Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH IKLAN TERHADAP PRILAKU KONSUMEN PADA PRODUK DETERJEN ATTACK DI KELURAHAN SRIJAYA KM.5 PALEMBANG .

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian mengalami perkembangan teknologi dan informasi serta pola pikir masyarakat maupun perkembangan dibidang teknologi dan sektor lainnya. Seiring perkembangan informasi maka dituntut kesiapan perusahaan dalam menjalankan perusahaannya terutama dalam menghadapi persaingan pasar. Semakin ketatnya persaingan yang ada mendorong perusahaan melakukan langkah-langkah yang lebih inovatif untuk menghadapi persaingan. Keadaaan kompetitif yang terjadi di pasar sengaja diciptakan untuk mencapai sasaran yang dituju terutama tingkat penjualan yang tinggi. Persaingan itu sendiri tidak lepas dari kemungkinan untuk memenangkan persaingan dengan beberapa cara selagi cara tersebut masih dianggap relevan, bahkan cara tersebut akan dinilai sendiri oleh masyarakat sebagai konsumen dari produk yang mereka tawarkan. Persaingan pada masa kini bukanya pada produk yang dihasilkan akan tetapi lebih kepada nilai

guna atau manfaat yang didapat oleh konsumen sebagai pemakai seperti bentuk kemasan yang lebih praktis sehingga masyarakat dapat dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat, perusahaan dapat mencapainya dengan kegiatan bauran pemasaran atau yang dikenal dengan marketing mix, yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi. Produk, harga, tempat tidak dapat berjalan dengan baik tanpa didukung oleh kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan. Kegiatan promosi sendiri tidak lepas dari persaingan, dimana adanya kegiatan yang lebih menjurus untuk memenangkan keunggulan produk suatu perusahaan. Sebagai salah satu perusahaan besar dalam bidang kebutuhan rumah tangga. Perusahaan Kao menggunakan iklan untuk mempromosilkan produknya yaitu deterjen Attack. Dalam mengkomunikasikan produknya, Perusahaan Kao juga beriklan baik itu ditelevisi, radio, maupun sarana lainnya yang dirasa cukup membantu bahkan sangat menunjang dari kegiatan promosinya. Sehingga masyarakat atau konsumen dapat mengetahui apa keunggulan dari Attack itu sendiri Iklan merupakan salah satu cara yang dinilai cukup efektif dalam mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Dengan beriklan perusahaan dapat menginformasikan, membujuk serta mengingatkan konsumen akan produk yang mereka tawarkan. Kehadiran iklan dalam kehidupan kita sudah tidak asing lagi. Setiap waktu yakni hari, jam, menit, bahkan detik iklan selalu mengiringi kita, baik dari media elektronik yang meliputi iklan di televisi, radio, maupun internet. Sedangkan di media massa, seperti iklan di surat kabar, majalah, buku, juga papan

reklame, bahkan kita sendiripun kadang tidak menyadari kalau kita juga menjadi media iklan dari produk yang kita pakai. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan deterjen yang semakin berkembang, banyak perusahaan yang memproduksi berbagai jenis deterjen. Deterjen Attack tidak mau ketinggalan dengan perkembangan yang terjadi di kancah industri selama ini dan untuk mempertahankan eksistensinya di kancah industri, pengembangan produk baru dengan inovasi produk dan didukung program periklanan ditetapkan sebagai kiat atau strategi untuk mensiasati pasar. Pemilihan media iklan deterjen Attack merupakan alternatif yang tepat karena dengan semakin berkembangnya industri pertelevisian, radio, internet maupun sarana lainnya maka jangkauannya semakin luas meliputi sebagian besar wilayah negara Indonesia, dan hal ini sangat menguntungkan perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan produk deterjen sudah cukup banyak, seperti menghasilkan Rinso (PT.Unilever), So Klin (Wing), Total (PT. Total Chemindo), B29 (PT. Sinar Ancol), dan masih banyak yang lainnya. Dalam menghadapi begitu banyak perusahaan yang menghasilkan deterjen, Attack sebagai deterjen harus selektif dan agresif dalam meraih konsumen. Pada saat ini pula di pasar terjadi perang deterjen antara perusahaan yang pertama menjual produk di pasaran atau (market leader) dan perusahaan pendatang baru. Deterjen merek Rinso diluncurkan oleh PT Unilever tahun 1970 dan dapat menguasai sebagian besar pasar deterjen kemudian muncul deterjen So Klin dengan desain pembungkus yang menyerupai desain deterjen Rinso dan harga 10-15% lebih rendah dari deterjen Rinso, yang diproduksi

oleh PT Sayap Mas Utama. Peluncuran deterjen So Klin yang kurang berhasil merebut market share menyebabkan PT Sayap Mas Utama meluncurkan Daia dengan harga yang jauh lebih rendah dan promosi yang sangat gencar, untuk mengatasi hal tersebut PT Unilever juga memproduksi deterjen merek Surf yang harganya hampir sama dengan Daia. PT Kao tidak mau kalah dari perusahaan terdahulu juga meluncurkan deterjen Attacknya, dengan berbagai produk yang ditawarkan baik Attack Colour, Attack Clean Maximizer dan yang terakhir yang merupakan produk inovasi terbaru yaitu Attack plus Softener dengan karakteristik yang berbeda dengan produk yang lain. Oleh karena itu PT Kao Indonesia sebagai produsen deterjen Attack plus Softener memiliki strategi yang tepat untuk persaingan di kancah industri. Inovasi produk baru dan periklanan sebagai misi komunikasi sangat mendukung promosi produk tersebut yang bertujuan menciptkan citra atau image produk yang berkualitas. Sebagai buktinya deterjen Attack plus Softener mengandung formula khusus pelembut ultrasoft yang membuat pakaian menjadi wangi segar tahan lama tanpa harus menggunakan tambahan pewangi pakaian. Dengan inovasi yang ditawarkan dan iklan, deterjen Attack plus Softener dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen untuk mendapatkan hasil cucian yang bersih dan lembut dalam satu langkah mudah dan yang pasti lebih hemat. Untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan keinginan konsumen ada beberapa alternatif pilihan ukuran yaitu 30 gr dan 900 gr, sehingga dengan alternatif pilihan tersebut masyarakat mudah mendapatkannya sesuai dengan kemampuan dan daya belinya. Konsumen hanya dengan uang Rp. 500,00 pun sudah mendapatkan

deterjen Attack plus Softener dalam bentuk sachet. Setelah konsumen mengetahui keberadaan produk baru dengan adanya iklan, maka secara rasional konsumen akan melihat kegunaan produk itu bagi dirinya, sehingga konsumen akan memutuskan untuk mengadopsi produk tersebut atau tidak bagi dirinya. Karena dalam dunia bisnis produk baru yang diluncurkan akan dihadapkan pada penerimaan dan penilaian konsumen terhadap produk tersebut. Menyadari keadaan posisinya masih tergolong baru dan berada dibawah Rinso, maka Attack berusaha melakukan promosi dengan gencarnya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan iklan diberbagai media untuk menjadi pemimpin pasar. Attack juga berusaha untuk memakai tokoh-tokoh yang cukup dikenal oleh masyarakat, agar produknya dapat diterima oleh masyarakat sebagai konsumen, maka Attack juga tidak lepas dari teknologi laboratorium, sehingga Attack berusaha untuk memposisikan produknya lewat iklan Attack Kecil Tapi Hebat. Dalam menempatkan produknya Attack tetap menampilkan keunggulan produknya yaitu dengan semboyan Attack Kecil Tapi Hebat dalam bentuk lain yaitu dengan melakukan iklan dimana terdapat komposisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan produk lain. Juga terdapat keunggulan lain yang ingin disampaikan oleh Attack yaitu merupakan deterjen anti redeposisi yang dapat mencuci bersih tanpa menempel kembali noda yang sudah terangkat oleh deterjen pada kain dengan memakai butiran biru Biolite dan Attack merupakan butiran padat sehingga cukup membutuhkan sedikit untuk mencuci pakaian.

