Anda di halaman 1dari 8

Analisis Strategi Komunikasi Pembangunan

( Kecamatan mengwi, Kabupaten Badung Bali )

Field Work

Oleh: I Gusti Ngurah Bagus M.P F1C009002

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PURWOKERTO 2013

A. LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan sangat erat. Kedudukan komunikasi dalam konteks pembangunan adalah as an integral part of development, and communication as a set of variables instrumental in bringing about development ( Roy dalam Jayaweera dan Anumagama, 1987). Siebert, Peterson dan Schramm (1956) menyatakan bahwa dalam mempelajari sistem komunikasi manusia, seseorang harus memperhatikan beberapa kepercayaan dan asumsi dasar yang dianut suatu masyarakat tentang asal usul manusia, masyarakat dan negara. Strategi pembangunan menentukan strategi komunikasi, maka makna komunikasi pembangunan pun bergantung pada modal atau paradigm pembangunan yang dipilih oleh suatu negara. Peranan komunikasi pembangunan telah banyak dibicarakan oleh para ahli, pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi mempunyai andil penting dalam pembangunan. Everett M. Rogers (1985) menyatakan bahwa, secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Pada bagian lain Rogers menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial. Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke arah yang lebih baik atau lebih maju keadaan sebelumnya. Oleh karena itu peranan komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan dengan arah perubahan tersebut. Artinya kegiatan komunikasi harus mampu mengantisipasi gerak pembangunan. Dikatakan bahwa pembangunan adalah merupakan proses, yang penekanannya pada keselarasan antara aspek kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah. Jika dilihat dari segi ilmu komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap, pendapat dan perilakunya. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga komponen, yakni komunikator pembangunan, bias aparat

pemerintah ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide-ide atau pun programprogram pembangunan, dan komunikan pembangunan, yaitu masyarakat luas, baik penduduk desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan. Kabupaten Badung merupakan Kabupaten dengan APBD yang tidak diragukan lagi besarnya, karena wilayahnya yang mencakup tempat pariwisata internasional yang terkenal salah satunya daerah Kuta. Namun kali ini saya akan melakukan Observasi strategi komunikasi pembangunan di Kecamatan Mengwi dengan struktur masyarakat lebih tradisional dengan perbedaan yang signifikan pembangunannya dengan Kecamatan Kuta karena memang disanalah tujuan wisata internasional dan domestik dengan pembangunan daerahnya yang sudah modern. Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan konsep komunikasi pembangunan, maka nantinya dapat dilihat dalam arti luas dan terbatas. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dengan pemerintah, dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan. Sedangkan dalam arti terbatas, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara serta teknik penyampaian gagasan dan ketrampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan diwujudkan pada masyarakat yang menjadi sasaran dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.

B. RUMUSAN MASALAH Sesuai dengan judul artikel ini strategi komunikasi pembangunan, maka rumusan masalah pada artikel ini adalah: Apakah peran fungsi strategi komunikasi pembangunan pemerintah dengan masyarakat? Siapakah pihak yang di untungkan dalam pembangunan tersebut? Bagaimana pola strategi komunikasi pembangunan yang di terapkan?

C. TUJUAN Artikel ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui peran komunikasi pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan 2. Memahami pola strategi komunikasi yang ada di daerah Mengwi

D. PEMBAHASAN Strategi komunikasi pembangunan yang akan saya bahas adalah mengenai investor (Pihak Bisnis) yang berusaha masuk atau membuka usahanya di Kecamatan mengwi dan bagaimana komunikasi yang dilakukan antara pemerintah, masyarakat dengan pihak investor. Serta apa keuntungan masyarakat atau pemerintah dengan masuknya perusahaan dagang tersebut.

