Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH RISIKO USAHA TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA

RANGKUMAN SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen

Oleh :

FITRIA WAHYUNI NIM : 2005210290

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2009

PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI


Nama Tempat, Tanggal Lahir N.I.M Jurusan Program Pendidikan Konsentrasi Judul : : : : : : : Fitria Wahyuni Gresik, 21 juni 1987 2005210290 Manajemen Strata 1 Manajemen Perbankan Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Swasta Nasional Devisa Disetujui dan diterima baik oleh :

Dosen pembimbing, Tanggal :

Drs. Ec. Herizon, M.Si

Ketua Jurusan Manajemen. Tanggal :

Drs. Ec. Herizon, M.Si

1.

Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada saat ini, bisnis perbankan juga mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga mampu memberikan peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.Salah satu peran strategis perbankan adalah menjadi bagian dari sistim keuangan yang fungsi utamanya adalah sebagai perantara antara dua pihak yakni pihak yang kekurangan dana dengan pengertian lain yaitu sarana menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efisien dan efektif.Bank menerima simpanan uang dari masyarakat (to receive deposit) dalam bentuk giro,deposit maupun tabungan yang kemudian uang tersebut dikembalikan pada masyarakat dalam bentuk kredit (to make loan ). Dengan melaksanakan peran strategisnya tersebut bank dapat meningkatkan laju produksi yang berdampak pada peningkatan perekonomian. Selain melaksanakan peran strategisnya untuk meningkatkan laju produksi,bank juga dituntut untuk bekerja lebih baik dalam pengolaan manajemen bank.Pengelolaan manajemen yang baik akan menghindarkan bank dari kredit macet,selain itu akan menjamin pertumbuhan serta perkembangan bank yang bersangkutan serta dapat meningkatkan permodalan bank sehingga nantinya akan memperkecil resiko-resiko yang yang akan timbul.Karena tinggi rendahnya modal sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya resiko usaha.Selain itu dengan kecukupan modal maka bank dapat menunjukkan kemampuanya dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, mengontrol risiko - risiko yang timbul dan yang berpengaruh terhadap besarnya modal.

Salah satu alat ukur yang bisa digunakan bank untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola modal yang dimiliki adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Semakin besar CAR pada suatu bank,maka semakin baik posisi bank dari segi pengelolaan sistem permodalanya. Untuk mencapai tingkat CAR yang diharapkan maka bank dituntut untuk lebih berhati-hati dalam pengelolaan modal yang dimiliki ,karena setiap kegiatan usaha bank selalu dihadapkan pada berbagai resiko yang disebut resiko usaha. Adapun definisi resiko menurut Ferry N. Idroes dan Sugiarto ( 2006 : 7),adalah bahwa risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas risko dapat diartikan sebagai kemungkinan hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Risiko dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola dengan semestinya. Sebaliknya risiko yang dikelola dengan baik akan menimbulkan ruang pada terciptanya peluang untuk memperoleh suatu keuntungan yang lebih besar. Risko usaha bank dapat meliputi risiko likuiditas, risiko kredit, risiko tingkat bunga, risiko efisiensi dan risiko nilai tukar. Dari penjelasan diatas, diketahui bahwa pengelolaan modal dengan baik sangat penting dilakukan oleh manajemen bank, karena modal yang dimiliki bank itulah yang digunakan untuk mengcover resiko yang dihadapi bank.Dengan demikian untuk mendapatkan CAR sesuai yang diinginkan maka manejemen bank perlu mengelola resiko-resiko usaha yang mempengaruhi CAR bank

tersebut.Demikian halnya yang dilakukan manajemen Bank Umum Swasta Nasional Devisa .

2.

