Anda di halaman 1dari 7

A. HEMATOM EPIDURAL (EDH) B.

DEFINISI HEMATOM EPIDURAL (EDH) Epidural hematoma adalah penumpukan darah diruang epidural dan cirinya berbentuk bikonveks atau mempunyai lensa cembung akibat trauma kapitis. Sering terletak diarea temporal atau temporoparietal tetapi hematom dapat pula terjadi didaerah frontal atau oksipital dan biasanya disebabkan robeknya a.meningea media akibat fraktur tulang tengkorak. Gumpalan darah yang terjadi biasanya berasal dari pembuluh darah arteri, namun dapat juga terjadi akibat robekan dari vena besar. (American of Collage Surgeon,2004)

Gambar.1 Hematom epidural akibat perdarahan arteri meningea media, terletak antara durameter dan lamina interna tulang pelipis. 1.Os temporal, 2. Hematom epidural, 3. Otak terdorong kesisi lain, 4. Lain lain Epidural hematom sebagai keadaan neurologist yang bersifat emergency dan biasanya berhubungan dengan linear fraktur yang memutuskan arteri yang lebih besar, sehingga menimbulkan perdarahan. Venous epidural hematom berhubungan dengan robekan pembuluh vena dan berlangsung perlahan-lahan. Arterial hematom terjadi pada middle meningeal artery yang terletak di bawah tulang temporal. Perdarahan masuk ke dalam ruang epidural, bila terjadi perdarahan arteri maka hematom akan cepat terjadi.( Soertidewi L,2002) C. PATOFISIOLOGI HEMATOMA EPIDURAL Pada hematom epidural, perdarahan terjadi di antara tulang tengkorak dan durameter. Perdarahan ini lebih sering terjadi di daerah temporal bila salah satu cabang arteria meningea media robek. Robekan ini sering terjadi bila fraktur tulang tengkorak didaerah bersangkutan.

Hematom dapat pula terjadi di daerah frontal atau oksipital. Arteri meningea media yang masuk di dalam tengkorak melalui foramen spinosum dan jalan antara durameter dan tulang di permukaan dan os temporale. Perdarahan yang terjadi menimbulkan hematom epidural, desakan oleh hematoma akan melepaskan durameter lebih lanjut dari tulang kepala sehingga hematom bertambah besar. (Hafid A,2004)

Gambar. Epidural hematom Hematoma yang membesar di daerah temporal menyebabkan tekanan pada lobus temporalis otak kearah bawah dan dalam. Tekanan ini menyebabkan bagian medial lobus mengalami herniasi di bawah pinggiran tentorium. Keadaan ini menyebabkan timbulnya tanda-tanda neurologik yang dapat dikenal oleh tim medis.( Anderson S. McCarty L,1995) Tekanan dari herniasi unkus pda sirkulasi arteria yang mengurus formation retikularis di medulla oblongata menyebabkan hilangnya kesadaran. Di tempat ini terdapat nuclei saraf cranial ketiga (okulomotorius). Tekanan pada saraf ini mengakibatkan dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata. Tekanan pada lintasan kortikospinalis yang berjalan naik pada daerah ini, menyebabkan kelemahan respons motorik kontralateral, refleks hiperaktif atau sangat cepat, dan tanda babinski positif. Dengan makin membesarnya hematoma, maka seluruh isi otak akan terdorong kearah yang berlawanan, menyebabkan tekanan intracranial yang besar. Timbul tandatanda lanjut peningkatan tekanan intracranial antara lain kekakuan deserebrasi dan gangguan tanda-tanda vital dan fungsi pernafasan.( Anderson S. McCarty L,1995) Karena perdarahan ini berasal dari arteri, maka darah akan terpompa terus keluar hingga makin lama makin besar. Ketika kepala terbanting atau terbentur mungkin penderita pingsan sebentar dan segera sadar kembali. Dalam waktu beberapa jam , penderita akan merasakan nyeri kepala yang progersif memberat, kemudian kesadaran berangsur menurun.

Masa antara dua penurunan kesadaran ini selama penderita sadar setelah terjadi kecelakaan di sebut interval lucid. Fenomena lucid interval terjadi karena cedera primer yang ringan pada Epidural hematom. Kalau pada subdural hematoma cedera primernya hamper selalu berat atau epidural hematoma dengan trauma primer berat tidak terjadi lucid interval karena pasien langsung tidak sadarkan diri dan tidak pernah mengalami fase sadar. (Hafid A,2004) Sumber perdarahan :( Hafid A,2004) Artery meningea ( lucid interval : 2 3 jam ) Sinus duramatis Diploe (lubang yang mengisis kalvaria kranii) yang berisi a. diploica dan vena Diploica Epidural hematoma merupakan kasus yang paling emergensi di bedah saraf karena progresifitasnya yang cepat karena durameter melekat erat pada sutura sehingga langsung mendesak ke parenkim otak menyebabkan mudah herniasi trans dan infra tentorial.Karena itu setiap penderita dengan trauma kepala yang mengeluh nyeri kepala yang berlangsung lama, apalagi progresif memberat, harus segera di rawat dan diperiksa dengan teliti.( Markam S,2005& Hafid A,2004)
Trauma capitis (perdarahan antara tulang tengkorak dan durameter)

Sering daerah temporal (robek cabang a.meningea medial) menimbulkan hematom epidural

Hematom semakin besar dan timbul tekanan pada lobus temporalis otak kearah bawah dan dalam

Dorong otak kearah berlawanan (midline shift) dan ICP meningkat kaku deseberasi ggn jantung ggn fungsi nafas

Tekanan kebawh menyebabkan unkus serebral/infratentorial

Tekanan kedalam menyebabkan unkus herniasi -Tekanan formation retikularis (hilang kesadaran lucid interval) -Tek. Saraf cranial II (okulomotorius) sebabkan pipil anisokor dan ptosis kelopak mata -Tek. Lintasan kortikospinalis sebabkan ggn motorik

Tekanan foramen magnum dan batang otak

Skema. Patofisiologi EDH

D. INTERPRESTASI CT SCAN HEMATOMA EPIDURAL Computed Tomography (CT-Scan) Pemeriksaan CT-Scan dapat menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi cedara intracranial lainnya. Pada epidural biasanya pada satu bagian saja (single) tetapi dapat pula terjadi pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonfeks, paling sering di daerah temporoparietal. Densitas darah yang homogen (hiperdens), berbatas tegas, midline terdorong ke sisi kontralateral. Terdapat pula garis fraktur pada area epidural hematoma, Densitas yang tinggi pada stage yang akut ( 60 90 HU), ditandai dengan adanya peregangan dari pembuluh darah. (Douglas K dkk,2011) Pada orang dewasa, hematoma epidural biasanya berhubungan dengan patah tulang, meskipun mereka dapat dilihat pada anak anak muda tanpa patah tulang karena ketahan dari tengkorak. Pada anak anak, jahitan terbuka dan sesuai hasil tulang di fleksibilitas calvarial meningkat, yang dapat mengizinkan kelauar lentur dari calvaria tanpa fraktur. Hal ini membungkuk dapat menyebabkan pemisahan periosteum dari table bagian dalam tengkorak dan gangguan perforasi arteri atau vena, menyebabkan EDH.( Douglas K dkk,2011)

Gambar.1. Epidural Hematoma menunjukan Konfigurasi Lenticular Klasik yang menimpa aspek lobus temporal sinistra. Area atenuasi berkurang di hematoma menunjukan perdarahan yang sedang berlangsung

Gambar.2. Hematoma Epidural ditunjukan diatas meluas superior untuk menimpa aspek lateral lobus frontal dengan sulcal terkait. Serta pergeseran garis tengah (midline sifthing) kanan dari 5-6 mm

Gambar.3. Hematoma epidural menimpa lobus frontal kanan dengan kanan ke kiri herniasi subfalcine sekitar 7 mm. Area atenuasi rendah dalam hematoma sekali lagi terlihat. Ini mengindikasikan perdarahan terus pada saat pemeriksaan. Atasnya jaringan lunak pembengkakan yang ada dalam aspek frontal kanan kuli kepala

Gambar. 4. Fraktur linier yang nodisplaced terdapat didaerah temporoparietal kiri

Gambar 5. Gambaran CT-Scan Hematoma Epidural di Lobus Fronal kanan.

Gambar 6. Gambaran CT-Scan fraktur tulang frontal kanan di anterior sutura coronalis

Refrence
American of Collage Surgeon. Advance trauma life support edisi ketujuh. United states of America,2004 Soertidewi L. Penatalaksanaan Kedaruratan Cedera Kranio Serebral, Neuroemergencies, Tjokronegoro A., Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2002, Markam S, Trauma Kapitis, Kapita Selekta Neurologi, Edisi kedua, Harsono, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005 Hafid A, Epidural Hematoma, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi kedua, Jong W.D. EGC, Jakarta, 2004 Anderson S. McCarty L., Cedera Susunan Saraf Pusat, Patofisiologi, edisi 4, Anugrah P. EGC, Jakarta,1995 Dahnert W, MD, Brain Disorders, Radioogy Review Manual, second edition, Williams & Wilkins, Arizona, 1993 Sutton D, Neuroradiologi of The Spine, Textbook of Radiology and Imaging, fifth edition, Churchill Living Stone, London,1993 Douglas K McDonald, MD; Chief Editor: Eugene C Lin, MD.,2011.Imaging Epidural Hematoma, diakses tanggal 01-November-2012 http://www.emedicine.com Updates In

Anda mungkin juga menyukai