Anda di halaman 1dari 19

ISSN 0215 - 8250

81

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMOTIVASI WARGA BELAJAR, KETERAMPILAN DINAMIKA KELOMPOK DAN KEMAMPUAN MEMBANGUN IKLIM BELAJAR OLEH TUTOR TERHADAP PRESTASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B SETARA SLTP DI KABUPATEN BLITAR. oleh Ign. I Wyn Suwatra Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok, kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor dan prestasi belajar warga belajar Kejar Paket B Setara SLTP di kabupaten Blitar, (2) mengetahui hubungan antara kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor dengan prestasi belajar warga belajar, baik secara terpisah maupun secara bersamasama, (3) mengetahui sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor terhadap prestasi belajar warga belajar. Populasi penelitian ini adalah seluruh warga belajar Kejar Paket B Setara Kelas II SLTP di kabupaten Blitar yang berjumlah 440 orang, tersebar di 11 kecamatan. Sampel yang diteliti adalah seluruh warga belajar dari 4 kelompok belajar (85 orang) yang diambil secara acak. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket dan tes. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik formula multiple regresi tiga prediktor. Hasil analisis data memperlihatkan bahwa secara umum kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar di kalangan tutor Kejar Paket B Setara SLTP di kabupaten Blitar tergolong cukup baik, namun prestasi belajar warga belajar tergolong rendah. Secara terpisah terdapat hubungan
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

82

yang positif dan signifikan antara kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor dengan prestasi belajar warga belajar Kejar Paket B Setara SLTP di kabupaten Blitar. Di samping itu terdapat hubungan bersama yang positip dan signifikan antara kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor dengan prestasi belajar warga belajar dengan proporsi sumbangan efektif dari masing-masing prediktor terhadap kriterium adalah: 23,38%, 3,58% dan 8,88%. Kata kunci: warga belajar, kelompok belajar, Kejar Paket B setara SLTP. ABSTRACT This study aimed at (1) describing the ability of motivating the society to learn, group dynamic skill, and ability of building the learning climate done by the tutor and the learning achievement of the learning society of the learning group pact B as having the same level of Junior high school in Blitar Regency, (2 finding out the correlation between the ability of motivating the society to learn, group dimanic skill, and ability of building the learning climate done by the tutor with the learning achievement of the learning society separately and overally, (3) finding out the relatif contribution and the effective contribution from the ability of motivating the society to learn, group dynamic skill, and ability of building the learning climate done by the tutor towards the learning achievement of the learning society. The population in the research was all the learning society of learning Group Pact B as having the same level of the second year students of junior high school in Blitar Regency consisting of 440 persons speading in 11 Districts. The sample consisted of 4 learning group (85 persons) taken randomly. The data were collected by the use of qustionaries and test. The data analysis was done by using the statical technique with the helf of a computer. The analysis result at data showed that, in general the ability of motivating the society to learn, group dimamic skill, and the ability of building the learning climate done by the tutor
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

83

learning group Pact B having the same level of the union high school in Blitar Regency categorized good enough, but the learning achievement of the learning society categorized low . Separate there as a signicant positive correlation from the ability of motivating the society to learn, the group dynamic skill, and the ability of building the learning climate done by the tutor eith the learningachievement at the society to learn of learning Group Pact B as having in Blitar Regency. There was also an overally positive significant corelation from ability of motivating the society, to learn, group dynamic skill and the ability of building the lerning climate done by the tutor to the learning achievement with the effective contribution propotion from each predictor towards the criterium. The were 23,38%; 3,15%; and 8,88%. Key words : learners, learning group. Kejar Paket B equivalent to Junior Secondary School 1. Pendahuluan Sejak 2 Mei 1994, pemerintah telah mencanangkan Program Wajib Belajar 9 Tahun. Wajar 9 Tahun dikenal dengan sebutan Wajar Dikdas 9 Tahun adalah wajib belajar bagi anak anak usia 7 sampai 15 tahun yang dilaksanakan 6 tahun di SD dan 3 tahun di SLTP. Pelaksanaanya dilakukan melalui jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah. Program ini diarahkan pada usaha untuk memberikan kesempatan kepada anak anak usia sekolah untuk mengenyam pendidikan dasar guna meningkatkan kualitas pendidikan dan pemerataan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam upaya mengatasi permasalahan di bidang pemerataan pendidikan, khususnya dalam jalur PLS (Pendidikan Luar Sekolah), salah satu program yang telah dilaksanakan adalah pelayanan pendidikan dasar bagi anak anak usia SLTP melalui Kejar Paket B Setara SLTP untuk memperoleh pendidikan yang Setara SLTP (PP No.73, Pasal 18 ayat 3).
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