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang

ingin diteliti dirumusan sebagai berikut. 1. Apakah LDR, NPL, IRR, BOPO, AUR dan PDN secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa? 2. Apakah LDR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa? 3. Apakah NPL secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa? 4. Apakah IRR secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa? 5. Apakah BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa? 6. Apakah AUR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa? 7. Apakah PDN secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa? 8 Manakah diantara Ratio LDR, NPL, IRR, BOPO, AUR dan PDN yang mempunyai pengaruh dominan terhadap CAR? 3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh LDR, NPL, IRR, BOPO, AUR, dan PDN secara

bersama-sama terhadap CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa 2. Mengetahui signifikasi pengaruh positif LDR secara parsial terhadap CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa 3. Mengetahui signifikasi pengaruh negatif NPL secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa 4. Mengetahui signifikansi pengaruh IRR secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa 5. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif BOPO secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa 6. Mengetahui signifikansi pengaruh positif AUR secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa 7. Mengetahui signifikansi pengaruh PDN secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 8. Mengetahui diantara Ratio LDR, NPL, IRR, BOPO, AUR dan PDN yang memiliki pengaruh dominan terhadap CAR. 4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Bagi Perbankan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen bank. Apakah pengelolaan dana telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Sehingga nantinya dalam menjalankan kegiatan usaha mereka dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dan menjalankannya

kembali dengan baik sesuai dengan regulasi perbankan dan sesuai tujuan utama bank untuk pencapaian keuntungan. 2. Manfaat Bagi Penulis Hasil penelitian ini merupakan bentuk penerapan dan pembangunan kemampuan atas ilmu yang telah diperoleh penulis selama menimba ilmu pengetahuan tentang manajemen, terutama dibidang manajemen perbankan STIE Perbanas. 3. Manfaat bagi STIE Perbanas Surabaya Penelitian ini diharapkan menambahkan perbendaharaan referensi bagi mahasiswa STIE Perbanas Surabaya sehingga dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan sumber informasi kepada pembaca yang ingin mengetahui lebih jelas mengenai Pengaruh Resiko Usaha Terhadap CAR Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 5. Metode Penelitian

5.1 Rancangan Penelitian 1. Berdasarkan sifat masalahnya

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional. Dimana Penelitian korelasional adalah penelitian yang di gunakan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas ( risiko usaha ) dan variabel tergantung (CAR). 2. Berdasarkan jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder karena perolehan data dalam bentuk sudah jadi melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan oleh bank.

5.2

Batasan Penelitian Penelitian ini hanya di batasi pada aspek pengaruh variabel bebas yaitu

risiko usaha bank meliputi risiko likuiditas (LDR), risiko kredit ( NPL), risiko tingkat bunga (IRR), risiko efisiensi (BOPO dan AUR), risiko nilai tukar (PDN) terhadap variabel tergantung yaitu CAR yang dimiliki Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode triwulan I 2005 sampai dengan triwulan II 2008. 5.3 Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam Penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel tergantung. Untuk variabel bebas risiko usaha adalah risiko likuiditas (LDR), risiko kredit ( NPL), risiko tingkat bunga (IRR), risiko efisiensi (BOPO dan AUR), risiko nilai tukar (PDN) terhadap variabel tergantung yaitu CAR. Identifikasi variabelnya adalah sebagai berikut : a. Variabel Bebas : 1. LDR 2. NPL 3. IRR 4. BOPO 5. AUR 6. PDN b. Variabel tergantung : CAR (Y) (X1) (X2) (X3) (X4) (X5) (X7)

5.4

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Berdasarkan pada identifikasi variabel yang telah disebutkan diatas

maka definisi operasional variabel bebas dan variabel tergantung pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Capital Adequacy ratio (CAR) Rasio yang membandingkan antara total modal dengan ATMR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode triwulan triwulan I 2005 triwulan II 2008. Satuan pengukurannya dalam bentuk prosentase dan untuk mengukurnya menggunakan rumus nomor 1. Tingkat risiko modal yang dihadapi oleh bank dapat diukur dengan menggunakan CAR dengan rumus sebagai berikut : (Dahlan Siamat 2005 : 209) Total modal CAR= ATMR Keterangan : Total Modal = Modal Inti + Modal Pelengkap Modal inti terdiri dari : modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan Modal pelengkap terdiri dari : cadangan revaluasi aktiva tetap,cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasi, pinjaman subordinasi ATMR = aktiva tertimbang menurut risiko. 2. Loan to Deposit Ratio (LDR) Rasio yang membandingkan antara semua jumlah kredit yang di berikan bank dengan dana pihak ketiga yang di terima Bank Umum Swasta Nasional Devisa x 100% ............................(1)

