kedua defenisi dari beberapa referensi diatas sama yaknikarena terbentuknya autoantibody oleh eritrosit sendiri dan akhirnya menimbulkan hemolisis. Hemolisis yakni pemecahan eritrosit dalam pembuluhdarah sebelum waktunya.(souce:http://www.scribd.com/) Berikut penyebab terjadinya penyakit anemia hemolitik autoimun, diantara lain sebagai berikut : Sejumlah faktor dapat meningkatkan penghancuran sel darah merah :

Pembesaran limpa (splenomegali) Sumbatan dalam pembuluh darah Antibodi bisa terikat pada sel darah merah dan menyebabkan sistem kekebalan menghancurkannya dalam suatu reaksi autoimun Kadang sel darah merah hancur karena adanya kelainan dalam sel itu sendiri (misalnya kelainan bentuk dan permukaan, kelainan fungsi atau kelainan kandungan hemoglobin) Penyakit tertentu (misalnya lupus eritematosus sistemik dan kanker tertentu, terutama limfoma) Obat-obatan (misalnya metildopa, dapson dan golongan sulfa).

Untuk informasi CARA PEMESANAN JELLY GAMAT LUXOR << Silahkan klik linknya .

Obat tradisional anemia hemolitik autoimun berhasil sembuh dengan Obat tradisional anemia hemolitik autoimun

Sebelum Awal tahun 2005 Erika didiagnosa terkena Anemia hemolitik. Suatu kondisi yang terjadi karena meningkatnya proses penghancuran sel darah merah, dimana dalam keadaan normal sel darah merah akan hancur dalam 120 hari. Pada waktu itu saya menjalani transfusi darah 4 bulan sekali. Saat tubuh lemas, damn Hb turun itulah dimana saya memerlukan transfusi darah untuk mengembalikan kembali kondisi normal tubuh ini, lanjutnya. Sepanjang ttahun 2005-2007 perawatan dan transfusi di Bengkulu dan Bandung saya jalani dibawah pengaeasan dokter. Beberapa obat yang diresepkan sudah dikosumsi, namun laju anemia terus menyerang. Hingga akhirnya dokter menyarankan untuk dilakukan Splenektomi yaitu pengangkatan limpa. Belum juga pulih, 3 bulan setengah operasi Hb turun secara drastis hingga 2,8. Efeknya adalah tubuh lemas dan sangat lemas. Ini adalah Hb terendah yang pernah saya alami, memang sulit sekali bagi saya untuk menjangkau Hb diatas 10. (Obat tradisional anemia hemolitik autoimun ) Sesudah February 2007 seorang kerabat menyerankan untuk mencoba mengkonsumsi makanan kesehatan Obat tradisional anemia hemolitik autoimun dari luxor jeli gamat dan spirulina pacifica. Ketersediaan produk di Bengkulu memudahkan saya untuk mendapatkan suplement ini . Rutinitas baru dimulai untuk mengkonsumsi jeli gamat 35 sendok makan dan spirulina pacifica 35 tablet setiap hai menjadi menu harian saya waktu itu kenang Erika. Makanan kesehatan teripang memang bukanlah obat, dalam prosesnya saya mengalami perbaikan secara bertahap. Dibulan ke-3 badan yang mulai lemas menjadi lebih kuat dan Hb menanjak di angka 11, Pusing yang dulu saya rasakan karena anemia ini bertahap berkurang. Kemajuan semakin nyata, di penghujung tahun 2007 hingga saat ini saya tidak lagi menjalani transfusi darah. Hb normal seiring dengan itu kondisi tubuh pun semakin prima. Obat tradisional anemia hemolitik autoimun dari Jeli gamat dan spirulina pacifica masih menjadi bagian dari konsumsi saya sehari-hari. (Obat tradisional anemia hemolitik autoimun) Rasakan khaisat luar biasa dari pengobatan alami JELLY GAMAT LUXOR yang aman dan tanpa efek samping . http://gamatluxor-bandung.blogspot.com/2012/07/obat-tradisional-anemia-hemolitik.html

