Rustam, Msi Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
Latar Belakang
Sumber Daya Alam - merupakan Potensi yang dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan Pasal 33, ayat 3, UUD45 - Merupakan amanat dan acuan dalam memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk kesejahteraan rakyat Pengelolaan Sumber Daya Alam merupakan pekerjaan yang sangat kompleks - sejak dari inventarisasi hingga ke pengusahaannya Dalam pengusahaannya perlu kebijakan yang dapat menjamin kelestarian lingkungan dan keseimbangan konservasi SDA Pembinaan dan Pengawasan perlu dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah dan dilakukan oleh orang yang kompeten
Pasal 2 huruf a dan d: Pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola berasaskan: manfaat, keadilan, dan keseimbangan; berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pasal 6 ayat (1) huruf k: Kewenangan Pemerintah dalam pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, antara lain: penetapan kebijakan produksi, pemasaran, pemanfaatan, dan konservasi Pasal 39 ayat (2) huruf s, Pasal 79 huruf s: IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian serta pengangkutan dan penjualan memuat sekurang-kurangnya konservasi mineral atau batubara Pasal 96 huruf d: Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara Pasal 141 ayat (1) huruf e: Pengawasan penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan, antara lain, berupa konservasi sumber daya mineral dan batubara
Pasal 22 ayat (1) huruf b: Untuk menetapkan WIUP dalam suatu WUP sebagaimana harus memenuhi kriteria kaidah konservasi Pasal 29 ayat (2) huruf d: Menteri menyusun rencana penetapan suatu wilayah di dalam WP menjadi WPN harus memenuhi kriteria untuk keperluan konservasi komoditas tambang Pasal 32 ayat (1) huruf b: Untuk menetapkan WIUPK dalam suatu WUPK harus memenuhi kriteria kaidah konservasi
Pasal 89 ayat (2) huruf b: Pengendalian produksi mineral dan batubara pada IUP/IUPK Operasi Produksi dilakukan untuk melakukan konservasi sumber daya mineral dan batubara;
Pasal 16 huruf e: Pengawasan atas pelaksanaan usaha pertambangan dilakukan terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara; Pasal 25 ayat (1): Pengawasan konservasi sumber daya mineral dan batubara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf e paling sedikit meliputi: a) recovery penambangan dan pengolahan; b) pengelolaan dan/ atau pemanfaatan cadangan marginal; c) pengelolaan dan/atau pemanfaatan batubara kualitas rendah dan mineral kadar rendah; d) pengelolaan dan/atau pemanfaatan mineral ikutan; e) pendataan sumber daya serta cadangan mineral dan batubara yang tidak tertambang; dan f) pendataan dan pengelolaan sisa hasil pengolahan dan pemurnian.
Pasal 3 ayat (2): Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang oleh pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib memenuhi prinsip: a.perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan; b. keselamatan dan kesehatan kerja; dan c. konservasi mineral dan batubara.
Penambangan yang optimum Penggunaan metode dan teknologi pengolahan dan pemurnian yang efektif dan efisien Pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marginal, mineral kadar rendah, dan mineral ikutan serta batubara kualitas rendah
PENGAWASAN
MENTERI, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA MELAKUKAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN KEPADA PEMEGANG IUP, IPR, DAN IUPK
1. Objek Pengawasan oleh Inspektur Tambang : a. b. c. d. e. f. 2. Teknis pertambangan; Konservasi sumber daya mineral dan batubara; Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan; Keselamatan operasi pertambangan; Pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan pascatambang; Penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan .
Objek Pengawasan oleh Pejabat yang Ditunjuk: Pemasaran; Keuangan; Pengelolaan data mineral dan batubara; Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan; Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat; Kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan yang menyangkut kepentingan umum; Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP, IPR atau IUPK; Jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan; Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa serta rancang bangun dalam negeri:
KONSERVASI SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA (PP 55 Tahun 2010, Pasal 25)
Recovery penambangan dan pengolahan; Pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marginal; Pengelolaan dan/atau pemanfaatan batubara kualitas rendah dan mineral kadar rendah; Pengelolaan dan/atau pemanfaatan mineral ikutan; Pendataan sumber daya serta cadangan mineral dan batubara yang tidak tertambang; dan Pendataan dan pengelolaan sisa hasil pengolahan dan pemurnian.
PENGERTIAN KONSERVASI
Pengertian Umum Konservasi : Pelestarian, penghematan, pengawetan dan optimalisasi. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi : Konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, Konservasi dari segi ekologi berarti mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. adalah upaya pengelolaan dan pemanfaatan mineral dan batubara secara bijaksana dan bertanggungjawab untuk dapat digunakan secara optimal pada saat ini dan masa yang akan datang.