Tabel 1.1 Keunggulan Deterjen Merek Deterjen Attack Rinso So Klin Total B-29 Sumber: Survey Pasar KM.5 Produk Deterjen Kao Indonesia Unilevel Wings Total Chemindo Loka Sinar Ancol Keungulan Anti Redeposisi Anti Noda Anti Septik Lebih Harum Water Guard

Dari tabel 1.1 tersebut dapat disimpulkan bahwa keunggulan yang ingin disampaikan oleh Attack adalah Anti Redeposisi yang berarti kotoran yang sudah lepas dari pakaian tidak dapat menempel kembali. Hal ini untuk mendukung posisi Attack sebagai produk kecil tapi hebat. Kegiatan penjualan Attack dengan keunggulan pada tabel 1.1 memperlihatkan bahwa yang ingin disampaikan oleh Attack adalah produk yang mempunyai ciri khas tersediri. Dengan ciri khas tersebut Attack akan dapat meraih konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualannya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengambi judul di dalam penulisan skripsi ini; PENGARUH IKLAN TERHADAP PRILAKU KONSUMEN PADA PRODUK DETERJEN ATTACK DI KELURAHAN SRIJAYA KM.5 PALEMBANG. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan keterangan diatas, maka permasalahan yang akan dikemukakan adalah: Bagaimana pengaruh iklan produk deterjen merk Attack terhadap prilaku konsumen di Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap prilaku konsumen pada produk Deterjen Attack.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Menerapkan teori-teori yang diperoleh selama mengikuti perkulihaan di fakultas Ekonomi khususnya yang berhubungan dengan pemasaran dan prilaku konsumen. 2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam mengambil keputusan khusus dibidang periklanan dan pemasaran.

3. Bagi Konsumen Supaya konsumen dapat memilih produk yang dianggap baik oleh konsumen sesuai dengan kebutuhan konsumen terhadap produk deterjen.

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari skripsi ini, sehingga pembahasan suatu permasalahan akan lebih teratur dan terarah apabila direncanakan dan disusun sedemikian rupa. Supaya lebih mudah dipahami, maka sistematika penulisan proposal ini akan dibagi dalam lima bab diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penyusunan skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini memuat pengertian iklan, tujuan iklan, pesan iklan, media iklan, prilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen, variable penelitian, serta penelitian terdahulu. BAB III GAMBARAN UMUM Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran umum produk Attack dan gambaran umum tentang masyarakat di Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang. BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang pengaruh iklan terhadap prilaku konsumen, bagaimana periklanan dapat mempengaruhi prilaku konsumen, serta hasil analisis kualitatif defkriptif.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan proposal, dengan memberikan suatu kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat di mata masyarakat akan keunggulan produk deterjen Attack tersebut.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Iklan Pemasaran merupakan arti penting dalam memasarkan suatu produk dimana dapat dilakukan dengan cara mempromosikan produk tersebut kepada pasar. Untuk mempromosikan produk tersebut maka salah satu alat untuk mempromosikan adalah iklan. Dengan beriklan dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Beriklan merupakan suatu strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan dan meraih serta membentuk image konsumen akan produk. Beberapa defenisi iklan menurut ahli ekonomi diantaranya, pengertian iklan menurut Kotler (2006:653) sebagai berikut: Periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa dari suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Periklanan ini mempunyai makna, bentuk dengan menggunakan berbagai media mengenai produk atau jasa suatu perusahaan dengan menggunakan biro periklanan yang harus dibayar. Kegiatan periklanan ini benar-benar merupakan hal yang cukup serius untuk ditanggapi oleh perusahaan, karena dengan beriklan dapat

10

mencapai tujuan yang ingin disampaikan. Sedangkan menurut Kotler dan Susanto (2002:718) adalah: Periklan memuat bentuk-bentuk komunikasi massa melalui berbagai macam seperti koran dan majalah, radio dan televisi, media outdor (porster, rambu dan spanduk udara), media berjalan (bis dan taksi), katalog, agenda, brosur dengan sponsor tertentu. Definisi ini lebih berfokuskan kepada media atau sarana iklan yang digunakan dalam mengkomunikasikan produk yang ditawarkan kepada konsumen. Sedangkan menurut masyarakat periklanan indonesia seperti Sigit (2002:350) adalah: Periklanan adalah cara keyakinan dengan cetakan, tulisan, gambar-gambar, atau menggunakan orang, produk atau jasa yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan dengan maksud untuk mempengaruhi dan meningkatkan penjualan, mengingatkan pemakai atau untuk memperoleh suara dukungan dan pendapat. Dari berbagai macam definisi iklan yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa iklan merupakan suatu sarana penyampaian informasi akan kegunaan, keunggulan dan petunjuk praktis mengenai barang atau jasa kepada konsumen dengan memakai media baik media elektronik, media cetak dalam pembuatannya. Sehingga dengan iklan perusahaan dapat menyampaikan pesan akan produk kepada konsumen.

2.2 Tujuan Iklan Dengan adanya iklan suatu perusahaan dapat menyampaikan yang diinginkan. Dengan beriklan maka perusahaan dapat menyampaikan kepada konsumen kegunaan,

11

keunggulan dan petunjuk praktis akan produknya. Tujuan iklan dapat digolongkan dalam tiga kategori, Kotler (2006:654) 1. Periklanan informatif, dilakukan besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, dimana tujuannya adalah untuk membentuk permintaan utama. 2. Periklanan persuasif, penting dilakukan dalam tahap kompetitif, dimana tujuannya adalah untuk membentuk permintaan seleksi untuk suatu merek tertentu. 3. Periklanan pengingat, untuk mengingatkan konsumen atas keunggulan, bentuk kemasan produk yang ada dipasar. Dengan adanya dua tujuan utama dari iklan, maka perusahaan dapat lebih selektif dalam melakukan periklanan. Dengan mengetahui tujuan iklan maka dapat memperjelas sasaran yang hendak dituju oleh perusahaan. Ada beberapa tujuan iklan yang lebih selektif dapat dijabarkan secara lebih terperinci menurut Kotler dan. Susanto (2002:810) yaitu: 1. Periklanan dapat digunakan dengan maksud mendorong permintaan akan merek, produk dan service yang spesifik. 2. Periklanan dapat mendorong pengecer dan pedagang besar untuk menyimpan atau mempromosikan produk pada konsumen masing-masing. 3. Periklanan dapat mendorong pembelian yang spesifik mempengaruhi masyarakat yang memiliki pengaruh yang kuat untuk membentuk distribusi ke penjualan akhir.