Awalnya pihak Perusahaan dagang ternama yang telah berhasil membangun puluhan tempat usahanya di sekitar kuta melirik Kecamatan mengwi sebagai target usahanya memberikan informasi bahwa perusahaan tersebut berniat untuk membuka swalayan kepada KPPI ( Kantor Pelayanan Perijinan dan Investasi ) Kabupaten Badung Bali. Pihak KPPI dengan cepat menginformasikan kepada Kecamatan Mengwi tentang ketertarikan perusahaan dagang tersebut untuk membuka usahanya di daerah Mengwi. Agar segera di tindak lanjuti tentang persetujuan masyarakatnya dan menganalisis dampaknya bagi masyarakat mengwi. Langkah selanjutnya yang di ambil oleh Kecamatan mengwi adalah mengumpulkan tokoh tokoh masyarakat dari tiap tiap banjar, setelah menyampaikan informasi tersebut ternyata muncul sambutan yang baik dari tokoh masyarakat tentang akan adanya perusahaan dagang yang mungkin akan segera masuk ke desa mereka dan tokoh masyarakat tersebut di himbau untuk segera mengadakan pertemuan untuk menyampaikan informasi tersebut dengan warganya di tiap banjar (Desa). Pertemuan demi pertemuan menghasilkan keputusan bahwa warga masyarakat setuju akan masuknya investor tersebut di tiap banjar, karena di sadari kurangnya pedagang kebutuhan sehari hari (Warung Sembako) di tiap banjarnya, karena di Kecamatan mengwi pedagang pedagang secara tidak langsung terpusat di pasar dan ruko pasar, sehingga tergolong jauh dari jangkauan warga yang memang memiliki jarak tempuh cukup jauh dari pasar. Setelah adanya kesepakatan dari warga untuk mempersilahkan pihak investor masuk ke Kecamatan Mengwi justru malah sempat mengalami kebuntuan untuk masalah tempat. Pihak perusahaan dagang sempat kebingungan karena tidak adanya penyewaan ruko dan hanya ada

ruko dipasar, sedangkan jika membeli tanah dan membangunnya, pihak investor tidak menyanggupi karena mahalnya harga tanah di Bali khususnya Mengwi. Sempat tertunda lama proses masuknya perusahaan dagang tersebut, akhirnya pada suatu saat bale banjar alangkajeng di daerah mengwi akan di lakukan renovasi, munculah ide dari para tokoh masyarakat banjar setempat untuk membangun bale banjar dua lantai, lantai dasar di kontrakan pada perusahaan dagang dan lantai keduanya tetap di fungsikan sebagai balai pertemuan banjar alangkajeng. Sampailah ide tersebut pada pihak Kecamatan dan langsung menjembatani pihak investor dengan warga banjar alangkajeng untuk melakukan negosiasi tempat usaha, pembangunan serta kontraknya. Sampailah pada kesepakatan bahwa pihak investor berminat untuk menempati lantai dasar balai pertemuan banjar alangkajeng karena letaknya juga strategis, berada persis di pinggiran jalan raya ngurah rai dan tergolong luas. Perusahaan dagang di bebani 70% dan 30% sisanya di tanggung oleh swadaya masyarakat banjar untuk biaya pembangunan lokasi tersebut. Sedangkan uang pembayaran kontrak akan masuk kas banjar / desa. Banjar alangkajeng tentunya menjadi pelopor tentang pembangunan ruko di lantai dasar balai pertemuan banjar, setelah itu di ikuti oleh banjar delod dengan konsep yang sama mencontoh banjar alangkajeng dan mungkin akan di ikuti oleh banjar banjar lainnya.

E. KESIMPULAN Menurut analisis saya, pembangunan tersebut menggunakan prinsip to do with people karena memang semua prosesnya di kembalikan lagi pada masyarakat dan pemerintah hanya berperan sebagai penjembatan atau fasilitator. Terrealisasinya kerjasama investor dengan masyarakat untuk pembangunan tersebut juga menguntungkan masyarakat. Selain karena renovasi balai pertemuan banjar menjadi semakin ringan, warga banjar kini tidak di pungut biaya iuran kas, yang sebelumnya ada iuran wajib bulanan yang tergolong besar untuk upacara adat, dll. Menjadi ditiadakan karena uang kontrak dari pihak swalayan tersebut dianggap cukup. Sekarang warga juga tidak perlu khawatir akan kehabisan kebutuhan sehari hari karena harus jauh ke pasar dan membeli langsung dan banyak kebutuhan harian mereka. Dengan adanya indomart (Perusahaan dagang) di banjar, warga akan lebih mudah membeli kelengkapan dengan tempat yang lebih nyaman dari pada di pasar, karena indomart memiliki standart pelayanan yang bagus dan fasilitas seperti AC yang membuat warga pasti akan nyaman berbelanja. Adanya Indomart tersebut juga tidak merugikan masyarakat contohnya para pedagang, karena di tiap banjar belum tentu ada pedagang yang menjual sembako, sehingga disini tidak ada warga yang merasa di rugikan.

DAFTAR PUSTAKA Berger, Charles R, dkk, 1987, Handbook of Communication Science, The Publisher of Professional Social Science.

Anda mungkin juga menyukai