Anemia gravidarum
oleh: arfie

Summary rating: 4 stars (1 Tinjauan) Kunjungan : 42 kata:600

Pengertian anemia dalam kehamilan Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu. Seorang wanita yang memiliki Hb kurang dari 10 g/10 ml. disebut anemia dalam kehamilan. Karena itu wanita hamil dengan Hb diantara 10 12 g/100 ml tidak dianggap menderita anemia patologik akan tetapi anemia fisiologi atau pseudoanemia (Prawirohardjo, 1999).A Macam-macamnya:

a. Anemia Definisi BesiAnemia dalam kehamilan paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dari makanan karena gangguaan reapsorosi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyak besi keluar dari badan, misalnya pendarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester akhir. Apabila masuknya besi tidak bertambah dalam kehamilan, maka terjadi anemia defisensi besi, lebih lebih pada kehamilan kembar (Prawirohardjo, 1999). b. Anemia Megaloglastik Anemia megaloglastik dalam kehamilan disebabkan karena defisensi asam folik (Pterolyglutamic acid). Jarang sekali karena defisiensi vitamin B1 (Cyanocobalanim). c. Anemia Hipoglastik Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sum sum tulang kurang mampu membuat sel sel darah dinamakan hipoglastik dalam kehamilan. Biasanya anemia hipoglastik terjadi dalam kehamilan apabila wanita dengan selamat melewati masa persalinan dan selama masa nifas anemia hipoglastik akan sembuh dengan sendirinya. d. Anemia Himolitik Anemia himolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia himolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya akan menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisi himolitik pada waniata yang sebelumnya tidak menderita anemia (Prawirohardjo, 1999). Tanda dan Gejala Anemia : letih, lemah badan, cepat lelah, lunglai (Prawirohardjo, 2008). Sedangkan upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb 11g/dl), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-

200 mcg/hari. lebih lengkapnya baca di http://kupukupu-oks.blogspot.com/2012/04/anemia-gravidarum.html

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2283988-anemia-gravidarum/#ixzz25hL3lOfg BAB IIKONSEP DASAR A.Pengertian Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalamdarahnya kurang dari 129% (Wiknyosastro, 2002 : 448).Anemia adalah kadar Hb kurang dari 119/dl pada trisemester I dan IIdan kurang dari 10,59/dl pada semester II (Cunningham, 2009 : 1463).Wanita hamil dinyatakan menderita anemia bila kadar Hb dibawah109/dl (Mansyoer, 2000 : 28). B.Etiologi Wanita hamil atau dalam nifas dinyatakan anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 109 r/dl. Penurunan kadar Hb pada wanita sehat yanghamil disebabkan ekspansi volume plasma yang lebih besar daripada peningkatan volume sel darah dan hemoglobin, hal ini terjadi pada trisemester kedua. Pada akhir kehamilan, ekspansi plasma menurun sementara hemoglobinterus meningkat pada saat nifas, bila tidak terjadi kehilangan darah dalam jumlah besar, konsentrasi hemoglobin tidak berbeda saat hamil. (Mansjoer, A,2000 : 288).Menurut Mocktar, 1998 : 162, penyebab anemia adalah sebagai berikut:1.Kurang Gizi (Nutrisi)Terjadi karena pembentukan darah kurang, kadar sel darah merah atauhemoglobin (Hb) di bawah nilai normal. Contoh : Zat besi, Asam folat, danVitamin B 12.2.Kurang zat Besi dalam DiitKekurangan zat besi (Fe) kurang karena zat besi (fe) untuk eristropoesistidak cukup yang ditrandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar serum (serum iron : Si) dan jenuh transferin menurunkapasitas ikat besi total (toka) iron biding capasity/TIBC) meninggi dan

cadangan besi dalam sum-sum tulang serta di tempat yang lain sangatkurang/tidak ada sama sekali.3.MalabsorpsiKetidakmampuan dalam penyerapan makanan4.Karena PendarahanKehilangan darah dalam jumlah besar tentu akan menyebabkan kurangnya jumlah SDM dalam darah, sehingga terjadi anemia, kehilangan darah banyak seperti persalinan yang laku, haid dll. Kadar sel darah merah atauhemoglobin (Hb) di bawah normal.5.Penyakit-penyakit seperti TBC Paru, Cacing Tambang, Malaria.Sejumlah besar kelainan khususnya infeksi kronis, dan neoplasma dapatmenimbulkan anemia sedang, kadang-kadang berat. Zat besi yangdilepaskan dari eritrosit tua tidak akan segera dikembalikan ke dalam untuk digunakan lagi, tetapi sebaliknya akan bertahan. Dengan demikian akanterjadi akibat penurunan eritrosit yang ditambah lagi dengan penghancuraneritrosit seperti : penyakit cacing tambang, malaria, ataupun TBC paru. C.Derajat Anemia