selama periode triwulan I 2005 triwulan II 2008. Satuan pengukurannya dalam bentuk prosentase dan untuk mengukurnya menggunakan rumus nomor 4. . Berdasarkan Dahlan siamat ( 2005 : 215 ), rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Total Kredit LDR = Total DPK 3. Non Performing Loan (NPL) Rasio yang membandingkan antara semua jumlah kredit bermasalah dengan total kredit yang di berikan oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode triwulan triwulan I 2005 triwulan II 2008. Satuan pengukurannya dalam bentuk prosentase dan untuk mengukurnya menggunakan rumus nomor 7. . Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: (Lukman Dendawijaya 2003 :19) kredit bermasalah NPL = Total kredit Keterangan : Kredit Bermasalah = Kredit kurang lancar, Kredit Diragukan, Kredit Macet Total Kredit = Jumlah Kredit yang diberikan kepada pihak ketiga x 100% .....................(7) x 100% ...............(4)

4. Interest Rate Ratio (IRR) Rasio yang membandingkan antara aktiva yang mempunyai sensitivitas terhadap tingkat bunga dengan pasiva yang mempunyai sensitivitas terhadap tingkat bunga pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode triwulan triwulan I 2005 triwulan II 2008. Satuan pengukurannya dalam bentuk prosentase dan untuk mengukurnya menggunakan rumus nomor 8 Adapun rumus risiko tingkat bunga menurut Masyhud Ali (2006:187) adalah sebagai berikut :

IRSA IRR= IRSL Keterangan : Interest Rate Sensitivity Assets = Giro Pada Bank Lain, Penempatan Pada Bank Lain, Surat-Surat Berharga, Kredit Yang Diberikan, Penyertaan, Sertifikat Bank Indonesia Interest Rate Sensitivity Liabilities = Giro, Tabungan, Sertifikat Deposito, Deposito Berjangka, Pinjaman Yang Diterima, Simpanan dari bank lain 5. BOPO Rasio yang membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional yang dimiliki Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode triwulan triwulan I 2005 triwulan II 2008. Satuan pengukurannya dalam bentuk prosentase dan untuk mengukurnya menggunakan rumus nomor 10. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: (Dahlan Siamat 2005 : 213) Biaya operasional BOPO = Pendapatan operasional Keterangan : Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan yang berkaitan dengan kegiatan operasional bank yang terdiri dari biaya bunga, biaya provisi dan komisi, biaya transaksi devisa, biaya tenaga kerja, penyusutan dan biaya rupa-rupa. Pendapatan operasional adalah pendapatan dari kegiatan operasional bank yang terdiri dari hasil bunga, pendapatan provkom, pendapatan transaksi devisa, dan pendapatan rupa-rupa. x 100% .......................(10) x 100% .......................(8)

6. Asset Utilization Ratio (AUR) Rasio yang membandingkan antara operating income dan non operating income dengan total asset yang dimiliki Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode triwulan triwulan I 2005 triwulan II 2008. Satuan pengukurannya dalam bentuk prosentase dan untuk mengukurnya menggunakan rumus nomor 11. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut AUR = Operating Income + Non Operating Income x 100 % ..(11) Total Asset 7. Posisi Devisa Netto (PDN) Rasio yang membandingkan antara aktiva valas, pasiva valas, selisih Bersih Off Balance Sheet Valas dan modal pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode triwulan triwulan I 2005 triwulan II 2008. Satuan pengukurannya dalam bentuk prosentase dan untuk mengukurnya menggunakan rumus nomor 12. PDN (Posisi Devisa Netto) = (Aktva Vls-Psva Vls)+Selisih Bersih Off Balance Sheet Valas Modal Keterangan : Off balance sheet adalah tagihan dan kewajiban komitmen dan kontijensi (valas) Aktiva valas adalah Giro pada BI, Surat berharga, kredit yang diberikan Pasiva valas adalah Giro, simpanan berjangka, pinjaman yang diterima, sertifikat deposito Modal adalah Modal, agio (disagio), opsi saham, modal sumbangan, dana setoran modal, selisih penilaian kembali aktiva tetap, laba (rugi) yang belum x 100 % ...(12)