84

Progam Kejar Paket B ini merupakan salah satu Pendidikan Alternatif (Alternatif delivery System) untuk mendukung menyukseskan Wajib Belajar 9 Tahun. Kejar Paket B Setara SLTP memiliki karakteristik (1) sasarannya adalah anak anak usia 13 -15 tahun, lulusan Sekolah Dasar dan yang sederajat karena sesuatu hal tidak dapat melanjutkan pendidikan ke SLTP, dan putusan SLTP yang disebabkan oleh berbagai faktor, (2) kurikulumnya disusun berdasarkan kurikulum SMP, (3) penyelenggaraan kegiatan belajarnya menggunakan sekolah sebagai pangkalan belajar, (4) diupayakan dapat memenuhi kebutuhan minimum yang dibutuhkan dan, (5) evaluasi proses dan hasil belajarnya diperkuat dengan tes sumatif dengan dukungan dana khusus. Namun demikian, penelitian Trisnamansyah (1993) menemukan bahwa penyelenggaraan Kejar Paket B Setara SLTP belum menunjukkan hasil yang meyakinkan. Motivasi warga belajar, kesadaran dan minat belajar warga belajar sangat rendah dan tingkat drop out warga Kejar mencapai 50%. Di samping itu, tutor yang direkrut adalah tenaga sukarela dengan latihan dan insentif yang sangat minimal. Hasil penelitian Zaini Hasan dkk. (1995) juga menunjukkan bahwa aktivitas belajar warga belajar dalam Kejar Paket B Setara SLTP masih belum memadai. Kondisi itu dicerminkan oleh adanya gejala, bahwa warga belajar kurang disiplin dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar yang diberikan oleh tutor, tingkat kehadiran warga belajar dalam aktivitas kelompok, motivasi dan prestasi belajar warga belajar masih rendah. Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan Kejar masih diwarnai oleh aktivitas mengajar yang dicerminkan oleh dominasi tutor dengan karakteristik pembelajaran seperti di sekolah (lembaga pendidikan formal).
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

85

Gejala itu terjadi sebagai akibat dari berbagai faktor, di antaranya adalah kurang memadainya kemampuan tutor melakukan pembelajaran dalam Kejar, yang mengkondisi terjadinya proses belajar yang kurang memadai. Pada hakikatnya peserta belajar dalam Kejar Paket B Setara SLTP adalah anak anak/remaja yang tidak mampu memenuhi tuntutan, ketentuan termasuk ikatan-ikatan dalam pendidikan formal. Karena itu, perlakuan kepada warga belajar, baik yang bertalian dengan disiplin, proses belajar, kondisi belajar termasuk instrumen- instrumen pembelajarannya tidak bisa disamakan dengan SLTP formal. Konsekwensi logisnya adalah tutor dituntut mampu mengkreasi hal-hal tersebut agar pelaksanaan kegiatan Kejar bisa berhasil dengan baik. Mengacu pada konsep Andragogis Knowles dalam Croos (1981) dan saran Sudomo (1993), dalam pelaksanaan kegiatan kejar (1) motivasi belajar warga belajar harus diperkuat, (2) belajar harus dikaitkan dengan kehidupan riil warga belajar, (3) perlu dilakukan penyadaran terhadap tujuan dan perolehan belajar. Lunandi (1984) dan Marriam (1982) juga menegaskan bahwa iklim atau suasana belajar yang kondusif andragogis harus dibangun sedemikian rupa sehingga warga belajar tertarik, mau dan senang belajar dalam kelompok belajar, cara berpikir dan bertindak, kesediaan saling memberi dan menerima imformasi akan bisa berkembang. Pelaku belajar adalah warga belajar, peran tutor adalah membantu, memfasilitasi agar warga belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermakna bagi dirinya (Rogers dalam Mappa dan Basleman, 1994). Mengingat pentingnya peran tutor dalam pelaksanaan Pendidikan Luar Sekolah, maka kemampuan (kopetensi) tutor merupakan komponen
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