12

4. Tujuan periklanan juga mendorong permintaan terhadap sebagian produk atau jasa penggunaan atau pemberian rekomendasi. 5. Jika periklanan dilakukan oleh pedagang besar maka tujuannya adalah untuk mendorong pembentukan pelanggan pada bagian group toko atau pengecer. 6. Jika individu melakukan penjualan maka iklan dapat digunakan untuk mendorong pembelian barang yang dijual. Seluruh tujuan periklanan diatas juga harus dikaitkan dengan penetapan sasaran periklanan yang jelas. Sasaran yang dimaksud adalah suatu keadaaan yang ingin dicapai apabila kebijakan iklan yang sudah diprogramkan dapat berjalan dengan baik atau sesuai dengan rencana. Adapun sasaran yang ingin dicapai melalui program periklanan adalah sangat beragam sesuai dengan keinginan dan tujuan pemuatan iklan. Tetapi pada umumnya sasaran ini dapat dirumuskan dalam enam bentuk, menurut Kotler (2006:659): 1. Meningkatkan pengenalan akan nama, merek atau bentuk konsep produk, serta informasi dimana atau bagaimana membeli suatu produk. 2. Mengingatkan para pembeli untuk menggunakan produk. 3. Mengubah sikap tentang penggunaan bentuk produk. 4. Mengubah persepsi tentang pentingnya atribut merek. 5. Mengubah keyakinan tentang merek. 6. Mempertahankan kesukaan akan suatu merek.

13

Pada dasarnya tujuan iklan merupakan hal yang sangat mendasar bagi perusahaan, karena iklan dapat menyampaikan keunggulan produk. Sasaran juga sangat membentuk dalam pengembangan iklan yang ingin disampaikan, sehingga jelas apa yang dilakukan dan bagaimana memilih pesan iklan yang diinginkan.

2.3 Pesan Iklan Mengetahui tujuan iklan dan sasaran dari iklan maka perusahaan harus bisa menyampaikan iklan tersebut dengan jelas dan dimengerti oleh konsumen. Agar konsumen bisa memahami apa yang ingin disampaikan maka perusahaan harus menyampaikan dalam bentuk pesan yang mudah dicerna oleh pikiran konsumen sasarannya adalah lebih efektif karena konsumen pada umumnya melihat iklan sebagai hiburan tersendiri. Untuk memutuskan mengenai apa pesan iklan yang hendak disampaikan melalui tiga tahap, menurut Kotler dan Susanto (2002:820) yaitu: 1. Pembentukan Pesan Dalam prinsipnya, pesan produk harus diputuskan sebagai perkembangan konsep produk menyatakan manfaat utama yang diberikan merek tersebut. Orang-orang kreatif menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan kemungkinan daya tarik iklan. Banyak orang kreatif secara idukatif berbicara dengan konsumen, agen utama ide-ide bagus. Perasaan mereka mengenai kekuatan dan kekurangan merk yang sekarang memberi petunjuk penting untuk strategi kreatif.

14

2. Evaluasi dan Pemilihan Pesan Pengiklanan perlu mengevaluasi alternatif pesan. Iklan yang baik biasanya memusatkan pada suatu usulan penjualan inti. Pengiklanan harus menguji dulu semua iklan untuk menentukan daya tarik nama yang memiliki pengaruh prilaku yang kuat. 3. Pelaksana Pesan Pengaruh pesan tidak hanya tergantung pada apa yang dikaitkan tetapi juga bagaimana mengatakannya. Beberapa iklan untuk menempatkan rasional dan lainnya penempatan emosional. Orang-orang yang kreatif harus mendapatkan gaya, nada, kata-kata dan bentuk umum melaksanakan pesan. Semua unsur ini harus dapat menyampaikan citra dan pesan yang terpadu. Dan pesan pun dapat disajikan dalam berbagai gaya pelaksanaannya, menurut Kotler dan Susanto (2002:825) yaitu: 1. Potongan kehidupan, ini menunjukan satu atau beberapa orang menggunakan produk ini dalam keadaan normal. 2. Gaya kehidupan, ini merupakan fantasi mengenai produk tersebut dan penggunanya. 3. Fantasi, ini menimbulkan fantasi mengenai produk tersebut dan penggunanya. 4. Suasana atau citra, ini membangun suasana atau citra yang

membangkitkan bayangan mengenai produk tersebut.

15

5. Simbol kepribadian, menciptakan tokoh yang melambangkan produk tersebut. 6. Bukti ilmiah, menyajikan bukti atau survei ilmiah bahwa merek tersebut lebih disukai atau mengungguli merek lain.

2.4 Media Iklan Untuk menyampaikan pesan dari suatu produk maka perusahaan dapat melaksanakan dengan memakai jasa organisasi media. Dengan adanya media untuk menyampaiakan pesan tersebut maka perusahaan dapat menjangkau sasaran konsumen yang dituju. Dengan memakai media maka segala lapisan masyarakat dapat mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh suatu produk. Akan tetapi pemilihan media yang salah akan dapat mengakibatkan pembengkakan biaya iklan dan secara menyeluruh akan mengakibatkan pembengkakan biaya produksi. Media atau sasaran menyampaikan iklan dapat berupa: 1. Media elektronik, seperti televisi, radio dan internet. 2. Media cetak, seperti surat kabar, tabloit dan majalah-majalah. 3. Media outdoor, seperti billboard, spanduk, poster, dan lainnya. 4. Media berjalan, seperti bus dan taksi. 5. Media lainnya, seperti katalog, brosur dan agenda. Dari berbagai macam-macam media yang digunakan maka dapat dibagi dalam dua kelompok utama menurut Frank Jefkins (2003:28) yaitu: 1. Periklanan Above The Line

16

Merupakan periklanan yang dilakukan melalui media yang berada satu ruang dengan sasaran periklanan yang dituju. Pengertian ruang disini merupakan konsep hubungan antara jangka waktu dan avanility dari media yang dimaksud dengan sasaran yang dituju. Biasanya periklanan ATL ini dilakukan secara sistematis dan dengan penjadwalan waktu teratur. Yang termasuk ATL adalah media elektronik, media cetak. 2. Periklanan Below The Line Merupakan perikanan yang dilakuakan melalui media yang berada di luar ruang sasaran yang dituju. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan agak terbatas. Periklanan sering dilakukan secara periodik seperti iklan ATL, yang dimaksud dalam iklan BTL adalah: media outdoor, media berjalan, dan lainnya. Dengan mengalami beberapa bentuk media merupakan masukan untuk perusahaan yang ingin melakukan periklanan agar tidak mengalami kesalahan dalam penyampaian dan sasaran yang ingin dituju.