direalisasi dari surat berharga, selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan.pendapatan komprehensif lainnya, saldo laba (rugi).( Mudrajad Kuncoro Suhardjono 2002.301) 5.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa.Dalam pengambilan sampel dari populasi dengan menggunakan cara teknik sampling dengan metode yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun kriteria yang digunakan adalah bank umum swasta nasional devisa yang memiliki modal antara 4 triliun sampai 7 triliun pada bulan Juni tahun 2008. Berikut data total modal pada bank umum swasta nasional devisa pada bulan Juni tahun 2008. Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Niaga, Bank NISP, Bank Internasional Indonesia, dan Bank Permata. 5.6 Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan oleh peneliti adalah data sekunder yaitu laporan keuangan selama periode triwulan satu tahun 2005 sampai dengan triwulan dua tahun 2008. Metode yang digunakan untuk pegumpulan data adalah metode dokumenter yaitu metode pengumpulan data dimana peneliti memperoleh data dan laporan-laporan yang dipublikasikan Bank Indonesia melalui website. 5.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda yang digunakan untuk melihat pengaruh positif atau negatif variabel

bebas terhadap variabel tergantung sedangkan uji serempak (Uji F) untuk melihat signifikasi ada tidaknya pengaruh variabel bersama-sama terhadap variabel

tergantung serta uji parsial (Uji t) digunakan untuk melihat ada tidaknya signifikansi pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel tergantung CAR. Pada uji parsial (uji t) terbagi menjadi tiga uji yaitu uji satu sisi kanan yang mempunyai pengaruh yang positif (+) untuk LDR dan AUR, uji satu sisi kiri yang mempunyai pengaruh yang negatif (-) untuk NPL dan BOPO dan uji dua sisi yang mempunyai pengaruh yang positif (+) dan negatif (-) untuk IRR dan PDN. 6. Ringkasan Hasil Penelitian

Persamaan regresi digunakan untuk mengukur pengaruh dari masing-masing variabel bebas antara lain LDR, NPL, IRR, BOPO, AUR dan PDN terhadap variabel tergantung CAR. Berikut hasil analisis regresi linier berganda :

Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi


Variabel LDR (X1) NPL (X2) IRR (X3) BOPO (X4) AUR (X5) PDN (X6) Konstanta = -3, 563 Adjust R = 0,824 Unstandardized Coefficients Std. Error -0,162 0,018 -0,464 0,242 0,248 0,018 0,080 0,035 0,333 0,146 0,010 0,015 R Square = 0,843 F R = 0,918 Sig F B t -8,802 -1,912 13,623 2,312 2,272 0,690 = 43,857 = 0,000 r 0,6131 0,0697 0,7903 0,0986 0,0955 0,0096 n = 56

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, lampiran 9

Berdasarkan Tabel di atas maka terbentuk persamaan regresi di bawah ini : Y= -3,563 - 0, 162X1 - 0, 464X2+ 0,248X3 + 0, 080X4 + 0, 333X5 + 0, 010X6 + e Apabila penelitian ini di hitung berdasarkan uji serempak (uji F) maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : Dari tabel F dengan = 5 persen, dengan derajat pembilang = 6 dan derajat bebas penyebut = 49 diperoleh nilai F tabel = 2,290 sedangkan F hitung= 43,857. Dengan demikian F hitung > F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang artinya LDR, NPL, IRR, BOPO, AUR dan PDN secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Untuk koefisien determinasi dan korelasi nilai R menunjukkan nilai 0,843 atau 84,3 persen, ini artinya bahwa variabel-variabel bebas dalam penelitian ini yaitu LDR, NPL, IRR, BOPO, AUR, dan PDN berpengaruh sebesar 84,3 persen variasi perubahan CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode triwulan satu tahun 2005 sampai triwulan dua tahun 2008, sedangkan sisanya sebesar 15,7 persen disebabkan oleh faktor lain diluar LDR, NPL, IRR, BOPO, AUR, dan PDN. Dan korelasi variabel terikat sebesar 91,8 persen (R= 0,918), ini menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan sisanya sebesar 8,2 persen menunjukkan korelasi yang tidak kuat.

