Anda di halaman 1dari 11

HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA, PROSES TERMODINAMIKA DAN ENTALPI

KELOMPOK 24

Laporan Tugas Kelompok Untuk Mata Kuliah Termodinamika Material Pendidikan Dasar Perguruan Tinggi

FAKULTAS TEKNIK

BAB I Hukum Pertama Termodinamika

A. Hukum Pertama Termodinamika Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang diberikan ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.

Dapat diartikan bahwa perubahan pada Energi Dalam adalah sama dengan perbedaan yang transfer panas pada sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem.
Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai

Q = W + U
Dimana; Q = Kalor yang masuk ( + ) atau yang keluar ( - ) dari system

W = Sistem yang melakukan Usaha ( + ) pada sistem atau yang diberikan Usaha ( -) oleh sistem

U = U2 U1 = Perubahan energi dalam dari keadaan awal hingga keadaan akhir

Dari persamaan tersebut dapat kita ubah menjadi U = Q W. Tanda negatif yang ada ada persamaan adalah tanda yang sebenarnya dan tidak diperbolehkan diubah. Hal yang berhubungan dengan konversi tanda dimana dia W mempunyai nilai positif (+) ataupun negatif (-) itu adalah mengikuti rumus yang ada. Intinya adalah rumus diatas adalah baku dan tidak perlu dirubah tandanya, karena biasanya terjadi kesalahan pada pergantian tanda. Pergantian tanda sematamata terjadi ketika nilai W sudah diketahui. Usaha yang dilakukan oleh sebuah sistem bukan hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir, tetapi juga tergantung pada proses perantara antara keadaan awal dan keadaan akhir. dengan demikian, kalor yang dipindahkan masuk atau keluar dari sebuah sistem tergantung pada proses perantara di antara keadaan awal dan keadaan akhir. Konversi tanda pada panas dan kerja yang ada pada sistem diberlakukan ketentuan Ketika Panas diberikan ke system, maka Q bernilai postif (+Q) Ketika Panas dikeluarkan oleh system, maka Q bernilai negatif (- Q) Ketika Kerja dilakukan ke sistem atau ada kerja yang dikenakan pada sistem, maka nilai W negatif ( -W ) Ketika Kerja dilakukan oleh system, atau sistem melakukan kerja, maka nilai W positif ( +W) Untuk perubahan infinitisimal ( yang sangat kecil ): dU = dQ dW dU = dQ PdV

Bab II Proses Termodinamika

A. Proses Adiabatis ( tidak ada perpindahan kalor )

Dalam proses adiabatik, tidak ada kalor yang ditambahkan pada sistem atau meninggalkan sistem (Q = 0). Proses adiabatik bisa terjadi pada sistem tertutup yang terisolasi.Untuk sistem tertutup yang terisolasi dengan baik, biasanya tidak ada kalor yang mengalir ke dalam sistem atau meninggalkan sistem. Proses adiabatik juga bisa terjadi pada sistem tertutup yang tidak terisolasi. Pada proses adiabatik berlaku hubungan pV = konstan

Q = W + U, dengan Q = 0 (Karena tidak ada transfer panas) U = -W piVi = pfVf


Usaha yang dilakukan pada proses adiabatis :

W = p dV p = k/V , k = konstan , maka W = (k/V ) dV W = 1/(1- ) { pfVf - piVi}


Apabila sistem ditekan dengan cepat (kerja dilakukan terhadap sistem), maka kerja bernilai negatif. Karena W negatif, maka U bernilai positif (energi dalam sistem bertambah). Sebaliknya jika sistem berekspansi atau memuai dengan cepat (sistem melakukan kerja), maka W bernilai positif. Karena W positif, maka U bernilai negatif (energi dalam sistem berkurang). Perubahan tekanan dan volume sistem pada proses adiabatik digambarkan melalui grafik di bawah :

B. Proses Isokoris (volume konstan) Dalam proses Isokorik, volume sistem dijaga agar selalu konstan. Karena volume sistem selalu konstan, maka sistem tidak bisa melakukan kerja pada lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan tidak bisa melakukan kerja pada sistem. Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan V2 V1= 0 (V = 0) Bila volume konstan, p/T = konstan, pi/ Ti = pf/Tf

Pada proses ini V = 0, Karena W = pV, maka usaha yang dilakukan W = 0, sehingga Q = U = n cv T C. Proses Isobaris (Tekanan Tetap ) Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = pV) Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan QV =U Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai W = Qp QV

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan ( Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV).