2.5 Prilaku Konsumen Dalam mengembangkan dan memasarkan suatu produk, tidak lepas dari kegiatan pasar dan prilaku yang ada dalam pasar. Konsumen merupakan salah satu pelaku yang ada dalam pasar karena mereka melakukan proses transaksi serta pertukaran dengan pihak penjual. Keadaaan pasar semakin kompetitif mendorong pihak penjual (produsen) untuk lebih mengetahui yang diinginkan pasar yang ada,

17

sehingga harus berusaha melakukan kiat-kiat tersendiri dari pemasaran produk. Keadaan pasar harus benar-benar dipahami agar perusahaan tidak salah melemparkan produknya ke pasar. Menurut Kotler (2006:17) tujuan pemasaran adalah memenuhi, melayani, serta menanggapi kebutuhan dari konsumen. Akan tetapi untuk mengetahui bahwa untuk mengenal konsumen tidaklah mudah, konsumen bisa saja mengutarakan keinginan serta kebutuhan yang mereka harapkan, tapi bisa saja bertindak sebaliknya. Perusahaan harus benar-benar jeli dalam menanggapi setiap keinginan serta tindakan dari konsumen. Untuk itu perusahaan harus bisa mengetahui hal-hal yang mendasar tentang keadaan pasar. Dimana terdapat berbagai macam hal yang menentukannya seperti siapa yang membentuk, pasar (konsumen), apa yang dibeli, mengapa dibeli, kapan dibeli, dimana membeli dan beberapa hal lainnya yang membentuk keadaan pasar. Konsumen merupakan sasaran utama dari kegiatan suatu pemasaran perusahaan. Tanpa ada konsumen maka tidak berarti suatu perusahaan yang tujuannya mencari laba. Dan perusahaan harus memahami bagaimana tingkah laku konsumen yang sebenarnya dalam melakukan pembelian. Menurut Betham (2002:63) prilaku konsumen adalah: Teori prilaku konsumen, yang mana tiap orang melakukan pemuasan terhadap nilai guna yang paling besar dan menolak ketidak puasan nilai guna. Prilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan konsumen dalam melakukan tindakan memuaskan kebutuhan yang diinginkan.

18

2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen Menurut Kotler (2006:153) ada dua pelaku pasar yang berada dalam pasar yaitu konsumen dan pesaing. Dalam mengatasi pesaing dapat dilakukan dengan strategi dan kebijakan pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk konsumen harus benar-benar mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi mereka, agar perusahaan tidak melakukan kesalahan dalam melakukan penjualan produknya akibat dari tidak mengetahui keadaan yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen menurut Kotler (2006:153) adalah: 1. Faktor Budaya Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling mendalam terhadap prilaku konsumen. Dimana dalam faktor-faktor budaya dapat dikategorikan lagi menjadi: Kultur (kebudayaan) adalah: Determinasi paling fundamental dari keinginan dan prilaku konsumen. Seseorang akan sangat dipengaruhi oleh keadaan dari kumpulan nila-nilai yang terkadang dalam kehidupan seperti persepsi, taat nilai yang berlaku, prefesi dan prilaku dari keluarga serta lembaga-lembaga yang mempengaruhinya. Sub Kultur ialah setiap kultur dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih baik yang mencakup kebangsaan, negara, kelompok ras dan geografis daerah.

19

Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif kecil homogen dan tetap dalam suatu masyarakat tersusun secara hirakis dan anggota-anggotanya memiliki tata nilai, minat dan prilaku yang mirip. Karakteristik kelas sosial adalah orang-orang dalam masing-masing kelas sosial cenderung untuk berprilaku yang mirip dari pada orang-orang dari kelas dua yang berbeda. Orang-orang yang dipandang mempunyai posisi yang lebih tinggi atau rendah menurut kelas sosial mereka. Kelas sosial seseorang ditandakan oleh sejumlah nilai dan bukan salah satu variable tunggal tertentu. Sedangkan menurut Basu Swasta dan T. Hani Handoko (2001:58), banyak faktor lingkungan ekstern yang mempengaruhi prilaku konsumen, prilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Ini berarti konsumen yang berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda. 2. Faktor Sosial Faktor sosial juga mempengaruhi prilaku konsumen, dimana ada beberapa poin seperti: Kelompok acuan, kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung terhadap pendirian atas prilaku seseorang. Keluarga, anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Seseorang sangat dipengaruhi oleh keluarganya baik itu orang

20

tua, suami, istri, dan anak. Keluarga merupakan suatu kelompok pembelian yang paling penting dalam masyarakat. Peran dan status, seseorang berpatisipasi dalam banyak hal kelompok sepanjang hidup. Posisi orang tersebut dalam setiap kelompok dapat didefenisikan dalam istilah peran dan status. 3. Faktor Pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli. Usia dan tahap siklus, orang-orang yang melakukaan berbagai barang dan jasa sepanjang hidupnya. Pekerjaan, para pemasar berusaha untuk mengidentifikasikan kelompok pekerja yang mempunyai minat lebih dari rata-rata pada produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produk mereka hanya untuk kelompok tertentu. Keadaaan ekonomi, pilihan produk dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Keadaan ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan, kekayaan, hutang, kekuatan untuk pendirian terhadap belanja dan menabung. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diungkapan dalam kegiatan dan pendapatan seseorang. Gaya hidup melukiskan orang yang berinteraksi dengan lingkungan.

21

Kepribadian dan konsep pribadi, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian sebagai karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.

4. Faktor Psikologi Pilihan utama pembelian seseorang dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologi utama, motivasi, persepsi, pengetahuan, serta kepercayaan dan pendirian.

2.7 Tahap-tahap Keputusan Pembelian Konsumen Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkain tindakan fisik maupun mental yang dialami oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Djaslim Saladin dan Yevis Marti Oesman (2002:11) mengemukakan empat tahapan dalam suatu proses pembelian, yaitu : 1. Pengenalan Kebutuhan (Problem/Need Recognition) Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan yang dirasakan konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Kebutuhan itu mungkin saja sudah dikenal dan dirasakan konsumen jauh-jauh sebelumnya, mungkin juga belum. Sebagai contoh : sabun yang telah dikenal dan dirasakan oleh konsumen umumnya bahwa sabun itu dibutuhkan untuk mandi atau mencuci.

22

2. Pencarian Informasi Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang disimpan dalam ingatan (informasi internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal). Konsumen menghadapi resiko dalam arti bahwa setidaknya seorang konsumen akan menyebabkan timbulnya dampak tertentu, yang tidak dapat diantisipasikan dengan kepastian penuh, beberapa dampak yang muncul kiranya tidak akan menyenangkan konsumen berupaya mengurangi

ketidakpastian tersebut, melalui iklan, keluarga, membawa atau bertanya pada teman-teman. 3. Evaluasi Informasi (Information Evaluation) Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternatif pilihan konsumen, terdapat lima konsep dasar yang dapat dipergunakan untuk membantu pemahaman proses evaluasinya, yaitu: a. Produce attributes (sifat-sifat produk) apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk tersebut. Misalnya konsumen hendak membeli biscuit. Keikhasan atau ciri khusus adalah kemasannya.