86

yang perlu mendapatkan perhatian proporsional. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah kemampuan tutor telah memadai atau belum dan dicarikan solusinya bila ternyata terbuki belum memadai. Dalam konteks inilah penelitian ini dilakukan dengan memusatkan perhatian pada kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor dan sumbangannya terhadap prestasi belajar warga belajar Ada 3 masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimanakah gambaran tentang kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok, kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor dan prestasi belajar warga belajar Kejar Paket B Setara SLTP di kabupaten Blitar?, (2) apakah terdapat hubungan yang positif signifikan antara kemapuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok, dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor dengan prestasi belajar warga belajar baik secara terpisah maupun secara bersamasama?, (3) seberapa besarkah sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari kemamuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemapuan membangun iklim belajar oleh tutor terhadap prestasi belajar warga belajar? Tujuan Penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan tentang kemapuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok, kemapuan membangun iklim belajar oleh tutor dan prestasi belajar warga belajar Kejar Paket B Setara SLTP di kabupaten Blitar, (2) untuk mengetahui hubungan antara kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok,dan kemapuan membangun iklim belajar oleh tutor dengan prestasi belajar warga belajar baik secara terpisah maupun secara bersama-sama, (3) untuk mengetahui sumbangan relatif dan
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

87

sumbangan efektif dari kemapuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor terhadap prestasi belajar warga belajar. 2I. Metode Penilitian Penelitian ini termasuk penelitian expost facto, yakni hanya melihat fakta fakta yang berupa gambaran tentang hubungan kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemapuan membangun iklim belajar oleh tutor dengan prestasi belajar warga belajar.Visualisasi rancangannya adalah sebagai berikut. (1)
X1

(2)
X2 Y

(3)
X3

(4) Keterangan : X1 : Kemampuan memotivasi warga belajar X2 : Keterampilan dinamika kelompok X3 : Kemapuan membangun iklim belajar Y : Prestasi belajar warga belajar Populasi penelitian ini adalah seluruh warga belajar Kejar Paket B Setara Kelas II SLTP di kabupaten Blitar yang berjumlah 440 orang,
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

88

tersebar di 11 kecamatan. Sampel yang diteliti adalah warga belajar dari 4 kelompok belajar (36, 36% dari 11 Kejar) yang diambil secara acak, terdiri dari 85 orang atau 19, 32% dari total populasi. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik, menggunakan formula multipel regresi tiga prediktor. Perhitungannya menggunakan bantuan komputer program SPSS/PC +.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian 1) Analisis secara deskriptif memperlihatkan bahwa (1) kemampuan memotivasi warga belajar oleh tutor tergolang cukup baik dengan rata-rata skor 60,33, (2) keterampilan dinamika kelompok tergolong cukup baik dengan rata-rata skor 55,93, (3) kemampuan membangun iklim belajar tergolong cukup baik dengan rata-rata skor 58,11, dan (4) prestasi belajar warga belajar tergolong rendah dengan rata-rata skor 53,01. 2) Hasil uji hipotes memperlihatkan bahwa secara terpisah terdapat hubungan yang positif signifikan antara kemampuan memotivasi warga belajar dengan prestasi belajar warga belajar (rX1Y = 0,5514), antara keterampilan dinamika kelompok dengan prestasi belajar warga belajar (rX2Y = 0,383) dan antara kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor dengan prestasi belajar warga belajar (rX3Y = 0,412). Masing-masing signifikan pada taraf signifikansi 5% dan 1%. 3) Terdapat hubungan bersama yang positif signifikan antara kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

