Anda di halaman 1dari 26

Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya

tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Zat terlarut merupakan komponen minornya. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur.

LARUTAN

Pelarut

Zat terlarut
Padat/Cair/gas Tunggal/majemuk Jumlahnya lebih sedikit

Cair Tunggal/majemuk Jumlahnya lebih banyak

Molekul zat padat

Molekul zat cair

Molekul zat gas

PEMBENTUKAN LARUTAN For a solution to occur, the solvent molecules must overcome this intermolecular stickiness in the solute At the same time, the solvent molecules must be separated from each other by the molecules of the solute.

The solvent molecules must find their way between and around the solute molecules.

KONSEP DASAR PELARUTAN

Mekanisme pelarutan

Zat Terlarut Gas

Pelarut Gas

Contoh Oksigen dalam udara

Cairan
Padatan Gas Cairan Padatan Gas Cairan Padatan

Gas
Gas Cairan Cairan Cairan Padatan Padatan Padatan

Uap air dalam udara


Yodium dalam udara Oksigen dalam air Alkohol dalam air Garam dalam air Nitrogen dalam paladium Air raksa dalam emas Perak dalam emas

Pelarut yang paling umum adalah air. Pelarut lain antara lain : alkohol, aceton, benzene, carbon tetrachlorida, dll Umumnya pelarut adalah cairan. Perubahan kimia dapat terjadi diantara komponen larutan atau terbentuk senyawa baru. Misal : seng tidak larut dalam air tetapi bila dalam air dimasukkan dalam larutan encer asam sulfat, maka akan terjadi reaksi kimia dan seng dapat larut.

Kemampuan melarutkan dan larut dari suatu zat ditentukan oleh struktur molekul dari solute dan solventnya. Jika atom dari molekul senyawa kovalen tidak tersusun simetris, pusat muatan positif dan negatif tidak seletak dalam molekul sehingga terjadi distribusi muatan listrik yang tidak seimbang, molekulnya bersifat dipole dan senyawa disebut zat polar

Jika atom dari molekul senyawa kovalen tersusun simetris, pusat muatan positif dan negatif seletak didalam molekul. Molekul tidak bersifat dipole dan senyawanya disebut non polar. Pada umumnya cairan yang polar akan melarutkan zat polar, sedangkan cairan non polar akan melarutkan zat non polar. Penyimpangan terhadap hal ini mungkin terjadi, misalnya jika adanya penambahan senyawa ionik (misal NaCl) kedalam solvent polar (misal air), maka gaya tarik molekul dipole dari air akan mampu memisahkan ion Na+ dan Cl- dari ikatannya.

The type of forces between solute-solute molecules and solvent-solvent molecules must be considered.
These intermolecular attractions must be broken before new solute-solvent attractive forces can become effective. Perhaps the bond breaking and bond forming processes take place simultaneously. A solute will dissolve in a solvent if the solute-solvent forces of attraction are great enough to overcome the solute-solute and solvent-solvent forces of attraction. A solute will not dissolve if the solute-solvent forces of attraction are weaker than individual solute and solvent intermolecular attractions. Generally, if all three of the intermolecular forces of attraction are roughly equal, the substances will be soluble in each other.

Mengapa ada solut (padat maupun cair) yang dapat larut dalam suatu solven, dan ada yang tak dapat larut?

Suatu senyawa akan melarutkan senyawa lain jika gaya antar molekul keduanya sejenis.

LIKES DISSOLVES LIKE

Solubility Rule: LIKES DISSOLVE LIKES


This means that ionic or polar solutes dissolve in polar solvents. Non-polar solutes dissolve in non-polar solvents. NaCl dissolves in water Sugar dissolves in water Alcohol dissolves in water

Vegetable oil dissolves in hexane Lubricating oil dissolves in kerosene Jack fruit gum dissolves in kerosene

Polar and ionic solutes DO NOT dissolve in non-polar solvents and vice versa.

Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai membetuk larutan jenuh. Larutan jenuh (saturated) Larutan jenuh merupakan larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimum sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Terjadi keseimbangan antara solute larut yang larut dan yang tidak larut Kecepatan pelarutan sama dengan kecepatan pengendapan Kelarutan dapat dinaikkan dengan meningkatkan suhu, pengadukan

Larutan tidak jenuh (unsaturated) : larutan yang mengandung solute lebih sedikit dari pada larutan jenuhnya
Larutan lewat jenuh (supersaturated) : larutan yang mengandung solute lebih banyak dari pada yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang sama

This is accomplished best when the attractions between the molecules of both components are similar. If the attractions are sufficiently different, the strongly attracted molecules will cling together, excluding the weakly attracted molecules, and immiscibility (not able to be mixed) will result . Oil and water do not mix because the water molecules, strongly attracted to each other, will not allow the weakly, attracted oil molecules between them.

Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu :
larutan elektrolit, yang terdiri dari : larutan non elektrolit.
elektrolit kuat elektrolit lemah

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Larutan Elektrolit Kuat


Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu ( = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.

Larutan Elektrolit Lemah


Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mamp u menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah, dan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
Asam lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain. Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

Larutan non-Elektrolit
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
Larutan Larutan Larutan Larutan urea sukrosa glukosa alkohol dan lain-lain

Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. Konsentrasi larutan dinyatakan melalui beberapa cara, antara lain :
FRAKSI MOL Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan Fraksi mol dilambangkan dengan X.

Contoh:

Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut A dan 7 mol zat terlarut B. maka:
XB = nB /(nA + nB) = 7 / (3 + 7) = 0.7 XA + X B = 1
XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3 + 7) = 0.3

PERSEN BERAT

Contoh:

Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan. gula = 5/100 x 100 = 5 gram air = 100 5 = 95 gram

Larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat :

MOLALITAS (m) Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.

Contoh:

Hitunglah molalitas 4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air molalitas NaOH = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air = 0,2 m

MOLARITAS (M) Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam 250 ml larutan ? molaritas H2SO4 = (9.8/98) mol / 0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 M NORMALITAS (N) Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+. Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-. Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan : N = M x valensi

Contoh:

Unit Lain : % w/v berat zat terlarut/ 100 ml larutan NaCl 0.9% (w/v) = 0.9 gram NaCl/100 ml larutan % v/v ml zat terlarut/ml larutan Larutan alkohol 70% = 70 ml alkohol/100 ml larutan % w/w berat zat terlarut/berat larutan 5 g glukosa dicampur 50 g air, menghasilkan larutan dengan konsentrasi 9.1% (w/w) % mg mg zat terlarut/100 ml larutan Kadar gula darah 120 % mg = 120 mg glukosa/100 ml larutan ppm 1 mg/liter 0.05 m gram besi dalam 250 ml air minum = 0.05 mgram/0.25 liter = 0.2 gram/liter = 0.2 ppm

Bila konsentrasi dinyatakan dalam skala volumetrik, kuantitas zat terlarut yang terkandung didalam suatu volume larutan tertentu sama dengan hasil perkalian vomue dan konsentrasi.
kuantitas zat terlarut = volume x konsentrasi

Jika larutan diencerkan, volumenya bertambah besar dan konsentrasinya bertambah kecil tetapi kuantitas total zat terlarut tidak berubah. Jadi 2 buah larutan yang konsentrasinya berbeda, tetapi mengandung zat terlalut yang kuantitasnya sama mempunyai hubungan sebagai berikut :
Volume 1 x konsentrasi 1 = volume 2 x konsentrasi 2

Anda mungkin juga menyukai