23

b. Importance weight (nilai kepentingan) kecenderungan konsumen untuk lebih memperhatikan nilai kepentingan yang berbeda-beda pada setiap atribut produk yang dianggapnya lebih menonjol untuk diperhatikan. c. Utility function (fungsi kegunaan) bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan atas produk, yang bervariasi pada tingkatan pilihan untuk setiap produk. d. Brand belief (kepercayaan terhadap merk) kecenderungan konsumen untuk lebih memperhatikan pada merk suatu produk yang memang amat menonjol menurut

pandangannya, sehingga menciptakan brand image pada konsumen tersebut. Misalnya pasta gigi merek Pepsoden. e. Preperence attitudes (tingkat kesukaan) bagaimana konsumen memberikan sikap preferensi (tingkat kesukaan) terhadap merek-merek alternatif melalui prosedur penilaian yang dilakukan konsumen. 4. Keputusan Membeli Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif, biasanya membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu keputusan untuk membeli. Ada tiga faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli, yaitu: :

24

a. Sikap orang lain Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga atau siapa yang ia percaya. b. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga yaitu faktor harga, pendapatan keluarga, dan manfaat yang diharapkan dari produk tersebut. c. Faktor-faktor yang dapat diduga faktor situasional yang dapat diantisipasi konsumen . Untuk lebih jelasnya dapat di gambarkan sebagai berikut :

Gambar Faktor Keputusan Pembeli

25

2.8 Struktur Keputusan Membeli Struktur keputusan membeli penting untuk mengetahui karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen. 1. Keputusan tentang jenis produk Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka

pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain (membeli kamera, pakaian, dan buku). 2. Keputusan tentang jenis produk Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya). Perusahaan harus

menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya tarik merek produk X, misalnya mahasiswa tersebut menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse).

26

3. Keputusan tentang merek Konsumen memutuskan merek yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merek acer. 4. Keputusan tentang penjualan Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual. 5. Keputusan tentang jumlah produk Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda. 6. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan

uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga

27

mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya. 7. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit, bunga rendah, dan lain-lain).

2.9 Pengujian Hipotesa Pada pengujian ini penulis menggunakan pengujian Uji T yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian konsumen. Menurut Nachrowi dan Usman (2006:16) Uji T bertujuan untuk menguji koefisien regresi, termasuk intercept secara individu. Langkah-langkah : 1. Menentukan hipotesis 2. Membandingkan probabilitas t-statistik dengan alpha = 5 % 3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis : Ho : b = 0, berarti tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : b 0, berarti ada pengaruh secara signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

28

Uji-t ini dilakukan dengan cara membandingkan antara probabilitas t-statistik dengan = 0,05 : Bila p = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Bila p = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha ditolak.

Ho gagal ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan penerimaan Ha mempunyai arti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

29

2.10 Penelitian Terdahulu


NO 1 NAMA AGUS RUSLI (2006) PENGARUH KONSUMEN ATTACK DI JUDUL IKLAN TERHADAP PADA PRODUK PRILAKU DETERJEN SUKASARI METODE Analisa Kualitatif Analisa Kuantitatif Analisa Kualitatif Analisa Kuantitatif dan Regresi Linier, korelasi dan dan ANALISA Regresi Linier, korelasi dan HASIL Kualitas produk sangat mempengaruhi pembelian teserbut Harga berpengaruh pembelian tersebut sangat dalam produk produk

KELURAHAN

TANGGERANG BANTEN 2 SEPTA RIANSYAH (2007) PENGARUH HARGA, JENIS DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN DETERJEN

ATTACK DI DESA NGOMBOL PURWOREJO YOGYAKARTA 3 CATUR WIJAYANTO (2009) PENGARUH HARGA, KUALITAS, JENIS DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM

Analisa Kualitatif Analisa Kuantitatif dan

Regresi Linier, korelasi dan

Harga yang

dan

kemasan sangat akan

menentukan produk tersebut.

MELAKUKAN PEMBELIAN DETERJEN RINSO DAN DETERJEN ATTACK DI DESA 4 DWI ENDAH PERMANA (2009) NGASINAN, NGUNTORONADI, WONOGIRI PENGARUH KARAKTERISTIK PRODUK BARU DAN MEMORI IKLAN MEDIA TELEVISI TERHADAP

Analisa Kualitatif Analisa Kuantitatif dan

Regresi Linier, korelasi dan

Karatkteristik produk

suatu sangat

mempengaruhi produk tersebut

KEPUTUSAN KONSUMEN MENGADOPSI SOFTENER DI KELURAHAN MAKAMHAJI 5 USMAN SARWANI (2009) SURAKARTA PENGARUH IKLAN DAN HARGA TERHADAP PRILAKU DETERJEN SUKOHARJO YOGYAKARTA KONSUMEN ATTACK PADA DI PRODUK DETERJEN ATTACK PLUS

Analisa Kualitatif Analisa Kuantitatif dan

Regresi Linier, korelasi dan

Harga berpengaruh pembelian tersebut

sangat dalam produk

KELURAHAN SLEMAN

NGAGLIK

BAB III

30

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian Sehubungan dengan judul yang penulis angkat yaitu: Pengaruh Iklan Terhadap Prilaku Konsumen (Studi Kasus Deterjen Attack) maka pembahasan skripsi ini hanya penulis batasi pada deterjen Attack dan konsumen di Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang.

3.2 Metode Pencarian Sampel Disini penulis menggunakan metode Accidential Sampling, adalah tehnik penentuan sample berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara accidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample, apabila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data, Sugiono (2002:81). Dimana populasi yang diambil untuk diteliti adalah berada di daerah Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang yang keseluruhan koresponden adalah perempuan yang berjumlah 60 koresponden yang berusia 18 tahun sampai 55 tahun secara acidental sampling menggunakan kuesioner kepada masyarakat yang terdiri dari mahasiswi, pedagang, pegawai, ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang.

3.3 Data Yang Digunakan

31

Untuk keperluan penulisan data yang digunakan ialah: a. Data Primer Data yang langsung mengadakan penelitian pada masyarakat atau konsumen yang diambil secara langsung dari lapangan berupa jawaban dan pertanyaan yang diberikan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini data primer berupa kuisioner kepada responden di daerah Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian keperpustakaan dalam hal ini melalui, buku-buku, majalah-majalah, surat kabar, internet, maupun artikel yang berhubungan dengan skripsi yang akan ditulis.

3.4 Metode Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Wawancara Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden yang diarahkan pada suatu permasalahan.

b. Observasi

32

Yaitu tehnik pengumpulan data yang diperlukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan terhadap gejala yang diteliti. c. Angket (Kuesioner) Yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi.