PENGERTIAN - PENGERTIAN
(UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara : Pasal 1)
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Penyelidikan Umum adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumberdaya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
IUP Eksplorasi
PU
Kegiatan Usaha
EKSPLORASI
FS dan AMDAL
Kontruksi
Penambangan
pengolahan/ pemurnian
Pengngkutan/ Penjualan
**)
Pengangkutan/ Penjualan pengolahan/ pemurnian Pengangkutan/ Penjualan
*) Penambangan atau Pengolahan/Pemurnian dapat dilakukan terpisah **) Apabila Pengolahan/Pemurnian terpisah, harus kerjasama dengan pemegang IUP OP Penambangan
Prinsif Konservasi
1. Pendataan sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara sesuai ketentuan yang berlaku 2. Penambangan yang optimum dan sesuai GMP 3. Penggunaan metode dan teknologi pengolahan dan pemurnian yang efektif dan efisien 4. Pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marginal, mineral kadar rendah, dan mineral ikutan serta batubara kualitas rendah 5. Pendataan sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara yang tidak tertambang serta sisa pengolahan dan pemurnian
STRATEGI PENGUSAHAAN
Produksi besar, pendapatan besar, umur cadangan pendek Produksi kecil, pendapatan kecil, umur cadangan panjang, potensi kehilangan momentum.
STRATEGI PEMERINTAH
PENGATURAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pembinaan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan konservasi mineral dan batubara yang dilakukan oleh Pemegang IUP dan IUPK. (1) Pembinaan terhadap pelaksanaan konservasi sumber daya mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. pemberian pedoman dan standar pelaksanaan; b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi; c. pendidikan dan pelatihan; dan d. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan. (2) Gubernur wajib menyampaikan laporan pembinaan pelaksanaan konservasi sumber daya mineral dan batubara sesuai dengan kewenangannya kepada Menteri. (3) Bupati/walikota wajib menyampaikan laporan pembinaan pelaksanaan konservasi sumber daya mineral dan batubara sesuai kewenangannya kepada gubernur.
Pengawasan Menteri, gubernur, dan bupati/walikota melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan konservasi mineral dan batubara oleh Pemegang IUP dan IUPK, meliputi: a. Pengawasan Administratif; dan b. Pengawasan Teknis. Pengawasan Administratif meliputi: a. evaluasi terhadap pelaksanaan hasil eksplorasi b. evaluasi terhadap rencana konservasi minerba pada kegiatan operasi produksi. c. evaluasi terhadap pelaksanaan konservasi minerba pada kegiatan operasi produksi d. evaluasi terhadap rencana pascatambang e. evaluasi terhadap pelaksanaan dan pendataan konservasi mineral dan batubara pada pascatambang Pengawasan Teknis yang dilakukan: a. verifikasi data, b. pelaksanaan penambangan c. pelaksanaan pengangkutan d. pelaksanaan penimbunan e. pelaksanaan pengolahan f. pelaksanaan pemurnian, g. pengambilan dan analisis conto h. pelaksanaan sterilisasi cadangan mineral dan batubara i. pelaksanaan pascatambang (pemulihan lahan).
SANKSI ADMINISTRATIF
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. Peringatan tertulis; b. Penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan pertambangan; dan/atau c. Pencabutan IUP atau IUPK.
9. pemanfaatan dan atau pengolahan kembali tailing untuk meningkatkan recovery. 10. penanganan sisa hasil pengolahan/tailing, keperluan dimasa mendatang. 11. konsultasi untuk rekomendasi Pemerintah/Pemda bila ada perubahan rencana dalam studi kelayakan, 12. upaya meningkatkan nilai tambah bahan galian. 13. Mengupayakan penggunaan/memanfaatkan produksi bahan galian secara tepat guna. 14. Menyediakan semua data yang diperlukan Pemerintah/Pemerintah Daerah. 15. Melaporkan penerapan konservasi bahan galian kepada Pemerintah/Pemda setiap 3 (tiga) bulan.
PENUTUP
1. 2. 3. 4. 5. Indonesia relatif kaya akan potensi sumber daya mineral dan batubara yang bernilai ekonomis tinggi. Karakteristik pertambangan Indonesia sangat khas karena kondisi geografis dan kekayaan alamnya. Pengelolaan sumber daya mineral dan batubara:
harus secara bijak dan hati-hati dan bertanggungjawab, sebab tidak dapat terbarukan harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia melalui penerapan konsep pembangunan berkelanjutan yang didasari atas aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Konservasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan Eksplorasi dan operasi produksi pertambangan mineral dan batubara . Pemanfatan potensi mineral dan batubara yang optimum harus memperhatikan aspek lain sehingga tidak mematikan atau meminimalkan potensi sumberdaya alam yang lain. Peran komoditi mineral dan batubara masih sangat besar untuk ekonomi nasional, oleh karena itu keberlanjutan industri pertambangan harus dijaga.