89

kelompok dan kemampuan membangun ikim belajar oleh tutor dengan prestasi belajar warga belajar. Harga R = 0,59865 dan R2 = 0, 35838. Harga Freg aktual sebesar: 15,08100, harga Freg kritik pada dbreg =3; dbres=81 dengan taraf signifikan 5% adalah 2,72. dan harga kritik pada taraf signifikan 1% adalah : 4,04 atau signifikan pada (P<0,01). Namun demikian, analisis dengan prosedur regresi hubungan ketiga prediktor secara bersama-sama memperlihatkan hasil analisis sebagai berikut. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda Tiga Prediktor
Prediktor X3 X1 X2 (Constant) B .235785 .474545 .085116 10.093162 Beta .215689 .424092 .093323 Korelasi .411636 .551373 .383205 F 4.737 16.284 .787 Sig F .0324 .0001 .4778 R . 59865 R2 .35838

Terlihat bahwa, hanya ada 2 prediktor yang signifikan setelah hubungan masing masing prediktor terhadap kriterium dikontrol oleh prediktor lainnya. Kedua prediktor tersebut adalah kemampuan memotivasi warga belajar (X1) dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor (X3). Kemampuan memotivasi warga belajar menunjukan taraf signifikan yang sangat berarti yaitu 0,0001 dan variabel kemampuan membangun iklim belajar dengan taraf signifikan 0,0324 yang masih berada di bawah taraf signifikansi 0,05. Variabel keterampilan dinamika kelompok (X2) dengan taraf signifikansi 0,4778 menandakan adanya hubungan yang tidak berarti dengan prestasi belajar warga belajar (Y). Hasil analisis ini semakin

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

90

dipertegas setelah dilakukan analsisi regresi dengan sub prosedur stepwise. Ringkasan hasil analisisnya adalah sebagai berikut. Ringakasan Hasil Analisis Regresi Ganda Dengan Prosedur Stepwise
Prediktor X3 X1 (Constant) B .259066 .516668 10.778239 Beta .237006 .461737 Korelasi .411636 .551373 F 6.093 23.125 Sig F .0157 .0000 R .35215 R2 .59342

Mengacu pada hasil analisis di atas dapat dirumuskan persamaan garis regresi sebagai berikut. Y = 0,516668 X1 + 0,259066 X3 + 10, 778239. Sumbangan efektif dan sumbangan relatif dari ketiga prediktor terhadap kriterium adalah sebagai berikut. No 1 2 3 Prediktor Kemampuan memotivasi warga belajar (X1) Keterampilan dinamika kelompok (X2) SE % 23,38 3,58 8,88 35,84 SR % 65,25 9,98 24,77 100%

Kemampuan membangun iklim belajar (X3) Jumlah

3.2 Pembahasan Analisis deskriptif memperlihatkan bahwa kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok, kemampuan membangun
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

91

iklim belajar di kalangan tutor tergolong cukup baik dan prestasi belajar warga belajar tergolong rendah. Tampak bahwa, kendati para tutor yang dilibatkan dalam pembelajaran pada Kejar Paket B ini adalah para guru, ternyata peran sebagai guru di sekolah formal bukan jaminan bagi mereka mampu menunjukan kinerja optimal pada pembelajaran dalam pendidikan Nonformal (Pendidikan Luar Sekolah). Hal ini diakibatkan oleh adanya berbagai perbedaan yang sangat mendasar antara pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah, termasuk pada Kejar Paket B dengan pembelajaran di sekolah. Implikasinya, peran yang mesti mereka tampilkanpun sangat berbeda pula. Perbedaan perbedaan tersebut di antaranya (1) satuan pendidikan sekolah telah tersedia (siap) sebelum guru datang mengajar, sedangkan satuan Pendidikan Luar Sekolah tidak selalu siap sebelumnya, sehingga kedatangan seorang fasilitator bukan tinggal melakukan tugas pembelajaran, tetapi lebih dari itu, harus mampu mempersuasi, merekrut warga belajar untuk dibelajarkan, (2) penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah tidak semata mata berorientasi pada kesepadanan usia warga belajar, tetapi lebih pada kebutuhan dan tuntutan yang mendesak ( Sofwan,1995). Di samping itu, realita yang sangat lekat dengan ciri di atas adalah warga belajar umumnya kurang merasa butuh untuk belajar. Yang lebih mereka butuhkan adalah bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup yang segera harus dipenuhi. Karena itu pada setiap pembelajaran dalam kelompok belajar, kehadiran warga belajar sangat minim, banyak di antara mereka berhenti belajar sebelum mencapai terminal akhir program. Anggan (1978) juga menandaskan sikap inferioritas, keengganan belajar, keraguan terhadap manfaat yang dipelajari dan berbagai sifat
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