3.5 Variable Operasional Definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu obyek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Umumnya diukur dengan menggunakan indikator yang berupa variabel teramati. Contohnya sepert kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, dan kesehatan.

Variable (X) Iklan -

Indikator Tujuan Iklan

33

Sumber Kotler (2002:653)

Pengenalan produk baru Mengingatkan pembeli Mengubah keyakinan merek Mempertahankan kesukaan merek tersebut.

Pesan Iklan - Manfaat produk tersebut - Memberikan daya tarik - Pengaruh dari produk Media Iklan - Media elektronik - Media cetak - Media outdor - Media berjalan - Media Katalog, brosur, agenda Faktor Budaya - Kultur atau kebudayaan - Subkultur Faktor Sosial - Kelompok acuan - Keluarga - Peran dan status Faktor Pribadi - Usia - Pekerjaan - Keadaaan ekonomi - Gaya hidup - Kepribadian Faktor Psikologi - Motivasi - Kepercayaan

(Y)Prilaku Konsumen Sumber Betham (2002:63)

3.6 Metode Analisa

34

Analisa Kualitatif Suatu metode analisa yang merupakan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan ditulis. Penelitian akan dilakukan melalui kuisioner sebanyak 20 pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan tentang iklan (variabel x) dan 10 pertanyaan tentang prilaku konsumen (variabel y) yang disebarkan kepada responden di daerah Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang.

Analisa Kuantitatif Suatu metode analisa dengan menggunakan hitungan yang didapat berupa angka yang diolah ke dalam statistik dengan menggunakan metode deskriptif. Adapun metode deskriptif yang digunakan untuk menghitung pengaruh iklan terhadap prilaku konsumen pada deterjen Attack. Dimana dianalisa menggunakan rumus: 1. Regresi Linier sederhana Y = a + bX Dimana: Y = Prilaku Konsumen (variable terikat) A = konstanta yang merupakan nilai Y pada saat X = 0 b = koefisien regresi X = Iklan (variable bebas)

35

2. Untuk menentukan nilai a dan b dapat ditentukan dengan rumus kuadrat terkecil (Least Sguare): a=

Y bX
n
n XY X Y n X
2

b=

( X ) 2

3. Dimana Analisis korelasi menurut Sugiono (2006:182), merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara dua variable. Tingkat hubungan tersebut dapat dibagi menjadi tiga kriteria yaitu mempunyai hubungan positif, memunyai hubungan negatif dan tidak mempunyai hubungan. Analisis korelasi digunakan unatuk mengukur tinggi rendahnya derajat hubungan antara variable yang diteliti. Koefisien korelasi yang mendekati angka +1 berarti terjadi hubungan positif yang erat, bila mendekati angka -1 berarti trejadi hubungan negatif yang erat. Sedangkan koefisien korelasi yang mendekati angka 0 berarti hubungan antara kedua variable adalah lemah atau tidak erat. Dengan nilai korelasi adalah -1 r +1. untuk mencari nilai koefisien korelasi (r) dapat digunakan rumus Korelasi Linier.

r=

(n. x

n. xy x. y
2

(x)

)(n. y

( y )

36

Dimana: r = bilangan konstan (kontanta) X = Iklan Y = Prilaku Konsumen n = Jumlah data Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi Interfal koefisien 0,00 - 0,199 0,21 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Tingkat hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

4. Untuk mengetahui apakah suatu hipotesis itu diterima atau ditolak maka akan dilakukan uji hipotesis dalam langkah-langkah: 1. Menentukan hipotesis nol (Ho) dengan hipotesis (Ha) Ho : = 0 tidak ada hubungan antara iklan dan keputusan pembelian. 2. Hitung harga statistik pengujian dengan rumus:
t hitung =

r n 2 r 1 r 2

37

Keterangan : t = nilai hitung r = koefisien korelasi n = jumlah data

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN

38

4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Kao Indonesia bergerak di bidang usaha barang-barang konsumsi (Consumer Goods) yang secara garis besar dikelompokkan dalam 3 kategori sebagai berikut: :

1. Perawatan Kulit yang meliputi sabun perawatan wajah dan sabun mandi "BIORE". 2. Perawatan Kesehatan berupa pembalut wanita "LAURIER". 3. Produk kebutuhan rumah tangga berupa sabun cuci pakaian "ATTACK". Di dalam bidang usaha ini PT. Kao Indonesia berusaha sepenuh hati untuk kepuasan dan peningkatan kualitas hidup konsumen dengan menciptakan produkproduk yang berkualitas baik dan perspektif konsumen yang kita sebut "YOKIMONOZUKURI", Kao Corporation hadir di Indonesia dengan keyakinan bahwa bangsa yang bersih adalah bangsa yang sejahtera. Dan cara hidup yang sehat adalah cerminan sebuah tingkat kehidupan yang lebih baik. Pada tahun 1985 Kao Corporation membuat sebuah langkah besar dengan menggandeng PT. DINO INDONESIA INDUSTRIAL Ltd. yang telah memproduksi bubuk deterjen Dino sejak tahun 1969. Gabungan dua perusahaan ini tetap bernama PT. Dino Indonesia Industrial Ltd. dengan perbandingan saham 50 : 50. Bersama PT. RODAMAS, KAO Corporation terus berusaha memasyarakatkan cara hidup yang lebih bersih, lebih cantik dan lebih sehat. Pada tahun 1990, dibentuklah PT. DINOKAO INDONESIA yang memasarkan produk-produk PT. Dino Indonesia Industrial Ltd., dan di awal tahun

39

1997, PT. DINO INDONESIA INDUSTRIAL Ltd., bergabung dengan PT. DINOKAO INDONESIA menjadi PT. KAO INDONESIA Source: http://www.kao.com/id

4.2 Gambaran Umum Produk Attack Attack deterjen berkualitas yang memiliki daya bersih tinggi dan selalu berinovasi. Varian-variannya mempunyai kemampuan lebih untuk memenuhi kebutuhan ibu rumah tangga yang berbeda-beda akan hasil cuciannya, sehingga memberikan kepuasan menyeluruh setiap kali mencuci. Attack dalam menempatkan produknya tetap menampilkan keunggulan yaitu dengan semboyan Attack kecil tapi hebat dalam bentuk lain yaitu denga melakukan iklan. Dimana terdapat komposisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan produk lain. Terdapat juga keunggulan lain yang disampaikan oleh attack yaitu merupakan deterjen anti redeposisi yang dapat mencuci bersih tanpa menempel kembali noda yang sudah terangkat oleh deterjen pada kain dengan memakai Butiran Biolite dan Attack merupakan butiran padat sehingga cukup membutuhkan sedikit untuk mencuci pakaian. Source: http://www.kao.com/id

4.3 Gambaran Umum Masyarakat

40

Penelitian dilakukan di Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang dimana rata-rata masyarakat taraf kehidupannya menengah keatas. Dengan jumlah populasi 21.508 jiwa, dan mempunyai 15 Rukun Warga, 56 Rukun Tetangga, 10.512 penduduk lakilaki, 10.996 penduduk perempuan, 7.918 penduduk sebagai pegawai, 543 penduduk sebagai pedagang atau wiraswasta, 45 penduduk sebagai pertukangan, 7.214 penduduk sebagai buruh, 282 penduduk sebagai pensiunan, 73 penduduk bergerak dibidang jasa, 6 penduduk sebagai pemulung, sisanya siswa, mahasiswa serta ibu rumah tangga.