Apabila penelitian ini dihitung berdasarkan uji parsial (uji t) maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : Tabe 6.2 Hasil Uji Parsial (Uji T)
Variabel LDR NPL IRR BOPO AUR PDN t hitung t tabel -8,802 1,677 -1,912 -1,677 13,623 (+/-)2,010 2,312 -1,677 2,272 1,677 0,690 (+/-)2,010 r 0,6131 0,0697 0,7903 0,0986 0,0955 0,0096 Kesimpulan Ho Diterima Ho Ditolak Ho Ditolak Ho Diterima Ho Ditolak Ho Diterima

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, lampiran

7. a.

Pembahasan Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR secara parsial mempunyai pengaruh yang negatif tidak signifikan terhadap CAR. Maka hubungan antara resiko likuiditas dan CAR adalah positif tidak signifikan dan memberikan kontribusi sebesar 61,31 persen. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa LDR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa ditolak. Tidak signifikanya pengaruh LDR terhadap CAR dikarenakan peningkatan kredit lebih besar dari pada peningkatan dana pihak ketiga. Meningkatnya kredit menyebabkan meningkatnya resiko bank dalam ATMR, sehingga ATMR meningkat dan modal mengalami penurunan dan akhirnya CAR ikut turun. Apabila hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Mohammad Rozy (2008), diketahui bahwa hasil

penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya. Dari penelitian sebelumnya diketahui adanya pengaruh positif yang tidak signifikan antara LDR dengan CAR. Sedangkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Desi Qurnia Wati (2008), diketahui bahwa hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya. Dari penelitian sebelumnya diketahui adanya pengaruh positif yang signifikan antara LDR dengan ROA. b. Non Performing Loan (NPL) NPL secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR. Maka hubungan antara resiko kredit dengan CAR adalah negatif signifikan dan memberikan kontribusi sebesar 6,97 persen. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa NPL secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Diterima. Apabila hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Mohammad Rozy (2008), diketahui bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya. Dari penelitian sebelumnya diketahui adanya pengaruh negatif yang signifikan antara NPL dengan CAR. Sedangkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Desi Qurnia Wati (2008), diketahui bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya. Dari penelitian sebelumnya diketahui adanya pengaruh negatif yang signifikan antara NPL dengan ROA.

c.

Interest Rate Risk (IRR) IRR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR. Maka hubungan antara resiko nilai tingkat suku bunga dengan CAR adalah negatif signifikan dan memberikan kontribusi sebesar 79,03 persen. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa IRR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Diterima. Apabila hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Mohammad Rozy (2008), diketahui bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya. Dari penelitian sebelumnya diketahui adanya pengaruh positif yang signifikan antara IRR dengan CAR. Sedangkan hasil penelitian sebelumnya yang juga dilakukan Desi Qurnia Wati (2008), diketahui adanya pengaruh positif yang signifikan antara IRR dengan ROA.

d.

BOPO BOPO secara parsial mempunyai pengaruh yang positif tidak signifikan terhadap CAR. Maka hubungan antara resiko efisiensi dengan CAR adalah positif tidak signifikan dan memberikan kontribusi sebesar 9,86 persen. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa BOPO secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa ditolak. Tidak signifikannya pengaruh BOPO terhadap CAR disebabkan karena peningkatan beban operasional lebih besar daripada peningkatan pendapatan