92

negatif dari warga belajar, merupakan gejala lain yang menyumbang pada rendahnya motivasi, kehadiran dan hasil belajar warga belajar. Bertalian dengan realitas di atas, kemampuan yang dituntut dari seorang tutor tidaklah cukup semata mata mampu mengajar. Lebih dari itu, harus mampu mempersuasi, memotivasi, sabar, siap menunggu termasuk mampu menciptakan dan mendayagunakan ikatan ikatan dalam kelompok demi keberlanjutan kehidupan dan aktivitas kelompok. Tampaknya, ini belum ditampilkan secara optimal oleh tutor. Hasil pengujian hipotesis pertama menyiratkan bahwa, makin tinggi kemampuan memotivasi warga belajar oleh tutor, dapat diharapkan makin tinggi pula prestasi belajar yang mampu dicapai warga belajar. Logikanya, dengan tingkat kemampuan memotivasi yang tinggi (memadai), mereka lebih mampu membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar warga belajar yang bermuara pada peningkatan prestasi belajar. Temuan ini sejalan dengan rekomendasi teoretik Baradja (1985), bahwasanya, hanya tutor yang berkemampuan memadai, mampu menjadikan warga belajar yang kurang bergairah dalam belajar untuk sungguh sunguh belajar. Secara deskriptif kemampan memotivasi warga belajar di kalangan tutor tergolong cukup baik, namun diiringi oleh prestasi belajar warga belajar yang tergolong rendah. Adanya gejala yang tidak konsisten antara kemampuan memotivasi warga belajar di kalangan tutor dengan prestasi belajar warga belajar yang seolah berbanding terbalik adalah rasional dan tidak bertentangan secara teoretik. Bahkan, berindikasi sebagai petunjuk untuk mencermati variabel variabel lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar warga belajar.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

93

Terkait dengan upaya peningkatan motivasi belajar warga belajar, yang perlu dilakukan di antaranya adalah menyampaikan hasil belajar. Selama ini informasi tentang hasil belajar dan kemajuan belajar warga belajar belum pernah disampaikan kepada warga belajar. Sesungguhnya hal itu sangat dibutuhkan guna meningkatkan semangat belajar. Di samping itu, kehadiran tutor dalam pembelajaran perlu dioptimalkan. Berdasarkan pengamatan di lapangan ternyata kehadiran tutor masih belum optimal. Adanya kecenderungan, tutor lebih berorientasi pada disiplin yang ketat sebagaimana diterapkan di sekolah. Hal lain yang harus diperhatikan adalah buku paket pembelajaran. Berdasarkan realitas di lapangan memperlihatkan adanya kelambatan dan tidak memadainya jumlah buku paket yang diterima oleh warga belajar dan tutor. Akibatnya, warga belajar pada suatu jenjang terpaksa mengulang mempelajari buku paket sebelumnya. Gejala ini dapat merupakan akar rendahnya motivasi belajar warga belajar. Hasil pengujian hipotesis kedua juga memberi petunjuk bahwa makin tinggi keterampilan dinamika kelompok di kalangan tutor makin tinggi pula prestasi belajar yang bisa tercapai oleh warga belajar dan sebaliknya. Dengan demikian, sesungguhnya keterampilan dinamika kelompok di kalangan tutor memiliki posisi yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar warga belajar. Hal ini sejalan dengan komentar Sulaiman dan Kumpul (1980), bahwasanya, dengan keterampilan dinamika kelompok yang memadai, memungkinkan tutor untuk membangun jalinan kerja sama, membuat kelompok menjadi dimamis, efektif dan produktif sebagai wadah kegiatan belajar. Terbuka peluang mereka dapat mendayagunakan kekuatan kekuatan kelompok dalam