Bila tekanan konstan, V/T = konstan, Vi/ Ti = Vf/Tf Pada proses ini usaha yang dilakukan W = p V = p (Vf - Vi ) , sehingga U = Q - W U = Q - p V

D. Proses Isotermis (temperatur konstan) Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (U = 0 ) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan system (Q = W). Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p V di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai

Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.

Bila temperatur konstan, pV = konstan, piVi = pfVf Pada proses ini T = 0, maka perubahan tenaga internal U = 0, dan usaha yang dilakukan : W = p dV p = nRT/V, maka W = nRT (1/V) dV

E. Kapasitas Panas Kapasitas Panas adalah kalor yang dibutuhkan sistem untuk menaikan suhunya sebesar 1 K Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam. Volumenya dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat dirubah-rubah menurut kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas

yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu gas mempunyai bermacam-macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai arti praktis yaitu : - Kapasitas panas pada volume konstan. - Kapasitas panas pada tekanan konstan. Kapasitas panas Kapasitas panas pd V konstan dQ = Cv dT dQ = n Cv dT Kapasitas panas pd P konstan: dQ = CP dT dQ = n CP dT Secara mikroskopis, temperatur dari gas dapat diukur dari tenaga kinetik translasi rata-rata dari molekul gas tersebut, Untuk molekul yang terdiri satu atom, momoatomik, seperti He, Ne, gas mulia yang lain, tenaga yang diterimanya seluruhnya digunakan untuk menaikkan tenaga kinetik translasinya,oleh karena itu total tenaga internalnya : U = 3/2 NkT = 3/2 nRT Tampak bahwa U hanya merupakan fungsi T saja.

p f

f i

T + T

V
Untuk suatu proses volume konstan (i -> f ), usaha yang diakukan gas : W=

p dV = 0, maka menurut hukum pertama termodinamika,

Q = U = 3/2 n R T n cv T = 3/2 n R T cv = 3/2 R Seluruh kalor yang diterimanya, digunakan untuk menaikkan tenaga internal sistem. cv adalah kalor jenis molar gas untuk volume konstan. Untuk suatu proses volume konstan (i -> f ), usaha yang dilakukan gas W = dV = p V, maka menurut hukum pertama termodinamika U = Q - W = n c p T - p V Karena kedua proses tersebut mempunyai temperatur awal dan akhir yang sama maka U kedua proses sama. n cv T = n cp T - p V Dari pV = nRT diperoleh p V = n R T , maka n cv T = n cp T - n R T

c p - cv = R

Karena cv = 3/2 R, maka cp = 5/2 R, perbandingan antara kuantitas tersebut = cp / cv = 5/3 Untuk gas diatomik dan poliatomik dapat diperoleh dengan cara yang sama : gas diatomik ( U = 5/2 nRT) : = 7/5 gas poliatomik (U = 3 nRT) : = 4/3

Bab III Entalpi (H) Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi tidak bisa diukur, yang bisa dihitung adalah nilai perubahannya. Entalpi juga diartikan sebagai ukuran dari total energi dari sistem termodinamika, meliputi energi dalam yang dibutuhkan dalam membuat suatu sistem, dan tentunya sejumlah energi dibutuhkan untuk memberikan ruang untuk sistem dengan menggerakan atau mengubah lingkungannya dan menciptakan tekanan dan volume pada sistem. (Enthalpy is a measure of the total energy of a thermodynamic system. It includes the internal energy, which is the energy required to create a system, and the amount of energy required to make room for it by displacing its environment and establishing its volume and pressure.)(taken from Wikipedia) Entalpi total dari suatu sistem tidak bisa diukur pasti berapa besarnya, tetapi hal yang penting adalah kita bisa mengukur perubahan entalpi H yang sangatlah penting. Secara matematis, perubahan entalpi dapat dirumuskan sebagai berikut: H = U + PV di mana:

H = entalpi sistem (joule) U = energi internal (joule) P = tekanan dari sistem (Pa) V = volume sistem (m3)

Q = U + P V Q = (U2 U1) + P (V2 V1) Q = (U2 +PV2) ( U1 + PV1) = (U + PV) Q = H

Entalpi merupakan fungsi dari P dan T, dengan persamaan H = H(T,P)


H dH = dT T P H + dP P T

Jika prosesnya adalah isobarik maka persamaannya hanya


H dH = dT T P

Karena pada isobarik dP = 0.

Anda mungkin juga menyukai