4.4. Pembahasan 4.4.1 Demografi Responden Dari hasil penelitian yang dilakukan selama 2 hari terhadap responden di lingkungan Kelurahan Srijaya Palembang dapat disimpulkan gambaran umum responden ditinjau dari jenis kelamin, umur atau usia serta pekerjaan. Hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada data responden dibawah ini:

41

Karakteristik Responden dilihat dari Jenis Kelamin:

60 60 50 40 Jumlah 30 20 10 0 Laki-laki 0 Perempuan

Selanjutnya adalah responden berdasarkan umur atau usia: Karakteristik Responden dilihat dari Umur atau Usia

25 20 Jumlah Penduduk 15 10 5 0 10 4 9 11

25

usia 19-24 usia 25-30 usia 30-35 usia 36-40 usia 41-55

42

Selanjutnya adalah responden berdasarkan pekerjaan: Karakteristik Responden dilihat dari Pekerjaan:
20 20 18 16 14 12 Jumlah 10 8 6 4 2 0 20

10

10

Mahasiswa

PNS

Pedagang

Ibu Rumah Tangga

Berdasarkan data tersebut bahwa responden berjumlah 60 responden yang berhasil penulis temui yang kesemuanya itu adalah perempuan di lingkungan Kelurahan Srijaya KM. 5 Palembang terdiri dari 10 orang berusia 19 sampai 24 tahun, 4 orang berusia 25 sampai 30 tahun, 7 orang berusia 30 sampai 35 tahun, 14 orang berusia 36 sampai 40 tahun, 25 orang berusia 41 sampai 55 tahun serta terdiri dari 10 mahasiswa, 20 PNS, 10 pedagang, 20 ibu rumah tangga.

43

4.4.2

Analisis Deskriptif Mengenai Iklan di masyarakat Kelurahan Srijaya KM. 5 Palembang. TABULASI HASIL KUISIONER PENGARUH IKLAN
Hasil Jumlah

No

Kuisioner Pernahkah konsumen mendengar tentang deterjen merek

Pertanyaan Kuisioner

Rata-rata

Attack Pernahkah konsumen mendengar semboyan Attack kecil tapi hebat. Seringkah konsumen melihat iklan deterjen Attack seharihari. Seringkah konsumen diberikan arahan untuk menggunakan deterjen merek Attack. Seringkah konsumen merasakan manfaatkan dari produk Attack sehari-hari. Seringkah konsumen tertarik mengenai produk Attack Seringkah konsumen merasakan pengaruh dari produk

231

3.85

207

3.45

198

3.30

4 5 6

133 177 175

1.88 2.95 2.91

Attack. Seringkah konsumen mendengar iklan produk Attack dari media elektronik. Seringkah konsumen melihat iklan produk Attack di media cetak. Seringkah konsumen dibagikan brosur tentang iklan produk Attack Rata-rata keseluruhan

168

2.80

8 9 10

228 145 75

3.8 3.41 1.25 X 2.86

Dari data tabulasi tersebut mengenai iklan maka dapat dilihat hasil rataratanya X 2,86 dan hasil rata-rata tertinggi tentang informasi iklan Attack dimana koresponden banyak mendengar dan mengetahui tentang produk Attack melalui

44

mendengar dari orang lain atau melihat iklan produk Attack melalui media elekttronik maupun media cetak. Selebihnya koresponden banyak mengetahui tentang produk Attack dari ketertarikannya sendiri untuk mencoba, merasakan, ingin mengetahui berpengaruh atau tidak. Dan hasil terendah koresponden tidak mengetahui tentang produk Attack dipengaruhi oleh tidak adanya arahan, bimbingan, serta diberikannya brosur mengenai iklan produk Attack.

4.4.3

Analisis Deskriptif Mengenai Prilaku Konsumen di masyarakat Kelurahan Srijaya KM. 5 Palembang. TABULASI HASIL KUISIONER PRILAKU KONSUMEN

45

Hasil Jumlah No Kuisioner Pernahkan konsumen menggunakan deterjen untuk mencuci pakaian. Pernahkah konsumen membeli deterjen merek Attack Seberapa sering konsumen membuktikan kebenaran iklan Attack Terbuktikah iklan deterjen Attack dengan kenyataan Seberapa sering mengganti deterjen yang biasa dipakai dengan deterjen Attack Seberapa sering konsumen menggunakan deterjen merek Attack Seringkah konsumen menggunakan produk Attack karena terpaksa Seringkah konsumen menggunakan produk Attack karena ikut-ikutan Seringkah konsumen menggunakan produk Attack karena dorongan pribadi Seringkah konsumen menggunakan produk Attack karena percaya Rata-rata keseluruhan Pertanyaan Kuisioner 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 289 208 167 178 186 203 112 103 187 173

Ratarata 4.81 3.46 2.78 2.96 3.10 3.38 1.86 1.71 3.11 2.88 Y 3.01

Dari data prilaku konsumen yang telah didapat, maka hasil rata-ratanya ialah Y 3,0 yang kesemuanya itu koresponden pernah mencuci menggunakan deterjen pakaian, serta koresponden pernah mencuci menggunakan deterjen Attack. Dari ratarata tertinggi mengenai prilaku konsumen, koresponden sebagian besar banyak yang telah membeli dan menggunakan produk Attack, serta sering juga menggunakannya, baik itu menggunakan atau memakai produk Attack karena iklan, dorongan pribadi, atau pun koresponden membeli dan menggunakan produk Attack karena sudah percaya. Dari hasil rata-rata terendah koresponden tidak pernah dipaksa atau ikut-

46

ikutan untuk membeli produk attack. Jadi koresponden murni membeli dan menggunkan produk Attack dari melihat iklan, dorongan pribadi, serta telah percaya akan produk Attack yang telah digunakan sebelumnya.