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

94

mengupayakan kedinamisan, dan kompaknya kehidupan kelompok atas dasar lebih mantapnya ikatan (daya ikat) kelompok. Mantapnya ikatan ikatan dalam kelompok dapat merupakan akar tingginya tanggung jawab warga belajar terhadap kegiatan dan kehidupan kelompok, yang tercermin pada kekompakan warga belajar (Warijan,1984). Dengan berpegang pada pandangan Warijan, tampak bahwa rendahnya prestasi belajar warga belajar juga sebagai dampak kurang optimalnya fungsi ikatan ikatan dalam kelompok belajar ini yang dicirikan oleh kurang kompaknya warga belajar terhadap kegiatan kegiatan kelompok. Kenyataan ini dibuktikan oleh rendahnya tingkat kehadiran warga belajar dalam pembelajaran. Rata rata kehadiran warga belajar hanya sekitar 50% dan yang hadirpun tidak konsisten, dalam seluruh kurun waktu pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis ke tiga juga mengindikasikan, makin tinggi kemampuan membangun iklim belajar yang mampu ditampilkan oleh tutor maka makin tinggi pula prestasi belajar yang bisa dicapai oleh warga belajar. Dengan terwujudnya iklim belajar yang memadai, akan dimungkinkan terwujudnya proses belajar yang memadai yang menyumbang pada optimalnya prestasi belajar warga belajar. Dalam iklim belajar yang kondusif andargogis, yakni (1) warga belajar bebas bertanya, (2) bebas untuk mencoba menjawab, (3) warga belajar tidak dihukum, (4) terpelihara dan meningkatnya prestasi warga belajar dalam kegiatan belajar (Sudjana,1993. Knowles, 1982; Robinson, 1988). Hasil pengujian hipotesis ke empat memperlihatkan bahwa kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

95

dan kemampuan membangun iklim belajar, secara bersama berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar warga belajar. Makna temuan ini sepadan dengan pendapat Knowles dan Srinivasan yang dikutip Suhandana (1978). Bahwasanya, kemampuan tutor dalam memotivasi warga belajar, mengupayakan suasana kondusif dan kaya sumber belajar, merupakan faktor penting dalam mewujudkan hasil belajar yang optimal. Adanya kecenderungan untuk mereduksi jarak antara tutor dengan warga belajar, meningkatnya upaya pendayagunaan proses belajar berkelompok dan pengalaman teman sebaya dalam pembelajaran, menempatkan dinamika kelompok merupakan sarana efektif dalam mengembangkan pembelajaran. Walaupun secara teoretik dan empirik ketiga variabel yang dikaji terbukti berpengaruh terhadap prestasi belajar, kajian terhadap variabel variabel tersebut tetap diyakini belum dapat memberikan hasil (temuan) yang sempurna. Hal ini diperkuat oleh hasil perhitungan statisikal yang memperlihatkan bahwa sumbangan efektif dari ketiga prediktor itu terhadap prestasi belajar hanyalah 35,84% (R2 = 0,35838). Hanya 35,84% varian prestasi belajar warga belajar bisa dijelaskan oleh kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor. Ini berarti masih terdapat sejumlah variabel lain yang memprediksi prestasi belajar warga belajar dengan total sumbangan efektif sebesar 64,16%, namun belum terkaji dalam penelitian ini. Untuk memperoleh temuan yang memadai variabel variabel itu semestinya dikaji secara menyeluruh. Pengukuran kuantiatif terhadap prestasi belajar menenggarai bahwa prestasi belajar warga belajar tegolong rendah. Temuan ini sesuai dengan temuan Zaini Hasan dkk. (1995 : 195) dalam penelitian URGE tahap I di
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

96

tiga lokasi yaitu di provinsi Bengkulu, Ujung Pandang, dan di provinsi Jawa Timur. Terbukti bahwa prestasi belajar warga belajar Kejar Paket B Setara SLTP tergolong rendah.

