Anda di halaman 1dari 4

Kasus UKM

Di wilayah puskesmas peusangan di dapati jumlah angka kejadian diare yang masih lumayan tinggi. Di puskesmas ini diare merupakan salah satu dari 10 besar penyakit yang menyebabkan masyarakat membawa bayi dan anaknya untuk mendapat pertolongan. Dari data petugas khusus program penanganan diare didapatkan, jumlah penderita diare dari bulan januari juni 2012, rata-rata berkisar 120 160an anak yang terserang setiap bulannya. Hal ini bisa jadi disebabkan persepsi masyarakat terutama kaum ibu, kalau bayi dan anaknya sudah sakit langsung bawa ke puskesmas. Pemberian oralit atau larutan gula garam dirumah sebagai penanganan awal termasuk penting untuk meningkatkan angka kesembuhan dan mencegah terjadi komplikasi.

Uraian : 1. Topiknya : Pengetahuan ibu yang masih rendah tentang penyakit diare terutama pencegahan, kapan harus mencari pertolongan dan penanganan awal di rumah

2. Sebagian besar kejadian diare disebabkan karena higienitas di rumah kurang dan anak suka jajan sembarangan. Sehingga bila anak sudah terserang diare atau bahkan mencret hanya sekali atau dua kali masayarakat sudah datang membawa anaknya mencari pertolongan ke pusat kesehatan terdekat tanpa terlebih dahulu memberikan pertolongan/ penanganan awal dirumah. 3. Data primer : Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih rendah tentang tatalaksana awal diare pada bayi dan anak di rumah. Data sekunder : Angka kunjungan ke Puskesmas masih tinggi. Di data kunjung pada MTBs Puskesmas Peusangan didapat kunjungan tiap bulan berkisar 100-160 pasien pada tahun 2012 ini. 4. Komunitas mempunyai malpersepsi yang salah tentang penyakit diare. Faktor diantaranya tingkat pengetahuan yang masih rendah dan minimnya kesadaran masyarakat untuk menghadiri penyuluhan dan kegiatan yang terkait mengenai diare.

5. Penatalaksanaan diare dapat dilakukan dengan cara mencegah terjadinya dehidrasi dengan memberikan minum yang banyak, mengatasi dehidrasi dengan pemberian larutan oralit

atau larutan gula garam, pemberian nutrisi yang sesuai ( memberi makanan atau ASI ), membawa anak ke sarana kesehatan terdekat bila tidak membaik dalam 3 hari atau dimupai adanya buang air besar makin sering dan banyak sekali, muntah terus menerus, rasa haus yang nyata, tidak dapat minum atau makan, demam tinggi, atau dijumpai adanya darah di dalam tinja. 6. Penatalaksanaan dengan cara mencegah terjadinya dehidrasi dan mengatasi dehidrasi pada tahap awal merupakan tatalaksana yang dapat dilakukan dirumah. Ini merupakan solusi awal yang baik terhdap peningkatan pengetahuan masyarakat tentang diare.

7. Solusi peningkatan pengetahuan ibu terhadap penyakit diare dan tatalaksana awal yang sebaiknya dilakukan dirumah adalah dengan cara pendekatan kepada masyarakat melalui metode penyuluhan dimana disertai tanya jawab, pemberian simulasi pembuatan Larutan Gula Garam sehingga dapat membuat sendiri dirumah dan juga melakukan kunjungan rumah untuk menilai keadaan dan higienitas rumah warga.

8. Setelah dilakukan dan dilaksanakan mini projek di dapatkan bahwa hasil dari kunjungan pasien diare ke puskesmas turun sekitar 10%. Diharapkan kegiatan ini bisa berlanjut dan ibu-ibu disetiap desa telah mengerti benar penanganan awal, sehingga pasien yang datang ke sarana kesehatan terdekat adalah pasien-pasien diare yang telah 3 hari tidak berkurang atau disertai gejala-gejala yang memang harus mendapatkan pertolongan di puskesmas.

Profil pasien .

Seorang pasien dibawa oleh ibunya ke UGD 24 jam Puskesmas Peusangan dengan keluhan mencret yang di alami sejak 2 hari yang lalu. mencret berisi air dengan frekuensi 5x sehari. Tidak tampak adanya lendir ataupun darah pada BABnya. Pasien tampak lemas dan juga muntah 1x dialami pasien sebelum di bawa ke ugd. Pada pemeriksaan di dapati mata anak tampak cekung dan turgor kembali agak lambat. Sebelumnya pasien sudah diberikan cairan berupa larutan garam yang diberikan setiap anak selesai BAB namun tak kunjung membaik.

Nama : M, Rizki Umur : 6 tahun Alamat : Gp. Raya

Subjek : pasien mengeluh BAB cair (mencret) 5x sehari, harus diwaspadai mengalami diare sekretorik karena infeksi yang kemungkinan bisa disebabkan oleh vibrio chollera, shigellosis, giardiasis

Objek : dari pemeriksaan di dapatkan : Gejala klinis : bab cair, muntah, bab tidak ada lendir dan darah Pemeriksaan fisik : pasien sadar, tampak haus, mata cekung, turgor kembali agak lambat

Assestment : pada diare biasanya terjadi peningkatan osmolaritas intra lumen usus. Hal ini menyebabkan masa intra lumen menarik atau menahan cairan intra lumen dan terjadi diare. Penyebab diare osmotik di antaranya adalah MgSO4, Mg(OH)2, malabsorbsi umum dan defek absorbsi mukosa usus seperti defisiensi disakaridase, malabsorbsi glukosa atau galaktosa. Sekresi cairan dan elektrolit terganggu. Pada keadaan ini sekresi air dan elektrolit meningkat, reabsorbsi menurun. Sehingga masa dalam lumen akan menjadi lebih cair, dan terjadi diare. Ciri dari diare tipe ini adalah jumlahnya yang banyak sekali. Diare tipe ini tetap berlangsung walaupun pasien puasa. Penyebabnya umumnya toksin bakteri seperti Vibrio cholerae, E. coli, reseksi ileum.

Plan : Diagnosis : gastroentritis yang disebabkan oleh E. Coli dengan dehidrasi ringan-sedang. Pengobatan : pemberian cairan pengganti secara parenteral melalui infus, pemberian antibiotik untuk mematikan kumannya dan pemberian tablet zink sebagai tablet nutrient yang dapat berfungsi mencegah anak terserang diare untuk 3-4 bulan ke depan. Pendidikan : pemberian informasi kepada keluarga untuk membantu penyembuhannya dengan memberikan makanan lunak tanpa serat, buah-buahan tidak dianjurkan yang merangsang anak buang air besar seperti pepaya dan lemon. Kontrol : pengontrolan terhadap pasien agar tetap meminum tablet zink untuk 10 hari. Nasihat yang diberikan adalah selalu jaga higienitas makanan dan air dirumah, hindari anak jajan sembarangan, membiasakan cuci tangan sebelum makan.

Anda mungkin juga menyukai