operasional. Sehingga laba bank menurun, modal menurun dan akhirnya CAR ikut turun. Apabila hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Mohammad Rozy (2008), diketahui bahwa hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya. Dari penelitian sebelumnya diketahui adanya pengaruh negatif yang signifikan antara BOPO dengan CAR. Sedangkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Desi Qurnia Wati (2008) diketahui bahwa hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya. Dari penelitian sebelumnya diketahui adanya pengaruh negatif yang signifikan antara BOPO dengan ROA. e. Asset Utilization Ratio (AUR) AUR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR. Maka hubungan antara resiko efisiensi dengan CAR adalah negatif signifikan dan memberikan kontribusi sebesar 9,55 . Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa AUR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Diterima. f Posisi Devisa Netto (PDN) PDN secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap CAR. Maka hubungan antara resiko nilai tukar valas dengan CAR adalah negatif tidak signifikan dan memberikan kontribusi sebesar 0,96 persen. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan PDN secara parsial

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Ditolak. Tidak signifikannya PDN terhadap CAR disebabkan karena

meningkatnya kewajiban valas komitmen dalam hal ini fasilitas kredit nasabah yang belum ditarik dan meningkatnya kewajiban kontijensi valas dalam hal ini garansi yang diberikan. Peningkatan kewajiban tersebut berpengaruh terhadap peningkatan beban valas. Sehingga mempengaruhi penurunan pendapatan dan modal. Hal ini berakibat menurunnya CAR. Sedangkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Desi Qurnia Wati (2008) diketahui bahwa hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya. Dari penelitian sebelumnya diketahui adanya pengaruh negatif yang signifikan antara PDN dengan ROA. 8. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa baik secara deskriptif maupun statistik dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Interest Rate Risk (IRR), BOPO , Asset Utilization Ratio (AUR) dan , Posisi Devisa Netto (PDN) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Hal ini menunjukkan bahwa risiko likuiditas, risiko kredit, risiko efisiensi, risiko tingkat bunga,dan risiko nilai tukar secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa.

Adapun besarnya pengaruh variabel secara bersama-sama terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa sebesar 84,3 persen selama periode triwulan triwulan satu tahun 2005 triwulan tiga tahun 2007, sedangkan sisanya sebesar 15,7 persen disebabkan oleh faktor lain diluar. LDR, NPL, IRR, BOPO, AUR, dan PDN. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa LDR, NPL, IRR ,BOPO, AUR, dan PDN secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa diterima. 2. LDR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh LDR yaitu sebesar 61,31 persen. Dapat disimpulkan resiko likuiditas secara parsial juga mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Ditolak. 3. NPL secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR. Berarti risiko kredit secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh NPL yaitu sebesar 6,97 persen .Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Diterima.

4. IRR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh IRR yaitu sebesar 79,03 persen. Dapat disimpulkan resiko tingkat bunga secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Interest Rate Risk (IRR) secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Diterima. 5. BOPO secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh NPL yaitu sebesar 9,86 persen. Dapat disimpulkan resiko efisiensi secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Ditolak. 6. AUR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh AUR yaitu sebesar 10,11 persen. Dapat disimpulkan resiko efisiensi secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Asset Utilization Ratio (AUR) secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Diterima. 7. PDN secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap CAR. Berarti risiko nilai tukar secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh PDN yaitu sebesar 0,96 persen. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa PDN secara

parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Ditolak. 8. Diantara keenam variabel bebas tersebut yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap CAR adalah IRR yang memberikan kontribusi sebesar 79,03 persen terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode triwulan II tahun 2005 sampai dengan triwulan II tahun 2008. 9. Saran