4. Penutup Secara umum kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar di kalangan tutor Kejar Paket B Setara SLTP di kabupaten Blitar terolong cukup baik, namun prestasi belajar warga belajar tergolong rendah. Secara terpisah terdapat hubungan yang positif signifikan antara kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor dengan prestasi belajar warga belajar Kejar Paket B Setara SLTP di kabupaten Blitar. Secara bersama, terdapat hubungan yang positif signifikan antara kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor dengan prestasi belajar warga belajar kendati dengan prosedur regresi ganda sub prosedur stepwise hanya terdapat 2 variabel yang berhubungan signifikan secara statistik dengan prestasi belajar yaitu : variable kemampuan memotivasi belajar dan kemampuan membangun iklim belajar. Variable keterampilan dinamika kelompok menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan prestasi belajar warga belajar. Proporsi sumbangan prediktor terhadap kreterium memperlihatkan bahwa sumbangan terbesar berasal dari kemampuan memotivasi warga belajar dengan sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

97

sebesar 65,25%, dan 23,38%, kemudian kemampuan membangun iklim belajar menyumbang 24,77% dan 8,88% sedangkan keterampilan dinamika kelompok memberikan sumbangan terkecil dengan bobot sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing - masing 9,98% dan 3,58%. Mengacu pada temuan di atas disarankan (1) kemampuan memotivasi warga belajar, keterampilan dinamika kelompok dan kemampuan membangun iklim belajar oleh tutor perlu ditingkatkan, (2) para tutor yang dilibatkan dalam kegiatan Kejar diberikan pelatihan/orientasi seperlunya dengan imbalan yang memadai pula agar mereka dapat berperan maksimal dalam kegiatan Kejar, (3) pembelajaran dalam Kejar Paket B tidak disamakan dengan pembelajaran di sekolah karena karakteristik Kejar Paket B sebagai salah satu wujud Pendidikan Luar Sekolah tidak sama dengan sekolah, (4) keterlambatan buku paket baik bagi warga belajar maupun bagi tutor harus dihindari. DAFTAR PUSTAKA Ardhana, I. Wayan. 1987. Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK Dirjen Dikti Depdikbud. Ary, Donald. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional. Bawa, Wayan. 1982. Pelaksanaan Kurikulum 1975 Dalam Pengajaran Biologi Pada SMA di Bali. Disertai tidak diterbitkan. PPS IKIP Malang. Best, John W. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Terjemahan Sanafiah dan Mulyadi Guntur Wiseso. Surabaya: Usaha Nasional.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

98

Bidang Dikmas Kanwil Depdikbud Bali. 1997. Tugas, Kewajiban dan Hak Tutor Kejar Paket Setara SLTP. Denpasar. Etling, Arlen Wayne. 1975. Characteristik Of Facilitators: The Equador Proyect and Beyond. Center for International Education University of Messachusetts. Hadi Sutrisno. 1983. Analisis Regresi. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Hasan, Zaini. 1988. Pengukuran Variabel. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar Bagi Tenaga Fungsional Akademik IKIP Malang Angkatan IX, Malang : LemlitIKIP Malang. Hasan, Zaini. 1991. Statistik Interfensial Lanjut Analisis Regresi dan Analisis Jalur. Malang: PPS IKIP Malang. Hasan, Zaini. 1995/1996. Pengembangan Program Kejar Paket A dan B Sebagai Program Penyetaraan SD dan SLTP dalam Pelaksanaan WAjib Belajar Sembilan Tahun. MAlang: IKIP Malang. Ibnu, Suhadi. 1993. Analisis Regresi Ganda: Makalah disajikan dalam Pelatihan Analisis data dengan Program SPSS/PCT+, Lemlit IKIP Malang, Malang, 15 Oktober-5 Desember 1993. Knowles, Malcom. 1984. The Adult Learner: A Neglected Species. Third Edition. Houston. Gulf Publishing Company Book Devision. Lunandi, AG. 1984. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta : PT Gramedia. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar. Jakarta. Prayinto, Elida. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Rogers, Alan. 1986. Teaching Adult. Philadelphia: Open University.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

ISSN 0215 - 8250

99

Soedomo. 1993. Pendidikan Luar Sekolah Ke Arah Pengembangan Sistem Belajar Masyarakat. Malang: PPs IKIP Malang. Srinivasan, Lyra. 1977. Beberapa Pandangan Mengenai Pendidikan Orang Dewasa. Terjemahan BPKB Jayagiri. Bandung: BPKB Jaya Giri. Suhandana, Anggan. 1978. Kumpulan Karangan Tentang Pendidikan Luar Sekolah. Singaraja: Biro Penerbit FIP UNUD Singaraja. Warijan. 1984. Dinamika Kelompok dalam Proses Belajar Mengajar . Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

Anda mungkin juga menyukai