4.4.4

Pengaruh Iklan Terhadap Prilaku Konsumen Pada Produk Deterjen Attack Di Kelurahan Srijaya Km.5 Palembang. Iklan merupakan suatu strategi perusahaan untuk menghadapai pesaing dan

meraih image atau daya tarik kepada konsumen maka dari itu beriklan sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan adanya iklan bisa mempengaruhi prilaku konsumen yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang belum mengenal menjadi mengenal, yang belum menggunakan menjadi menggunakan. Dari data tabulasi kuisioner yang telah di olah.konsumen banyak mengetahui produk Attack dari iklan baik iklan dari media elektronik maupun iklan dari media cetak. Dengan iklan yang sering di dengar, dilihat oleh konsumen maka dapat berpengaruh besar terhadap prilaku konsumen untuk konsumen itu membeli, menggunakan, ataupun untuk sekedar mencoba produk khususnya produk Attack. 4.4.5 Analisa Regresi Linier Sederhana

4.4.5.1 Regresi Linier Sederhana


Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) B 1.655 Std. Error .404 Standardized Coefficients Beta t B 4.095 Sig. Std. Error .000

47

.473 a Dependent Variable: prilaku konsumen

Iklan

.141

.404

3.364

.001

Sumber data diolah menggunakan SPSS 17.0


Hasil analisis regresi tersebut diperoleh model regresi untuk menyatakan persamaan pengaruh iklan (X) terhadap prilaku konsumen (Y) pada produk attack khususnya yaitu: Y= 1.655 + 0.473 X, dimana regresi tersebut menjelaskan bahwa pengaruh iklan sebesar 0,473 memberikan arti bahwa iklan sangat berpengaruh terhadap prilaku konsumen untuk merespon suatu produk.

4.4.5.2 Koefisien Korelasi


Model Summary Adjusted R R R Square .404(a) .163 a Predictors: (Constant), iklan Model 1 Square .149 Std. Error of the Estimate .27002

Sumber data diolah menggunakan SPSS 17.0

dari variable tersebut diperoleh nilai Adjusted R-square yang positif sebesar 0,149 hal ini berarti ada pengaruh iklan terhadap prilaku konsumen tentang produk Attack sebesar 14,9% sedangkan sisanya 85,1% dipengaruhi oleh variable-variable lain diantaranya seperti minat membeli, alternatif pilihan deterjen lain, dan dorongan pribadi. Dari tabel pedoman untuk memberikan nilai interprestasi terhadap koefisien korelasi maka dapat dilihat hubungan antara iklan dengan prilaku konsumen pada produk Attack tingkat hubungannya sangat rendah.

48

4.4.5.3 Test Koefisien Korelasi atau Uji t-hitung


Coefficients(a) Unstandardized Coefficients B Std. Error 1.655 .404 .473 .141 a Dependent Variable: prilaku konsumen (Constant) Iklan Model 1 Standardized Coefficients Beta .404 t B 4.095 3.364 Sig. Std. Error .000 .001

Sumber data diolah menggunakan SPSS 17.0 Hasil uji parsial (uji t) dapat dijelaskan bahwa pengaruh iklan terhadap prilaku konsumen pada produk Attack ditunjukan dengan nilai 3,364 yang mana nilai signifikannya sebesar 0.01 > 0,05. sehingga dapat dikatakan ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh iklan dengan prilaku konsumen pada masyarakat kelurahan srijaya km. 5 palembang.

4.4.5.4 Pembahasan PT. Kao indonesia yang memproduksi produk deterjen attack dalam memasarkan produknya menggunakan iklan sebagai salah satu sarana untuk promosi sekaligus untuk mengenalkan produknya di masyarakat. Ini terlihat dari data tabel pengaruh iklan menunjukkan angka rata-rata X 2,86 dan angka rata-rata Y 3,01 dimana angka rata-rata X memang lebih kecil dari anggka rata-rata Y itu berarti walapun dengan sedikitnya beriklan yang di tanggapi, di mengerti, di ketahui sebagian masyarakat maka ada pengaruh dorongan lain yang menyebabkan konsumen

49

masih tetap menggunakan produk deterjen Attack seperti penggunaan deterjen seharihari untuk mencuci selain sabun colek, dan sabun batangan, deterjen alternatif, atau juga dorongan pribadi untuk ingin menggunakan produk Attack. Dari hasil tabulasi koefisien terdapat nilai a=1,655 dimana pengaruh iklan mempengaruhi prilaku konsumen, b=.0,473 nilai b positif berarti semakin tinggi atau banyak perusahaan beriklan maka akan semakin berpengaruh pada prilaku konsumen dalam hal mengetahui dan lebih lagi dalam hal menggunakan produk tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Iklan merupakan salah satu sarana promosi dimana dengan beriklan perusahaan dapat menyampaikan informasi suatu produk, keunggulan suatu produk, serta petunjuk praktis suatu produk yang merupakan salah satu strategi dalam menghadapi suatu persaingan dengan pihak lain. Berdasarkan pada bab-bab

50

sebelumnnya dimana hasil perhitugan koefisien korelasi dimana nilai 14,9% dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang rendah dan positif antar iklan dan prilaku konsumen hal ini menunjukkan bahwa keputusan konsumen untuk suka atau tertarik memakai produk tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh iklan tetapi juga bisa

dipengaruhi oleh variable-variable lain diantaranya seperti minat membeli, alternatif pilihan deterjen lain, dan dorongan pribadi. PT. Kao Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan penghasil deterjen Attack harus dapat meningkatkan volume promosi baik dari media elektronik maupun media cetak khususnya selebaran dan brosur guna lebih memberikan informasi produk Attack khususnya kepada konsumen yang mengetahuinya.

5.2 Saran-saran Dengan adanya data yang telah diolah dan dengan melihat data tabulasi tentang iklan serta data tabulasi tentang prilaku konsumen. Maka penulis menyarankan agar: 1. PT. Kao Indonesia hendaknya lebih meningkatkan promosi dengan cara beriklan, khususnya iklan melalui media cetak seperti brosur atau selebaran yang harus dibagikan di pusat perbelanjaan, toko-toko atau warung kecil.

51

2. PT. Kao Indonesia hendaknya banyak melakukan demo-demo produknya baik melalui media televisi maupun demo langsung di tempat-tempat seperti sekolahan, bagaimana mengajarkan anak-anak untuk giat mencuci sendiri serta demo bagaimana cara mencuci yang baik, dan juga memberikan contoh bahwa produk deterjen Attack adalah salah satu deterjen yang baik dan ramah lingkungan. Tak lupun juga pada masyarakat di kelurahan dan di lingkungan ibu-ibu PKK dan posyandu. Tujuannya agar konsumen lebih mengenal dan yakin akan produk Attack yang di sampaikan. 3. PT. Kao Indonesia juga hendaknya melakukan promosi melalui media outdor dan media berjalan, seperti stiker pada bus atau oplet umum.

DAFTAR PUSTAKA

Betham, Jeremi, 2002, Prilaku Konsumen, Erlangga, Jakarta. Jefkins, Frank, 2003, Periklanan, Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip, 2006 Manajemen Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta. Kotler, Philip, dan Susanto, AB, 2002, Manajemen Pemasaran Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

52

Kotler Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium 1, Prehallindo, Jakarta. Sugiono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Alfabet, Bandung. Sugiono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Alfabet, Bandung. Sigit, Suardi, 2002, Marketing Bisnis, Erlangga, Jakarta. Sudjanah, 2002, Metode Statistik, Tarsito, Jakarta Riduwan & Akdon. 2006. Rumus Data Dalam Aplikasi Bandung. Nachrowi, Nachrowi D & Usman, Hardius. 2006. Pendekatan Populer Dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan . Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta http://www.kao.com/id/ http://ilmumanajemen.com/ Statistika, Alfabeta,

53

Anda mungkin juga menyukai