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menemukan status anemiaibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3kategori, yaitu normal ( 11 gr/dl), anemia ringan (8 11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin terendah 7,63 mg/dl dan tertinggi 1400 mg/dl.Klasifikasi anemia yang adalah :Hb 11 gr % = Tidak anemiaHb 9 10 gr %= Anemia ringanHb 7 8 gr %=Anemia sedangHb < 7 gr %=Anemia berat(Mochtar, 1998 : 164) D.Klasifikasi Menurut Mochtar, 1988 : 164 klasifikasi anemia dalam kehamilanadalah sebagai berikut :1.Anemia Defisiensi BesiAdalah anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi dalam darah.Pengobatannya yaitu perluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil, dandalam yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi. Untuk menegakkandiagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese, hasilanamnese didapatkan keluhan mual dan muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat digunakan dengan alat sachii,dilakukan selama 2 kali selang kehamilan yaitu trisemester I dan III.Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.Kebutuhan lain terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massahemoglobin naternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan diekskresi lewatusus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akanmenghasilkan sekitar - 10 mg zat besi. Perhitungan makan sekali dengan2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20 25 mg zat besi per hari. Selamakehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 ml sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.2.Anemia Megaloblastik Adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan asam folat. Jarang sekalikarena kekurangan vitamin B12 biasanya sering ditemukan pada wanitayang jarang mengkonsumsi sayuran hijau segar dan makanan dengan protein hewani tinggi. Gejalanya meliputi mual, muntah, dan anareksiayang bertambah berat. Anemia megaloblastik adalah anggota kelompok penyakit darah yang ditandai oleh kelainan darah dan sumsum tulang akibatgangguan sintesis DNA. 3.Anemia Hipoplastik Adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampumembentuk sel darah merah. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan- pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsieksternal dan pemeriksaan retikulosi.4.Anemia Himolitik Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darahmerah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemiadengan kelainan-kelaian gambaran darah, kelemahan-kelemanan, sertagejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ organ vital.Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya, bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan tidak memberikan hasil, sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini. E.Manifestasi Klinis

Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan dengantekanan darah dalam tekanan normal perlu dicurigai anemia defisisensi besi.Secara klinis dapat dilihat tubuhnya pucat dan tampak lemah.Manifestasi klinis anemia pada kehamilan yaitu :1.Ibu mengeluh cepat lemah2.Sering pusing3.Mata berkunang-kunang4.Malaise5.Nafsu makan turun (anoreksia)6.Konsentrasi hilang7.Nafas pendek (pada anemia parah) dan8.Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda,(Cunningham, 2005 : 1466). Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikitO 2 , yang dikirimkan ke jaringan, kehilangan darah yang mendadak (30% ataulebih), seperti pada pendarahan, menimbulkan simtomatologi sekunder,hipovolemia dan hipoksemia. Maka pengurangan hebat sel darah merah dalamwaktu beberapa bulan (walaupun pengurangan 50%) memungkinkanmekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri dan biasanya penderitaasemtomatik kecuali pada kerja jasmani berat, mekanisme kompensasi bekerjamelalui: peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena itu menambah pengiriman O 2 ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah kemudian terjadi peningkatan pelepasan O2 oleh hemoglobin dan pengembangan volume plasmadengan menarik cairan dengan sela-sela jaringan, serta pendistribusi cairandarah ke organ-organ vital (Smesltzer Suzame, 2001 : 300).Volume sel darah merah total dan masa hemoglobin meningkat sekitar 20 30 % dimulai pada bulan ke 6 dan mencapai puncak pada aterem kembalinormal setelah partus. Stimulasi peningkatan 300 350 ml massa sel merah inidapat disebabkan oleh hubungan antara hormon maternal dan eritropoitinselama kehamilan. Peningkatan sel darah merah tidak cukup memadai untuk mengimbangi peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hidremiakehamilan atau hemodilusi, yang menyebabkan terjadinya penurunanhematokrit (20 30 %) sehingga hemoglobin dan hematokrit lebih rendahsecara nyata dari keadaan tidak hamil. Hemoglobin dan hematokrit mulaimenurun pada bulan ke 3 5 kehamilan, dan mencapai nilai terendah pada bulan ke 5 8 dan selanjutnya sedikit meningkat pada saat aterem serta kembalinormal pada 6 minggu setelah partus. Besi serum menurun namun setiap beradadalam batas normal selama kehamilan. TIBC (Total Iron Binding Capacity)meningkat 15 % pada wanita hamil.Cadangan besi wanita dewasa mengandung 2 gram sekitar 60 70 % berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi, dan 10 30 % adalah besicadangan yang terutama terletak dalam hati, empedu, dan sumsum tulang.Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800 1000 mg untuk mencukupi kebutuhan baik janin maupun ibu. Selama periode setelah

Anda mungkin juga menyukai