1 Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka terdapat beberapa saran, maka terdapat beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan. Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Pihak bank a. Pada bank NISP, BII dan Niaga yang mempunyai nilai IRR diatas 100% Bank harus selalu memperhatikan peningkatan dan penurunan suku bunga. Ketika suku bunga naik, bank diharapkan untuk meningkatkan IRSA.Agar peningkatan pendapatan bunga lebih besar dari pada peningkatan biaya bunga. Dan ketika suku bunga turun, maka bank diharapkan untuk meningkatkan IRSL. Agar penurunan pendapatan IRSA lebih kecil dari pada penurunan IRSL. Pada bank Permata yang nilai IRR dibawah 100%. Bank juga harus selalu memperhatikan peningkatan dan penurunan suku bunga. Ketika suku bunga naik, bank diharapkan untuk meningkatkan IRSL. Agar peningkatan pendapatan bunga lebih besar dari pada peningkatan biaya bunga. Dan ketika suku bunga turun, maka bank diharapkan untuk

meningkatkan IRSA. Agar penurunan pendapatan IRSA lebih kecil dari pada penurunan IRSL. b. Kebijakan yang terkait dengan AUR hendaknya bank swasta devisa dalam sampel ini yaitu Bank NISP, BII, Niaga dan Permata hendaknya meningkatkan pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Dengan demikian akan meningkatkan laba ,yang akan meningkatkan modal yang dimiliki.Sehingga CAR juga akan meningkat. c. Kebijakan yang terkait dengan NPL. Bank NISP, BII, Niaga dan Permata harus mengupayakan penurunan kredit bermasalah karena dengan menurunnya kredit bermasalah maka akan meningkatkan pendapatan bunga sehingga menaikkan pendapatan yang menjadikan naiknya modal dan

CARpun meningkat. 2. Bagi peneliti lain Bagi peneliti selanjutnya hendaknya menambahkan variabel lainnya seperti IPR, APB, dan FACR. Selain itu peneliti selanjutnya menambahkan bank devisa lainnya seperti Bank Mega, Bank Central Asia, Bank Danamon dan lain-lain.

DAFTAR RUJUKAN

Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Desi Qurnia Wati. 2008 Pengaruh Resiko Usaha terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Ferry N. Idroes,Sugiarto. 2006. Manajemn Risiko Perbankan : Dalam Konteks Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia. Jakarta Graha Ilmu Lukman Dendawijaya. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta Ghalia Indonesia Lukman Dendawijaya. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta . Ghalia Indonesia Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta Ekonisia Masyhud Ali. 2006. Manajemen risiko : Strategi Perbankan Dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globaliasi Bisnis. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada Mudrajat Kuncoro dan Suharjo. 2002. Manajemen Perbankan (Teori Dan Aplikasi).Edisi Pertama. Yogyakarta BPFE Mohammad Rozy.2008 Pengaruh variabel LDR, IPR, NPL, APB, BOPO, ROA, NIM dan IRR Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada umum swasta nasional. Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya Peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI2004 tanggal 12 April 2004 Selamet Riyadi. 2003. Banking asset and liability management. Jakarta Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP,tanggal 31 mei 2004 www.bi.go.id www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai

  • Ekonometrika
    Ekonometrika
    Dokumen31 halaman
    Ekonometrika
    Henny Sofia
    Belum ada peringkat
  • 2 PB
    2 PB
    Dokumen8 halaman
    2 PB
    Nur Fadilah Chuby
    Belum ada peringkat
  • Pbi 132311f1
    Pbi 132311f1
    Dokumen43 halaman
    Pbi 132311f1
    Bestariyan Tegar
    Belum ada peringkat
  • 2 PB
    2 PB
    Dokumen8 halaman
    2 PB
    Nur Fadilah Chuby
    Belum ada peringkat
  • Buat JUPE
    Buat JUPE
    Dokumen79 halaman
    Buat JUPE
    Nur Fadilah Chuby
    Belum ada peringkat
  • ANALISIS
    ANALISIS
    Dokumen7 halaman
    ANALISIS
    Nur Fadilah Chuby
    Belum ada peringkat
  • Analisis KPR Syariah
    Analisis KPR Syariah
    Dokumen5 halaman
    Analisis KPR Syariah
    Nur Fadilah Chuby
    Belum ada peringkat
  • Uang Sebagai Komoditas
    Uang Sebagai Komoditas
    Dokumen2 halaman
    Uang Sebagai Komoditas
    Nur Fadilah Chuby
    100% (1)
  • GCG
    GCG
    Dokumen42 halaman
    GCG
    Nur Fadilah Chuby
    Belum ada peringkat