Anda di halaman 1dari 6

LALA PALUPI SANTYAPUTRI

Hiper realisme Pencitraan Gender dalam Sinema Indonesia bergenre Komedi

Studi Kasus Film Warkop 1987-1994

XP 4/21/2011

[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document.]

Hiperrealisme Pencitraan Gender dalam Sinema Indonesia bergenre Komedi


Studi Kasus: Film Warkop 1987-1994

I. LATAR BELAKANG MASALAH Film bergenre komedi di dunia khususnya di eropa & Amerika muncul pada periode awal film bisu pada tahun 1835. Seringkali ekspresi , gesture, penampilan dan mimik wajah menjadi sangat penting dalam film bisu. Genre film ini ditujukan pada kelas atas dengan menggambarkan posisi pemeran film pada kelas superior dan melalui elemen satir. Perilaku komedi yang menggambarkan keadaan sehari-hari selalu merujuk pada hubungan dengan lawan jenis. Pernikahan selalu menjadi subjek regular secara tipikal. Misalnya pada era Charlie Chaplin, perempuan tidak pernah menjadi sosok utama tapi seringkali menjadi topic seperti pada film "A Day's Pleasure," "Sunnyside," "The Idle Class" dan "Pay Day". Dalam sejarah film selanjutnya muncul tokoh wanita yang secara visual memiliki stereotip wanita yang mudah dicintai, cantik, lucu, manis yaitu Lucille Ball dalam I Love Lucy. Ball merupakan pencipta karakter pionir aktris komedi. Dalam film Indonesia film komedi memiliki jaman-jaman khusus Seperti Bing Slamet, Benyamin Suaeb, Warkop DKI. Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (nama asli Nanu Mulyono),Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila Jakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir. Warkop dianggap merepresentasikan masyarakat Indonesia dengan latar belakang budaya yang berbeda suku. Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai (Ansori). Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa),

http://filmindonesia.or.id/post/sepuluh-film-warkop-letak-masalah-pada-sutradara diunduh 20 April 2011

Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak) sedangkan Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa). Warkop DKI merupakan satu grup komedi yang memiliki masa jaya pada era orde baru yaitu tahun 1979-1994. Awalnya grup ini bermula dari lawak radio dan berkembang ke dunia sinema. Film komedi Indonesia tumbuh tahap memparodikan dan performasi yang memiliki paham sexist. Seringkali mengangkat hal-hal privasi kamar mandi dan kamar tidur. Dengan beberapa era sutradara 1. Nawi Ismail telah tiga kali ambil bagian: Mana Tahan (1979), Gengsi Dong (1980), dan Gede Rasa (1980)). 2. Arizal tiga film: Pintar-pintar Bodoh (1980), Dongkrak Antik (1982), dan Maju Kena Mundur Kena (1983). Pokoknya Beres 1983-Arizal, Semua Bisa Diatur -1984-Arizal, Tahu Diri Dong adalah film drama komedi Indonesia yang diproduksi pada tahun 1984 dengan disutradarai oleh Arizal, Kesempatan Dalam Kesempitan adalah film drama komedi Indonesia yang diproduksi pada tahun 1985 dengan disutradarai oleh Arizal, Gantian Dong adalah film komedi Indonesia yang diproduksi pada tahun 1985 dan disutradarai oleh Arizal, Sama Juga Bohong adalah film drama komedi Indonesia yang diproduksi pada tahun 1986 dan disutradarai oleh Arizal 3. Iksan Lahardi juga 3 film: IQ Jongkok (1981), Setan Kredit (1982), CHIPS (1982)), 4. Ali Shahab cuma sekali, Manusia 6.000.000 Dollar (1981) 5. Naryono Prayitno Atas Boleh Bawah Boleh 1986 6. Tjut DjalilDepan Bisa Belakang Bisa1987 7. A. Rachman Makin Lama Makin Asyik1987 8. Tommy BurnamaSaya Suka Punya Kamu 1987 9. Ami PrijonoJodoh Boleh Diatur 1988 10. Naryono PrayitnoMalu-Malu Mau 1988 11. Agusti Tanjung Godain Kita Dong 1989, Mana Bisa Tahan 1990 , Sudah Pasti Tahan 1991 , Lupa Aturan Main 1991 12. ArizalMasuk Kena Keluar Kena 1992 Saya Duluan Dong 1994 13. Agusti Tanjung Pencet Sana Pencet Sini 1994

http://filmindonesia.or.id/post/sepuluh-film-warkop-letak-masalah-pada-sutradara diunduh 20 April 2011

Penelitian ini mencoba mengidentifikasi fenomenologi representasi pencitraan wanita dalam sinema komedi Indonesia. Terutama sesudah era 1987-1994

Rumusan Masalah: Pertanyaan penelitian Apakah genre menjadi target komedi atau menarik audiens dari berbagai gender yang membuat feminist mengkritisi film komedi? Apa bentuk humor yang dipergunakan mengenai seks dan hubungan memunculkan politik seksual atau kelucuan secara umum? Apa yang menkontruksi identitas gender dan seksual dalam film bergenre komedi di Indonesia? Apakah representasi visual gender mempengaruhi komoditi humor dalam sinema komedi Indonesia? Apakah pendekatan humor seringkali dilihat sebagai atribut maskulin?

Lingkup Penelitian Pencitraan wanita pada Sinema komedi Indonesia Warkop pada era tahun 1987-1994.

Tujuan Penelitian 1. melakukan studi kualitatif dalam studi gender pada sinema komedi Indonesia. 2. Memahami representasi wanita dalam sinema komedi Indonesia. 3. Mengkonstruksi hiper realisme visual pencitraan wanita dalam sinema komedi Indonesia.

Kerangka berpikir 1 Teori Film

http://filmindonesia.or.id/post/sepuluh-film-warkop-letak-masalah-pada-sutradara diunduh 20 April 2011

1. Genre dalam Film 2. Film Komedi 3. Komedi Indonesia 2. Teori & Konsep Gender 1. Teori nature 2. Teori Nurture 3. Teori Equilbrium 3 Teori Simulasi 1. Pencitraan 2. Semiotika

Metodologi Penelitian Metode Kualitatif, Penelitian ini merupakan penelitian ilmu budaya -cultural studies- yang dilihat dari sudut pandang antropologi budaya. Dalam hal ini menkritisi perkembangan yang terjadi yang melihat hasil melalui proses social yang terjadi dengan menggunakan studi kasus, fenomenologi dan grounded theory.

http://filmindonesia.or.id/post/sepuluh-film-warkop-letak-masalah-pada-sutradara diunduh 20 April 2011

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Pop Culture. 1998, London:Routledge 2. Chaney, David. Life Style. 1996, London:Routledge 3. Hebdige, Dick. Subculture, the meaning of style. 1987. London: Routledge 4. Rogers, Mary. F. Barbie Culture. 1999. Sage Publication 5. Sen, Khrisna & David T. Hill, Media, Budaya dan politik di Indonesia. 2001. Institut Studi Arus Informasi. 6. Turner, Graeme. The Film Culture Readers. 2000. Cooper Square Press 7. Baker, Chris. Cultural Studies 1996,

http://filmindonesia.or.id/post/sepuluh-film-warkop-letak-masalah-pada-sutradara diunduh 20 April 2011

Anda mungkin juga menyukai