Anda di halaman 1dari 3

HIPERAKTIF Anak hiperaktif atau disebut juga ADHD adalah singkatan dari (Attention Deficit Hyperactive Disorder).

Secara harfiah terjemahannya adalah gangguan hiperaktif defisit perhatian. ADHD adalah gangguan mental yang terutama menyerang anak-anak. Para ahli percaya bahwa setidaknya tiga dari seratus anak usia 4-14 tahun menderita ADHD. Anak dinilai hiperaktif tidak selalu berarti mereka menderita ADHD. Untuk dapat disebut menderita ADHD, anak hiperaktif perlu memiliki karakteristik yang lebih banyak. Berikut ini adalah beberapa karakteristik ADHD:

Tidak bisa duduk diam Tidak bisa berkonsentrasi pada satu hal pada satu waktu Melakukan aktivitas tanpa peduli efeknya Mudah kehilangan sesuatu, lupa dan tidak dapat mengingat apa yang harus dilakukan Banyak bertindak untuk menarik perhatian Kesulitan belajar Impulsif Ceroboh Membuat kecelakaan lebih dari anak-anak lain Sulit diarahkan Tantrum (mengamuk) Agresif

faktor penyebab munculnya perilaku hiperaktif ini. Perubahan fungsi otak dan anatomi adalah salah satunya. Hal tersebut dikarenakan kekurangan neurotransmiter di otak. Kekurangan asupan zat besi menjadi penyebabnya, zat besi merupakan penyuplai transmiter di otak dan tubuh. Adapula penyebab anak hiperaktif karena faktor keturunan, ibu perokok dan pengguna narkoba atau alkhohol saat hamil berpotensi mengurangi aktivitas sel saraf yang menghasilkan neurotransmiter. Faktor lain seperti paparan racun pada lingkungan dan bahan makanan tambahan seperti zat pewarna dan zat pengawet.

Tipe Anak Hiperaktif Anda perlu mengetahui bahwa ada tiga tipe anak hiperaktif. Berikut ini ketiga tipe tersebut! 1. tipe hiperaktif-impulsif Anak dalam tipe ini memiliki ciri-ciri berikut: terlalu energik, lari ke sana kemari, melompat seenaknya, memanjat-manjat, banyak bicara, berisik. Ia juga impulsif: melakukan sesuatu secara tak terkendali, begitu saja bertindak tanpa pertimbangan, tak bisa menunda respons, tidak sabaran. Tetapi yang mengherankan, sering pada saat belajar, ia menampakkan tidak perhatian, tetapi ternyata ia bisa mengikuti pelajaran. 2. tipe in-atensi Anak dalam tipe ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi, mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun, tidak bisa diajak berbicara atau menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan kacau. 3. tipe kombinasi Anak dalam tipe ini mempunyai ciri-ciri berikut: kurang mampu memperhatikan aktivitas dan mengikuti permainan atau menjalankan tugas, perhatiannya mudah terpecah, mudah berubah pendirian, selalu aktif secara berlebihan dan impulsif.

Penatalaksanaan Ada dua cara mengatasi anak hiperaktif, yaitu medis dan non medis. Penanganan dengan medis biasanya menggunakan obat-obatan yang sesuai hasil diagnosa dokter maupun psikolog.

Sedangkan penanganan secara non medis menggunakan cara alternatif tanpa obat. Biasanya anak hiperaktif menjalani pendidikan khusus, terapi perilaku, dan psikoterapi yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Bagi yang tidak ingin menggunakan obat-obatan atau suplemen, berikut ada cara alami baik fisik maupun psikologis untuk menangani energi berlebih dan menenangkan anak hiperaktif:

1. Bantu anak hiperaktif mengatur napasnya ketika anak ingin menenangkan diri, terutama jika anak merasa marah atau frustasi. Dorong anak untuk mengambil napas dalam-dalam, hirup napas dari hidung dan buang melalui mulut secara perlahan. 2. Hilangkan stres pada anak hiperaktif dengan membiarkan anak mandi busa atau mandi air garam hangat. Tambahkan satu atau dua mainan sederhana ke dalam bak mandi, tapi hindari memberi anak terlalu banyak mainan. 3. Beri stimulasi fisik pada anak hiperaktif dengan memberinya pijatan lembut. Sentuhan hangat dari Anda akan membuat anak tahu bahwa Anda mencintainya, selain itu, gerakan pijatan memiliki efek menenangkan. 4. Taruh perlengkapan aktivitas atau mainan yang dapat membuat anak tenang. Perlengkapan aktivitas atau mainan anak yang tenang antara lain teka-teki, cat, peralatan membuat perhiasan, dan buku-buku favorit. Taruh di dekat mainan anak yang lain, sehingga anak bisa menggunakannya saat dia ingin tenang sebentar. 5. Atur suasana ruangan dengan menjaga pencahayaan yang redup atau menyetel musik relaksasi ketika anak hiperaktif butuh ketenangan. 6. Lakukankah aktivitas secara rutin setiap harinya, sehingga anak hiperaktif tahu apa yang mereka harapkan dan apa yang diharapkan dari mereka. Persiapkan anak ketika akan melakukan aktivitas yang tidak biasa dan jelaskan apa yang akan terjadi. Selain itu, diskusikan juga bagaimana cara mereka tetap tenang bahkan dengan kegembiraan yang mungkin akan mereka alami dari kegiatan yang berbeda tersebut. 7. Hindarkan anak dari minuman dingin, gula, pewarna makanan, dan bahan pengawet dalam makanan yang bisa menyebabkan agitasi. 8. Sediakan waktu untuk menampung energi ekstra, seperti lari berkeliling dan berolahraga. Ini akan membantu anak hiperaktif tahu bahwa ada waktu dan tempat untuk melepaskan kelebihan energi, sehingga membantu anak tetap tenang dalam situasi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai