Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan sebagian atau seluruh bagian mukosa telinga tengah

, tuba eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun virus ke dalam telinga tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai akibat dari infeksi saluran napas atas yang berulang. 1 Prevalensi kejadian OMA banyak diderita oleh anak-anak maupun bayi dibandingkan pada orang dewasa tua maupun dewasa muda.1 Pada anak-anak makin sering menderita infeksi saluran napas atas, maka makin besar pula kemungkinan terjadinya OMA disamping oleh karena system imunitas anak yang belum berkembang secara sempurna.1 Tuba eusthacius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring yang berfungsi sebagai ventilasi, drainase sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah. Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh yang terganggu, sumbatan dan obstruksi pada tuba eusthacius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media sehingga invasi kuman ke dalam telinga tengah juga gampang terjadi yang pada akhirnya menyebabkan perubahan mukosa telinga tengah sampai dengan terjadinya peradangan berat.1,2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Otitis media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.1,2 2.2 Etiologi Penyebab utama otitis media akut (OMA) adalah invasi bakteri piogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril.3,4,5 Bakteri tersering penyebab OMA diantaranya Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pnemokokus. Selain itu kadang-kadang ditemukan juga Haemofilus influenza, Escherichia coli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas aurogenosa.2,3,4 Haemofilus influenza sering ditemukan pada anak berusia dibawah 5 tahun. Infeksi saluran napas atas yang berulang dan disfungsi tuba eustachii juga menjadi penyebab terjadinya OMA pada anak dan dewasa.3,4,5 2.3 Insidensi

Otitis media akut paling sering diderita oleh anak usia 3 bulan- 3 tahun tetapi tidak jarang juga mengenai orang dewasa. Anak-anak lebih sering terkena OMA dikarenakan beberapa hal, diantaranya :2,3,4 1. Sistem kekebalan tubuh anak yang belum sempurna 2. Tuba eusthacius anak lebih pendek, lebar dan terletak horizontal 3. Adenoid anak relative lebih besar dan terletak berdekatan dengan muara saluran tuba eusthachii sehingga mengganggu pembukaan tuba eusthachii. Adenoid yang mudah terinfeksi menjadi jalur penyebaran bakteri dan virus ke telinga tengah.

2.4

Faktor Risiko Otitis media pada anak-anak sering kali disertai dengan infeksi pada

saluran pernapasan atas. Resiko kekambuhan otitis media terjadi pada beberapa faktor, antara lain usia <5 thn, otitis prone (pasien yang mengalami otitis pertama kali pada usia <6 bln, 3 kali dalam 6 bln terakhir), infeksi pernapasan, perokok, dan laki-laki.1,2 2.5 Patogenesis

Faktor pencetus terjadinya OMA dapat didahului oleh terjadinya infeksi saluran pernapasan atas yang berulang disertai dengan gangguan pertahanan tubuh oleh silia dari mukosa tuba eusthachii, enzim dan antibodi yang menimbulkan tekanan negative sehingga terjadi invasi bakteri dari mukosa nasofaring ke dalam telinga tengah melalui tuba eusthachii dan menetap di dalam telinga tengah menjadi otitis media akut.2,3,4 Ada 5 stadium pada OMA2,3,4 1. Stadium oklusi tuba eustachius a. Terdapat gambaran retraksi membran timpani. b. Membran timpani berwarna normal atau keruh pucat. c. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa virus. 2. Stadium hiperemis a. Pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran timpani. b. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.

3.

Stadium supurasi a. Membran timpani menonjol ke arah luar. b. Sel epitel superficial hancur. c. Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani. d. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga tambah hebat.

4.

Stadium perforasi a. Membran timpani ruptur. b. Keluar nanah dari telinga tengah. c. Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.

5. kembali.

Stadium resolusi a. Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal b. Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering. c. Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya tahan tubuh baik.

2.6

Manifestasi Klinis4 Telinga berdengung Rasa nyeri di telinga Rasa penuh ditelinga Pendengaran berkurang Pada anak-anak disertai demam tinggi, rewel, gelisah, dan ada riwayat batuk pilek. Dan berdasarkan stadium OMA.

2.7

Diagnosis

Diagnosis OMA harus memenuhi 3 hal berikut ini :2,3,4 1. Penyakit ini onsetnya mendadak (akut) 2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan memperhatikan tanda berikut: a. Mengembangnya gendang telinga b. Terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga c. Adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga d. Cairan yang keluar dari telinga 3. Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah yang dibuktikan dengan adanya salah satu diantara tanda berikut : a. Kemerahan pada gendang telinga b. Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah serta rewel. Namun gejala-gejala ini tidak spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata. Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop untuk melihat dengan jelas keadaan gendang telinga/membrane timpani yang menggembung, eritema bahkan kuning dan suram serta adanya cairan berwarna kekuningan di liang telinga. Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatic (alat untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara). Gerakan gendang telinga yang kurang dapat dilihat dengan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai pemeriksaan tambahan untuk memperkuat diagnosis OMA. Namun umunya OMA sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan otoskop biasa. Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan terhadap gendang telinga). Namun pemeriksaan ini tidak dilakukan pada sembarang anak. Indikasi perlunya timpanosentesis anatara lain OMA pada bayi berumur di bawah 6 minggu dengan riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan kekebalan
7

tubuh, anak yang tidak member respon pada beberapa pemberian antibiotic atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi. 2.8 Penatalaksanaan1,2,3,4 # Stadium Oklusi Tuba # # # # Tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius Obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak <12 thn) HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik (anak >12 thn & dewasa) Antibiotik untuk infeksi Antibiotik penisilin atau eritromisin, jika resistensi kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari. Stadium Hiperemis # # # # # # Stadium Supurasi Stadium Perforasi # # # # Obat tetes hidung Analgesic Bila membran timpani sudah hiperemi difus sebaiknya dilakukan miringotomi. Terapi awal penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Antibiotik Analgesik Dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari Antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.

2.9

Pencegahan1,2
8

2.10

Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak. Pemberian ASI minimal selama 6 bulan. Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring. Penghindaran pajanan terhadap asap rokok. Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA Komplikasi2,3,4 Sebelum ada antibiotik, komplikasi paling sering pada OMA ialah abses

subperiosteal sampai komplikasi yang berat seperti meningitis dan abses otak. Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan Otitis media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu. Penyebab utama otitis media akut (OMA) adalah invasi bakteri piogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril.1,2,3,4 Ada 5 stadium pada OMA 1. 2. 3. 4. 5. Stadium oklusi tuba eustachius Stadium hiperemis Stadium supurasi Stadium perforasi Stadium resolusi

Penatalaksaan OMA tergantung dari stadiumnya, dan 3 hal penting dalam menegakkan diagnosis OMA adalah bersifat akut, terdapat efusi telinga tengah, dan terdapat tanda serta gejala inflamasi telinga tengah. Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop untuk melihat dengan jelas keadaan gendang telinga/membrane timpani yang menggembung, eritema bahkan kuning dan suram serta adanya cairan berwarna kekuningan di liang telinga.1,2,3

DAFTAR PUSTAKA
10

1.

2.

3.

Hafifa. Tatalaksana Otitis Media Akut (OMA) Pada Stadium Perforasi. 2011(Online) (http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php? page=TATALAKSANA+OTITIS+MEDIA+AKUT+(OMA), diakses tanggal 3 April 2012) Fikri S., Ahmad. Penanganan Otitis Media Akut (OMA) Stadium Perforasi Pada Wanita Usia 25 Tahun. 2011 (Online) (http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php? page=PENANGANAN+OTITIS+MEDIA+AKUT+%28OMA%29, diakses tanggal 3 April 2012). George L. Adams, Lawrence R. Boeis, Peter H. Higler. 1997. Boeis: Buku Ajar Penyakit THT, Edisi 6. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 182 188 Rozein, Arfadi. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Lehar, Edisi 6. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 1 18, 93 94, 174 187 Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC.

4.

5.

11

Anda mungkin juga menyukai